Disusun oleh :
Sem.IV/PAI-6
TA. 2021
IDENTITAS
SEM/PAI : IV/PAI-6
Makalah ke :5
1
A.PENDAHULUAN
Berpakaian menurut syariat Islam atau biasa di kenal dengan berpakaian muslimah
bagi seorang perempuan Islam merupakan sebuah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah
Swt. melalui nabi Muhammad Saw. untuk disampaikan kepada istri-istri beliau serta kepada
seluruh perempuan muslimah. Berpakaian secara Islam, terutama bagi muslimah merupakan
bagian dakwah yang penting dalam syiar Islam diseluruh dunia, karena petunjuknya yang jelas
dalam AlQur‟an. Dalam Al-Qur‟an, busana muslimah merupakan ketentuan tata busana bagi
kaum muslimah untuk menutup auratnya berdasarkan syariat Islam. Sudah menjadi kewajiban
seorang muslimah untuk menutup aurat agar tidak menimbulkan rangsangan bagi lawan
jenisnya. Sedangkan untuk berbusana muslim itu juga wajib sebagaimana dengan syari‟at
guna memelihara diri dan merupakan kehormatan dengan menutup aurat.1
Kitab suci Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman umat Islam, selain
itu juga sebagai sumber hukum Islam yang pertama, yang mengatur seluruh kehidupan
manusia, salah satunya tentang akhlak berpakaian atau ketentuan dalam berpakaian. Selain
pakaian merupakan kebutuhan primer manusia untuk menutupi aurat, manusia juga harus
memperhatikan nilai etika dan estetika. Sehingga dengan berpakaian, manusia menjadi salah
satu pembeda dengan makhluk lainnya. Islam menganjurkan umat Islam untuk menghias diri
dengan pakaian yang bersih dan indah tetapi tidak menyolok mata. Islam membedakan antara
pakaian lelaki dan pakaian perempuan. Semuanya ada aturan di dalam Islam bagaimana
berpakaian yang sebenarnya.
Allah Swt. telah mengajarkan etika berpakaian yang baik, yang mana sesuai dengan
ketentuan dalam firman-Nya. Dengan manusia berpakaian yang baik maka manusia akan
dihormati dihadapan manusia terlebih lagi dihadapan Allah Swt. karena Allah Swt. menyukai
orang-orang yang melaksanakan perintah-Nya dengan baik dan benar.
1
Al-Quran diturunkan sebagai wahyu untuk seluruh manusia salah satunya dalam
menentukan batasan-batasan berpakaian, meskipun tidak berdasarkan bentuk maupun mode
namun berdasarkan fungsi dan tujuan dari berpakaian. menunjukkan identitas, sehingga
pemakainya dapat terpelihara dari gangguan dan usilan, dan fungsi yang ketiga yaitu menutupi
yang tidak wajar kelihatan (termasuk aurat) serta menambah keindahan pemakainya.
1
M. Alim Khoiri, Fiqih Busana (Telaah Kritis Pemikiran Muhammad Syahrur) (Yogyakarta:
Kalimedia, 2016),
2
B.Analisis Kompetensi Dasar
a. Fakta :
o Ketentuan berpakaian sesuai syariat islam adalah merupakan adab dalam berpakaian.
b. Konsep :
o Pengertian ketentuan berpakaian sesuai syariat islam
c. Prinsip :
1. (Q.S. Al-ahzab ayat 59).
ي أَيُّهَا يَا
ُُّّ ك قُلُّ النَّ ِب ِ ِك ِِلَز َو
َُّ اج َُّ اء َوبَنَات
ُِّ س َُّ ِين ال ُمؤمِ ن
َ ِِين َون َُّّ علَي ِه
َُّ ن يُدن َُّ أَدنَى ذَل.
َُّّ ِك ج َََل ِبي ِب ِه
َ ُّن مِ ن
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3
ُ ار ي ُّس َ و ا ٰ ت ِ ك ُم ُّ َو ِر ي ش ً ا ۗ ُّ َو ل ِ ب َ ا
ُّ س ِ ُّي َ اُّب َ ن ِ ي ْٓ ُّا ٰ د َ م َ ُّق َ د ُّا َ ن َز ل ن َ اُّع َ ل َ ي ك ُم ُّل ِ ب َ ا س ً اُّي ُّ َو
ك ُّ ِم ن ُّا ٰ يٰ تِ ه
َ ُّّٰللا ِ ُّ ل َ ع َ ل َّ ه ُ م ُّ ي َ ذ َّ ك َّ ُر و
ُّن َ ِ ك ُّ خَ ي رۗ ُّذٰ ل َ ِ الت َّ ق ٰو ىُّذٰ ل2
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi
auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik.
Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.(Q.S Al-
A'raf ayat 26.)
d.Sikap/Metakognitif
o Berpakaian baik dalam syariat islam adalah untuk menjaga kehormatan seorang muslim
dan muslimah serta sebagai pembeda dari orang-orang kafir.
C.Pengembangan Materi
Pengertian pakaian dalam sudut pandang Islam adalah sebagai penutup aurat baik
laki-laki maupun perempuan. Pada dasarnya ada dua macam pakaian yaitu yang bersifat
jasmaniah (fisik) untuk menutupi aurat dan keindahan, dan pakaian yang bersifat rohani
(spiritual) untuk mengisi kekosongan jiwa dengan ketakwaan hati, Ketentuan Busana dalam
Islam.Perkembangan zaman yang terpengaruh budaya dan mode barat membuat sejumlah
orang melupakan etika atau aturan berpakaian di timur atau agama. Islam tidak pernah
menentukan bentuk dan model pakaian, tetapi hanya menetapkan beberapa kriteria pokok
yang wajib dipenuhi dan sesuai dengan prinsip Islam, karena bentuk dan model yang berlaku
disuatu masyarakat bisa saja berbeda dengan masyarakat lain, baik dari segi budaya, tradisi,
maupun peradaban antar suku, etnis, bahkan suatu negara dengan negara lain.Seseorang dalam
berpakaian yang dikenakan tidak asal berpakaian baik itu pakaian dalam ibadah, sehari-hari,
maupun pakaian adat, karena jika salah atau asal memakai bisa berpengaruh pada makna atau
tujuan dari pakaian tersebut.Pakaian yang boleh dipakai orang Islam adalah pakaian yang
memenuhi syariat Islam antara lain:
2
Ign. Gatut Saksono. Djoko Dwiyanto, Paham Keselamaan Dalam Budaya Jawa, Ampera Utama,
Yogyakarta, 2012.
4
1.Menutup seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan.
Pakaian yang hiasanya berlebih ataupun menujukan perhiasanya dilarang dipakai karena
bisa membahayakan si pemakai dari hal-hal yang buruk. Seperti orang yang memperlihatkan
perhiasanya kepada orang-orang, maka orang yang akan akan berbuat kejahatan (mencuri)
akan lebih mudah.3
Pakaian yang ketat dan transparan (berpakaian tetap pada hakikatnya) telanjang,
sehingga diharamkan untuk dipakai
Wanita yang meniru laki-laki alam berbusana dan bermode. Sedangkan laki-laki yang
bergaya wanita adalah laki-laki yang cara berpakaian dan cara bicaranya meniru kaum
wanita.
Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslim (laki-laki dan perempuan) tidak
boleh menyerupai orang kafir, baik dalam beribadah, merayakan hari raya mereka dan
berpakai khas mereka.
6.Bukan baju kebesaran (dipakai untuk kesombongan).3
7. Pakaian yang diperoleh dari yang halal dan nyaman saat dipakai.
Ada dua macam halal dalam pakaian, yaitu halal cara memperoleh dan dan halal
barangnya. Pakaian yang di dapat dari hasil mencuri, menipu ataupun diperoleh dari jalan
yang dilarang Islam, maka haram dipakai. Pakaian yang mahal belum tentu nyaman dipakai
hal ini dilarang, kenyamanan disini bisa didapat dengan memilih bahan yang halus, lembut,
bisa menjadi sirkulasi udara.
5
Darby Jusbar Salim, Busana Muslim Dan Permasalahannya, Jakarta, Depag RI. 1984.
5
2. Dalil tentang ketentuan berpakaian sesuai syariat islam
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung
ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam)
mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang
yang beriman, agar kamu beruntung. (Q.S.An-Nur 31).
Allah dalam ayat ini melarang salah satu bentuk tabarruj,yaitu menggerakkan kaki
sampai terdengar bunyi gelang kakinya tersebut,yang berarti wanita tersebut telah
menonjolkan perhiasannya.dalil ini juga menjelaskan akan larangan tabarruj,yaitu
menonjolkan perhiasan.tabarruj berbeda dengan perhiasan atau berhias.tidak ada makna
syara’tertentu terhadap tabarruj,sehingga penafsiran kata tabarruj diambil dari makna lughawi
(bahasa).tabarruj secara bahasa berarti menonjolkan perhiasan,kecantikan termasuk
keindahan tubuh pada laki-laki asing adalah seperti diriwayatkan dari Abi Musa Asy-
6
Sya’rawi: “wanita yang memakai parfum,kemudian melewati suatu kaum (sekelompok orang)
supaya/sampai mereka mencium aromanya maka berarti dia penzina.
ُُُّّّبلُّقدُّيحصلُّذلك،ُّوليسُّهذاُّالحديثُّمختصاًُّبنفسُّالثياب،والحديثُّيدلُّعلىُّتحريمُّلبسُّثوبُّالشهرة
لمنُّيلبسُّثوباًُّيخالفُّملبوسُّالناسُّمنُّالفقراءُّليراهُّالناسُّفيتعجبواُّمنُّلباسهُّويعتقدوه. ُُّّقالهُّابن
رسَلن. ُُّّوالموافق،ُّفَلُّفرقُّبينُّرفيعُّالثيابُّووضيعها،وإذاُّكانُّاللبسُّلقصدُّ اَلشتهارُّفيُّالناس
لملبوسُّالناسُّوالمخالف. ُِّلنُّالتحريمُّيدورُّمعُّاَلشتهار
“Haditss ini menunjukkan haramnya memakai pakaian syuhrah. Dan hadits ini tidak
melarang suatu jenis pakaian, namun efek yang terjadi ketika memakai suatu pakaian tertentu
yang berbeda dengan keumuman masyarakat yang miskin, sehingga yang memakai pakai
tersebut dikagumi orang-orang. Ini pendapat Ibnu Ruslan. Dan juga pakaian yang dipakai
dengan niat agar tenar di tengah masyarakat. Maka bukan perkaranya apakah pakaian itu
sangat bagus atau sangat jelek, ataukah sesuai dengan budaya masyarakat ataukah tidak,
karena pengharaman ini selama menimbulkan efek ketenaran” (Dinukil dari Mukhtashar
Jilbab Mar’ah Muslimah, 1/65).
Doa memakai pakaian hendaknya ketika memakai pakaian membaca doa berikut: 4
3
Khalid Al-namadi, Risalah buat wanita muslim, Terang Surya, Surabaya, t.th.
4
Mohammad Irsyad,. Op.Cit.
7
Alhamdulillahilladzi kasaaniy hadzats tsauba wa rozaqonihi min ghoiri hawlin minniy wa laa
quwwah.
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rezeki dari-Nya
tanpa daya dan kekuatan dariku. (HR. Abu Daud no. 4023. Dihasankan Al Albani dalam
Shahih Abi Daud).
Menutup aurat dalam sholat tidaklah cukup dengan berpakaian ala kadarnya yang
penting menutup aurat, tidak peduli pakaian itu najis, bau. Namun perlu diperhatikan sisi
keindahan dan kebersihannya. Sehingga pakaian yang dipakai pada saat beribadah baik itu
sholat atau ibadah yang lain yang berhubungan langsung dengan Allah, terlihat indah dan
bersih.
Syaik Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin menerangkan pakaian yang dipakai dalam sholat
ada empat. Yaitu: tebal, bersih dari najis, halal dipakai, dan aman.
a.Tebal
Pakaian yang tebal atau tidak menampakan kulit tubuh yang ada dibalik pakaian. Imam
Ja’far Shadiq as berkata, janganlah kamu sholat dengan pakaian tipis yang menampakan
sesuatu dibaliknya.
Pakaian dalam tatanan Islam juga memperhatikan kebersihan atau kesucian pakaian yang
dikenakan sangat erat hubungannya pada saat beribadah atau bermunajat dan sholat
menghadap Allah SWT.
Islam adalah agama yang cinta akan kebersihan dalam segala hal, baik dalam beribadah
maupun keseharian. Sehingga Islam mengatur atau memberi tata cara membersihkan
khususnya pakaian untuk beribadah dari najis, baik najis yang ringan, sedang, hingga yang
8
berat. Orang muslim dengan memakai pakaian yang bersih dan bebas dari najis akan kelihatan
lebih indah, sekalipun pakaian tersebut bukan pakaian yang baru.
Allah telah meletakan suci (bersih) sebagai kunci peribadatanya yang tertinggi yaitu
sholat. Oleh karena itu tidak akan diterima sembahnyangnya seorang muslim sehingga
badannya bersih.
c.Halal dipakai
Pakaian yang dipakai saat sholat hendaknya pakaian yang halal. Pakaian yang terbuat
dari kulit binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya, seperti binatang buas, ular dan semua
binatang yang haram untuk dimakan sekalipun kulit binatang tersebut sudah di samak hingga
5
suci, bahkan binang laut yang tidak boleh dimakan sekalipun tidak boleh dengan apaun
yang berasal darinya.
d.Aman
Pakaian aman adalah yang dipakai tidak menimbulkan masalah baik dalam diri pemakai
tersebut tidak membahayakan badannya, seperti terbuat dari bagian yang lunak ataupun
lenteur.
Pakaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia, tidak
semestinya mengganggu atau menghambat dalam menjalankan aktifitas sebagai makhluk
sosial. Pakaian hendaknya mampu menjadikan diri manusia sebagai makhluk yang
bermartabat dan memudahkan dirinya menjalankan aktivitas sehari-hari.
Meskipun demikian, hubungan antara pakaian dan aktifitas sosial manusia dalam
kehidupan modern, tidaklah meninggalkan adab berpakaian dalam tatanan Islam. Adab
pakaian yang dipakai dalam hubungan sosial hampir sama dengan pakaian ketika sholat
(beribadah), hanya saja ada sedikit perbedaan yaitu: pakaian yang dipakai tidak pakaian yang
diberi wangi-wangian, yang mewah atau paling bagus (libas) seperti halnya dipakai saat
beribadah. Libas menurut Ibnu Astir pakaian yang yang terkenal dikalangan orang- orang
6
Mu hammad Jawad Mughiyah, Cetakan 1, Fiqih Ja’fari, Lenterm, Jakarta, 1995.
7Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu, 1980,.
9
yang mengangkat pandangannya dan berbangga diri terhadap orang lain dengan sikap angkuh
dan sombong.
1.menutup aurat
Pakaian yang baik adalah pakaian yang menutup aurat.aurat laki-laki dimulai dari bagian
tubuh pusar hingga lutut.
Dalam islam dianjurkan untuk bersikap sederhana dalam segala hal,termasuk dalam hal
berpakaian.memakai pakaian yang mewah dapat menimbulkan penyakit hati seperti sombong
dan takabur pada diri sendiri.
Meski islam tidak membatasi warna apa saja yang bisa dipakai,tetapi warna putih sangat
dianjurkan karena bersifat suci dan bersih.
Pakaian sutra dan perhiasan emas biasanya dipakai oleh perempuan.islam melarang
laki-laki untuk mengenakan dua barang tersebut karena dalam berpakaian,laki-laki tidak boleh
menyerupai wanita.beitu juga sebaliknya.
Pakaian yang dapat mengundang perhatian banyak orang dapat disebut dengan pakaian
syuhrah.`Barang siapa memakai pakaian syuhrah,maka allah akan memakaikan pakaian yang
serupa pada hari kiamat nanti.kemudian,dalam pakaian tersebut akan dinyalakan api
neraka”.(HR.Abu Dawud dan ibnu majah).
Pakaian sesuai syariat Islam merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, baik
laki maupun perempuan. Sudah tentu apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada
hamba-Nya itu mempunyai maslahat kembali kepada hamba tersebut. Pakaian merupakan
salah satu nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada seluruh makhluk ciptaan-
Nya. Salah satunya binatang yang sering kita jumpai, tumbuh dari bulu mereka yang
melindungi tatkala panasnya terik matahari, menghangatkan tatkala dinginnya malam.Begitu
10
pula manusia yang diberi kemampuan untuk membuat pakaian yang menutup tubuhnya,
menjadikan pakaian tersebut sebagai bentuk perhiasan yang mempercantik penampilan
seseorang.
Berpakaian sesuai syariat Islam tentunya merupakan kewajiban bagi umat Islam
untuk melaksanakannya. Terjadinya banyak malapetaka, musibah tidak terlepas dari jauhnya
umat Islam dari syariat Islam, salah satunya tidak berpakaian sesuai syariat Islam. Maka
terjadilah perzinaan dimana-mana, pelecehan seksual bahkan pemerkosaan.
Dengan tidak berpakaian sesuai syariat Islam maka tersingkaplah aurat, tergodalah
hati para pria, terjadilah di antaranya perselingkuhan hingga mengakibatkan perceraian.
Dengan ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam maka tidak akan terjadi kerusakan di
muka bumi,karena pria maupun wanita yang ada di masyarakat telah terjaga dari sisi
pemakainnya.
1.seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatan nya.akhwat yang memakai jilbab
insyaallah tidak akan di ganggu oleh para Ikhwan usil.Al-Ahzab:59).
2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak yang membuka
aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. '' Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat”.
8
Ust. Mujahidul Islam MAFA, Ustz Lailatus Sa’adah, Op.Cit.
11
D.Penutup
1.Kesimpulan
Pakaian muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup
aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu
sendiri serta masyarakat di mana dia berada. Pakaian yang boleh dipakai orang Islam adalah
pakaian yang memenuhi syariat Islam antara lain:
12
E.Daftar Pustaka
1
M. Alim Khoiri, Fiqih Busana (Telaah Kritis Pemikiran Muhammad Syahrur) (Yogyakarta:
Kalimedia, 2016),
2
Ign. Gatut Saksono. Djoko Dwiyanto, Paham Keselamaan Dalam Budaya Jawa,
Ampera Utama, Yogyakarta, 2012,
3
Khalid Al-namadi, Risalah buat wanita muslim, Terang Surya, Surabaya, t.th.
4
Mohammad Irsyad,. Op.Cit.
5
Darby Jusbar Salim, Busana Muslim Dan Permasalahannya, Jakarta, Depag RI. 1984.
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu, 1980,.
13
14