Anda di halaman 1dari 14

DINAMIKA DAN TANTANGAN DAN PENEGAKAN HUKUM YANG

BERKEADILAN DI INDONESIA

( Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok )


Mata Kuliah : Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Irda Maya Farinza, M.Pd

Disusun oleh kelompok 8 :

Khoiriah Hasibuan

Yuni Shara

Astrid

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU

T.A 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang mana telah
memberikan segala nikmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini
dengan baik.Tak lupa pula salawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut yang senantiasa setia mengikuti ajaran nya.
Ada pun tujuan kami menyelesaikan tugas makalah kami ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pembimbing kami “Irda Maya Farinza, M.Pd” dalam mata kuliah
“Kewarganegaraan.” Terimakasaih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Jika dalam Makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan maka kepada pembaca
kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, oleh karena itu dengan senang
hati kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas Kami ini
membawa manfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.

Rantau Prapat, 10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A.Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1

B.Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C.Tujuan Makalah..................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian Dinamika Dan Tantangan Dan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan Di


Indonesia.................................................................................................................................3

B.Tantangan Dalam Penegakan Hukum.................................................................................5

C. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Dan Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan Di Indonesia.......................................................................................................6

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

A.Kesimpulan.........................................................................................................................9

B.Saran...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara hukum yang dimana Negara hukum yang ingin
mewujudkan suatu konsep Negara hukum yang dapat mensejahterakan rakyatnya. Hukum
mempunyai posisi yang strategis di dalam konstelasi ketatanegaraan dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945), yaitu dalam Pasal 1 ayat (3) dinyatakan
secara tegas bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Konsekuensi logis sebagai
negara hukum tentu saja harus mampu mewujudkan supremasi hukum, sebagai salah satu
prasyarat bagi suatu negara hukum.

Realitas tersebut ditandai dengan harapan masyarakat yang menghendaki terciptanya


persamaan di depan hukum (equality before the law), peradilan yang independen dan tidak
memihak (fair tribunal and independence of judiciary). Hal ini telah ditegaskan pula dalam
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”. Instrumen hukum dasar yang berlaku di Indonesia yaitu Undang Undang
Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 telah memberikan kewajiban bagi negara Indonesia
untuk memberikan jaminan agar setiap masyarakatnya mendapat pemenuhan hak-hak
dasarnya bersamaan dengan keadilan dan kepastian hukum. Hal ini berarti hukum harus
ditegakkan oleh pemerintah agar tujuan negara dapat tercapai sekaligus juga memenuhi
seluruh kewajiban negara dan memberikan masyarakat hak-hak mereka. Tujuan-tujuan ini
dapat dicapai dengan menyelaraskannya dengan tujuan hukum itu sendiri.

Tugas utama penegakan hukum, adalah untuk mewujudkan keadilan, karenanya


dengan penegakan hukum itulah hukum menjadi kenyataan (Liliana,2003:66. Karena itu
agar hukum dapat ditegakkan maka perlu pencerahan pemahaman hukum bahwa
sesungguhnya hukum itu tidak lain adalah sebuah pilihan keputusan, sehingga apabila salah
memilih keputusan dalam sikap dan prilaku nyata, maka berpengaruh buruk terhadap
penampakanhukumdiIndonesia. Penegakan hukum di negeri ini adalah merupakan barang
langka dan mahal harganya. Hal ini terindikasi berada pada titik nadir karena kondisi
penegakan hukum di Indonesia saat ini telah menjadi sorotan yang luar biasa dari komunitas
dalam negeri maupun internasional. Proses penegakan hukum, pada khususnya dipandang
bersifat deskriminatif mengedepankan kelompok tertentu.
1
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Dinamika dan tantangan dan penegakan hukum yang
berkeadilan di Indonesia
2. Bagaimana Tantangan penegakan hukum di Indonesia
3. Bagaimana Membangun Argumen Tentang Dinamika dan tantangan dan penegakan
hukum yang berkeadilan di Indonesia

C.Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Dinamika dan tantangan dan penegakan hukum yang
berkeadilan di Indonesia
2. Untuk mengetahui Tantangan penegakan hukum di Indonesia
3. Untuk mengetahui Bagaimana Membangun Argumen Tentang Dinamika dan
tantangan dan penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dinamika Dan Tantangan Dan Penegakan Hukum Yang Berkeadilan Di


Indonesia
kata dinamika berasal dari bahasa Yunani dynamics yang berarti kekuatan (force).
Seiring waktu, kata dinamika digunakan sebagai pergerakan yang terjadi dalam
kehidupan.Menurut Slamet Santoso (2004), dinamika adalah tingkah laku yang langsung
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Dinamika berarti interaksi dan interdependensi
antar anggota kelompok .Dinamika sendiri mencakup perubahan yang selalu bergerak
dinamis. Gerak ini cenderung dilakukan dengan semangat. Bidang-bidang kehidupan yang
sering melibatkan dinamika antara lain ekonomi, sosial, musik, dan lain-lain.1

Tantangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah. Dicontohkan sebagai rangsangan untuk bekerja lebih giat
dan sebagainya. Tantangan adalah hal atau objek yang perlu ditanggulangi. Pada pemaknaan
selanjutnya, KBBI memaknai tantangan adalah ajakan berkelahi yang berhubungan dengan
peperangan, pertemuran, dan masih banyak lagi. Seseorang yang berhasil menyelesaikan
tantangan adalah dikatakan mencapai sebuah kemenangan. Lalu seseorang yang berhasil
menyelesaikan tantangan, disebut pula sudah mencapai kesuksesannya. Meski demikian,
perlu dipahami bahwa penyelesaian tantangan bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing orang.

Penegakan hukum yang berkeadilan adalah proses dilakukannya upaya untuk tegak
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata, sebagai pedoman perilaku dalam lalu-
lintas atau hubungan-hubungan hukum di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Definisi penegakan hukum di atas menunjukkan bahwa implementasi berbagai


peraturan perundang-undangan di kehidupan masyarakat maupun bernegara sangat penting di
Indonesia. Sebagai negara hukum, pemerintahan di Republik Indonesia harus menegakkan
supremasi hukum, serta mewujudkan keadilan dan perdamaian.2

1
Soetandyo Wignjosoebrata, Hukum, Paradigma, Metode, dan Dinamika Masalahnya, Elsam, HUMA, Jakarta,
2002, Hlm. 461
2
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasardasar Politik Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2004, hlm. 62

3
Esensi dalam penegakan hukum adalah keadilan. Keadilan itu sendiri mempunyai
berbagai macam makna, tergantung dari perspektifnya. Hakim menjadi penegak hukum untuk
mewujudkan keadilan tidak boleh mulut undang -- undang, hakim harus progresif dan selalu
memperhatikan perasaan keadilan para pihak dalam proses pemeriksaan di persidangan.
Sebagaimana yang diatur oleh moralitas para pihak yang dilanggar selalu menginginkan
keadilan atau penegakan hukum identik dengan penegakan keadilan. Dalam perkara perdata
beraneka kepentingan akan dituntut hakim yang kritis, menguasai hukum secara
komprehensif dan dapat mewujudkan hakikat keadilan dalam penegakan hukum berdasarkan
hukum acara perdata yang fluralistik. Persoalan keadilan ialah persoalan yang sangat
fundamental dalam penegakan hukum. Perwujudan keadilan haruslah didahului dengan
kepastian hukum sehingga sangat diperlukan hukum acara perdata yang unifikasi atau tidak
terlalu banyak multi interpretasi, yang akhirnya putusan hakim yang adil dapat
diketemukan.Tegaknya hukum akan mendukung terciptanya ketertiban dan keamanan dalam
masyarakat dan kondisi keamanan yang mantap mendukung upaya -- upaya penegak hukum
dalam mewujudkan hukum yang berkeadilan. Realisasi nilai keadilan dan kebenaran melalui
penegakan hukum yang lugas, tegas, dan tidak pandang bulu.

Oleh karena hal tersebut, maka sudah selayaknyalah keadilan yang tercipta
merupakan keadilan yang holistik, keadilan sejati yang tidak hanya bersifat lahiriah namun
juga melingkupi aspek lain yang lebih transendental. Keadilan tersebut harus sesuai dengan
keadilan yang diperintahkan oleh Tuhan.Terdapat berbagai prinsip filosofis profetik dalam
teori ilmu sosial politik, diantaranya yakni :3

a. Humanis, bahwa keadilan harus bersifat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia dan
dapat diaplikasikan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan alam secara dimanis dalam
kehidupan sehari -- hari.
b. Emansipatoris, teori profetik harus mampu melakukan perubahan -- perubahan yang
signifikan terhadap konsep keadilan yang telah dirumuskan oleh teori etis dan
utilitarianisme yang mendominasi praktik hukum saat ini.
c. Transendental, prophetical law melintas batas disiplin ilmu hukum itu sendiri, bahkan
melintas batas dunia materi (fisik).
d. Teleologikal, prophetical law tidak sekedar hanya memahami benar dan salah
terhadap suatu aksi atau praktik, serta penjatuhan vonis benar atau salah terhadap
3
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir, Kompas, Jakarta, 2008, hlm. 77

4
terdakwa tetapi juga memiliki tujuan transendental sebagai bentuk pertanggung
jawaban manusia terhadap Tuhannya, kepada sesama manusia, kepada alam semesta
bahkan terhadap diri pribadinya.

B.Tantangan Dalam Penegakan Hukum


Perhatikan sejumlah kasus dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti yang pernah
kita lihat sebagai berikut.

a. Masih banyak perilaku warga negara khususnya oknum aparatur Negara yang belum
baik dan terpuji, terbukti masih ada praktik KKN, praktik suap, perilaku premanisme,
dan perlaku lain yang tidak terpuji.
b. Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial yang bermuatan SARA, tawuran,
pelanggaran HAM, dan sikap etnosentris.
c. Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan
ditangani secara tuntas.

Banyaknya kasus perilaku warga negara sebagai subyek hukum baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok masyarakat yang belum baik dan terpuji atau melakukan
pelanggaran hukum menunjukkan bahwa hukum masih perlu ditegakkan. Persoalannya,
penegakan hukum di Indonesia dipandang masih lemah. Dalam beberapa kasus, masyarakat
dihadapkan pada ketidakpastian hukum. Rasa keadilan masyarakat pun belum sesuai dengan
harapan. Sebagian masyarakat bahkan merasakan bahwa aparat penegak hukum sering
memberlakukan hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Apabila
hal ini terjadi secara terus menerus bahkan telah menjadi suatu yang dibenarkan atau
kebiasaan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi hukum. Oleh karena itu,
tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan
penegakan hukum di tengah maraknya pelanggaran hukum di segala strata kehidupan
masyarakat.

Apabila kita telah menggali dan mengkaji sejumlah informasi pada subbab di atas,
khususnya tentang lembaga negara yang terkait dengan kekuasaan kehakiman dan badan-
badan serta aparatur penegak hukum, maka sebenarnya Negara kita telah memiliki perangkat
penegakan hukum yang memadai. Persoalannya, apakah lembaga-lembaga negara dan badan
– badan penegakan hukum tersebut telah berjalan dan berfungsi sesuai dengan tugasnya?
Benarkah aparatur penegak hukum telah bertugas dengan baik? Perlu diingat bahwa aparatur

5
penegak hukum bukan warga negara biasa, ia harus menjadi contoh teladan bagi warga
negara lain yang statusnya bukan aparatur penegak hukum.4

Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang
dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan
karakter yang kuat dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini, aparatur penegak hukum harus
kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat jatuhnya
wibawa sebagai penegak hukum. Penegak hukum harus tahan terhadap upaya oknum
masyarakat atau pejabat lain yang akan mencoba menyuap, Selain itu, Pemerintah perlu
melakukan upaya preventif dalam mendidik warga negara termasuk melakukan pembinaan
kepada semua aparatur negara secara terus menerus. Apabila hal ini telah dilakukan, maka
ketika ada warga negara yang mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak aparatur
penegak hukum harus bekerja secara profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.

C. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Dan Penegakan Hukum


Yang Berkeadilan Di Indonesia
Sudah menjadi rahasia umum bahwa penegakan hukum diIndonesia sangat
memprihatinkan. Permasalahan penegakan hukum (Law Enforcement) senantiasa menjadi
persoalan menarik bagi banyak pihak, terutama karena adanya ketimpangan interaksi dinamis
antara aspek hukum dalam harapan atau Das Sollen, dengan aspek penerapan hukum dalam
kenyataan atau Das Sein. Yang lebih memprihatinkan saat ini adalah kepatuhan masyarakat
terhadap hukum. Masyarakat kita menjadi sangat terlatih menghindar dari jeratan hukum.
Mereka tidak lagi takut atas ancaman hukuman yang ada, sepanjang masih ada backing yang
kuat dari aparat penegak hukum. Kenyataan ini merupakan salah satu indikator buruknya law
enforcement di negeri ini. Penegakan hukum seharusnya akuntabel, tidak memihak dan tidak
mudah diintervensi sehingga hasilnya dapat dipertanggungjwabkan di hadapan publik.
Rakyat butuh kepastian hukum atas sistem hukum yang berlaku di negara ini, karena
penegakan hukum tak dapat berdiri sendiri tanpa adanya sistem hukum itu sendiri. Jika kita
amati, potret penegakan hukum di Indonesia saat ini belumlah berjalan dengan baik, bahkan
bisa dikatakan buruk. Lemahnya penegakan hukum di Indonesia saat ini belum tuntas, salah
satunya adalah praktek korupsi yang menggurita, namun ironisnya para pelakunya sangat
sedikit yang terjerat oleh hukum. Kenyataan tersebut justru berbanding terbalik dengan
4
Joeni Arianto Kurniawan, Hukum Adat dan Problematika Hukum Indonesia, Majalah Hukum “Yuridika” FH
Unair, Volume 23, No.1 JanuariApril 2008

6
beberapa kasus yang melibatkan rakyat kecil, dalam hal ini aparat penegak hukum menjadi
cepat tanggap. Sebagaimana kita ketahui, banyak dari oknum pelaku korupsi merupakan
kalangan berdasi alias para pejabat dan orang-orang berduit yang memiliki kekuatan (power)
untuk mengintervensi efektifitas dari penegakan hukum itu sendiri. Realita penegakan hukum
yang demikian sudah pasti akan menciderai hati rakyat kecil yang akan berujung pada
ketidakpercayaan masyarakat pada hukum, khususnya pada aparat penegak hukum itu
sendiri. Aparat penagak hukum rentan akan praktik suap, membuat kinerja mereka diragukan.
Hukum di negeri ini bisa diperjualbelikan. Seperti vonis yang bisa “diatur” misalnya, dimana
semua rangkaian itu berasal dari praktik suap aparat penegak hukum sendiri. Penegak hukum
lebih banyak bertindak atas pesanan yang memang ada imbalannya. Kalau tidak ada imbalan,
maka pencari keadilan akan terlantar.

Para pencari keadilan yang notabene adalah masyarakat kecil sering dibuat frustasi
oleh para penegak hukum yang nyatanya lebih memihak pada golongan berduit. Sehingga
orang sering menggambarkan kalau hukum di Indonesia seperti jaring laba-laba yang hanya
mampu menangkap hewan-hewan kecil, namun tidak mampu menahan hewan besar tetapi
hewan besar tersebutlah yang mungkin justru menghancurkan seluruh jaring laba-laba itu.
Atau dengan istilah lain bahwa hukum menjadi tajam kebawah dan tumpul keatas. Apabila
hal ini terjadi secara terus menerus bahkan telah menjadi suatu yang dibenarkan atau
kebiasaan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi hukum. Oleh karena itu,
tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan
penegakan hukum di tengah maraknya pelanggaran hukum di segala strata kehidupan
masyarakat.. Sebenarnya Negara kita telah memiliki perangkat penegakan hukum yang
memadai. Persoalannya, apakah lembaga-lembaga negara dan badanbadan penegakan hukum
tersebut telah berjalan dan berfungsi sesuai dengan tugasnya? Benarkah aparatur penegak
hukum telah bertugas dengan baik? Perlu diingat bahwa aparatur penegak hukum bukan
warga negara biasa, ia harus menjadi contoh teladan bagi warga negara lain yang statusnya
bukan aparatur penegak hukum. Hukum adalah suatu aturan pemerintah yang sudah
ditetapkan demi melindungi segenap bangsaIndonesia dan tumpah darah Indonesia, mampu
menunjukkan kesejahteraan umum, mampu mencerdas-kan kehidupan bangsa, mampu
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamain dan berkeadilan sosial dalam
upaya menghadapi tantangan global. Oleh karena itu hukum harus beriringan sesuai dengan
jaman kekinian, bukan menganut di jaman Belanda lagi.

7
Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan yang
dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mulia, dan
karakter yang kuat dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini, aparatur penegak hukum harus
kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat jatuhnya
wibawa sebagai penegak hukum. Penegak hukum harus tahan terhadap upaya oknum
masyarakat atau pejabat lain yang akan mencoba menyuap, Selain itu, Pemerintah perlu
melakukan upaya preventif dalam mendidik warga negara termasuk melakukan pembinaan
kepada semua aparatur negara secara terus menerus. Apabila hal ini telah dilakukan, maka
ketika ada warga negara yang mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak aparatur
penegak hukum harus bekerja secara profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.
Upaya pemerintah telah jelas pada setiap masyarakat harus mengedepankan nilai hukum,
bukan karena kehendak pribadi, dari desas desus yang belum jelas. Oleh karena itu ini
sebagai tantangan bagi masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-citanya meningkatkan cara
berpikir yang berkeadilan, dan berjiwa Pancasila.

Masyarakat sebenarnya sadar dalam jiwa Pancasila, terhadap faktorfaktornya yang


menyebabkan masyarakat mematuhi hukum yaitu lewat latihan bela negara, latihan meliter,
bila ini telah terwujud masya-rakat sedikit banyak akan menjadi tertib dan teratur, sehingga
tujuan pembangunan akan cepat berkembang.5

5
I Ketut Damana. 2017. Urgensi Penegak Hukum terhadap Tantangan Global Masyarakat Tangerang hal 256

8
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Dinamika dan tantangan Penegakan hukum yang berkeadilan di indonesia merupakan
salah satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata tertib, keamanan dan ketenteraman
dalam masyarakat baik itu merupakan upaya pencegahan maupun penindakan setelah
terjadinya pelanggaran hukum. Esensi dalam penegakan hukum adalah keadilan. Keadilan itu
sendiri mempunyai berbagai macam makna, tergantung dari perspektifnya. Hakim menjadi
penegak hukum untuk mewujudkan keadilan tidak boleh mulut undang -- undang, hakim
harus progresif dan selalu memperhatikan perasaan keadilan para pihak dalam proses
pemeriksaan di persidangan. Sebagaimana yang diatur oleh moralitas para pihak yang
dilanggar selalu menginginkan keadilan atau penegakan hukum identik dengan penegakan
keadilan

Dari segi pendekatan akademik, dapat dikemukakan tiga konsep penegakan hukum
yaitu penegakan hukum bersifat total, penegakan hukum bersifat full dan penegakan hukum
bersifat actual. Dalam penegakan hukum di Indonesia ternyata belum terlaksana dengan baik.
Lembaga hukum di Indonesia dipandang bersifat deskriminatif dan mengedepankan
kelompok tertentu dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan
negara.

Terdapat lima alasan mengapa hukum di Indonesia sulit ditegakkan, yaitu :

a. Aparat penegak hukum terkena sangkaan dan dakwaan korupsi atau suap;
b. Mafia peradilan marak dituduhkan;
c. Hukum seolah dapat dimainkan, dipelintirkan, bahkan hanya berpihak kepada mereka
yang memiliki status sosial yang tinggi;
d. Penegakan hukum lemah dan telah kehilangan kepercayaan masyarakat;
e. Masyarakat apatis, mencemooh dan melakukan proses peradilan jalanan.

B.Saran
Demikianlah tugas makalah ini kami susun, semoga apa yang telah kami uraikan diatas
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun kami pribadi. kami menyarankan agar memberikan
kritikan pada makalah ini yang telah kami uraikan guna untuk menjadikan motivasi kami
agar dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Soetandyo Wignjosoebrata, Hukum, Paradigma, Metode, dan Dinamika Masalahnya, Elsam,
HUMA, Jakarta, 2002
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasardasar Politik Hukum, Rajawali Pers, Jakarta,
2004,
Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir, Kompas, Jakarta, 2008,
Joeni Arianto Kurniawan, Hukum Adat dan Problematika Hukum Indonesia, Majalah Hukum
“Yuridika” FH Unair, Volume 23, No.1 JanuariApril 2018

I Ketut Damana. 2017. Urgensi Penegak Hukum terhadap Tantangan Global


Masyarakat .Tangerang

11

Anda mungkin juga menyukai