Anda di halaman 1dari 6

Resensi Buku

Sosiologi Politik

"Pengantar Sosiologi Politik Karya Michael Rush Dan


Phillip Althoff"
Dosen Pengampu : Ir. Robert Tua Siregar

Disusun Oleh:

Yudha Hidayat Ritonga (21406031)

Della MayangSari(21406030)

Indah Pertiwi (21406029)

Siti Aminah Siregar (21405970)

S-1 Akuntansi Pagi B / Semester l

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Sultan Agung
Pematangsiantar
RESENSI BUKU:
MENGULAS
PROBLEMATIKA
KESENJANGAN SOSIAL DI
INDONESIA

TENTANG BUKU
JUDUL BUKU : PENGANTAR SOSIOLOGI POLITIK

PENGARANG : Michael Rush Dan Phillip Althoff

PENERBIT : Rajawali Pers

TAHUN TERBIT : Januari 2018

JUMLAH HALAMAN : 320

UKURAN : 13,5 x 20

ISBN : 979-421-020-x

SINOPSIS BUKU / DESKRIPSI :


Pengantar Sosiologi Politik merupakan buku teks yang sangat penting dalam mempelajari politik
dari perspektif sosiologi. Pemaparan komprehensif penulis tentang apa itu sosiologi politik,
konsep serta pendekatan konseptualnya merupakan bekal pembaca untuk menyalami sosiologi
politik. Dalam pembahasannya penulis menguraikan dengan lengkap konsep dan perkembangan
sosialisasi politik, bentuk dan luas partisipasi politik serta alasan berpartisipasi dalam politik,
system dan teori perekrutan politik dan pola komunikasi politik.

TUJUAN PENGARANG BUKU


Tujuan pengarang mengarang buku ini adalah yang pertama agar mampu menarik minat
mahasiswa dan dapat menyajikan proses dan tantangan observasi ilmiah, serta analisis perilaku
sosial secara menarik dan enak dibaca. Kedua, berupaya menumbuhkan kebiasaan mahasiswa
untuk melakukan analisis ilmiah terhadap data sosial. Ketiga, untuk menyuguhkan konsep-
konsep dasar dan materi sosiologi yang deskriptif secara jelas dan mudah dimengerti. Pengarang
mencoba untuk tidak menggunakan sumber-sumber yang langka, tetapi memanfaatkan bahan-
bahan yang lebih mudah diperoleh oleh kebanyakan mahasiswa. Seringkali pengarang
menggunakan sumber buku - buku sastra dan populer untuk ilustrasi. Pengarang melakukan hal
tersebut untuk menekankan bahwa sosiologi merupakan observasi dan analisis yang cermat
tentang kehidupan sehari-hari, dan untuk menekankan bahwa konsep dan wawasan sosiologi
dapat diterapkan terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar kehidupan mahasiswa.

TUJUAN RESENTATOR
Tujuan kami meresensi buku ini adalah yang pertama karena untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Politik, yang kedua untuk menambah wawasan pengetahuan saya mengenai konsep-
konsep yang ada pada sosiologi dan bagaimana hubungan sosiologi dengan kehidupan
masyarakat.

ISI RESENSI
Buku berjudul pengantar sosiologi politik ini memiliki 6 bab, yaitu pendahuluan, empat bab
materi inti dan kesimpulan. Buku ini berisi tentang bagaimana “politik” dalam sudut pandang
ilmu sosiologi. Buku ini cukup lengkap dalam menjelaskan dan memaparkan materi mengenai
sosiologi politik. Buku ini menjelaskan secara gamblang asal mula dan perkembangan sosiologi
politik, metode dan pendekatan yang digunakan.

Bab pertama menjelaskan mengenai perkembangan sosiologi politik. Bab kedua menjelaskan


mengenai konsep hingga perubahan perubahan yang terjadi di dalam sosiologi politik. Bab
ketiga membahas mengenai partisipasi politik, bagaimana bentuk partisipasi rakyat dalam
bersikap politik yang ada di negaranya, juga pentingnya partisipasi politik bagi suatu negara dan
lain lain. Bab keempat berisi tentang perekrutan politik. Yang di dalamnya membahas tentang
sistem perekrutan politik, siapa saja yang berhak direkrut dan mengapa, dan teori-teori mengenai
perekrutan politik. Bab kelima membahas tentang komunikasi politik, pola yang ada didalamnya
dan pembentukan pendapat masyarakat umum. Bab keenam membahas tentang kesimpulan yang
berisi kenapa kita perlu mempelajari tentang sosilogi politik, nilai nilai yang terkandung dan
peranan nyata bagi masyarakat.

Kondisi Refleksi Sosiologi Politik ter-“update”:


1. Kelas Sosial
Kelas sosial lahir sebagai akibat dari adanya pembagian jenis pekerjaan. Kelas sosial
terdiri atas orang-orang yang memiliki status sosial yang sama dan saling menilai satu
sama lainnya sebagai anggota masyarakat yang sederajat. Setiap kelas sosial merupakan
suatu subkultur yang memiliki sejumlah sikap, kepercayaan, nilai, dan norma perilaku
yang berbeda dengan kelas sosial lainnya. Kelas sosial seseorang ditentukan oleh totalitas
kedudukan sosial dan ekonominya dalam masyarakat. Kelas sosial membentuk pola-pola
hidup individu; kelas sosial rendah cenderung bersikap liberal dalam kegiatan politik
yang berkaitan dengan keuntungan ekonomi namun bersikap konservatif dalam
menerima perubahan sosial lainnya. Kecenderungan sikap tersebut berlaku terbalik di
kalangan kelas sosial atas.

2. Kesenjangan Sosial
Untuk melihat ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin kita tidak perlu jauh-jauh
pergi ke pelesok desa. Di Ibu Kota Jakarta yang dipenuhi gedung-gedung megah
bertingkat, kita banyak jumpai orang-orang miskin yang tinggal di bangunan tidak
terawat dan kumuh. Pembangunan ekonomi yang tinggi cenderung hanya menjadikan
sekelompok orang menjadi lebih kaya dan sejahtera, sementara yang lain justru tidak
dapat menikmati kue pembangunan.

Hal ini terjadi karena banyak faktor, seperti tidak efektifnya program pengentasan
kemiskinan, tidak meratanya pembangunan infrastruktur antara satu daerah dengan
daerah lain, dan masih mengguritanya praktik korupsi dalam proyek pembangunan. Salah
satu penyebab melebarnya kesenjangan di Indonesia adalah masih banyaknya jumlah
orang miskin. Hal ini tidak dapat dimungkiri, karena kita hidup di dunia yang begitu luas.
Di satu sisi belahan dunia, terdapat banyak orang yang masih hidup dalam jerat
kemiskinan, tetapi di belahan dunia lain terdapat orang yang sangat kaya.

Meningkatnya jumlah kemiskinan tentu bukan faktor tunggal, karena masih banyak
faktor lain yang menyebabkan tingkat kesenjangan menjadi semakin melebar, antara lain
karena faktor politik, kegagalan institusi dan kebijakan publik, minimnya investasi pada
infrastruktur kebutuhan dasar, kurangnya penyediaan lapangan kerja dan terjadinya
kegagalan pasar.

Oleh karena itu, sasaran pembangunan tidak hanya berhenti sampai dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja. Sasaran pembangunan harus membidik
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan memperhitungkan pemerataan
pendapatan serta pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, kesenjangan menjadi pekerjaan rumah yang
belum teratasi secara tuntas. Kesenjangan kaya-miskin dan antarwilayah sudah menjadi
pemandangan yang dapat kita saksikan di sekitar kita. Berbagai kebijakan dan program
yang direncanakan pemerintah belum mampu mengatasi persoalan kesenjangan.

Penulis mampu menawarkan seperangkat solusi yang dikupas secara detail dalam buku
ini. Analisis yang tajam ditambah dengan kekayaan literatur, menjadikan buku ini sangat
penting dibaca oleh siapa saja terutama para pengambil kebijakan.

3. Partai Politik
Pengambilan diksi ‘kuasa uang’ menggambarkan kesan awal sebuah karya yang jorok,
brutal, dan tabu. Karena kebanyakan kondisi pemilu di Indonesia menampilkan wajah
panggung depan dengan resonansi positif berbumbu bualan janji manis sang politisi
untuk meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya. 

Namun di saat yang sama, masyarakat juga dihadapkan dengan praktik kotor
transaksional yang menukarkan semua harapan perbaikan dengan beberapa lembaran
uang di dalam sebuah amplop. Mengesankan kondisi operasi uang dalam politik di
Indonesia sama seperti udara, sangat bisa dirasakan tapi sangat sulit untuk dibuktikan.
Meskipun dari sejumlah negara di Asia Tenggara, Indonesia masih cukup vulgar untuk
mengakui adanya politik uang.

Tetapi justru berbanding terbalik saat kita tenggelam pada kerangka pikiran buku ini.
Joroknya judul yang terkesan di awal, justru berhasil disediakan dengan sangat elegan,
juga dengan khazanah referensi yang ketat, penyajian dan analisis data yang
menghidupkan, serta fakta penelitian yang sangat ilmiah. Menghancurkan gap antara
teori dan praktik yang terkadang sangat jauh perbedaanya, namun justru menjadi
kekuatan memikat pada buku ini.

4. Gerakan Sosial dan Demokrasi


Dalam pelaksanaannya, ada beberapa dilema yang dihadapi oleh kaum sosial demokrat,
yakni globalisasi, individualisme, kelompok kanan dan kiri (sosdem sebenarnya berada
ditengah-tengah), agensi politik dan permasalahan ekologi. Saya akan membahas
mengenai agensi politik dari kelompok sosdem yang muncul pada abad kesembilanbelas,
dimana pada waktu itu masih berupa gerakan massa yang lambat laun diawal abad
keduapuluh mulai berubah menjadi partai politik agar dapat masuk kedalam lingkaran
kekuasaan, bagi mereka membenahi sebuah sistem harus masuk kedalam sistem tersebut.

Dalam membuat partai, tujuan mereka adalah masuk kedalam pemerintahan dan
mewujudkan tujuan utama dari negara: menyediakan perwakilan atas kepentingan yang
berbeda-beda, menawarkan sebuah forum untuk mendamaikan kepentingan-kepentingan
tersebut, membuat dan mempertahankan ruang publik untuk masyarakat, menyediakan
barang publik yang bermacam-macam dalam bentuk keamanan dan kesejahteraan,
mengatur pasar kedalam kepentingan publik dan meminimalisir monopoli yang dilakukan
oleh pasar, mempromosikan pengembangan sumberdaya manusia melalui sistem
pendidikan, menyokong sistem peradilan yang bersih dan efektif, melakukan intervensi
baik ekonomi makro maupun mikro, memperkuat aliansi regional dan nasional untuk
mewujudkan perdamaian dunia.

Hal-hal tersebut adalah cita-cita kelompok sosial demokrat yang dijelaskan oleh Giddens
dalam bukunya. Dan baginya, tujuan dan cita-cita itu dapat dimaknai dan diterapkan
dengan cara yang berbeda-beda, bagi Giddens, jika pelaksanaan suatu program negara
ialah demi kemaslahatan masyarakat, maka negara tersebut pasti menganut Welfare
State dengan jenis Social-Democrat.

KELEBIHAN
Menurut saya pada saat saya mulai membaca buku ini, saya tidak memiliki ketertarikan khusus.
Namun setelah membaca buku ini saya merasa menjadi penting untuk membaca buku ini hingga
selesai karna buku ini memiliki banyak hal hal menarik yang nantinya akan bermanfaat jika kita
terapkan di kehidupan sehari hari. Selain dari segi materinya yang bermanfaat, buku ini memiliki
tampilan berupa cover buku yang simpel namun menarik meskipun diawal merasa malas
membaca karena halaman buku yang banyak dan tebal. Selain cover yang menarik hal lain yang
membuat menarik yaitu dengan adanya banyak pendapat dari para ahli sosial politik yang dapat
memperkuat dan melengkapkan materi sehingga buku ini bisa dijadikan referensi yang baik
untuk mempelajari lebih tentang sosiologi politik.

KEKURANGAN
Dalam setiap penulisan baik buku ataupun karya tulis yang lain pasti tidaklah sepurna, setiap
buku pasti memiliki kekurangan tersendiri dibalik kelebihan yang ada. Dari sekian banyak
kelebihan yang terdapat dalam buku ini terdapat sedikit kesalahan yang menurut saya cukup fatal
karna dalam penulisan dibuku ini terdapat satu dua kesalahan dalam penggunaan tanda baca
yang menurut saya cukup mengganggu dalam saya membaca. Meskipun hal ini terasa sepele
namun alangkah lebih baik jika nantinya dalam proses penulisan buku buku berikutnya penulis
dapat lebih teliti dalam menggunakan tanda baca.

PENUTUP

Terlepas dari itu semua, menimbang banyak nya kelebihan dibandingkan kekurangan yang ada
dalam buku berjudul sosiologi politik karya Michael Rush dan Phillip Althoff ini termasuk buku
yang bagus dan layak untuk dibaca dan dijadikan referensi bagi mahasiswa sosiologi ataupun
pengamat sosial dan politik yang ada di indonesia. 

Anda mungkin juga menyukai