PERTEMUAN 9
MENGANALISIS EKSPLANASI SEJARAH
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu
Menganalisis Eksplanasi Sejarah.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Eksplanasi
Dalam setiap pembahasan metodologi sejarah, penjelasan atau
eksplanasi merupakan salah satu pusat utama yang menjadi sorotan.
Masalah penjelasan sejarah merupakan topik yang hangat di perbebatkan
khususnya oleh para ahli filsafat sejarah karena menyangkut kontroveksi
mengenai logika yang menjelaskan hubungan di antara pernyataan
peryantaan mengenai fenomena fenomena yang ada. Penjelasan atau
eksplanasi mempunyai arti yang luas yang mencakup hubungan
kausalitas dan bentuk-bentuk hubungan lain yang digunakan oleh para
sejarawan ketika fakta fakta sejarah disintesiskan.
Penjelasan atau eksplanasi terhadap sejarah yang sesungguhnya
bukan hanya terletak pada upaya menjawab pertayaan what, when,
where. Namun juga pertanyaan why dan how pertanyaan-pertanyaan
deskripsi dan jawaban jawaban yang di berikan bersifat faktual.
Pertanyaan analitis-kritis yang menuntut jawaban jawaban yang analitis-
kritis pula. Jawaban ini bermuara pada penjelasan atau keterangan
sintesis sejarah, penjelasan sejarah yang bersifat deskripsi maupun
analitis-kritis keduanya memiliki hubungan erat. Tanpa deskripsi faktual
mustahil dapat membuat eksplanasi sintesis sejarah. Eksplanasi tanpa
fakta adalah fantasi, singkatnya eksplanasi sejarah menurut adanya
konsep teori. Konsep merupakan eksplanasi dari pertanyaan apa (what)
dan teori adalah eksplanasi terhadap pertanyaan mengapa (why).
Konsep atau kata kunci adalah variabel yang mempunyai variasi
nilai. Konsep mengandung hal hal yang umum dari sejumlah obyek
maupun pristiwa. Konsep dalam sejarah seiring di ambil dari ilmu ilmu
sosial. Contoh konsep konsep ilmu sosial yang sering kali di pakai adalah
sikap.perilaku intitusi, norma peranan, sistem, perubahan, kebudayaan,
interaksi, personalitas, struktur sosial, perdagangan, demokrasi,
lingkungan, mobilitas, kekuasaan. masyarakat. Nilai nilai, pemerintahan,
kelompok, motivasi, sosialisasi, konflik, dan lain lain.
Fraenkel mengklasifikasikan jenis jenis konsep-konsep sebagai
berikut:
1. Konsep konjungtif yaitu konsep yang bersifat menghubungkan dan
dapat defenisikan oleh keberadaan dua atau lebih atribut yang
semuanya harus ada. Contoh konsep kekerabatan atributnya adalah
hubungan antara dua orang atau lebih dan dalam hubungan itu
mereka mengakui adanya persamaan leluhur.
2. Konsep disjungtif biasanya sebagai alnertif. Contoh konsep perubahan
sosial. Ciri cirinya dapat progresif, permanen atau sementara atau
tidak di rencanakan. Satu arah atau berbagai arah, menguntungkan
atau merugikan.
3. Konsep relasional. Yaitu konsep yang mengandung hubungan khusus
antara dua atribut atau lebih dan dinyatakan secara numenerik.
Sebagai suatu rasio atau suatu produk. Contoh, konsep kepadatan
penduduk biasanya didefenisikan sebagai hubungan antara jumlah
manusia dan luasnya tanah. Konsep kecepatan dinyatakan oleh rasio
antara jarak dengan jumlah waktu yang di perlukan.
4. Konsep deskripsi yaitu konsep yang hanya memerikan karakteristik
karaktaristik tertentu dan hal-hal yang mempunyai persamaan.
5. Konsep evaluasi yaitu konsep yang mengandung unsur evaluasi.
menilai, dan menunjukkan kecendurungan-kecendurungan perasaan
tertentu pada ciri-ciri yang di kandungkan.
6. Campuran konsep deskripsi dan evaluatif
Jenis jenis konsep dalam ilmu sejarah dibedakan dalam tiga jenis
yaitu :
1. Konsep empiris. Yaitu sesuatu yang dikonseptualisasikan itu dapat di
buktikan dengan pancaindra. Berdasarkan konsep empiris sesuatu itu
dapat ditelan secara intelektual.diidenfikasi dan dianalisis.konsep
empiris menghendaki dua bentuk defenisi yaitu (1) definisi konseptual
yakni isi konsep dalam bentuk lisan maupun tertulis, (2) definisi
operasional yakni konsep itu dapat ditunjukkan dalam gejala gejalanya
secara empirinisikan secara konseptual sebagai “struktual sosial atau
kategori yang di bedakan dengan struktur sejenis yang lain atas dasar
kategori ketaatan, keyakinan, dan ritual” semantara secara operasinal
dapat pula di tetapkan bahwa yang termasuk dalam struktur itu adalah
komunitas pesantren, kaum terpelajar, dan para aktivitas muslim.
2. Konsep heuristik, yaitu konsep yang di anggap tidak nyata tetapi di
gunakan untuk memberi gambaran mengenai pertalian empris. Contoh
konsep “kelompok dominan” atau “kelompok kepentingan“. Konsep
seperti ini menghendaki kejelasan fungsi umum yang dapat di
kembangkan untuk merujuk pada orang yang menjalankan fungsi-
fungsi tersebut. Konsep heuristik dapat di bedakan menjadi 2 yaitu (1)
tipe ideal, yaitu konsep yang tidak seharusnya menunjukkan secara
langsung orang atu perorangan atau kelompok tertentu sehingga
keadaanya bersifat fiktif. namun demikian konsep di maksud tetap
berguna untuk membuat gambaran mengenai pertalianya dalam dunia
empiris, (2) tipe rill yaitu bukan fiksi sepenuhnya. Melainkan suatu
kelas umum mengenai orang orang atau peristiwa yang rill.
3. Konsep metafisik. Contohnya tuhan.takdir. konsep seperti ini diterima
atas dasar keyakinan. Konsep semacam itu tidak mempunyai rujukan
atau petunjuk emperis.tidak dapat diukur.dan di tentukan melalui
pancaindra dan tidak dapat di umpamakan secara khusus untuk
membantuk sejarawan dalam mengonseptualisasikan peristiwa-
peristiwa yang nyata.
desa di jawa barat ada yang mengikuti kartosuwiryo dan ada yang tidak.
Konsep konsep dalam sejarah tidak harus di ambil dari ilmu lain.
Sejarah juga mempunyai hak untuk membuat konsep. Contoh
reanaissance. Reanaissance adalah konsep yang di buat oleh sejarah
untuk simbol kepada jaman kebangkitan kembali nilai nilai kemanusian.
Contoh lain, sejarawan indonesia mengonseptualisasikan peristiwa 21 juli
1947 sebagai agresi belanda. sementara belanda mengonseptualisasikan
atas pristiwa yang sama itu dengan aksi polisional.
Generalisasi personal adalah menarik kesimpulan dengan cara
menyampaikan bagian dengan keseluruhan atau pars pro toto. Contoh
swadesi identik dengan mahatma gandhi. Kemerdekaan indonesia identik
dengan soekarno dan orde baru identik dengan soeharto.
Generalisasi termatik adalah kesimpulan umum berdasarkan tema
dari gejelah yang di observasi. Generasasi temati tampak pada judul
buku. Bisanya judul buku sama dengan temannya.contoh. jhon demos
menulis buku. sejarah berjudu keluarga berjudul A Little commonwealth:
family life in plymouth colony: tema buku tersebut adalah keluarga.
Generalisasi spatial adalah kesimpulan umum tentang tempat
contoh asia timur untuk korea. Jepang dan cina : asia selatan untuk india.
Pakistan dan bangladesh: asia tenggara untuk negara negara ASEAN.
Contoh lain nya, ketika sultan agung menuklukkan daerah daerah sebelah
timur. Daerah daerah tersebut di namakan kota pantai. Ketika orang tidak
setuju dengan berbagai kebijakan sultan agung.banyak di antaranya
mereka menyingkir ke pesisir barat daerah. Yang aman dari kekuasaan
kuta negara. Kata-kata seperti pantai pesisir barat dan kuta negara
adalah generalisasi spasial.
Generalisasi periodik adalah kesimpulan umum tentang
periodisasi. Contoh. Zaman pertengahan di eropa disebut orang the age
believe karena jaman itu orang cenderung menggunakan kitab suci dari
pada menggunakan pikiran. Penyebutan sebuah periode tentu saja
bergantung pada sudut pandang orang dan tergantung jenis sejarah yang
di tulis.
Generalisasi sosial adalah menarik kesimpulan umum tentang
suatu kelompok sosial. Apalagi anda melukiskan suatu kelompok sosial,
tentu dalam pemikiran anda sudah timbul generalisasi. Kata ‘petani’
misalnya kata ini mempunyai konotasi yang bermacam macam sesuatu
sesuai dengan tempat dan waktu yang di bicarakan. Dalam bahasa ingris
ada perbedaan antara peasant dengan farmer. Petani di eropa dahulu
dan tiongkok lebih sesuai disebut peasant karena terkait dengan tanah
dan bertani lebih sebagai jalan hidup dari pada sebagai usaha. Kesamaan
itu karena di wilayah tersebut ada feodalisme. Sementara farmer
diterjamahkan dengan pengusah petani. Di indonesia tidak ada
pembedaan tentang hal tersebut. Petani yang terikat oleh tanah dan
bertani sebagai jalan petani sebagai pengusaha pertanian namanya pun
tetap petani.terpenting yang di perhatikan dalam generalisasi sejarah
adalah generalisasi diikuti dengan spesifikasi.
covering law model adalah william dray. karl popper, dan CG. Hempel.
Menurut covering law model. Penjelasan sejarah harus dapat di
terangkan oleh hukum umum atau general law atau hipotesis universal.
Asumsinya adalah tidak ada perbedaan antara penjelasan dalam ilmu
alam dengan sejarah. Sepertihalnya ilmu alam. Penjelasan sejarah pun
bertujuan membuat hubungan2 kausatif. Hubungan kausatif adalah
penjelasan ilmiah mengenai peristiwa2 itu di bawah hipotesis.teori.atau
hukum umum. Artinya penjasan itu di peroleh dengan cara menarik dan
hal hal yang umum ke hal hal yang khusus (deduksi ).
Menurut covering law model penjelasan sejarah terdiri dan
explanan statement (pernyataan ekspalanan) dan explnandum
phenomenon (fenomena eksplanandum) pernyataan eksplanan berupa
hukum hukum yang merupakan ekspresi dan keseragaman. Pernyataan
eksplanan brupa premis mayor. Penomena eksplanandum berupa
pernyataan- peryataan khusus yang di jelaskan atau primis minor.
Contoh: deklarasi kemerdekaan amerika tahun 1777 (revolusi
amerika) dan pembukuan UUD 1945 (revolusi indonesia)
1) Premis Mayor
Kita berperang kepada kebenaran kebenaran ini sebagai bukti
sesungguhnya bahwa semua manusia di ciptakan sama bahwa
mereka di ciptakan oleh pencipta mereka dengan hak hak tertentu
yang tidak dapat di ganggu gugat, di antaranya hak hak untuk hidup.
Kemerdekaan dan memperoleh hak hak ini pemerintahn pemerintahn
di bentuk di antara manusia manusia. memperoleh kekuasaan
meraka yang adil dengan kesepakatan yang di perintah bahwa kapan
saja setiap bentuk pemerintahan menjadi perusak terhadap tujuan
tujuan ini maka adalah hak dan rakyat untuk mengubahnya atau
menghapuskannya.
2) Premis Minor
Sejarah dari raja brinitia raya sekarang adalah suatu sejarah
kejamanan yang berulang-ulang, semuanya mempunyai obyek
langsung kepada pembentuk suatu tirani absolut (koloni koloni ) ini.
3) Konklusi
Oleh sebab itu kita.... dengan sungguh sunguh mengumumkan
dan menyatakan bahwa koloni koloni serikat ini berhak untuk mejadi
negara bebas dan merdeka.
Bandingkan
1) Premis Mayor
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus di
hapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusia dan pri keadilan.
2) Premis Minor
Dan perjuangan pergerakan kerdekaan indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu kemerdekaan negara
indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3) Konklusi
Oleh berkat rahmat allah yang maha kuasa dan dengan di
dorongkan oleh keinginan luhur. Supaya berkehidupan dan
kebangsaan yang bebas maka rakyat indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya.
b. Model Analogi
Sebagai pakar menganggap analogi sama sekali bukan
eksplanasi. Melainkan alat saja untuk mendapatkan eksplanasi. Namun.
Bagi fischer. Tidak demikian ia menganggap bahwa analogi dalam
eksplanasi sangat berguna. Analogi merupakan inferensi logika yang
memainkan peran penting bahkan sesuatu yang tidak dapat dielakkan
dalam proses kreatifitas intelektual. Analogi dapat memacu sesuatu
argumen yang masuk akal. Analogi memberikan saran. Memberi
informasi dan ilustrasi, mengkomunikasikan dan mejelaskan.
Selain mengemukan keguanaan analogi fischer juga
mengingatkan adanya penyalahgunaan analogi seperti yang telah
diklasifikasikannya dalam berbagai bentuk fallacies, oleh sebab itu para
sejarawan perlu mempertimbangkan pembpengguanaan analogi dengan
lebih efektip dan berhati hati mengiat keterbatasan atau kelemahan
yang terkandung dalam analogi.
Analogi sebagai salah satu bentuk ekplanasi dalam sejarah
contohnya dan sejarah contohnya dan sejarah umum adalah cold war,
renaissance, revolution . founding, fathers imperialism. capitalisme, dark
ages industrial revolution, Analogi dari nama nama orang misalnya
aristotelian (aristoteles) freudian (freud) machiavellian (machiavelli)
marxian (marx)
c. Model Motivasi
Para sejarawan sering kali menggunakan penjelasn yang
berdasarkan motivasi dalam karya karya tulis mereka. Eksplanasi yang
berdasarkan motivasi dapat di bagai menjadi 2 yaitu :
d. Hermeneutika
Hermeneutika berasal dan bahasa yunani hermeneuein yang brarti
menafsirkan. Secara harfiah hermeneutika di artiakan sebagai
penafsiran atau interpretasi. Istilah yunani ini mengingatkan pada tokoh
mitologis yang bernama hermes. Hermes adalah utusan yang
mempunyai tugas menyampaikan pesan yupiter kepada manusia.
Hermes di gambarkan sebagai seseorang yang mempunyai kaki
bersayap. Hermes lebih banyak di kenal dengan sebutan mercurius
dalam bahasa latin. Tugas hermes adalah menerjamahkan pesan pesan
dan dewa di gunung olympus ke dalam bahasa yang dapat di mengerti
umat manusia.
Jika hermaneutika dipakai sebagai model eksplanasi sejarah maka
ekplanasi itu lebih menekankan pada cara menafsirkan makna makna
dari semua peristiwa. Proses serta perbuatan keseluruhan masyarakat.
Sejarawan menjelaskan masa lalu dengan mencoba menghayati atau
menempatkan dirinya sendiri alam diri pelaku sejarah (empati) mencoba
memahami dan menjelaskan bagaimana pelaku pelaku (para pelaku)
sejarah berpikir. Merasakan dan berbuat dalam mencoba memasuki diri
pelaku pelaku sejarah dan mencoba memahami apa yang dirasakan ,
dipikirkan dan di perbuat oleh para pelaku sejarah. Sejarawan harus
juga menggunakan latar belakang kehidupan dengan seluruh
pengalaman hidupnya sendiri sehingga ada semacam “dialog” di antara
sejarawan dengan sumber sumber sejarah yang di gunakan.
3. Kategorisasi Sejarah
Generalisasi sejarah mempunyai aksentuasi berbeda-beda. Ada
generalisasi sejarah yang menekankan pada spasial, persoalan, periodik,
social, kultular, Tematik dll. Aspek aspek penekanan tersebut menjadi
dasar kategorisasi sejarah atau klasifikasi sejarah.
Kategorisasi sejarah hanya bersifat teknis. Sebab tidak ada satu
sejarah pun yang tunggal. Realitas sejarah adalah jamak dan komplesk.
Sekelompleks kehidupan aktor sejarah itu sendiri,yaitu manusia. sejarah
pedesaan misalnya sejarah ini secara teknis masuk dalam kategori spasial.
Namun bidang garapan sejarah tidak dapat di pisahkan dan aspek
pertanian. Sosial ekonomi. Jadi sejarah pedesaan mancakup pula aspek
tematis, yaitu sosial ekonomi.
Penetuan secara teknis kategori sejarah sangat di tentukan oleh
fokus garapan sejarah itu sendiri. Sejarah perkotaan misalnya sejarah ini
meliputi bidang garapan perkembangan ekologi kota, transformasi sosial
ekonomi. Sistem sosial. Problema sosial dan mobiltas sosial dan mobilitas
sosial. Jika sejarah perkotaan memfokuskan pada aspek perkembangan
ekologi kota maka secara teknis sejarah mi dikategorikan menjadi sejarah
spasial.
Penggunaaan secara luas konsep ilmu ilmu sosial yang relevan
muncul kategorisasi sejarah menurut tema tema yang memberikan sifat
atau karakteristik tertentu pada berbagai ragam historiografi yang di
hasilkan. Diantaranya ada yang di kategorikan sejarah sosial yang erat
dengan sosiologi : sejarah ekonomi yang erat kaitanya dengan
penggunaan model model atau teori teori dalam ilmu ekonomi ; sejarah
pilitik yang memperluas kajiannya pada berbagai aspek kegiatan
politik,sejarah kebudayaan dan sejarah etnis yang erat hubungannya
dengan antropologi; sejarah mentalitas dan psychohistory yang erat
dengan psikologi; sejarah intelektual yang erat dengan filsafat dan ide-ide;
sejarah demografi; sejarah keluarga dan lain sebagainya.
Fokus adalah dasar kategorisasi sejarah. Fokus menjadi semacam
penuntun bagi sejarawan dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah.
C. Soal Latihan/Tugas
Apa yang dimaksud dengan eksplanasi dan jelaskan unsur-unsur dari
eksplanasi sejarah !
D. Referensi
Ali, Mohamad R. (1961). Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: Batara
Bank, A James. (1985). Teaching Straegis for the Social Studies. New
York:Longmand
Burton, Wiliam L.(ed)., Manual HistoryTeachers. Spring field
Carr, E.H (1982) What is History? Auckland: Penguin Books
Gazalba, Sidi. (1981) Pengantar sejarah sbagai ilmu. Jakarta: Batara
Gattschalk,Louis (1975). Mengerti Sejarah, (terjemahan Nugroho
Notosusanto). Jakarta: Universitas Indonesia