Anda di halaman 1dari 12

Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERTEMUAN 9
MENGANALISIS EKSPLANASI SEJARAH

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu
Menganalisis Eksplanasi Sejarah.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Eksplanasi
Dalam setiap pembahasan metodologi sejarah, penjelasan atau
eksplanasi merupakan salah satu pusat utama yang menjadi sorotan.
Masalah penjelasan sejarah merupakan topik yang hangat di perbebatkan
khususnya oleh para ahli filsafat sejarah karena menyangkut kontroveksi
mengenai logika yang menjelaskan hubungan di antara pernyataan
peryantaan mengenai fenomena fenomena yang ada. Penjelasan atau
eksplanasi mempunyai arti yang luas yang mencakup hubungan
kausalitas dan bentuk-bentuk hubungan lain yang digunakan oleh para
sejarawan ketika fakta fakta sejarah disintesiskan.
Penjelasan atau eksplanasi terhadap sejarah yang sesungguhnya
bukan hanya terletak pada upaya menjawab pertayaan what, when,
where. Namun juga pertanyaan why dan how pertanyaan-pertanyaan
deskripsi dan jawaban jawaban yang di berikan bersifat faktual.
Pertanyaan analitis-kritis yang menuntut jawaban jawaban yang analitis-
kritis pula. Jawaban ini bermuara pada penjelasan atau keterangan
sintesis sejarah, penjelasan sejarah yang bersifat deskripsi maupun
analitis-kritis keduanya memiliki hubungan erat. Tanpa deskripsi faktual
mustahil dapat membuat eksplanasi sintesis sejarah. Eksplanasi tanpa
fakta adalah fantasi, singkatnya eksplanasi sejarah menurut adanya
konsep teori. Konsep merupakan eksplanasi dari pertanyaan apa (what)
dan teori adalah eksplanasi terhadap pertanyaan mengapa (why).
Konsep atau kata kunci adalah variabel yang mempunyai variasi
nilai. Konsep mengandung hal hal yang umum dari sejumlah obyek
maupun pristiwa. Konsep dalam sejarah seiring di ambil dari ilmu ilmu
sosial. Contoh konsep konsep ilmu sosial yang sering kali di pakai adalah
sikap.perilaku intitusi, norma peranan, sistem, perubahan, kebudayaan,
interaksi, personalitas, struktur sosial, perdagangan, demokrasi,
lingkungan, mobilitas, kekuasaan. masyarakat. Nilai nilai, pemerintahan,
kelompok, motivasi, sosialisasi, konflik, dan lain lain.
Fraenkel mengklasifikasikan jenis jenis konsep-konsep sebagai
berikut:
1. Konsep konjungtif yaitu konsep yang bersifat menghubungkan dan
dapat defenisikan oleh keberadaan dua atau lebih atribut yang
semuanya harus ada. Contoh konsep kekerabatan atributnya adalah

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 81


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

hubungan antara dua orang atau lebih dan dalam hubungan itu
mereka mengakui adanya persamaan leluhur.
2. Konsep disjungtif biasanya sebagai alnertif. Contoh konsep perubahan
sosial. Ciri cirinya dapat progresif, permanen atau sementara atau
tidak di rencanakan. Satu arah atau berbagai arah, menguntungkan
atau merugikan.
3. Konsep relasional. Yaitu konsep yang mengandung hubungan khusus
antara dua atribut atau lebih dan dinyatakan secara numenerik.
Sebagai suatu rasio atau suatu produk. Contoh, konsep kepadatan
penduduk biasanya didefenisikan sebagai hubungan antara jumlah
manusia dan luasnya tanah. Konsep kecepatan dinyatakan oleh rasio
antara jarak dengan jumlah waktu yang di perlukan.
4. Konsep deskripsi yaitu konsep yang hanya memerikan karakteristik
karaktaristik tertentu dan hal-hal yang mempunyai persamaan.
5. Konsep evaluasi yaitu konsep yang mengandung unsur evaluasi.
menilai, dan menunjukkan kecendurungan-kecendurungan perasaan
tertentu pada ciri-ciri yang di kandungkan.
6. Campuran konsep deskripsi dan evaluatif

Setiap konsep memiliki sifat atau kualitas (atribut) atribut atribut


tersebut adalah :
1. Tingkat abstraksi. Yaitu abstraksi tingkat rendah dan abstraksi tingkat
tinggi. Abstraksi tingkat rendah biasanya menunjukkan hal-hal yang
konkret.abstraksi tingkat tinggi biasanya langsung. contoh konsep
dengan abstraksi tinggi adalah kemerdekaan. kehormatan kekuasaan
dan lain-lain.
2. Kompleksitas yaitu sejumlah atribut yang turut membedakan tingkat
keserdahanaan maupun kerumitan konsep konsep. Semakin banyak
atribut yang di perlukan semakin di anggap kompleks.
3. Diferensiasi, yaitu atribut konsep yang memilki kemampuan sebagai
pembeda.
4. Senetralitas dari dimensi-dimensi yaitu arti dari beberapa konsep di
ambil dari satu atau dua atribut terpenting yang menunjukkan kepada
bentuk bentuk sentral dari ide yang di kandungkan oleh konsep itu.
Contoh konsep mobilitas sosial. Konsep ini memiliki dimensi mobilitas
vertikal dan mobilitas horizontal.

Jenis jenis konsep dalam ilmu sejarah dibedakan dalam tiga jenis
yaitu :
1. Konsep empiris. Yaitu sesuatu yang dikonseptualisasikan itu dapat di
buktikan dengan pancaindra. Berdasarkan konsep empiris sesuatu itu
dapat ditelan secara intelektual.diidenfikasi dan dianalisis.konsep
empiris menghendaki dua bentuk defenisi yaitu (1) definisi konseptual
yakni isi konsep dalam bentuk lisan maupun tertulis, (2) definisi
operasional yakni konsep itu dapat ditunjukkan dalam gejala gejalanya
secara empirinisikan secara konseptual sebagai “struktual sosial atau

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 82


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

kategori yang di bedakan dengan struktur sejenis yang lain atas dasar
kategori ketaatan, keyakinan, dan ritual” semantara secara operasinal
dapat pula di tetapkan bahwa yang termasuk dalam struktur itu adalah
komunitas pesantren, kaum terpelajar, dan para aktivitas muslim.
2. Konsep heuristik, yaitu konsep yang di anggap tidak nyata tetapi di
gunakan untuk memberi gambaran mengenai pertalian empris. Contoh
konsep “kelompok dominan” atau “kelompok kepentingan“. Konsep
seperti ini menghendaki kejelasan fungsi umum yang dapat di
kembangkan untuk merujuk pada orang yang menjalankan fungsi-
fungsi tersebut. Konsep heuristik dapat di bedakan menjadi 2 yaitu (1)
tipe ideal, yaitu konsep yang tidak seharusnya menunjukkan secara
langsung orang atu perorangan atau kelompok tertentu sehingga
keadaanya bersifat fiktif. namun demikian konsep di maksud tetap
berguna untuk membuat gambaran mengenai pertalianya dalam dunia
empiris, (2) tipe rill yaitu bukan fiksi sepenuhnya. Melainkan suatu
kelas umum mengenai orang orang atau peristiwa yang rill.
3. Konsep metafisik. Contohnya tuhan.takdir. konsep seperti ini diterima
atas dasar keyakinan. Konsep semacam itu tidak mempunyai rujukan
atau petunjuk emperis.tidak dapat diukur.dan di tentukan melalui
pancaindra dan tidak dapat di umpamakan secara khusus untuk
membantuk sejarawan dalam mengonseptualisasikan peristiwa-
peristiwa yang nyata.

Teori adalah eksplanasi atau penjelasan suatu gejala yang diamati.


Eksplanasi terdiri dari dua unsur yaitu yang menjelaskan (ekspalanan),
dan yag dijelaskan (eksplanandum). Ekspana\n terdiri dari dua jenis
yautu generalisasi dan kondisi antecedent atau yang menyebabkan
generalisasi tersebut.
Generalisasi berasal dari bahasa latin generalis yang berarti
umum. Generalisasi merupakan kesimpulan dari hal-hal yang khusus
kepada yang umum. Sekalipun sejarah menekankan keunikan,
generalisasi dalam sejarah harus adda karena sejarah adalah ilmu.
Generasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang mengandung paling
sedikit dua konsep. tipe hubungan dan cara hubungan antar konsep itu
dapat beragam. Ragam hubungan antar konsep dalam generalisasi
adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi, yaitu generasasi yang hanya mendeskripsikan suatu
hubungan yang ada. Contoh peradaban eropa menyebar ke benua
amerika melalui pemukiman dan kolonisasi.
2. Kausal. Yaitu generasasi yang menyebutkan suatu hubungan kausal
(satu konsep di sebabkan oleh konsep yang lain). Contoh imperialisme
barat melahirkan nasionalisme asia dan afrika.
3. Korealitif, yaitu generelasasi yang menyebutkan hubungan antar
konsep yang saling independe.generalesasi seperti ini menekankan
pada kehadiran sesuatu akan terjadi dengan hadirnya faktor yang lain.

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 83


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Contoh sebagian besar industri berat di eropa berdekatan dengan


tambang tambang batu bara.
4. Kondisional yaitu generalisasi yang dinyatakan secara kondisional, apa
yang akan terjadi jika suatu kondisi khusus dilaksanakan

Tujuan generasi adalah sertifikasi, keajekan sebagai tumpukan dari


generalisasi adalah jati diri keilmuan. Artinya, tidak ada suatu ilmu tanpa
generalisasi. Setiap ilmu di tuntut menarik kesimpulan umum. Generasasi
sejarah dalam sertifikasi sering dipakai untuk mengecek teori yang lebih
luas. Teori tingkat makro sering kali berbeda dengan generalisasi sejarah
di tingkat mikro. Misal.bagi marxisme semua revolusi adalah perjungan
kelas. Mula mula tesis ini di pakai untuk menjelaskan revolusi prancis,
kemudian di pakai juga untuk semua revolusi termasuk yang terjadi di
amerika latin. Sampai pada kesimpulan bahwa revolusi prancis adalah
perjuangan kelas borjuis dan petani melawan kaum feodal. berdasarkan
penelitian sejarah ternyata generalisasi itu tidak benar. Ada petani di
suatu daerah yang berbuat sebaliknya.banyak petani yang takut pada
kaum borjuis dan lebih senang bersama kaum bangsawan. Demikian
halnya dengan revolusi indonesia. Revolusi indonesia bukanlah
perjuangan tanpa kelas, tetapi di gerakkan oleh cita cita nasionalisme.
Kesalahan generalisasi serupa juga di buat oleh pki menjelang kudeta
1965. PKI tidak melihat bahwa petani sepanjang abad lebih mudah di
gerakkan oleh faktor budaya dari pada faktor ekonomi. PKI rupanya lebih
percaya pada ideologi dari pada generalisasi sejarah.
Tujuan kedua generalisasi adalah simplifikasi. Penyederhanaan
atau simplifikasi di perlukan supaya sejarawan dapat menentukan
mencari data.melalukan kritik sumber. Interpretasi dan penulisan.
Beberapa contoh simplifikasi dalam sejarah misalnya gerakan rakyat
dalam peristiwa tiga daearah (pekalongan,tegal,brebes) yang bertujuan
menurunkan para pejabat di sederhanakan oleh sejarawan australia
bernama anton lucas dengan menyebutkan “Bambu Runcing Menembus
Payung”
Ada berbagai macam generalisasi sejarah. Generalisasi itu terdiri
dari generalisasi konsektual. Generalisasi personal. Generalisasi tematik.
Generalisasi spasial. Generalisasi periodik. Generalisasi sosial.
generalisasi kausal. Generalisasi kultuar. Generalisasi kultural.
Generalisasi sistimatik. Dan generalisasi struktural.
Dinamakan generalisasi konseptual karena generalisasi ini berupa
konsep kata kunci yang menggambarkan fakta. Ketika orang mengatakan
“revolusi” maka yang tergambarkan adalah darah, pertempuran. Orang
yang di adili massa, pembelotan, dan pergantian pemimpin.
Generalisasi konseptual dalam sejarah sering di ambil dan konsep
ilmu sosial lainnya. Misalnya budaya politikdan patron klien. Budaya
politik atau lebih tepat politik budaya dapat di pakai menjelaskan afiliasasi
politik di indonesia. Konsep patron klien dapat dipergunakan orang untuk
menjawad pertanyaan mengapa sama sama islamnya mengapa desa-

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 84


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

desa di jawa barat ada yang mengikuti kartosuwiryo dan ada yang tidak.
Konsep konsep dalam sejarah tidak harus di ambil dari ilmu lain.
Sejarah juga mempunyai hak untuk membuat konsep. Contoh
reanaissance. Reanaissance adalah konsep yang di buat oleh sejarah
untuk simbol kepada jaman kebangkitan kembali nilai nilai kemanusian.
Contoh lain, sejarawan indonesia mengonseptualisasikan peristiwa 21 juli
1947 sebagai agresi belanda. sementara belanda mengonseptualisasikan
atas pristiwa yang sama itu dengan aksi polisional.
Generalisasi personal adalah menarik kesimpulan dengan cara
menyampaikan bagian dengan keseluruhan atau pars pro toto. Contoh
swadesi identik dengan mahatma gandhi. Kemerdekaan indonesia identik
dengan soekarno dan orde baru identik dengan soeharto.
Generalisasi termatik adalah kesimpulan umum berdasarkan tema
dari gejelah yang di observasi. Generasasi temati tampak pada judul
buku. Bisanya judul buku sama dengan temannya.contoh. jhon demos
menulis buku. sejarah berjudu keluarga berjudul A Little commonwealth:
family life in plymouth colony: tema buku tersebut adalah keluarga.
Generalisasi spatial adalah kesimpulan umum tentang tempat
contoh asia timur untuk korea. Jepang dan cina : asia selatan untuk india.
Pakistan dan bangladesh: asia tenggara untuk negara negara ASEAN.
Contoh lain nya, ketika sultan agung menuklukkan daerah daerah sebelah
timur. Daerah daerah tersebut di namakan kota pantai. Ketika orang tidak
setuju dengan berbagai kebijakan sultan agung.banyak di antaranya
mereka menyingkir ke pesisir barat daerah. Yang aman dari kekuasaan
kuta negara. Kata-kata seperti pantai pesisir barat dan kuta negara
adalah generalisasi spasial.
Generalisasi periodik adalah kesimpulan umum tentang
periodisasi. Contoh. Zaman pertengahan di eropa disebut orang the age
believe karena jaman itu orang cenderung menggunakan kitab suci dari
pada menggunakan pikiran. Penyebutan sebuah periode tentu saja
bergantung pada sudut pandang orang dan tergantung jenis sejarah yang
di tulis.
Generalisasi sosial adalah menarik kesimpulan umum tentang
suatu kelompok sosial. Apalagi anda melukiskan suatu kelompok sosial,
tentu dalam pemikiran anda sudah timbul generalisasi. Kata ‘petani’
misalnya kata ini mempunyai konotasi yang bermacam macam sesuatu
sesuai dengan tempat dan waktu yang di bicarakan. Dalam bahasa ingris
ada perbedaan antara peasant dengan farmer. Petani di eropa dahulu
dan tiongkok lebih sesuai disebut peasant karena terkait dengan tanah
dan bertani lebih sebagai jalan hidup dari pada sebagai usaha. Kesamaan
itu karena di wilayah tersebut ada feodalisme. Sementara farmer
diterjamahkan dengan pengusah petani. Di indonesia tidak ada
pembedaan tentang hal tersebut. Petani yang terikat oleh tanah dan
bertani sebagai jalan petani sebagai pengusaha pertanian namanya pun
tetap petani.terpenting yang di perhatikan dalam generalisasi sejarah
adalah generalisasi diikuti dengan spesifikasi.

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 85


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Generalisasi kausal adalah kesimpulan umum tentang sebab


akibat. Kesinambungan. Perkembangan. Pengulangan, dan perubahan
sejarah. Generalisasi seperti ini sudah lazim di dalam pemikiran sejarah.
Proses sejarah selalu dilihat dalam konteks hubungan kasalnya dengan
gejala sejarah yang lain. Baik yang terjadi sebelumnya maupun
sesudahnya. Gerak sejarah seperti itu di sebut perubahan.
Generalisasi kausal menunjukkan setiap penjelasan tentang
peristiwa terdapat keterangan yang menyebutkan sebabnya, Neil Smelser
berpendapat bahwa peristiwa sejarah secara anatomi terdiri dan kondisi
(sebab) yang harus ada atau neccesary conditions atau kondisi yang
cakup (sufficient conditions) bagi terjadinya suatu peristiwa tertentu.
Kondisi kondisi itu merupakan kondisi antacedent.
Generalisasi kausal dapat bersifat apriori. Generalisasi kausal ini
diklasifikasikan sebagai monokausal. Generalisasi ini terjadi apabila orang
memastikan hanya satu hal saja yang menyebabkan suatu peristiwa.
Sebab yang hanya satu itu di sebut determinisme. Determinisme bersifat
filosofis. Determinisme filosofis ada dua : yaitu idealisme dan
materialisme. idealisme atau sering di sebut hegelianisme, pemikirannya
adalah idelah yang menjadi penyebab peristiwa sejarah. Semantara
materialisme mengatakan bahwa materiallah penyebab peristiwa sejarah.
materealisme historis atau determanisme ekonomi dikembangkan oleh
marxisme.
Generalisasi kausal juga bersifat aposteriori generalisasi kausal ini
di kategorikan sebagai multifikausal mi terjadi apabila orang memastikan
banyak hal yang menyebabkan suatu peristiwa. Generalisasi
multikausalitas sangat perpektivisme artinya memandang penyebab suatu
peristiwa berbagai segi. Generalisasi multikausalitas didasarkan pada
pemikiran bahwa berbagai gejala tidak lagi di pandang secara sederhana
tetapi bersifat komplek sehingga berbagai unsur atau aspeknya dapat
dianalisis. Dengan pendekatan dan berbagai perspektif. Contoh,
perpindahan kerajaan dari jawa tengah ke jawa timur di sebabkan oleh (1)
letusan gunung berapi yang menyebabkan daerah-daerah di jawa tengah
tidak layak huni (sebab geografis). (2) penduduk di jawa tengah terlalu
padat sehingga sumber alam tidak bisa mendukung (sebab demografis).
(3) di temukannya batu bata yang lebih ringan di daerah yang baru (sebab
teknologi).
Generalisasi kultural adalah kesimpulan umum berdasarkan fokus
budaya maupun simbol simbol budaya, contoh generalisasi kultural
adalah “daerah hukum adat” yang di buat oleh van vollenhoven dan
terhar. Generalisasi ini sama dengan konsep cultural area. Generasi
kultural dapat di jadikan wilayah natural untuk sejarah agrairahatau
sejarah politik di lokal.
Generalisasi sistematik adalah kesimpulan umum tentang adanya
suatu sistem dalam sejarah. Sejarah ekonomi adalah salah satu contoh
sejarah yang menggunakan generalisasi sistemik (keseluruhan dan
kesatuan unsur yang fungsional satu sama lain untuk mencapi tujuan).

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 86


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Misalnya, hubungan ekonomi antara afrika. Amerika dan eropa sebelum


perang saudara. Afrika mengirim tenaga (budak) ke amerika, amerika
mengirim bahan mentah (kapas) ke eropa dan eropa mengirim barang
jadi (tekstil) ke afrika.
Generalisasi struktual adalah kesimpulan umum tentang suatu
struktur generalisasi ini menekankan pada pola suatu peristiwa.
Generalisasi struktural dapat di pergunakan untuk memprediksi suatu
peristiwa maupun respons.
Eksplanasi sejarah dapat digolongkan menjadi lima (5) pola
penjelasan sebagai berikut :
1. Penjelasan genetik atau historik. Yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan mengapa dengan merujuk pada serangkaian tahap
peristiwa yang telah terjadi sebelum kemunculan gejala tersebut,
contoh penjelasan yang di berikan karl marx tentang kemunculan
kapitalisme.
2. Penjelasan fungsional, yaitu memberi jawaban atas pertanyaan
mengapa dengan merujuk pada letak dan kegunaan obyek yang di
telaah itu dalam keseluruhan sistem tempat obyek itu berada contoh,
mengapa pemeritahan kolonial menerapkan sistem tanpa paksa di
hindia belanda.
3. Penjelasan disposisi, yaitu memberi jawaban atas pertanyaan
mengapa dengan merujuk pada kecendurungan seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu dalam situasi tertentu pula,contoh,
mengapa soekarno hendak membicarakan terlebih dahulu tentang
proklamasi kemerdekaan republik indonesia melalui sidang PPKI?
4. Penjelasan intensional, yaitu memberi jawaban atas pertanyaan
mengapa dengan merujuk pada maksud atau tujuan tindakan.
Mengapa diponegoro mengangkat senjata melawan pemerintahan
kolonial.
5. Penjelasan rasional, yaitu memberi jawaban atas pertanyaan
mengapa dengan merujuk pada cara pencapian tujuan yang paling
efesien. Contoh, mengapa PNI bersifat nonkooperatif terhadap
pemerintahan Hindia Belanda.

Meskipun eksplenasi sejarah di golongkan menjadi 5 pola, namun


pola penjelasan apapun (genetik, fungsional, disposisi, intensional,
rasional) tidak boleh meninggalkan aspek kronologis, artinya, seluruh alur
penjelasan fakta sejarah harus selalu di urutkan kronoligisnya atau sesuai
dengan batasan waktu tertentu. Dengan demikian setiap eksplanasi
sejarah memerlukan ilmu bantu yang disebut kronologi.

2. Model-Model Eksplanasi Sejarah


a. Cover Law Model
Salah satu metode eksplanasi sejarah adalah covering law model.
Model ini juga di kenal dengan istilah deductive model dan regularity
interpretation. Ahli-ahli filsafat sejarah yang menggambarkan model

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 87


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

covering law model adalah william dray. karl popper, dan CG. Hempel.
Menurut covering law model. Penjelasan sejarah harus dapat di
terangkan oleh hukum umum atau general law atau hipotesis universal.
Asumsinya adalah tidak ada perbedaan antara penjelasan dalam ilmu
alam dengan sejarah. Sepertihalnya ilmu alam. Penjelasan sejarah pun
bertujuan membuat hubungan2 kausatif. Hubungan kausatif adalah
penjelasan ilmiah mengenai peristiwa2 itu di bawah hipotesis.teori.atau
hukum umum. Artinya penjasan itu di peroleh dengan cara menarik dan
hal hal yang umum ke hal hal yang khusus (deduksi ).
Menurut covering law model penjelasan sejarah terdiri dan
explanan statement (pernyataan ekspalanan) dan explnandum
phenomenon (fenomena eksplanandum) pernyataan eksplanan berupa
hukum hukum yang merupakan ekspresi dan keseragaman. Pernyataan
eksplanan brupa premis mayor. Penomena eksplanandum berupa
pernyataan- peryataan khusus yang di jelaskan atau primis minor.
Contoh: deklarasi kemerdekaan amerika tahun 1777 (revolusi
amerika) dan pembukuan UUD 1945 (revolusi indonesia)

1) Premis Mayor
Kita berperang kepada kebenaran kebenaran ini sebagai bukti
sesungguhnya bahwa semua manusia di ciptakan sama bahwa
mereka di ciptakan oleh pencipta mereka dengan hak hak tertentu
yang tidak dapat di ganggu gugat, di antaranya hak hak untuk hidup.
Kemerdekaan dan memperoleh hak hak ini pemerintahn pemerintahn
di bentuk di antara manusia manusia. memperoleh kekuasaan
meraka yang adil dengan kesepakatan yang di perintah bahwa kapan
saja setiap bentuk pemerintahan menjadi perusak terhadap tujuan
tujuan ini maka adalah hak dan rakyat untuk mengubahnya atau
menghapuskannya.

2) Premis Minor
Sejarah dari raja brinitia raya sekarang adalah suatu sejarah
kejamanan yang berulang-ulang, semuanya mempunyai obyek
langsung kepada pembentuk suatu tirani absolut (koloni koloni ) ini.

3) Konklusi
Oleh sebab itu kita.... dengan sungguh sunguh mengumumkan
dan menyatakan bahwa koloni koloni serikat ini berhak untuk mejadi
negara bebas dan merdeka.

Bandingkan
1) Premis Mayor
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus di
hapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusia dan pri keadilan.

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 88


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2) Premis Minor
Dan perjuangan pergerakan kerdekaan indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu kemerdekaan negara
indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3) Konklusi
Oleh berkat rahmat allah yang maha kuasa dan dengan di
dorongkan oleh keinginan luhur. Supaya berkehidupan dan
kebangsaan yang bebas maka rakyat indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya.

Berdasarkan contoh di atas maka kemerdekaan amerika dan


kemerdekaan indonesia merupakan pernyataan khusus yang harus di
jelaskan (eksplanandum) atau premis minor. Kemerdekaan, hak hidup
adalah pernyataan eksplanan. Implikasi dari contoh covering law model
adalah hukum universal akan berlaku dengan sendirinya untuk kejadian
kejadian khusus berupa kemerdekaan bangsa bangsa lain yang terjajah
pada waktu dan temapat tertentu yang berbeda.

b. Model Analogi
Sebagai pakar menganggap analogi sama sekali bukan
eksplanasi. Melainkan alat saja untuk mendapatkan eksplanasi. Namun.
Bagi fischer. Tidak demikian ia menganggap bahwa analogi dalam
eksplanasi sangat berguna. Analogi merupakan inferensi logika yang
memainkan peran penting bahkan sesuatu yang tidak dapat dielakkan
dalam proses kreatifitas intelektual. Analogi dapat memacu sesuatu
argumen yang masuk akal. Analogi memberikan saran. Memberi
informasi dan ilustrasi, mengkomunikasikan dan mejelaskan.
Selain mengemukan keguanaan analogi fischer juga
mengingatkan adanya penyalahgunaan analogi seperti yang telah
diklasifikasikannya dalam berbagai bentuk fallacies, oleh sebab itu para
sejarawan perlu mempertimbangkan pembpengguanaan analogi dengan
lebih efektip dan berhati hati mengiat keterbatasan atau kelemahan
yang terkandung dalam analogi.
Analogi sebagai salah satu bentuk ekplanasi dalam sejarah
contohnya dan sejarah contohnya dan sejarah umum adalah cold war,
renaissance, revolution . founding, fathers imperialism. capitalisme, dark
ages industrial revolution, Analogi dari nama nama orang misalnya
aristotelian (aristoteles) freudian (freud) machiavellian (machiavelli)
marxian (marx)

c. Model Motivasi
Para sejarawan sering kali menggunakan penjelasn yang
berdasarkan motivasi dalam karya karya tulis mereka. Eksplanasi yang
berdasarkan motivasi dapat di bagai menjadi 2 yaitu :

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 89


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1) Sebagai salah satu bentuk ekspalanasi kausal. Dalam ekspalanasi


kausal ini akibat merupakan suatu hasil perbuatan yang intelegen.
Sedangkan sebab merupakan pikiran yang berada di belang
perbuatan itu.
2) Sebagai penjelasan nonkausal. Yaitu berupa model dari tingkah laku
yang berpola.

Penjelasan sejarah berdasarkan motivasi adalah penjelasan yang


banyak menggunakan teori teori psikoanalisis. Tentu hal itu berbeda
dengan pendekatan rasional yang terlalu membatasi diri pada fakta-
fakta tercatat saja sebagai mana yang umum di lakukan dalam metode
historisisme.
Eksplanasi sejarah dengan model motivasi dapat di temui dalam
karya rudolph binion. Ia menggunakan psikoanalisis untuk menjelaskan
motivasi anti-semitisme hitler, obsesi hitler terhadap orang orang yahudi
Dr. Block. Dokter ini berhasil mengoperasi payudara ibunya. Tetapi
gagal menyalamatkan nyawa ibunya, hitler yang telah mencintai Bloch
seperti seorang ayah yang baik menyalahkan dokter itu karena kematian
ibunya. Kejengkelannya bertambah ketika ia harus membayar pula
rekening pengobatan ibunya yang amat besar, disinilah timbul
kemarahan hitler terhadap kanker yahudi. Racun yahudi. Lintah darat,
yahudi” inilah kebencian hitler terhadap kaum yahudi (anti simitisme)
hitler yang ikut dalam perang I akhirnya terbujur di rumah sakit karena
senjata gas beracun tahun 1918. Gas yang membakar tubuhnya itu
ibarat iodoform (yaitu obat yang di gunakan oleh Dr. Bloch ketika
mengobati kanker ibunya hitler).
Di sinilah hitler menghubungkan kondisi dirinya saat itu dengan
apa yang telah di alami ibunya, dalam halusinasinya hitler mendapat
seruan untuk menebus kekalahan jerman. Dendam itu di tebusnya
dengan mengasosiasikan jerman sebagai ibunya. Kelak kamas gas
dalam perang dunia II yang di gunakan hitler untuk membunuh orang
orang yahudi secara massal di hubungkan dengan masa pengguanaan
iodoform ibunya oleh Dr. Bloch. Demikian cara Rudolph binion
menganalisis pengalaman psikologis hitler yang di kaitkan dengan
penjelasan peristiwa peristiwa sejarah Nazi jerman.

d. Hermeneutika
Hermeneutika berasal dan bahasa yunani hermeneuein yang brarti
menafsirkan. Secara harfiah hermeneutika di artiakan sebagai
penafsiran atau interpretasi. Istilah yunani ini mengingatkan pada tokoh
mitologis yang bernama hermes. Hermes adalah utusan yang
mempunyai tugas menyampaikan pesan yupiter kepada manusia.
Hermes di gambarkan sebagai seseorang yang mempunyai kaki
bersayap. Hermes lebih banyak di kenal dengan sebutan mercurius
dalam bahasa latin. Tugas hermes adalah menerjamahkan pesan pesan
dan dewa di gunung olympus ke dalam bahasa yang dapat di mengerti

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 90


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

umat manusia.
Jika hermaneutika dipakai sebagai model eksplanasi sejarah maka
ekplanasi itu lebih menekankan pada cara menafsirkan makna makna
dari semua peristiwa. Proses serta perbuatan keseluruhan masyarakat.
Sejarawan menjelaskan masa lalu dengan mencoba menghayati atau
menempatkan dirinya sendiri alam diri pelaku sejarah (empati) mencoba
memahami dan menjelaskan bagaimana pelaku pelaku (para pelaku)
sejarah berpikir. Merasakan dan berbuat dalam mencoba memasuki diri
pelaku pelaku sejarah dan mencoba memahami apa yang dirasakan ,
dipikirkan dan di perbuat oleh para pelaku sejarah. Sejarawan harus
juga menggunakan latar belakang kehidupan dengan seluruh
pengalaman hidupnya sendiri sehingga ada semacam “dialog” di antara
sejarawan dengan sumber sumber sejarah yang di gunakan.

3. Kategorisasi Sejarah
Generalisasi sejarah mempunyai aksentuasi berbeda-beda. Ada
generalisasi sejarah yang menekankan pada spasial, persoalan, periodik,
social, kultular, Tematik dll. Aspek aspek penekanan tersebut menjadi
dasar kategorisasi sejarah atau klasifikasi sejarah.
Kategorisasi sejarah hanya bersifat teknis. Sebab tidak ada satu
sejarah pun yang tunggal. Realitas sejarah adalah jamak dan komplesk.
Sekelompleks kehidupan aktor sejarah itu sendiri,yaitu manusia. sejarah
pedesaan misalnya sejarah ini secara teknis masuk dalam kategori spasial.
Namun bidang garapan sejarah tidak dapat di pisahkan dan aspek
pertanian. Sosial ekonomi. Jadi sejarah pedesaan mancakup pula aspek
tematis, yaitu sosial ekonomi.
Penetuan secara teknis kategori sejarah sangat di tentukan oleh
fokus garapan sejarah itu sendiri. Sejarah perkotaan misalnya sejarah ini
meliputi bidang garapan perkembangan ekologi kota, transformasi sosial
ekonomi. Sistem sosial. Problema sosial dan mobiltas sosial dan mobilitas
sosial. Jika sejarah perkotaan memfokuskan pada aspek perkembangan
ekologi kota maka secara teknis sejarah mi dikategorikan menjadi sejarah
spasial.
Penggunaaan secara luas konsep ilmu ilmu sosial yang relevan
muncul kategorisasi sejarah menurut tema tema yang memberikan sifat
atau karakteristik tertentu pada berbagai ragam historiografi yang di
hasilkan. Diantaranya ada yang di kategorikan sejarah sosial yang erat
dengan sosiologi : sejarah ekonomi yang erat kaitanya dengan
penggunaan model model atau teori teori dalam ilmu ekonomi ; sejarah
pilitik yang memperluas kajiannya pada berbagai aspek kegiatan
politik,sejarah kebudayaan dan sejarah etnis yang erat hubungannya
dengan antropologi; sejarah mentalitas dan psychohistory yang erat
dengan psikologi; sejarah intelektual yang erat dengan filsafat dan ide-ide;
sejarah demografi; sejarah keluarga dan lain sebagainya.
Fokus adalah dasar kategorisasi sejarah. Fokus menjadi semacam
penuntun bagi sejarawan dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah.

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 91


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fokus berperan sejak sejarawan mencari data, mengumpulkan data.


Mengklasifikasi. Fokus sejarah pada umum nya nampak dari historiografi
(penulisan sejarah) lebih konkret lagi fokus sejarah nampak pada judul
buku sejarah.
Satu hal lagi yang harus di perhatikan adalah apapun generalisasi
dan kategorisasi sejarah yang di buat tetap tidak boleh meninggalkan
aspek temporal (waktu) dan kausalitas sejarah.

C. Soal Latihan/Tugas
Apa yang dimaksud dengan eksplanasi dan jelaskan unsur-unsur dari
eksplanasi sejarah !

D. Referensi
Ali, Mohamad R. (1961). Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: Batara
Bank, A James. (1985). Teaching Straegis for the Social Studies. New
York:Longmand
Burton, Wiliam L.(ed)., Manual HistoryTeachers. Spring field
Carr, E.H (1982) What is History? Auckland: Penguin Books
Gazalba, Sidi. (1981) Pengantar sejarah sbagai ilmu. Jakarta: Batara
Gattschalk,Louis (1975). Mengerti Sejarah, (terjemahan Nugroho
Notosusanto). Jakarta: Universitas Indonesia

Ilmu Sejarah Dalam PIPS 92

Anda mungkin juga menyukai