Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN OPERASIONAL SEKOLAH

Oleh
Asril Azhari Hasibuan
Nim : 0301193248
Dosen Pengampu : Oda Kinata Banurea, M.Pd.

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari kumpulan manusia
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pendidikan, dengan
memanfaatkan manusia itu sendiri sebagai sumber daya, di samping yang ada di luar dirinya,
seperti uang,material, dan waktu. Agar kerja sama itu berjalan dengan baik,maka perlu
diadakannya program pendidikan

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yaitu siswa, kurikulum,tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana,
dan faktor lingkunganlainnya. Apabila faktor tersebut bermutu, dan proses belajar bermutu
padagilirannya akan menghasilkan lulusan yang bermutu pula.Guru merupakan salah satu
pelaku dalam kegiatan sekolah. Olehkarena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya
itu. Akan tetapi pembahasan dalam makalah ini lebih difokuskan dalam bidang kebutuhan
opersional sekolah ataupun bisa juga dikatakan sebagai sarana dan prasarana sekolah yang
meliputi berbagai hal guna menunjang terlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah.

B.Rumusan Masalah
a. Pengertian Kebutuhan Operasional
b. Kebutuhan Operasional Sekolah
c. Manajemen Kebutuhan Operasional Pendidikan dan Pemeliharaan

1
C.Tujuan Makalah
a. Agar memahami tentang masalah tentang kebutuhan Operasional Sekolah
b. Mahasiswa memahami kebutuhan operasional
c. Mengerti tentang manajemen operasional Pendidikan dan cara pengolahan dalam
pemeliharaanya

2
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A.Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah............................................................................................................... 1

C.Tujuan Makalah .................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB II........................................................................................................................................ 4

KAJIAN TEORTIS .................................................................................................................... 4

Hakikat Kebutuhan Operasional Sekolah .............................................................................. 4

BAB III ...................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A.Pengertian Kebutuhan Operasional .................................................................................... 6

B.Kebutuhan Operasional Pendidikan ................................................................................... 7

C.Manajemen Kebutuhan Operasional Pendidikan ............................................................... 9

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUP................................................................................................................................ 13

Kesimpulan........................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB II

KAJIAN TEORTIS
Hakikat Kebutuhan Operasional Sekolah
Salah satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian
pembangunan Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan menjadi domain utama bagi
setiap negara yang ingin maju dan ingin menguasai teknologi ( (Apriana, 2019).Setiap negara
mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsanya tanpa terkecuali, Pemerintah
Indonesia dalam “Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 31 ayat
(1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal” (Murtiningsih, 2017). Upaya
untuk melaksanakan amanat tersebut Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan “Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar
hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia.Visi Pendidikan Nasional adalah
untuk mewujudkan sistem pendidikan yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampudan proaktif menjawab segala tantangan zaman yang sealu berubah (Murtiningsih,
2016). Adapun langkah-langkah kebijakan yang diambil Pemerintah dalam mewujudkan visi
tersebut antara lain: “Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;

Meningkatkan mutu pendidikan yang mempunyai daya saing tingkat nasional, regional
maupun internasional; Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan
tantangan global; Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh sejak
usia dini, mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; Meningkatkan
profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan; Mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Hikmah, 2018).

Searah dengan tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan langkah-


langkah reformasi atau menyempurnakan sistem pendidikan yang meliputi: “Pertama
Penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses pembudayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut harus ada pendidikan yang
memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan sertamengembangkan potensi dan

4
kreativitas peserta didik sehingga terjadi pergeseran paradigma proses pendidikan dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran, Paradigma pengajaran yang
menitikberatkan peran pendidik dalam menstranformasi pengetahuan bergeser keparadigma
pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya; Kedua Perubahan pandangan tentang peran
manusia dari paradigma manusia sebagai sumberdaya pembangunan menjadi paradigma
manusia sebagai subyek pembangunan secarautuh

.Dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, sampai saat ini Pemerintah
masih dihadapakan dengan berbagai permasalahan, baik permasalahan yang bersifat internal
maupun eksternal, seperti tingkat kualitas pendidik yang belum memenuhi standar mutu,
sarana-prasarana sekolah yang masih kurang memadai serta terbatasnya anggaran pendidikan
yang disediakan oleh pemerintah. Selain faktor internal tantangan yang paling berat bagi
bangsa Indonesia pada era industri 4.0 ini adalah bagaimana menyiapkan Sumber Daya
Manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing (Rohimin, 2020).Hanya dengan bermodalkan
manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing suatu bangsa akan mampu bermitra dan
berkompetisi pada tataran global. Namun diketahui bahwa gambaran umum mutu Sumber
Daya Manusia Indonesia sebagaimana dilaporkan oleh UNDP setiap tahun menunjukkan
tingkat pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia ternyata masih
memprihatinkan(Rohim, 2015).

Demikian juga peringkat Indeks Pertumbuhan Daya saing Indonesia masih sangat
rendah belum sesuai yang diharapkan (Salam, 2016).Kondisi ini adalah sebuah realitas yang
menjadi isyarat bahwa pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bekerja keras secara terus
menerus dan konsisten meningkatkan mutu pendidikan manusia dengan menempatkan
pendidikan sebagai salah satu wahana dalam pembangunan manusia Indonesia yang cerdas,
unggul dan berdaya saing.Jika ditarik kebelakang, kebijakan pembangunan bidang pendidikan
dalam kurun waktu 2004-2009 diprioritaskan pada peningkatan akses masyarakat terhadap
pendidikan dasar yang lebih berkualitas memalui Peningkatan Pelaksanaan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat
yang selama ini dirasakan kurang dapat menjangkau layanan pendidikan dasa(Sulistian et al.,
2017). Kebijakan ini dilakukan dikarenakan bersamaan dengan kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) di tahun-tahun tersebut yang diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok
lainnya, sehingga kondisi semacam itu akan dapat menghambat upaya penuntasan Program

5
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun juga berdampak negatif terhadap akses masyarakat
miskin untuk mendapatkan pendidikan (Setyaningrum, 2014)

BAB III

PEMBAHASAN
A.Pengertian Kebutuhan Operasional

Dalam suatu lembaga pendidikan pastinya sangat memerlukan suatu kebutuhan sebagai
penunjang terlaksanakannya pendidikan dengan baik dan memperoleh hasil yang sesuai degan
target output suatu lembaga, kebutuhan operasional tersebut bisa berupa seperti prasarana dan
sarana dalam pendidikan. Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung
untuk mencapai tujuan dalam pendidikan . misalnya : lokasi/tempat,bangunan sekolah,
lapangan olahraga, uang dsb.Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium Dsb. Dengan demikian
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebutuhan operasional pendidikan itu adalah semua
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itusendiri. Menurut keputusan menteri P
dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

a. Bangunan dan perabot sekolah


b. Alat-alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga danlaboratorium.
c. Media

Pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual menggunaakan alat peraga.


Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan kebutuhan
operasional atau sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan disebuah sekolah.
Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum karena
administrasi sarana dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan kebutuhan
yang ada di sekolah dan guru bertugas untuk mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah
dan guru juga bertugas sebagai administrator dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah
(Arifin)

6
B.Kebutuhan Operasional Pendidikan

Proses pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya bila salah satu elemen,
aspek atau dimensi yang membentuk sistem pendidikan menghadapi hambatan dan tantangan.
Begitu pun sebaliknya, proses pendidikan akan berlangsung dengan baik bila salah satu
elemen, aspek dan dimensi pendidikan saling mendukung dan saling melengkapi. Apabila
faktor pendukung dilihat dari aspek manusianya, maka seluruh personil yang terlibat dalam
upaya melangsungkan pendidikan, mutlak berkualifikasi dan profesional dalam bidangnya
masing-masing. Sedangkan bila ditinjau dari aspek sarana dan prasarananya, maka seluruh
seluruh perangkat keras dan perangkat lunak harus selalu siap di tempat untuk memenuhi
kebutuhan operasional pendidikan.

Secara formal (dalam proses pendidikan di sekolah), pengelolaan kelas dan hal-hal lain
yang terkait dalam upaya melangsungkan (proses) pendidikan, diarahkan seoptimal mungkin
untuk mencapai situasi pendidikan yang dapat mendukung berlangsungnya pendidikan. Maka
kebutuhan operasional pendidikan yang harus dipenuhi diantaranya adalah :

1. Faktor pertama (manusia) antara lain adalah guru yang mampu bertugas sebagaimana
mestinya. Pegawai administrasi yang cakap menggunakan alat-alat pendidikan,
administrasi, media dan peserta didiknya sendiri.

2. Faktor kedua antara lain sarana dan prasarana pendidikan juga ikut menentukan. Hal
ini dapat menjadi pendukung jika segalanya siap pakai, sekaligus sebagai faktor
penghambat bila sarana dan prasarana pendidikan tersebut tidak tersedia, tidak terawat,
tidak terdokumentasi dengan baik, atau kekurangan dana untuk perawatan dan
pemeliharaannya.

Dari keterangan singkat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa, faktor pendukung
terlaksananya dan efektifnya proses pendidikan terletak pada manusianya dan pada sarana-
prasarananya secara umum, baik sarana pendidikan maupun sarana pembelajaran/pengajaran.

Secara umum suatu yayasan pendidikan setidaknya haruslah mempunyai fasilitas-fasilitas


penunjang dalam sekolah dan kebutuhan operasional sekolah tersebut meliputi sarana dan
prasarana pembelajaran menurut pembagiannya prasarana adalah suatu kebutuhan yang sangat
pokok dalam terwujudnya pendidikan yang dan apa bila prasarana ini baik maka kegiatan
belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan kebutuhan operasional
sekolah di bagi dalam bagian antara lain :

7
prasarana pembelajaran, meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang
ibadah, ruang kesenian, dan aula sekolah (gedung serba guna), kantor,kamar kecil (toilet),
gudang, perpustakaan dan labolatorium.

sarana pembelajaran, meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas olahraga maupun
labolatorium, serta perlengkapan dalam kelas

Sedangkan sarana bersifat lebih sekunder daripada prasarana akan tetapi keduanya
tidak dapat dipisahkan begitu saja. Lengkapnya kebutuhan operasional pendidikan ini sangat
menentukan kondisi pembelajaran yang baik. Akan tetapi hal itu tidaklah berarti bahwa
lengkapnya sarana dan prasarana merupakan jamnan terselenggaranya proses belajar mengajar
menjadi baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana mengelola kebutuhan operasional
sekolah,sehingga terselenggaranya proses belajar megajar dapat terwujudkn dengan baik dan
efisien?” mengapa demikian, karena segala kebutuhan operasional pendidikan adalah suatu
barang yang mahal, barang-barang kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut
dibeli dengan uang pemerintah dan masyarakar. Pembelian tersebut adalah untuk
mempermudah siswa dalam belajar. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut maka menuntut
guru dan siswa dalam menggunakannya dengan tujuan untuk mempermudah proses belajar dan
mengajar (Winardi, 1997)

Akan tetapi kebutuhan operasional sekolah tidak semena-mena hanya kebutuhan sarana
dan prasarana saja, akan tetapi jiga dibutuhkan kebutuhan-kebutuhan yang lain untuk
menunjang jalannya mendidikan agar dapat terealisasikan secara baik dan benar. Diantaranya
:

Kebutuhan sosial dimana kebutuhan sosial ini sangat berfungsi dan berperan cukup penting
dimana kebutuhan sosial ini lebih menekankan aspek kuantitatif dibandingkan aspek kualitatif.
Yaitu strategi pendekatan tradisional untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar
dan juga wali murid dari sekolah tersebut.diantaranya dengan memperhatikan pertumbuhan
penduduk, arus minat siswa untuk mengenyam pendidikan, dan memenuhi kebutuhan
pendidikan apa yang di inginkan masyarakat.

Kebutuhan ketenagakerjaan bisa juga disebut dengan kebutuhan SDM (sumbr daya
manusia) dimana kebutuhan SDM ini memiliki peran dalam pembentukan tujuan pendidikan,
di samping itu juga diperlukan penataan sumber daya manusia yang sesuai dengan konsep-
konsep dasar untuk menghasilkan out put siswa yang baik dan berkualitas. Sdangkan
manajemen SDM adalah menjadi tanggungjawab kepala sekolah ataupun kepala lembaga.

8
Dalam pendidikan biasaya mengutamakan kepada keterkaitan lulusan system pendidikan
dengan tuntutan kepada tenaga kerja dalam berbagai sector pembangunan agar sesuai dengan
tujuan yang di targetkan oleh lembaga pendidikan itu sendiri. (Winardi, 1997)

C.Manajemen Kebutuhan Operasional Pendidikan

Dalam manajemen operasional yang banyak dibahas adalah tentang pengelolaan


(planning, organizing, actuacting, controlling) secara optimal penggunaan sumber daya/
faktor-faktor produksi (man, material, machine, methode, Manajemen Operasiney, market )
dalam proses transformasi bahan mentah menjadi produk / jasa. Menurut Ishak (2007)
manajemen operasi erat kaitannya dengan pengelolaan input menjadi out put sesuai dengan
strategi yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, misalnya dalam sebuah
lembaga pendidikan meliputi ketenagakerjaan, peralatan, dan staff merupakan input, maka
outputnya adalah murid terdidik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan mengabdi kepada
masyarakat. Dan ada berbagai hal yang bisa dikemukakan dan menjadikan alasan pentingnya
Manajemen Operasional dalam pendidikan diantaranya adalah:

Manajemen Operasinal merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di semua
jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka mau tidak mau harus
mempelajari konsep Manajemen Operasional guna menjaga dan pengendalian kamponen yang
terlibat dalam organisasi tersebut.

Dengan mempelajari Manajemen Operasional, kita dapat mengetahui seluk beluk dan
berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan dalam lembaga.

Dengan mempelajari Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti dengan
benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional atau pelaku yang terlibat dalam
suatu lembaga pendidikan.

Karena Manajemen operasional merupakan bagian yang paling mahal dalam


organisasi, Hal ini dapat diartikan efektifitas dan efisiensi Manajemen Operasional akan
berdampak besar bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Manajemen kebutuhan operasional sekolah adalah kegiatan yang mengatur untuk


mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggaranya proses pendidikan di
sekolah. Managemen operasional kebutuhan sekolah/manajemen sarana dan prasarana
dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana
pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk

9
menunjang kegiatan belajar mengajar, belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak
langsung Dan diperlukan manajemen sarana dan prasarana guna memiliki tugas-tugas dalam
pengkondisian barang penunjang dalam sekolah,yaitu meliputi:

a. Perencanaan kebutuhan

b. pengadaan

c. pendayagunaan

d. penyimpanan

e. penginvestarisan

f. pengawasan

g. pemeliharaan

h. penghapusan

hal tersebut di atas adalah dengan maksud agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai
dengan efektif dan evisien. kebutuhan operasional sekolah atau pendidikan tidaklah sedikit,
dan kebutuhan tersebut ada yang bersifat pokok(wajib) maupun bersifat penunjang dan akan
tetapi keduanya tidak dapat efisien dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan dalam proses belajar
mengajar maka perlu diadakan kebijakan oleh kepala sekolah ataupun kepala yayasan dalam
pemenuhan dan perawatan kebutuhan operasional sekolah, karena untuk mengantisipasi hal-
hal yang tidak di inginkan maka perlu adanya penyuluhan dalam perawatannya hal itu
dikarenakan sebagai berikut :

a. Jika perlatan terpelihara baik umumnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktuyang singkat.

b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya
perbaikan dapat ditekanseminim mungkin.

c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, akan lebih terkontrol sehingga menghindari
kehilangan.

d. Dengan adanya pemeliharaan yang baik akan dilihat dandipandang.

e. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaanyang baik.

Dengan demikian maka pemeliharaan kebutuhan sarana dan prasarana sangatlah


penting guna memberi manfaat bagi pegawai yaitu memudahkan pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Dan pemeliharaan tersebut di antaranya :

10
• Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang tidakterencana karena mengabaikan
pemeliharaan pencegahan.

• Pemeliharaan korektif dimana dilakukan sesuai dengan usia barang.

• Pemeliharaan pencegahan/terencana.

• Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terusmenerus.

• Penggantian ringan yang dilakukan karena adanyakerusakan kecil.

Proses pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam
pemakaian tanpa mengubah atau mengurangi bentuk kontruksi asli. Pemeliharaan dapat
dilakukan berdasarkan kurun waktu:

• Pemeliharaan harian adalah Pemeliharaan yang dapat dilakukan setiap hari.


Dilaksanakanoleh pegawai yang menggunakan barang tersebut danbertanggung jawab
atas barang itu.

• Pemeliharaan berkalaPemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam


jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan.

• Umur penggunaan barang

Dalam perawatan haruslah dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa ada paksaan
sedikitpun dan seluruh keluarga besar sekolah bersangkutan adalah yang harus berperan, lebih
khususnya antara guru dan murid dan peran guru dalam penggunaannya adalah sebagai berikut
:

a. Memelihara

b. Mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih baik dan mudah
diterima siswa.

c. Memelihara dan mengatur sasaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar

d. Mengorganisasi siswa agar menggunakan sarana dan prasarana sesuai degan tepat guna

Akan tetapi bukanlah hanya guru yang harus berperan dalam menjaga, merawat dan
menggunakan segala sarana dan prasarana, akan tetapi murid juga haruslah dilibatkan dalam
pengelolaannya,dan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Ikut serta dan berperan aktif dan mengatur sarana dan prasarana dengan baik.

11
b. Ikut serta dan berperan aktif dalam memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat
guna

c. Menghormati sekolah dan nama baiknya sebagai pusat pembelajaran dalam rangka
pencerdasan generasi muda bangsa

d. Dalam hal ini berarti siswa juga belajar memelihara dan memanfaatkan fasilitas sekolah
guna diterapkan juga dalam menjaga dan memelihara fasilitas umum (Ryter, 1991)

Selain dari pemeliharaan barang atau prasarana dan sarana sekolah juga sangat perlu
diperhatikan kelayakannya berdasarkan usia secara fisik Setiap barang terutama barang
elektronik atau mesin mempunyai batas waktu tertentu dalam penggunaannya. Usia barang
secara administrative. Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui barang yang
keadaanya secara fisik telah tidak layak pakai, sebab kalau terjadi hal yang demikian jelas telah
mengganggu kelancaran kegiatan dalam organisasi, oleh karena itu biasanya barang dalam
kondisi yang kapasitasnya lebih kurang dari 50% sudah diusulkan untuk dihapuskan
karenahanya akan mempersempit ruangan saja danbiaya perawatannya juga akan lebih besar.

Pemeliharaan juga perlu dilakukan dalam aspek hukum, hal ini ditujukan untuk memperjelas
kepemlikian barang sehingga tidak dapat diganggu oleh pihak lain. Pemeliharaan ini
dapatberbentuk:

• Pengurusan sertifikat kepemilikan tanah

• Surat izin mendirikan dan penggunaan bangunan

• Pengurusan STNK dan BPKB pada kendaraan bermotor dan surat-surat lainnya.

Dengan demikian operasional kebutuhan sekolah tidaklah hanya dengan melengkapi sarana
dan prasarana saja akan tetapi perawatan sarana dan prasarana sangatlah lebih sulit daripada
pemenuhan kebutuhannya, hal ini dikarenakan kegiatan pendidikan selalu membutuhkan dan
meng up grade suatu hal-hal baru serta tidak tetapsaja terhadap apa-apa yang sudah bukan
zamannya. Seperti halnya media yang digunakan dalam hal pembelajaran yang semakin tahun
semakin canggih. (Ryter, 1991)

12
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Kebutuhan operasional pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung
maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan itu sendiri Pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual
menggunaakan alat peraga. Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab
atas pengadaan kebutuhan operasional atau sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan
disebuah sekolah. Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan
yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang
tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan
secara umum karena administrasi sarana dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam
penggunaan kebutuhan yang ada di sekolah dan guru bertugas untuk mengatur ketertiban
penggunaan sarana sekolah dan guru juga bertugas sebagai administrator dan bertanggung
jawab kepada kepala sekolah manajemen operasi erat kaitannya dengan pengelolaan input
menjadi out put sesuai dengan strategi yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan, misalnya dalam sebuah lembaga pendidikan meliputi ketenagakerjaan, peralatan,
dan staff merupakan input, maka outputnya adalah murid terdidik dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada dan mengabdi kepada masyarakat. Dan ada berbagai hal yang bisa
dikemukakan dan menjadikan alasan pentingnya Manajemen Operasional dalam pendidikan
diantaranya adalah:

Manajemen Operasinal merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di semua
jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka mau tidak mau harus
mempelajari konsep Manajemen Operasional guna menjaga dan pengendalian kamponen yang
terlibat dalam organisasi tersebut.

Dengan mempelajari Manajemen Operasional, kita dapat mengetahui seluk beluk dan
berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan dalam lembaga.

Dengan mempelajari Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti dengan
benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional atau pelaku yang terlibat dalam
suatu lembaga pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, L. (2016). Pemerataan akses pendidikan bagi rakyat sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.EduTech: Jurnal Ilmu
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1).

Murtiningsih, M. (2017). Pengaruh Motivasi Belajar, Sarana Belajar, Dan Percaya Diri
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Penerima BSM (Bantuan Siswa Miskin) SMP Negeri di
Surabaya. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, 5(2), 178–191

Salam, R. (2016). Penerapan Fungsi Administrasi Perkantoran Modern berbasis Daya Saing
Organisasi dalam menyongsong MEA 2015. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Sarjana
Ilmu-Ilmu Sosial, 1(1), 186–190.

Rohimin, R. (2020). Reposisi Pendidikan Keluarga Bagi Anak Generasi Alfa. Nuansa, 12(2).

Hikmah, M. (2018). Developing Student Character: A Case Study of KTSP Islamic Education
Subject. Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 1(2), 177–201.

Rohim, N. (2015). Mewujudkan Hak Konstitusional Warga Negara Dalam Penyelenggaraan


Program Wajib Belajar. Fikrah, 6(2).

Setyaningrum, S. (2014). Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unitcost) Dengan Model


Activity Based Costing (ABC) Untuk Menentukan Standar Biaya Di Smk Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan.

Winardi, 1997. Sarana prasarana dalam pendidikan. Penerbit Mandar Maju. Serang

Utomo Tjipto dan Kus Ryter. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta . 1991

14

Anda mungkin juga menyukai