Dalam ayat di atas terdapat perintah menjaga pandangan, menjaga kemaluan dan
menjaga aurat, maksudnya adalah:
1) Maksud menjaga pandangan
Pandangan diibaratkan “panah setan”. “panah setan” adalah panah yang jahat yang
merusakkan dua pihak sekaligus, si pemanah dan terkena panah.
Dalam hadits lain rasulullah saw. juga bersabda “pandangan mata itu merupakan anak
panah yang beracun yang terlepas dari busur iblis, barang siapa yang meninggalkannya
karena takut kepada Allah swt., maka Allah swt. akan memberinya ganti dengan manisnya
iman di dalam hatinya.
Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai kehormatan diri
sendiri dan orang lain. Al Qur’an memerintahkan agar menjaga pandangan yang tidak merusak
keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika mata banyak melihat kemaksiatan atau yang
dilarang maka hasilnya akan langsung masuk kehati dan merusak hati. Bahkan dalam hal
ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram pun, Rasulullah saw. memberikan batasan.
2) Maksud menjaga kemaluan
Menjaga kemaluan hanya bisa dilakukan jika seseorang bisa menjaga pandangannya.
Menjaga kemaluan yang dimaksud adalah menjaga kemaluan dari berbuat zina, karena hal ini
sangat penting dalam menjaga kehormatan. Terjerumusnya seseorang ke dalam zina, bukan
hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/suami, dan
anak akan ikut tercemar
3) Maksud menjaga aurat
Menutup auratnya kepada mereka yang bukan mahram, kecuali yang biasa tampak
dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat. Di antara mahram yang boleh melihat
yang biasa tampak (muka, tangan, kaki) adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya,
saudara perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada
hasrat terhadap wanita
Allah swt. menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha
untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya
gemerencing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja membuka aurat.
Mengenakan busana yang sesuai dengan syari’at islam bertujuan agar manusia terjaga
kehormatannya. Ajaran islam tidak bermaksud untuk membatasi atau mempersulit gerak dan
langkah umatnya. Justru dengan aturan dan syari’at tersebut, manusia akan terhindar dari
berbagai kemungkinan yang akan mendatangkan bencana dan kemudratan bagi dirinya.
C. PENERAPAN PERILAKU MULIA