Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sosial Pendidikan Agama Islam bukan hanya

sekedar proses ilmu, akan tetapi Pendidikan Agama Islam bertujuan

membentuk dan menanamkan generasi yang berkarakter dan berakhlak

mulia1. Dengan demikian bahwa tanpa pendidikan, manusia tidak akan

merambah ke semua hal yang telah tertulis di atas, sulit mendapatkan

sesuatu yang berkualitas bagi diri, keluarga, bangsa dan bahkan karena

pergeseran waktu atau keadaan yang tidak berperadapan dan tidak

manusiawi, semua itu akan ditentukan oleh sejauh mana upaya-upaya

pendidikan Islam dapat diperoleh.

Media pendidikan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasialan pendidik perlu untuk diperhatikan tidak terpaku pada buku-

buku wajib. Tetapi dapat dikembangkan melalui media alternatif lain nya,

misalnya melalui karya sastra atau novel (media cetak). Seperti halnya,

buku-buku bacaan pengetahuan lain, novel juga dapat difungsikan sebagai

media pendidikan. Akan tetapi dalam hal ini bergantung pada keinginan

dan latar belakang pengarangnya, baik itu pengetahuan maupun

pengalaman pribadinya.

1
Muhamad Nurdin, Pendidilam Antikorupsi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 21.
2

Fungsi membaca novel yaitu membawa tanggung jawab dan etika

besar bagi pembacanya.2 Tentang bagaimana sadis dan tegangnya cerita

yang disajikan, pasti akan menyisipkan pesan-pesan moral, penghargaan

pada kejujuran, keberanian menghadapi cobaan hidup, solidaritas antar

kawan dan pemikiran yang layak dimiliki oleh seorang manusia yang baik.

Namun penyisipan ini dilakukan sangat halus sehingga pembaca tidak

merasa terganggu.

Kelebihan novel sebagai media pendidikan yaitu dapat membentuk

karakter dan mendidik peserta didik (pelajar) kearah yang lebih baik

dengan menghayati pesan yang terkandung dalam novel tersebut,

sedangkan kekurangan novel sebagai media pendidikan yaitu factor

pembelajaran akan terasa jenuh, faktor kejenuhan itu bisa saja disebabkan

oleh guru yang kurang menguasai materi/isi novel, dalam hal ini guru

harus menghayati novel tersebut.

Karya sastra berupa novel adalah karya sastra yang fiksi. Fiksi

merupakan cara untuk menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia

dalam intraksinya dengan lingkungan dan sesama. 3 Fiksi merupakan hasil

dialaog, kontempelasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan

kehidupan, walau berupa hayalan, tidak benar jika fiksi di anggap sebagai

hayalan belaka, melainkan penghayatan dan tanggung jawab.4 Sastra

tidaklah sesempit yang dibayangkan, namun sastra memiliki muatan pesan

2
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000),
7.
3
Ibid., 12
4
Ibid.
3

akan nilai-nilai yang dapat dijadikan media untuk transformasi nilai-nilai

tersebut. Dan salah satunya adalah aspek pendidikan agama.5

Fitri Handayani ingin menyampaikan pesan-pesan atau nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam melalui karyanya. Novel ini tidak hanya berisi

tentang fiktif belaka, tetapi diperkuat dengan dalil-dalil Al-Qur’an maupun

Al-Hadits. Sehingga cerita yang dipaparkan tidak hanya hayalan belaka

tetapi mengandung nilai-nilai pendidikan, dan novel ini telah menceritakan

sesuai yang dialami oleh kalangan remaja saat ini. Diantara nilai-nilai

pendidikan Islam yang terkandung dalam novel ini adalah nilai-nilai

pendidikan Aqidah, Akhlak dan Syari'ah, yang dikemas secara estetis

dalam bentuk narasi.

Berdasarkan diskripsi di atas penulis tertarik untuk meneliti dan

menelaah kandungan nilai-nilai Pendikan Islam dalam karya sastra, dalam

sebuah skripsi yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel

Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman Karya Fitri Handayani.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman agar tidak terjadi

kesalahpahaman tentang judul atau tidak keluar dari wilayah yang diteliti

maka diperlukan pembatasan yang barkaitan dengan judul tersebut, yakni:

5
Jobroni, Metode Pengajaran Cerita: Selayang Pandang Pelajaran Sastra (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1994), 70.
4

1. Nilai

Nilai pada pandangan Hasan Langgulung adalah suatu yang

menjadi kriteria apakah suatu tindakan, pendapat, hasil baik atau

buruk.6

2. Pendidikan Agama lsalm

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

agama Islam dari sumber utamanya Al-Qur'an dan Hadits melalui

bimbingan, pengajaran dan latihan.7

3. Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang ringkasan cerita

kehidupan seorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sikap setiap pelaku.8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis

memberikan batasan pokok peranasalahan dalam skripsi sebagai berikut:

1. Bagaimana Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Tilawah Cinta

Surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani?

6
Muhamad Nurdin, Pendidikan Antikorupsi, 35.
7
Ibid., 78.
8
Lukman Ali, Hasan Alwi, Deparlenzen Dendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), 690.
5

2. Bagaimana Relevansi Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman karya

Fitri Handayani terhadap pendidikan Islam?

D. Tujuan dan Manfaat

Penelitian skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam

Dalam Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman ini mempunyai beberapa

tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui Nilai-nilai Pendidikan Islam Pendidikan islam

Dalam Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani.

2. Mendeskripsikan Relevasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel

Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

1. Menggali wacana baru tentang karya-karya sastra yang mempunyai

nilai-nilai Pendidikan Islam.

2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

Pendidikan Agama Islam.

3. Membangun kerangka berfikir yang bersesuaian dengan kondisi saat

ini.

E. Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan

melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat

perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data
6

pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah

penelitian terdahulu. Dalam hal ini penulis mempunyai pandangan

terhadap penelitian yang diteliti dalam beberapa skripsi dipaparkan di

bawah:

1. Penelitian Muhammad Shadiqul Iman; dengan judul “Nilai-Nilai

Pendidikan Islam Yang Terkandung dalam Novel Orang Miskin

Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo”.9 Dengan tujuan untuk

mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut seperti

menghargai usaha orang lain pemaaf, sopan dan santun.

2. Penelitian Khoirun Nisa, dengan judul “Analisis Nilai-Nilai

Pendidikan Islam dalam Novel Ratu Yang Bersujud Karya

Mahdavi”.10 Dengan tujuan mengetahui nilai-nilai pendidikan islam

dalam novel ratu yang bersujud dan mengetahui implementasi isi

kandungan novel dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penelitian Silfiyah Fitriana, dengan judul “Niali-Nilai Pendidikan

Islam Dalam Novel Negeri Lima Menara Karya A. Fuadi”. 11 Dengan

tujuan untuk mengidentifikasikan nilai-nilai pendidikan islam yang

terdapat dalam novel negeri lima menara.

F. Sistem Pembahasan
9
Muhammad Shadikul Iman, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Novel Orang
Miskin di Larang sekolah (Skripsi: Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, 2014).
10
Khoirun Nisa, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Ratu Yang Bersujud (Skripsi:
Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, 2014).
11
Silfiyah Fitriana, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi
(Skripsi: Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulurn, 201l).
7

Untuk memudahkan pemahaman isi penelitian ini, maka dalam

pembahasannya penulis menggunakan sistematika pembahasan sebagai

berikut:

Bab I : Pendahuluan menjelaskan beberapa masalah yang

meliputi: Latar belakang, Ruang lingkup penelitian,

Rumusan masalah, Tujuan dan manfaat, Penelitan

Terdahulu, Sistematika Pembahsan.

Bab II : Landasan Teori yang meliputi: Nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam, Novel, Sinopsis.

Bab III : Metode Penelitian meliputi: Desain Penelitian, Sumber

data, Metode Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV : Analisa dan Penyajian data

Bab V : Penutup Meliputi: Kesimpulan dan Saran


8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Nilai Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Nilai

Secara garis besar nilai dibagi menjadi dua kelompok yaitu

nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of

giving). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia

kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita

memperlakukan orang lain. Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani

adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi,

disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian. Nilai-nilai memberi

adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian

akan diterima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk pada

kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat,

cinta, kasing sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil, dan

murah hati.12

Menurut A.W. Green, “Nilai adalah kesadaran yang secara

relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek”. Menurut Woods,

“Nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta

mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dan kehidupan sehari-hari”.

Menurut M.Z Lawang, “Nilai adalah gambaran mengenai apa yang

12
Zaim El-Mubaroh, Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terputus dan
Menyatukan yang Tercerai (Bandung: Alfabeta, 2009), 7.
9

diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku

sosial dari orang yang bernilai tersebut.13

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis

berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu

yang bermanfaat bagi manusia untuk menentukan perbuatan itu baik

atau buruk. Oleh karna itu, nilai bersifat menyeluruh, bulat dan

terpadu sehingga kebulatan itu mengandung aspek normatif dan

opratif. Dilihat dari segi normatif, nilai merupakan pertimbangan

tentang baik buruk, serta benar dan salah. Sementara dilihat dari segi

opratif nilai mengandung lima katagori perilaku manusia, yaitu fardu,

sunah, mubah, makruh dan haram.14

2. Pengertian Pendidikan Islam

Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan yang

sangat penting. Karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan

berkembang menciptakan kebudayaan dan peradaban positif yang

dapat mengantarkan kebahagiaan bagi hidup manusia itu sendiri. Hal

itu sangat wajar mengingat semakin tinggi tingkat pendidikan

manusia, maka semakin maju pulalah kebudayaan dan peradabannya.

Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah dari kata kerja rabba

dan pengajaran disebut ta’lim dari kata ‘allama. Kata lain yang

13
Muhammad Rifai, Politik Pendidikan Nasional (Jokjakarta: Ari-Razz Media, 2011), 48.
14
Ibid., 36.
10

mengandung pendidikan adalah addaba yang lebih tertuju pada

penyempurnaan akhlak.15

Pendidikan Agama Islam adalah integral dari tujuan

pendidikan nasional yang tercantum dalam UndangçUndang Nomor

20 Tahun 2003 Pasal 3. Pendidikan nasiaonal berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta beradaban

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.16

Maksud dari pendidikan Islam dan pengajaran adalah

mendidik akhlak anak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fahdilah

(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

mempersiapkan mereka untuk sesuatu kehidupan yang suci

seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan utama dari

pendidikan islamlah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.17

Pendidikan Islam menurut Arifin, adalah studi tentang proses

kependidikan yang bersifat progresif menuju ke arah kemampuan

optimal anak didik yang berlangsung di atas landasan nilainilai ajaran

Islam. Sementara Achmadi memberi pengertian, pendidikan Islam

adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah

15
Mustofa Rahman, Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 57.
16
Ibid.
17
Moh Athiyal-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (Yogyakarta: Bulan Bintang,
1974), 15
11

manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju

terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma

Islam.18

Hasan Langgulung mendefinisikan pendidikan Islam sebagai

konsep-konsep yang bertalian satu sama lain dalam rangka fikiran

yang satu yang bersandar pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang

dibawa oleh Islam dan yang telah menentukan berbagai prosedur dan

cara-cara praktis yang kalau dilaksanakan pelakunya akan bertingkah

laku sesuai dengan aqidah Islam.19

Abdurrahman an-Nahlawi mendefinisikan pendidikan Islam

adalah penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan

seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya secara

sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pendidikan

Islam merupakan kebutuhan mutlak untuk dapat melaksanakan Islam

sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah. Pendidikan Islam

bertujuan mempersiapkan diri manusia guna melaksanakan amanat

yang dipikulkan kepadanya. Ini berarti, sumber-sumber Islam dan

pendidikan Islam itu sama, yakni yang terpenting, al-Qur’an dan

Sunnah Rasul.20

Walaupun istilah pendidikan Islam tersebut dapat dipahami

secara berbeda, namun pada hakikatnya merupakan satu kesatuan dan

18
M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 4.
19
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Al-
Ma’arif, 1980), 189.
20
Ibid., 190.
12

mewujud secara operasional dalam satu sistem yang utuh. Konsep dan

teori kependidikan Islam sebagaimana yang dibangun atau dipahami

dan dikembangkan dari Al-Qur’an dan As-sunnah, mendapatkan

justifikasi dan perwujudan secara operasional dalam proses

pembudayaan dan pewarisan serta pengembangan ajaran agama,

budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi, yang

berlangsung sepanjang sejarah umat Islam.21

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa pendidikan

Islam adalah semua upaya untuk mempersiapkan dan menumbuhkan

anak didik atau individu yang berakhlakul karimah yang prosesnya

berlangsung secara terus-menerus sejak ia lahir sampai meninggal

dunia. Yang dipersiapkan dan ditumbuhkan itu meliputi aspek

jasmani, ruhani dan akal sebagai suatu kesatuan tanpa

mengesampingkan salah satu aspek, dan melebihkan aspek yang lain.

Persiapan dan pertumbuhan itu diarahkan agar ia menjadi manusia

yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain, serta dapat

memperoleh kehidupan yang sempurna dunia dan akhirat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Untuk menjelaskan ruang lingkup Pendidikan Islam, berikut

ini dikemukakan beberapa bidang pembahasan pengajaran agama

yang sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Dan tentu

mempunyai metode khusus untuk masing-masing pelajaran, karena


21
Ibid., 195.
13

pembahasan ilmu selalu dalam perkembangan dan perubahan menuju

kesempurnaan.

Pembahasan yang sudah menjadi matapelajaran ini tidak abadi,

dalam arti bisa diperbanyak atau di persempit, tetapi prinsip. Pokok

dan sumbernya tidak akan mengalami perubahan, karena wahyu dan

sabda Rosul tidak akan berubah atau bertambah. 22 Hal ini

menunjukkan bahwa ruanglingkup pendidikan Islam itu sangat luas

yaitu meliputi seluruh aspek kehidupan.

Adapun luasnya jangkauan wawasan Islam telah disampaikan

oleh Rasulullah saw, bahwa dalam pendidikan Islam terdapat rangka

atau cabang-cabang, yang dikelompokkan menjadi tiga golongan

besar, yaitu aqidah, syariat dan akhlak.23

a. Pendidikan Aqidah

Nilai Akidah (keyakinan) berhubungan secara vertikal dengan

Allah SWT. Akidah dalam pengertiannya adalah Iman, keyakinan

yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk agama Islam.

Oleh karna itu, akidah selalu dikaitkan dengan rukun iman atau

arkanul-iman yang merupakan asas bagi ajaran Islam.24

Dalam penelitian ini telah mengkaji enam rukun Iman yaitu:

Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada

22
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 59.
23
Abu Su'ud, Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 141.
24
Zainudin Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 2.
14

Kitab Allah, Iman Kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari

kiamat dan Iman kepada Qadha dan Qadar.

b. Pendidikan Syariah

Syari’ah yaitu atuaran atau undang-undang Allah SWT tentang

plaksanaan dari penyerahan diri secara total melalui proses ibadah

secara langsung kepada Allah SWT maupun secara tidak langsung

dalam hubungannya sesama makhluk lainnya (muamalah), baik

dengan sesama manusia maupun alam sekitarnya.25

c. Pendidikan Akhlaq

Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil dari

iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak sempurna

kecuali muncul akhlak yang mulai. Maka akhalak dalam Islam

bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan langsung,

yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu Ridha Allah

SWT.26

Yunahar Ilyas memaparkan pendidikan Ahlaq Terbagi menjadi

enam pembagian yaitu: Akhlaq terhadap Allah SWT, Akhlaq

terhadap Rasulullah saw, Akhlaq pribadi, Akhlaq dalam keluarga,

Akhlaq bermasyarakat dan Akhlaq bernegara.27

Dalam Penelitian ini telah mengkaji pendidikan akhlaq kepada

Allah, akhlaq terhadap diri sendiri, Akhlaq dalam keluarga dan

Akhlak kepada masyarakat.


25
Ibid., 222.
26
Ramayulis, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Republika, 2013), 49.
27
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). 6.
15

B. Novel

1. Pengertian Novel Islami

Kata novel berasal dari bahasa Itali novella atau dalam bahasa

Jerman novelle. Menurut Abrams seperti yang dikutip oleh Burhan

Nurgiyantoro, secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang

kecil, tapi lebih lanjut diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk

prosa. Kemudian dalam perkembangannya istilah novella dan novelle

mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet

yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak

terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.28

Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur,

yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur

pembangun yang terdapat dalam karya sastra novel tersebut.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah dunialuar karya sastra yang turut

melatarbelakangi dan menunjang karya sastra novel tersebut. Selain itu

terdapat unsur lagi yang akhir-akhir ini tampak banyak dibicarakan,

yaitu unsur reseptif, suatu unsur yang lebih menitikberatkan kepada

tanggapan pembaca atau penikmat sastra, bukan tanggapan

perseorangan melainkan tanggapan kelompok masyarakat atau

masyarakat.29

28
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengakajian Fiksi, 21.
29
Ibid., 30.
16

Dalam Kamus Kesastraan disebutkan bahwa novel adalah

prosa baru yang melukiskan puncak kehidupan tokoh cerita dan

ditandai dengan perubahan nasib tokoh itu.30

Jadi novel Islami dapat dipahami sebagai sebuah karya sastra

berbentuk prosa yang didalamnya menggambarkan perasaan batin

seseorang yang berhubungan dengan Tuhan. Dan pada pembahasannya

penulis memfokuskan pada kajian novel Islami yang berisi tentang

ajaran Islam.

2. Unsur-Unsur Pembangun Novel

Agar novel lebih menrik dibaca maka struktur novel dibentuk

oleh unsur-unsur sebagai berikut:

a. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur cerita. Tema suatu

cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah

kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan

sebagainya.

b. Alur (plot) adalah sebagaian dari unsur intrinsik suatu karya sastra.

Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh

hubungan sebab akibat.

c. Latar atau setting yaitu meliputi tempat, waktu, dan budaya yang

digunakan dalam suatu cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat

atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu

cerita.
30
Muhammad Ngafenan, Kamus Kesastraan (Semarang: Dahara Prize, 1990), 727.
17

d. Kita dapat mengamati latar dengan adanya penamaan tokoh dan

juga budayanya.

e. Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra, di

samping tema, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Penokohan

adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

f. Dalam novel tersebut, kita dapat mengamati karakter setiap tokoh.

Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan oleh pengarang untuk

melukiskan watak, rupa, atau pribadi para tokoh tersebut antara

lain:

g. Physical description (melukiskan bentuk lahir dari pelakon)

h. Portrayal of thought stream or of conciuos thought melukiskan

jalan pikifran pelakon atau apa yang melintas dalam pikirannya)

i. Reaction to event (melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu

terhadap kejadian-kejadian)

j. Point of View atau Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam

membawakan cerita.

k. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu.

l. Gaya bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana

persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan

hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.

3. Macam Novel
18

Menurut Muchtar Lubis dalam cerita novel ada bermacam-

macam antara lain:

a. Novel avonuter adalah bentuk novel yang dipusatkan pada seorang

lakon atau tokoh utama atau lakon. Ceritanya dimulai dari awal

sampai akhir para tokoh mengalami rintangan-rintangan dalam

mencapai maksudnya.

b. Novel psikologi adalah novel yang penuh dengan peristiwa-

peristiwa kejiwaan para tokoh

c. Novel Islami adalah karya sastra berbentuk prosa yang didalamnya

menggambarkan perasaan batin seseorang yang berhubungan

dengan Tuhan.

d. Novel detektif adalah novel yang merupakan cerita pembongkaran

rekayasa kejahatan untuk menangkap pelakunya dengan cara

penyelidikan secara tepat dan cermat.

e. Novel politik atau Sosial adalah bentuk cerita tentang kehidupan

golongan dalam masyarakat dengan segala permasalahannya.

f. Novel kolektif adalah novel yang menceritakan pelaku secara

komplek (menyeluruh).31

C. Sinopsis

Syahla Azura, seorang yang memiliki impian menikah dengan

mahar hapalan surah Ar-Rahman. Di saat bnyak wanita menginginkan

mahar kemegahan duniawi, Syahla justru menginginkan hapalan surah Ar-

Rahman. Dimatanya surah Ar-Rahman adalah tujuh syair cinta dari surga.
31
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengakajian Fiksi, 51.
19

Namun untuk mewujudkan impiannya ternyata tak semulus jalan tol. Ia

harus melewati jalan yang tidak mudah dilalui.

Syahla harus bentrok pemikiran dengan ibunya. Ibunya ingin

Syahla segera menikah dan memberikan syarat-syarat pendamping hidup.

Sementara Syahla sudah menaruh harapan kepada seseorang yang belum

pasti.

Agar tidak menyakiti hati Ibunya, Syahla terpaksa menerima

keputusan ibunya dengan syarat calonnya harus hapal surah Ar-Rahman.

Mendengar syarat ini ibunya murka. Dimata ibunya Syahla sudah

terpengaruh aliran sesat, kampungan dan munafik.

Syahla harus berjuang dengan impian cintanya dan meyakinkan

ibunya. Dapatkah Syahla meluluhkan hati ibunya? Apa alasan Syahla

menginginkan surah Ar-Rahaman sebagai mahar? Dapatkah Syahla

menikah sesuai impiannya. Temukan jawabannya di novel lslami ini.32

32
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman (Jakarta: Gramedia, 2014), 363.
20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sebuah karya sastra adalah karya seni dalam kata-kata. Agar

peneliti sanggup menghayati kehidupannya serta mampu menangkap

makna yang terkandung dalam Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman

Karya Fitri Handayani secara menyeluruh, maka seorang peneliti harus

peka terhadap segala isyarat atau tanda-tanda linguistik (bahasa) khusus

yang digunakan oleh pengarang dalam karangannya. Obyek dalam

penelitian ini adalah kualitatif bentuk library research berupa kajian karya

sastra, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian naskah, menfokuskan

penelitian pada data kepustakaan. Adapun pendekatan penelitian penulis

menggunakan analisis kualitatif bentuk library research.

Penelitian kualitatif pada dasarnya berasumsi bahwa karya sastra

merupakan suatu konstruksi dari unsur tanda-tanda. Dengan demikian

dalam menciptakan analisis pemaknaan suatu karya sastra mengacu pada

jenis penelitian kualitatif.33 Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah disebutkan, yang

hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.34

33
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: P'l`. Remaja Rosdakarya, 2004), 96.
34
Ibid., 101.
21

B. Sumber Data

1. Data Primer

Sebagai data primer dalam penelitian ini adalah Novel Tilawah

Cinta surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani, Jakarta: Gramedia,

2014.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku dan

karya ilmiah yang mengkaji tentang sastra atau yang membahas

tentang nilai-nilai pendidikan Islam diantaranya Buku Pendidikan

Agama Islam, Kuliah Akhlaq, Pendidikan Agama Islam Untuk

Perguruan Tinggi, Terjemah Irsyadul ‘Ibad dan Isalam Untuk

Kedamaian Dunia.

C. Metode Pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data ini penulis akan menggunakan

Metode Dokumentasi untuk menyelesaikan pengambilan data-data

dan obyek-obyek penelitian.

Asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.35

Guba dan Lincoln mengatakan bahwa dokumentasi adalah

setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena

adanya permintaan seorang penyidik. Dari pencarian data model


35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), 23.
22

dokumentasi tersebut diharapkan terkumpulnya dokumen atau berkas

untuk melengkapi seluruh unit kajian data yang akan diteliti dan

dianalisa lebih lanjut.36

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpresentasikan.37 Seperti dijelaskan

diatas penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, maka analisis

datanya berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis

mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi.

Karenanya sebagaimana dinyatakan oleh Miles dan Huberman, analisis

data kualitatif dikatakan sebagai model alir (flow model). Proses-proses

analisis kualitatif tersebut dapat dijelaskan ke dalam tiga langkah berikut:

l. Reduksi data (data reduction), yaitu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data

kasar yang diperoleh di lapangan studi.

2. Penyajian data (display data), yaitu deskripsi kumpulan informasi

tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data. kualitatif

yang lazim digunakan adalah dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

Verification). Dari permulaan pengumpulan data, riset kualitatif

36
Ibid., 24.
37
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 86.
23

mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di lapangan,

mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang

mungkin ada alur kausalitas dan proposisi.38

Mengingat sifat deskriptif dari penelitian ini, maka penyajian data-

data yang ditemukan adalah menggunakan metode deskriptif analitik dan

cara berpikir deduktif sehingga hasil penelitian dapat disajikan secara lebih

akurat dan dideskripsikan secara lebih baik. Selain itu metode analisis data

yang digunakan penelitian adalah interpretasi atau penafsiran.

Interpretasi data diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah

diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti dan

benar. Pada akhir penelitian, hasil analisis dan interprestasi data digunakan

untuk menarik kesimpulan dalam laporan.39

38
Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), 22.
39
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010),
155.
24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman Karya
Fitri Handayani

Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani

berkisah tantang seorang gadis yang bernama Syahla Azura dari

Bandar Lampung, yang bekerja di Jakarta sebagai pembantu penjulan

Mie Ayam, hidup di pertengahan kota yang penuh keramaian, yang

dipenuhi dengan budaya-budaya yang tidak sejalan dengan Islam,

Tetapi Syahla tetap kokoh mempertahankan keimanannya walau harus

bertentangan dengan Ibunya.

Syahla Azura hidup dikelilingi oleh dunia model, akan tetapi

Syahla tetap memakai pakaian yang sederhana dan Islami. Ironisnya

Syahla seorang yang memiliki impian menikah dengan mahar hapalan

surah Ar-Rahman. Di saat banyak wanita menginginkan mahar

kemegahan duniawi, Syahla justru menginginkan hapalan surah Ar-

Rahman. Dimatanya surah Ar-Rahman adalah tujuh syair cinta dari

surga. Namun untuk mewujudkan impiannya ternyata tak semulus

jalan tol. Ia harus melewati jalan yang tidak mudah dilalui.

Ibu Maryam Ibu kandung Syahla tidak sepemikiran dengan

Syahla, Ibu maryam berkeinginan putrinya memakai pakaian yang

tren untuk era sekarang mengikiti perkembangan zaman. Ibu Maryam


25

juga berkeinginan putrinya menikah dengan orang kaya yang

bergelimpangan oleh harta benda, dan Syahla diharapkan Untuk

meminta mahar pernikahan kemewahan dunia bukan hafalan Surah Ar-

Rahman.

Disaat Syahla merenungkan cita-citanya menikah dengan

mahar hapalan Surah Ar-Rahman Ibu maryam telah menjodohkan

Putrinya dengan dengan Andi, Anak Pak Haji Haikal yang serba

terpenuhi kebutuhan materilnya. Akan tetapi Pendidikan Agamanya

sangat minim.

Syahla harus bentrok pemikiran dengan Ibunya. Ibunya ingin

Syahla segera menikah, karena Syahla sudah cukup umur, dan menjadi

gunjingan para tetangga karena belum menikah. Sementara Syahla

tidak memiliki rasa Cinta kepada Andi, dan Syahla tetap berharap cita-

citanya menikah dengan mahar hapalan surah Ar-Rahman tercapai.

Agar tidak menyakiti hati Ibunya, Syahla terpaksa menerima

keputusan ibunya perjodohan dengan putra Pak Haji Haikal, dengan

syarat Andi harus hapal surah Ar-Rahman. Mendengar syarat ini

ibunya murka. Dimata Ibunya Syahla sudah terpengaruh aliran sesat,

kampungan dan munafik.

Syahla harus berjuang dengan impian cita-citanya dan

meyakinkan ibunya. Zulfikar Kakak kandung Syahla, telah

memberikan argumentasinya dengan menyampaikan dalil-dalil yang

telah dihafal untuk membela adiknya Syahla. Pada ahirnya Pak Haji
26

Haikal dapat menerima syarat dari Syahla walau Andi belum dapat

menerima persyaratan dari Syahla. Andi merasa direndahkan harga

dirinya Syahla memberi persyaratan itu.

Keputusan telah diterima oleh Pak Haji Haikal, dan Syahla

memberi waktu satu bulan kepada Andi untuk menghafalkan Surah

Ar-Rahman. Jarum jam terus berputar hari berganti hari, Syahla

menerima berita dari para tetangga bahwa Andi telah melakukan

lesbian, hubungan sesama laki-laki, hati Syahla gundah serasa tak

percaya dengan informasi yang diterima.

Dengan beriringnya waktu Syahla dapat menyaksikan dengan

mata kepalanya sendiri bahwa Andi telah bermesrah-mesrahan dengan

laki-laki yang bernama Indra, Syahla tercengang melihat peristiwa itu,

dan Andi marah karena aibnya telah di ketahui tunangannya, Indra pun

marah karena mendengar Andi telah tunangan. Hati Syahla resah tak

menentu, rasanya ingin menceritakan peristiwa itu dengan Ibunya dan

ingin membatalkan pertunangannya, akan tetapi itu hal yang mustahil.

Peristiwa yang dihadapi menjadi beban pikiran Syahla, Syahla

mencari informasi lebih jauh terkait lesbian kepada gurunya dimasa

sekolah SMA, yaitu Bu Sinta, Ibu Sinta memaparkan tentang lesbian

dengan panjang lebar, Ibu Sinta memberikan saran untuk membaca Al-

Qur’an dan menghayati isinya setiap hari dan di iringi dengan sedekah,

karna itu dapat dijadikan obat.


27

Tak terasa sudah satu bulan yang lalu Andi melamar Syahla, itu

artinya waktunya Andi setor hafalan surah Ar-Rahman kepada Syahla,

Jika Andi Hafal maka pernikahan akan langsung di lakukan. Andi

datang kerumah Syahla dengan Pak Haji Haikal sekeluaraga dan

didampingi penghulu yang siap menikahkan Andi dengan Syahla jika

Andi mampu menghafalkan Surah Ar-Rahman.

Sesuatu hal yang sangat menakjubkan, sebualan yang lalu Andi

tidak dapat membaca Al-Qur’an pada saat ini Andi telah hafal surah

Ar-Rahman dengan baik, tidak hanya hafal surah Ar-Rahman akan

tetapi Andi bertaubat atas berbutannya yang pernah dilakukan, Hati

Syahla bergetar mendengarkan lantunan surah Ar-Rahman yang

dilantunkan oleh Andi, seolah-olah benih-benih cinta tumbuh bersemi.

Lantunan surah Ar-Rahman terus berlangsung, cintanya Syahla ke

Andi telah membara keseluruh jiwa. Hati Syahla tercengang dan heran

dengan keadaan saat itu seolah-olah yang dia alami adalah mimpi.

Lantunan surah Ar-Rahman telah sampai di ujung penghabisan,

telah datang seorang pria gagah besar berkulit putih telah menusuk

perut Andi, dia adalah Indra pacar Andi yang cemburu membabi buta.

Darah mengalir deras dari perut Andi semua orang panik tak menentu,

Zulfikar langsung melaporkan ke polisi lewat telpon, Pak Haji Haikal

menelepon Ambulan, polisipun datang menangkap Indara yang telah

berusaha melarikan diri, ambulanpun datang, Zulfikar dan Rofi adik

kandung Syahla telah membopong Andi kedalam Ambulan. Langkah


28

Zulfikar terhenti hujan air mata disekelilingnya. Nyawa Andi tak dapat

tertolong lagi Andi telah di panggil sang Kholik. Air mata Syahala

tumpah takdapat menahan rasa haru, cintanya pupus terpisahkan oleh

takdir.

Syahla harus menerima takdir yang digariskan oleh yang kuasa,

mungkin Andi bukan yang terbaik untuk Syahla, ibu Maryam kecewa

putrinya tidak jadi menikah, Syahla tertunduk lemas melihat

kekecewaan Ibunya, Ibu Maryam belum sependapat dengan Syhala

masih bersimpangan.

Ibu Maryam berkeinginan Syahla segera menikah, Syahla tetap

bersekukuh dengan cita-citanya menikah dengan mahar surah Ar-

Rahman, Ibu Maryam telah kembali menjodohkan Syahala dengan

putra teman sekolah nya di SMP yaiti Tante Ika, Tante Ika, Om Doni

dan Mirza telah datang kerumah Syahla dengan berniat melamar

Syahla, Mirza lulusan S1 Rusia yang akan melanjutkan S2 di Mesir.

Syahla tak pernah memurungkan niatnya Syahla

menyampaikan keinginannya bahwa ingin menikah dengan mahar

surah Ar-Rahman, Mirza mendengar permintaan itu marah padam,

melihat kondisi seperti itu Ibu Maryam jaga marah dengan Syahla

karena persaratan yang takmasuk akal bagi mereka. Mirza

memurungkan niatnya dan kembali pulang. Ibu Maryam sangat

kecewa karena peristiwa itu Syahla tertunduk lesu dan memohon

ma’af kepada Ibunya.


29

Ihtiar dan Do’a yang dilakukan oleh Syhala ahirnya Ibu

Maryam mendapat hidayah dan dapat menerima pendapat Syahla dan

bertaubat kepada yang kuasa, Ibu Maryam telah mengikuti pengajian

untuk membersihkan hatinya, berkat Rahamat Allah yang mahakuasa

yang selalu mendengar keluh kesah dan do’a hambanya.

Syahla telah menemukan jodohnya yang diidamkan selama ini

yaitu Iqbal putri Ibu Helina taman sekelas Ibu Maryam dimasa SMA,

Iqbal adalah saudara sepupu Andi, Iqbal dan Syahla mempunyai cita-

cita yang sama menikah dengan mahar surah Ar-Rahman, ahirnya

Syahla menikah dengan Iqbal sesuai yang dicita-citakan, tak ada usaha

yang sia-sia tak ada do’a yang tak terkabulkan jika diiringi dengan

ihtiar.

2. Biografi Fitri Handayani

Fitri Handayani, akrab dipanggil Rihan lahir diBandar

Lampung, 30 April 1989. Anak ketiga dari empat bersaudara ini

merupakan anak perempuan satu-satunya yang lahir dari pasangan

Aml. Jajak Sudarja dan Markonah.

Alumni SMAN 1 Terusan Nunyai, Lampung Tengah angkatan

2007 ini sejak SD hingga SMA, Rihan selalu masuk dalam 5 besar.

Menjadi seorang penulis adalah cita-citanya sejak lulus SMA. Selain

itu, dakwah adalah salah satu jihadnya untuk mengejar bekal akhirat.

Menulis novel salah satu bagian cara dakwah Rihan. Dakwah meleui
30

novel dan membuat komunitas dengan nama Bintang Dakwah di

Whatsapp sebagai media berbagi ilmu agama Islam. Dalam menempuh

cita-citanya Rihan juga memperluas lingkaran dakwahnya dengan

tergabung menjadi salah satu part of @Muslimah_talk. Akun yang

masih di bawah naungan komunitas Aku Cinta Islam. Dalam program

pembuatan buku yang digerakkan akun @MusIimah_talk, Rihan turut

juga menyusun materi dalam buku “Shalehah It’s Me” yang ditulis

oleh 10 orang dan saat ini sudah terbit di pasaran.40

B. Pembahasan

1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel Tilawah Cinta Surah

Ar-Rahman

Berdasarkan pengertian nilai pendidikan Islam pada

sebelumnya, yakni mendidik akhlak anak dan jiwa mereka,

menanamkan rasa fahdilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan

kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk sesuatu

kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok

dan utama dari pendidikan Islamlah mendidik budi pekerti dan

pendidikan jiwa. Maka Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel

Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman Karya Fitri Handayani, terbagi

menjadi beberapa nilai yang cakupan nya lebih minimum. Dan dalam

kaitannya dengan dari paparan narasi secara mendalam, namun harus

40
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 363
31

paham makna dari sebuah kalimat atau pemaparan. Nilai-nilai

Pendidikan Islam dalam Novel ini terdapat tiga nilai dasar Pendidikan,

yaitu: Nilai pendidikan Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq.

a. Nilai Pendidikan Akidah

Yang dimaksud dengan ‫دة‬SS‫ عقي‬dalam bahasa Arab (dalam

bahasa Indonesia ditulis Akidah) menurut etimologi adalah ikatan,

akidah Islam. karena itu ditentukan dengan rukun iman yang

menjadi asas seluruh ajaran Islam.41

Akidah dapat disebut iman yang berarti, keyakinan penuh

yang membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan

diwujudkan dengan amal perbuatan.

1) Iman Kepada Allah

“Yang menyelamatkan bukan saya, Bu. Tapi Allah. Allah yang

sudah menolong ibu. Allah yang suadah menggerakkan saya

untuk membanting setang kesamping demi kesalamtan Ibu,

sahut Syahla”.42

Dalam paragraf di atas terdapat nilai-nilai Aqidah yang

telah diajarkan dalam Agama Islam, yaitu Iman Kepada Allah,

yakin bahwa semua karena Allah, tiadak ada tuhan selain Allah,

Allah itu Esa, tidak ada satupun yang dapat disembah selain Dia.

41
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja, 2002),199.
42
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 208
32

‫ اَل اِلَهَااِاَل هُ َوالرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬.‫َواِلَهُ ُك ْم اِلَهُ َوا ِح ٌد‬

Artinya: Dan tuhan kamu adalah tuhan yang Maha Esa. Tidak

ada Tuhan melainkan Dia yang maha pemurah, lagi maha

penyayang.43

Nilai pendidikan Islam sudah terlihat jelas di dalam

paragraf di atas yaitu nilai ketauhidan, tiada tuhan selain Allah,

serta yakin bahwa semua itu dari Allah, kemudian juga terdapat

nilai Aqidah yang bahwasanya kita harus percaya bahwa Allah

itu Esa dan tidak yang patut disembah kecuali Allah.

2) Iman Kepada Malaikat Allah

“ketika Malaikat Pencabut Nyawa dan bermaksud mencabut

nyawaku,” lanjut Syahla lirih. “Ia bertanya, “Wahai Tuhan,

apakah orang ini kelompok kaum muslimin atau kelompok

orang kafir?”.44

Dalam paragraf di atas terdapat nilai keimanan kepda

malaikat Allah, Allah menciptakan mahluk ghaib yaitu malaikat

yang diberi tugas khusus oleh Allah yang ada hubungannya

dengan wahyu, rasul, manusia, alam semesta dan akhirat,

disamping ada malaikat yang diberikan tugas untuk melakukan

sujud kepada Allah SWT. Secara terus menerus, malaikat

memiliki sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya, dengan

43
Al Qur’an, 2 (QS. Al-Baqarah): 163.
44
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman,115
33

Izin Allah sewaktu-waktu dapat menjelma dalam materi seperti

yang pernah terjadi di zaman Rasul dahulu.45

3) Iman Kitab-Kitab Allah

“Astagfirullahal’adzim..... Istigfar Bu. Al-Qur’an itu firman

Allah. Kalau enggak percaya Al-Qur’an, tandanya nggak

beriman sama kitab Allah. Itu sudah termasuk dosa, Bu. Allah

memerintahkan seluruh hambanya lewat kalam-Nya yaitu Al-

Qur’an. Ujar Syahla dengan nada meninggi”.46

Dalam paragraf di atas meyakini meyakini kitab-kitab

Allah diantara empat kitab-kitab Allah yang wajib kita imani

adalah Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup dalam sehari-

hari. Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan kesatuan yang

tidak terpisahkan dengan Iman kepada Allah, Firman Allah:

‫ ُك ٌل َءا َمنَبِاهللِ َو َملَئِ َكتِ ِه‬. َ‫اَ َمنَال َّرسُوْ ُل بِ َمااُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُوْ ن‬

َ‫ َوقَلُوْ ا َس ِم ْعن‬.‫ق بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّم ْنرُّ ُسلِ ِه‬


ُ ‫َو ُكتُبِ ِه َو َرسُوْ لِ ِه اَل نُفَ ِّر‬

ِ ‫ك ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫َواَطَ ْعنَا ُغ ْف َرانَ َك َربَّن‬
Sَ ‫َاواِلَ ْي‬

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang


telah di turunkan tuhanNya kepadanya, demikian pula orang-
orang yang beriman, semua beriman kepada Allah, Malaikat-
malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, mereka
mengatakan” kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun
dengan yang lain dari rasul-rasulnya” dan mereka mengatakan
“kami dengar dan kami taat mereka berdo’a, ampunilah kami
wahai tuhan kami, dan kepada engkaulah kami kembali.47
45
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Bandung: CV ALFABETA,
2014), 64.
46
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 6.
47
Al-Qur’an, 2 (Al-Baqarah): 285.
34

4) Iman Kepada Rasul Allah

“Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam menolak semua bentuk ritual

itu dengan mengatakan “Dan apabila aku sakit, Allah yang

menyembuhkan aku”. Nabi Ibrahim yakin bahwa Allah akan

menyembuhkan dirinya dari penyakit apapun”.48

Dari paragrap di atas terdapat nilai-nilai pendidikan yaitu

mengimani rasulul Allah yang salah satu dari 25 rasul yang

wajib kita ketahui adalah nabi Ibrahim. Rasul adalah manusia

pilihan yang menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan

kepada umatnya dan sekaligus sebagai teladan kongkrit pribadi

manusia yang baik.49

5) Iman Kepada Hari Kiamat

“Ibu jangan takut. Masih ada pintu tobat yang Allah sediakan
untuk hamba-hamba-Nya yang berdosa sebelum datang ajal dan
hari kiamat. Sebaik-sebaiknya hamba yang telah melakukan
dosa ialah mereka yang mau berobat, Bu. Allah sangat
menyukai seoarang hamba yang telah melakukan dosa ialah
mereka yang mau bertobat, Bu. Allah sangat menyukai seorang
hamba yang berdosa tapi langsung bertaubat”.50
Dalam paragraf di atas terdapat nilai-nilai pendidikan

yaitu mengimani hari ahir atau hari kiamat, dalam Al-Qur’an

hari kiamat diungkapkan bnyak nama, disamping nama Al-

Qiyamah juga diungkapkan dengan istilah: Al-Qari’ah, Yaum

Ad-Din, Yaum Al-Thalak, Yaum Al-Hasrah, Yaum Al-Khuruj,

As-Sa’ah, Ash-Shakhah, dan Al-Haqqah.


48
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 90.
49
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, 64.
50
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 308.
35

Salah satu dari nama hari kiamat tersebut adalah Al-

Haqqah berasal dari kata Al-Haqq dan al-haqiqah yang berarti

kebenaran adalah sesuatu yang benar, dan hari kiamat itu sendiri

sesuatu yang benar-benar akan terjadi, hanya waktu kejadiannya

dirahasiakan Allah, dan tidak ada seorangpun yang dapat

mengetahuinya.

Hari kiamat artinya hari atau saat alam akan mengalami

kehancuran total dan semua makhluk akan mati musnah.

Meskipun Allah merahasiakan waktu terjadinya Hari Kiamat,

namun gambaran tentang kondisi hari kiamat telah banyak

dijelaskan di dalam Al-Qur’an.51

6) Iman Kepada Qada dan Qodar

”Syahla menggigit bibir, mencoba sabar. “Bu, Andi meninggal

karena memang sudah takdirnya jatah hidupnya di dunia hanya

sampai pada saat itu. Jadi bukan karena Allah nggak sayang

sama Syahla, Allah justru melakukan hal itu karena sayang sama

Syahla. Rencana Allah lebih indah dibandingkan rencana

manusia”.52

Dari paragraf di atas terdapat nilai-nilai keimanan yaitu

iman atas Qada dan Qadar Allah yang telah ditetapkan. Qada

menurut bahasa berarti hukum, perintah, memberitakan,

menghendaki, menjadikan. Sedangkan qadar berarti batasan,

51
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, 79.
52
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 180.
36

menetapkan ukuran. Arti terminologi dikemukakan Ar-Ragib

bahwa, Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah

rancangan, seperti besar dan umur alam semesta, lamanya siang

dan malam, anatomi dan fisiologi makhluk nabati dan hewani

dan lain-lain sedang qada adalah menetapkan rancangan

tersebut. secara sederhana dapat diartikan bahwa qada adalah

Ketetapan Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui,

sedang Qadar adalah ketetapan Allah yang telah terbukti

diketahui sudah terjadi.

Orang Muslim beriman kepada qadha dan takdir Allah

Ta ‘ala, hikmah-Nya, dan kehendak-Nya. Dia yakin bahwa tidak

ada satupun perbuatan sukarela manusia tanpa pengetahuan

Allah Ta‘ala dan takdir-Nya, Maha Bijaksana dalam semua

pengaturan-Nya dan tindakan-Nya, bahwa hikmah-Nya itu

mengikuti kehendak-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi

dan apa yang tidak Dia kehendaki mustahil terjadi dan bahwa

tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Ta‘ala. Orang

Muslim meyakini itu semua karena dalil-dalil wahyu, dan dalil-

dalil akal.53

Jadi, ada dua faktor yang menyertai manusia, yaitu

qada dan Qadar Allah. Keberhasilan amal seseorang akan

tercapai bila yang diikhtiarnya sesuai dengan Qada dan Qadar

53
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, 82.
37

Allah.

b. Nilai Pendidikan Syari’ah

Syari’ah yaitu atuaran atau undang-undang Allah SWT

tentang pelak sanaan dari penyerahan diri secara total melalui

proses ibadah secara langsung kepada Allah SWT maupun secara

tidak langsung dalam hubungannya sesama makhluk lainnya

(muamalah), baik dengan sesama manusia maupun alam

sekitarnya.54

1) Cara Berpakaian

“Kenapa kamu jadi berpakaian seperti itu Syah? Pakai krudung


lebar-lebar. Ngak cantik banget dilihat. Kamu seperti teroris
saja, itukan sama persis krudung para teroris. Apa kamu
berminat menjadi teroris hingga berpakaian seperti itu? Tegur
Ibu dengan nada sedikit tinggi. Raut wajahnya wajahnya
menunjukkan rasa tak suka”.
“Bukan mengikuti teroris, Bu, tapi Inilah pakaian yng
sesungguhnya dalam ajaran agama Islam, yaitu pakaian yang
Syar’i, jelas Syahla lembut”.55

Dalam potongan dialog di atas antara Syahla dan Ibu

sudah jelas terdapat nilai-nilai pendidikan Islam, Syahla telah

menjelaskan bahwa dalam ajaran agama Islam diwajibkan

memakai pakaian yang syar’i, yaitu memakai jilbab dan

menutup seluruh tubuhnya. Jilbab merupakan sejenis baju

kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, wajah dan

dada.

54
Ibid., 222.
55
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 4.
38

‫ك َوبَنَتِكَ َونِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ يُ ْدنِ ْينَ َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن‬ ِ ‫يَاَايُّهَاالنَّبِ ُّي قُلْ اِل َ ْز َو‬
Sَ ‫اج‬

ِ ‫ َو َكانَ هللاِ َغفُوْ َرار‬. َ‫ َذلِكَ اَ ْدنَى اَ ْن يُّع َْر ْفنَ فَاَل ي ُْؤ َذ ْين‬.‫َجاَل بِ ْي ِه َّن‬
‫َّح ْي َما‬

Artinya: “Wahai Nabi, katakanlah kepada Istri-istrimu, anak-


anak perempuanmu, dan istri orang-orang mukmin. “Hendaklah
mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang
demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga
mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha
penyayang”.56

2) Menentukan Mahar Pernikahan

“Bu, biarlah Syahla yang menentukan pilihan maharnya


sendiri,” kak Zulfikar menengahi. Mahar itu tidakharus perupa
materi dan pesona keindahan dunia, Bu. Baginda Nabi
Muhammad saw melarang kita bemahal-mahalan dalam mahar.
Alam Hadits yang diriwayatkan oleh Ahamad. Rosululah
bersabda,”Diantara kebaikan wanita adakah memudahkan
maharnya dan memudahkan rahimny’. Selain itu dalam dalam
haditslain dari Abu Daud, Rosulullah bersabda “Pernikahan
yang besar berkahnya adalah yang palimg mudah
maharnya”.Zulfikar mendukung pernyataan adiknya dalam soal
mahar dan menunjukkan hadits-hadits yang ia hafal.
“Tapi Syahla bukan memudahkan maharnya padaku, Kak.aku
merasa mahar yang diminta sangat berat untukku”. Protes Andi.
“Begini, Andi. Mahar ataupun pemberian kepada seorang istri
itu tidak idententik dengan emas, uang, atau segala sesuatu yang
bernilai keduniaan. Mahar dapat berupa apapun yang diridai istri
selama bukan perkara yang dibenci Allah swt dan Rosul-Nya,
ada sebuah kisah tentang Ummu Sulaim yang meminta mahar
agama Islam kepada Abu Thalhah yang pada saat itu adalah
orang kafir. Apa kau tahu ceritanya?” Zulfikar menatap Andi.
“Andi menggeleng”.
“Zulfikar melanjutkan penjelasannya.“Ummu Sulaimah adalah
ibunda Anas bin Malik ra, salah seorang sahabat Rosulullah saw
yang terkenal dengan keluasan ilmunya. Selain itu Ummu
Sulaim adalah seorang muslimah yang dikabarkan masuk surga
oleh Rosulullah. Kesabaran dan ketabahan Ummu Sulaim telah

56
Al-Qur’an, 33 (Al-Ahzab): 59.
39

menyemikan perasan cinta di hati Abu Talhah yang saat itu


masih kafir. Abu Thalhah memberanikan diri untuk melamar
dengan mahar yang tinggi. Namun Ummu Sulaim menyatakan
tidak tertarik terhadap gemerlapnya pesona dunia yang
ditawarkan kepadaanya. Didalam riwayat yang sanadnya shahih
beliau berkata. “Demi Allah orang seperti anda tidak layak
ditolak hanya saja engkau adalah orang kafir, sedangkan aku
adalah seorang muslimah sehingga tidak halal menikah
denganmu, jika kamu mau masuk Islam, itulah mahar bagiku
dan aku tidak meminta selain itu”. Itu dalam hadits riwayat An-
Nasa’i.
Zulfikar berhenti sejenak, memperhatikan reaksi Andi dan
orang-orang lain yang berada dirungan itu.
“Akhirnya, menikahlah Ummu Sulaimah dan Abu Thalhah
dengn mahar yang sangat mulia yaitu Islam,” lanjut Zulfikar.
“Berdasarkan hadis dari Anas yang diriwayatkan oleh Tsabit,
Rosulullah bersabda bahwa beliau tidak pernah mendengar
seorang wanita pun yang mulia maharnya daripada Ummu
Sulaimah karna maharnya adalah Islam. Kisah ini mengajarkan
kita bahwa mahar tidak identik dengan uang dan emas, asalkan
diridhai istri”.57

Dalam potongan dialog di atas sudah jelas terdapat nilai

pendidikan Islam. Disitu Zulfikar menjelaskan bahwa mahar

dalam pernikahan tidak harus identik dengan uang, emas atau

gemaerlapnya pesona dunia, bahkan nabi menganjurkan untuk

memudahkan mahar pernikahannya sesuai kisah yang

diceritakan oleh Zulfikar.

3) Berdo’a

Mendengar pujian Mbak Azumi, Syahla membaca do’a yang


pernah diucapkan Abu Bakar ketika beliau dipuji Orang lain.
“Allahumma anta a’lamu minni binafsy wa anna a’lamu bi
nafsi minhum. Allahummaj’alniy khoirun mimma yazhum,
waghfirly maa laa ya’lamun walaa tu’akhizny bima yaquulun.

57
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman,49-51.
40

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku dari pada


diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku
daripada mereka yang memujiku. Ya Allah jadikanlah diriku
lebih baik daripada yang mereka sangkakan dan ampunilah aku
terhadap apa yang mereka tidak ketahui dari diriku dan
janganlah menyiksaku dengan perktaan mereka”.58

Dalam paragraf di atas, terdapat nilai pendidikan Islam

yaitu berdo’a. Syahla membaca do’a ketika mendapat pujian

dari orang lain, sesuai yang dilakukan oleh sahabat Abu Bakar

ketika mendapat pujian orang lain.

Berdo’a merupakan suatu ibadah, bahkan menjadi

otaknya ibadah, karena dengan berdo’a jelas sekali

memperlihatkan penghambaan manusia kepada Allah. Dengan

berdo’a kepada Allah maka terwujudlah apa yang diinginkan,

Allah tempat meminta, tempat memohon, sedang hamba adalah

makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan.59

ِ ‫ اُ ِج ْيبُ َد ْع َوةَال َّد‬. ٌ‫ك ِعبَا ِديْ َعنِّ ْي فَاِنِّي قَ ِر يْب‬


.‫اع اِ َذا َد َعاَن‬ َ َ‫َواِ َذا َساَل‬

َ‫ َو ْلي ُْؤ ِمنُوْ ابِ ْي لَ َعلَّهُ ْميَرْ ُش ُدوْ ن‬S‫فَ ْليَ ْستَ ِجبُوْ الِي‬

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau


tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada
mereka). Aku perkenankan do’a orang-orang yang berdo’a
apabila iya memohon kepada-Ku sebab itu, hendaklah mereka
memenuhi seruan-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk”.60

58
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 61.
59
M Samsuri, Kumpulan Do’a-do’a. (Syrabaya: CSDW, 2001), 5.
60
Al-Qur’an, 2 (Al-Baqarah): 186.
41

4) Al-Qur’an

a) Al-Qur’an Sebagai Obat

“Penelitian yang sudah dilkukan Ir. Abduldaem Al-Kahel

selama lebih dari tiga tahun menemukan bahwa Al-Qur’anul

karim dapat menyembuhkan semua penyakit yang kita ketahui

dan yang tidak diketahui” sahut Bu Sinta”.61

Dalam paragraf di atas terihat nilai-nilai pendidikan

Islam yaitu Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai obat sesuai

penelitian yang dilakakan Ir. Abduldaem Al-Kahel selama lebih

dari tiga tahun, ini merupakan bukti dari firman Allah dalam Al-

Qur’an Surah Al-Isra’ yang telah dijelaskan dalam paragraf di

atas, bersedekah juga dapat dijadikan sebagai obat sesuai hadits

Nabi yang disampaikan oleh Bu Sinta.

Al-Qur’an memiliki beberapa nama diantaranya adalah

Asy-Syifa’ yang berarti Obat atau penawar jiwa. Sesungguhnya

akar problematika manusia terletak di dalam dadanya. Dan Al-

Qur’an memberi solusi atas problematika manusia itu melalui

akarnya. Begitulah Al-Qur’an yang dengan namanya memberi

garansi bahwa segala persoalan manusia dapat diselesaikan jika

saja benar-benar menghayati Al-Qur’an dan mengamalkan

secara konsisten.62

61
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 90.
62
Ali Hanzah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, 37.
42

b) Keistimewaan Al-Qur’an

“Kau benar Rif. Setiap surah memiliki keutamaan yang luar


biasa. Ustadz Yusuf Mansur pernah menganjurkan jamaahnya
menghafal empat suarah dengan sistem One day One ayat yang
memang banyak faedahnya. Nah Surah Ar-Rahman juga punya
keistimewaan. Salah satunya Allah akan menyayangi kelemahan
hamba-Nya dan meridhai nikmat yang diberikan-Nya pada
hamba tersebut”.63

Dalam paragraf di atas telah menjelaskan bahwa setiap

surah di dalam Al-Qur’an mempunyai keutamaan, Nabi telah

bersabda:

َ ْ‫ت ال َّس َم َواِت َوااْل َر‬


َ‫ض َسا ِكن‬ ِ ْ‫ت يَ ْدعَى فِى َملَ ُكو‬ َ ‫ئ ْال َح ِد ْيد َُوالرَّحْ َم ِن َواِ َذ‬
ْ ‫اوقَ َع‬ Sُ ‫قا َ َر‬

ِ ْ‫ْالفِرْ دَو‬
‫س‬

Artinya: Oramg yang membaca surah Al-Hadid, Al-Waqi’ah,

Ar-Rahman dipanggil sebagai penghuni surga firdaus di

kerajaan langit dan bumi.64

Dalam hadits di atas telah menjelaskan bahwa surah-

surah dalam Al-Qur’an memiliki keistimewaan atau fadilah

sendiri-sendiri. Seperti Surah Yaasin, Surah Al-Waqi’ah, Surah

Ar-Rahman memiliki keutaman sendiri, begitupun surah-surah

yang lain.

63
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 101.
64
Mahrus Ali, Terjemah Irsadul Ibad (Surabaya: Mutiara Ilmu: 1995), 433.
43

5) Ibadah

a) Bersuci

”Syahla beranjak dari meja, kemudian mengambil air wudhu,

percikan air wudu itu menyegarkan wajahnya. Ia menggelar

sajadah, kemudian melaksanakan shalat dua raka’at. Usai shalat

ia membaca Al-Qur’an”.65

Dalam potongan paragraf di atas terdapat nilai-nilai

pendidikan yaitu berwudu sebelum melaksanakan shalat. Islam

mengajarkan bahwa bersuci dan seluk-beluknya termasuk

bagian ilmu dan amalan yang penting, terutama karena diantara

syarat-syarat shalat telah ditetapkan bahwa seseoarang yang

akan mengerjakan shalat diwajibkan suci dari hadats dan suci

pula badan, pakaian, dan tempatnya dari najis.66

ِ ِ‫م َواَ ْي ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف‬Sْ ‫صلَو ِة فَا ْغ ِسلُوْ ا ُو ُجهَ ُك‬
‫ق‬ َّ ‫يَااَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ااِ َذاقُ ْمتُ ْم اِلَى ال‬

‫م اِلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن‬Sْ ‫َوا ْم َسحُوْ ابِ ُر ُء ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan Shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu

sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah

kakimu sampai dengan kedua mata kaki.67

65
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 206.
66
Sualaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: IKAPI, 2008), 13.
67
Al Qur’an, 5 (Al-Maidah): 6.
44

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang

beriman wajib melaksanakan wudu sebelum melaksanakan salah

satu kewajiban dalam agama Islam yaitu Shalat.

b) Shalat Berjamaah

“Diterapin shalat tepat waktu dan berjamaah. Ada siraman

rohani seminggu sekali disetiap lembaga. Wajib shalat tahajud

berjamaah di lapangan atau di masjid, waaaahhhh..... mantap,

dah...!” Azumi Ikut menghayal”.68

Paragraf di atas terdapat nilai-nilai pendidikan yaitu

melaksanakan shalat berjama’ah, miskipun shalat jama’ahnya

tidak harus dilakukan di masjid, dapat dilakukan di lapangan.

ٌ‫صلَو ِة ْالفَ ِّذبِ َسب ٍْع َو ِع ْش ِر ْينَ َد َر َجة‬ َ ‫صاَل ةُ ْال َج َما َع ِة اَ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َّ ‫اَل‬

Artinya: Shalat jam’ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian

dengan dua puluh tujuh derajat.69

Shalat merupakan salah satu pilar agama yang

menduduki peringkat kedua setelah syahadat. Mengerjakan pada

awal waktu, sedangkan meninggalkannya adalah perbuatan

kufur. Shalat merupakan pondasi terbaik bagi setiap amal

kebaikan di dunia ini, serta rahmat dan kemulyaan kelak. Jika

shalat dilakukan dengan jama’ah maka lebih utama derajatnya

68
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman,186.
69
Ali Usman, Al-Hadits (Bandung: CV Diponegoro, 1988), 14.
45

dua puluh tujuh derajat dibandingkan shalat sendiri yang hanya

satu derajat.

c) Shalat Rawatib

“Ingat betul kata Ustadz Yusuf Mansur bahwa kalau Shalat

Zuhur tanpa salat rhawatib bagaikan shalat tanpa sayap,

memiliki sayap tapi tidak digunakan untuk terbang”.70

Dalam paragraf di atas terdapat nilai-nilai pendidikan

yaitu melaksanakan shalat fardu Dzuhur dan shalat rhawatib.

Shalat rhawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan mengiringi

shalat fardhu sebelum atau sesudahnya, jika dilakukan sebelum

shalat fardu disebut shalat sunnah qobliyah, jika dilakukan

sesudah shalat fardu maka dinamakan shalat sunnah ba’diyah.71

d) Shalat Istiharah

“Syahla mengalihkan pandangan kepada Umi Herlina. “Umi,

semua keputusan Syahla serahkan kepada Allah karena hanya

Allah yang tahu jawaban terbaik untuk Syahla dan Ibel. Mohon

beri Syahla waktu satu minggu untuk Shalat Istikharah”.72

Shalat istikharah hukumnya sunnah, biasanya shalat

tersebut dilaksanakan ketika seseorang bimbang dengan

keputusan yang akan ia ambil, kemudian ia memohon petunjuk

kepada Allah, mana yang terbaik dengan jalan shalat tersebut,

Dengan shalat Istikharah kita dapat yakin bahwa apa yang kita
70
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 247.
71
M. Samsuri, Fiqih Sehari-Hari (Surabaya: Apollo Lestari, 2011), 84.
72
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 330.
46

lakukan di ridhai Allah sebagai kemantapan hati tentang apa

yang kita pilih dan kita lakukan.73

6) Sabar/menahan amarah

“Syahla tertunduk lemas. Emosi bergemuruh di dada. Ingin

rasanya Syahla menumpahkan kekesalannya. Namun, ia

berusaha sabar. Ia ingat bahwa orang paling kuat adalah orang

yang dapat menahan amarahnya”.74

Paragrap di atas terdapat nilai pendidikan Islam yang

telah dilakukan oleh Syahla yaitu menahan rasa amarah atau

kekesalannya, hal ini senada dengan sabda Rasululah saw yang

diriwayatkan oleh Thabrani:

‫َم ْن َدفَ َع َغ ْيظَهُ َدفَ َع هُللا َع ْنهُ َع َذابِ ِه‬

Artinya: Barang siapa yang menahan marahnya maka Allah

menahan siksanya.75

Hadits diatas telah mengajarkan kepada kita untuk

menahan rasa amarahnya, salahsatu ciri orang yang sabar adalah

orang yang mampu menahan rasa amarahnya, pepatah

mengatakan orang yang kuat bukanlah orang yang mampu

menaklukkan singa akan tetapi orang yang kuat itu oarang yang

mampu menaklukkan rasa amarahnya.

73
M Samsuri, Fiqih Sehari-Hari , 90.
74
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 246.
75
Mahrus Ali, Terjemah Irsadul Ibad, 523.
47

7) Tolong Menolong

“Sya, tolong lepasin sigernya. Dia keberatan Singger sampai

ambruk begini,” pinta Rega”.76

Dialog di atas menunjukkan bahwa Manusia adalah

makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri-sendiri.

Oleh sebab itu kaum muslimin diajurkan untuk saling tolong

menolong sebagai wujud pengamalan firman Allah Tuhan

semesta alam dalam kitab yang mulia.

ْ ‫اونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬


َ‫ان َوتَّقُواهللا‬ َ ِ‫اونُوْ ا َعلَى ْالب‬
َ ‫رِّوالتَّ ْق َوى َواَل تَ َع‬ َ ‫َوتَ َع‬

ِ ‫اِ َّن هللاَ َش ِد ْيد ُْال ِعقَا‬


‫ب‬

Artinya:” Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan

kebaikan dan Taqwa dan jangan tolong menolong dalam

perbuatan dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada

Allah srsungguhnya Allah amat berat Siksanya”.77

Ayat di atas telah memerintahkan kita untuk saling

tolong menolong dalam hal kebajikan, membantu sesama

muslim, orang muslim terhadap muslim lainnya dapat

diupamakan seperti bangunan saling mengokohkan satu dengan

yang lainnya, bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu

kompenen tidak ada ataupun rusak. Itulah salah satu kelebihan

yang seharusnya dimiliki oleh kaum mukmin dalam hubungan

76
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 239
77
Al Qur’an, 5 (Al-Maidah) : 2.
48

sesama mukmin. Sifat egois atau memetingkan diri sendiri

sangat ditentang oleh Islam.

8) Menjamu Tamu

“Azumi bangkit dari tempat duduknya, “permisi Tante. Azumi


mau ambilkan minum dulu,” tutur Azumi lembut”.
“Oh, tidak perlu repot-repot, Azumi,” larang tante Lila.
“Tidak apa-apa, Tante. Sebagai seorang mukmin harus
memperlakukan tamunya dengan baik.”78
Dalam paragraf di atas telah terdapat nilai-nilai

pendidikan Islam yaitu memperlakukan tamu dengan baik, Islam

telah mengajarkan untuk menjamu tamunya, malaikat selalu

memberi rahamat kepada Allah bagi mukmin yang menjamu

tamunya. Hadits Riwayat Al-Hakim dan Tirmidzi:

َ ُ‫اِ َّن ْال َماَل ئِ َك ِةاَل تَ َزا ُل ت‬


ْ ‫صلَّى َعلَى اَ َح ِد ُك ْم َمادَا َم‬
ً‫ت َمائِ َدتُهُ َموْ ضُو َعة‬

Artinya: Sesungguhnya malaikat senantiasa memohon rahmat

kepada Allah untuk seorang diantara kamu selama hidangannya

masih diletakkan (belum diangkat untuk disimpan).79

c. Nilai Pendidikan Akhlak

Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu hasil

dari iman dan ibadat, karena iman dan ibadat manusia tidak

sempurna kecuali muncul akhlak yang mulai. Maka akhalak dalam

Islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan

78
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 284.
79
Mahrus Ali, Terjemah Irsadul Ibad, 305.
49

langsung, yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu Ridha

Allah SWT.80

1) Menyebar Salam

“Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Namun syahla


tak menghiraukan langgkah langkah kaki itu. Ia masih hanyut
dalam suasana pagi”.
“Assalamu’alaikum. Syahla. Sapa seorang pria”.
“Syahla menoleh kesumber suara. Seorang pria berkulit putih
dengan potongan rambut lurus belah tengah berdiri tak jauh
darinya. Pria itu menggunakan seragam kerja sebuah pabrik di
Jakarta”.
“Wa’alaikumussalam. Kak Khairul. Baru pulang lembur, Kak?
Jawab Syahla ramah”.81

Disunnahkan menyebarkan salam terhadap sesama

muslim ketika bertemu, baik di jalan, di pasar maupun di toko.

Menjawab salam hukumnya fardu kifayah, jika seseorang

memberikan salam kepada suatu kelompok maka salah satu

diantara mereka telah menjawab salam maka gugurlah

kewajiban dalam satu kelompok tersebut, jika tidak ada yang

menjawab dalam satu kelompok maka berdosalah satu

kelompok tersebut.82

Thufal bin Ubay bin Ka’ab berkunjung ke Abdullah bin

Umar, lalu pergi bersamanya kepasar. Ketika sampai pasar,

setiap ia berpapasan baik kepada pedagang kaki lima, pemilik

80
Ramayulis, Pendidikan Agama Islam, 49.
81
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 2.
82
Bawa Muhayyadin, Islam Untuk Kedamaian Dunia (Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 2010),
53.
50

toko, orang muslim atau siapapun maka ia bersalam

kepadanya.83

Pendidikan Islam telah mengajarkan untuk

mengucapkan salam kepada sesama muslim ketika bertemu,

baik kepada pedagang kaki lima, pemilik toko atau siapapun.

Karena menyaberkan salam merupakan perbuatan sunnah dan

menjawab salam fardu kifayah.

2) Patuh Kepada Allah

“Orang yang sukses adalah orang yang selaras dengan

kehidupan dunia dan ahiratnya, patuh kepada Allah, dan tidak

bermaksiat kepadanya”.84

Dalam paragraf diatas terdapat nilai-nilai pendidikan

yaitu menjalankan perintah Allah dan meniggalkan yang telah

dilarang oleh Allah, hal demikian sering disebut orang yang

bertaqwa. Banyak dalil-dalil yang memerintahkan kita untuk

bertaqwa diantaranya:

َّ ‫يَاَيُّهَااَّل ِذ ْينَ اَ َمنُواتَّقُواهللاُ َح‬


‫ق تُقَاتِ ِه‬

Artinya: ”Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada

Allah sebenar-benar taqwa kepadanya.85

83
Abdurrahman, Sejarah Lengkap Para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in (Jogjakarta:
DIVA Pres, 2014), 117.
84
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 22.
85
Al-Qur’an, 3 (Ali Imran): 102.
51

3) Patuh Kepada Orang Tua

“Orang tua itu cendrung tidak suka digurui oleh anaknya


karena mersa telah melahirkan kita. Walaupun salah, orang tua
tetap takmau disalahakan. Itu sudah hukum alam. Lagipula
Allah menyuruh kita untuk menjaga Birrul walidain. Ingat rido
Allah terletak pada rido orang tua kita, terutama ibu.
Sampaikapanpun kita takkan bisa membalas kebaikan ibu yang
telah bertaruhnyawa melahirkan kita”.86

Kaliamat di atas menunjukkan berbuat baik kepada

orang tua, miskipun pendapat anak tidak sejalan dengan

pendapat Ibu tetap menghormati kepada Ibunya. Karna sebagai

anak harus mematuhi orang tuanya, apa lagi perintah orang

tuanya demi kebaikan anak.

Allah memerintahkan seoarang anak agar patuh kepada

orang tua sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-

Isra’:

َ ‫ك اَاَّل تَ ْعبُدُواِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانَااِ َّمايَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬
‫ك‬ َ َ‫َوق‬
َ ُ‫ضى َرب‬

S‫اوقُلْ لَهُ َماقَوْ اًل َك ِر ْي َما‬ ٍ ُ‫ْال ِكبَ َراَ َح َدهُ َمااَوْ ِكاَّل هُ َمافَاَل تَقُلْ لَهُ َماا‬
َ ‫ف َواَل تَ ْنهَرْ هُ َم‬

Artinya: “Dan tuhan kamu telah memerintahkan supaya kamu


jangan menyembah seakain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik kepada Ibu dan Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang diantara kedunya dan kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan
kamu mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.87
Jalan yang benar menggapai ridha Allah melalui orang

tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (Berbakti kepada


86
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 12.
87
Al-Qur’an, 17 (Al-Isra’): 23.
52

orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam.

Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk

bertauhid, Allah memerintahkan untuk berbakti kepada orang

tuanya.

Diantara bentuk berbakti kepada Orang Tua antara lain:

a) Menaati perintah kedunya selam bukan dalam perkara yang

dilaran Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sِ ْ‫ اِنَّ َماالطَّا َعةَفَى ْال َم ْعرُو‬.ً‫صيَة‬


‫ف‬ ِ ‫الطَا َعةَ َم ْغ‬

“Artinya: Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat,

sesungguhnya ketaatan dalam halkebajikan. (HR. Bukhari dan

Muslum)”.88

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ِ ‫اَ ِط ْع اَبَاكَ َمادَا َم َحيَّا َواَل تَع‬


‫ْص ِه‬

“Artnya: Taatilah ayahmu selamu dia hidup dan selama tidak

diperintahkan untuk maksiat. (HR. Ahmad, Dikatakan Oleh

Syua’ib Al-Arnaut bahwa sanadnya hasan)”.89

b) Mendahulukan perintah Orang Tua dari perkara yang

Sunnah

Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat pada

kisah Juraij yang dido’akan mendapat fitnah oleh Ibunya

88
Ali Usman, Al-Hadits, 255.
89
Ibid., 259.
53

karena lebih mengutamakan shalat sunnahnya daripada

panggilan Ibunya, kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muslim.

c) Menghiasi diri dengan Akhlaq yang mulia dihadapan

kedunya, di antaranya adalah dengan tidak mengeraskan

suara di hadapan mereka.

Dari Thaishalah bin Mayyas. Ia berkata bahwa Ibnu

Umar pernah bertanya, “apakah kamu takut mauk neraka dan

ingin masuk surga?” “Ya saya ingin”, Jawabku. Beliau

bertanya “apakah Orang Tuamu masih hidup?” “Saya masih

memiliki seorang Ibu” Jawabku, “Demi Allah sekiranya

engkau berlemah lembut dalam bertuturkata kepadanya dan

memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk

surga selama engkau tidak melakukan dosa besar.90

Diantara Akhlak mulia lainnya terdapat dalam hadits

berikut Dari Urwah atau selainnya, ia menceritakan bahwa Abu

Hurairah pernah melihat dua orang lalu mereka berkata kepada

salah sataunya.

.ُ‫ش اَ َما َمه‬ َ ‫َماهَ َذا ِم ْن‬


ِ ‫ َواَل تَ ْم‬.‫ "اَل تُ َس ِّم ِه بِا ْس ِم ِه‬:‫ فَقَا َل‬.‫اَبِى‬:‫ك؟ فَقَا َل‬

ُ‫َواَل تَجْ لِسْ قَ ْبلَه‬

Artinya: ”Apa hubungan dia denganmu?” orang itu menjawab,

Dia Ayahku,” Abu Hurairah lalu berkata, “Janganlah engkau

90
Ibid., 240.
54

memanggil ayahmu namanya saja, janaganlah berjalan di

hadapannya dan janganlah duduk sebelum ia duduk.91

d) Menjalin hubungan dengan keluarga Orang Tua

Ibnu Umar Berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam juga bersabda:

‫صلَّةً ْال َولَ ِداَ ْه َل ُو َّداَبَ ْي ِه‬


ِ ‫اِ َّن اَبَ َّر ْالبِ َّر‬

Artinya: Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan

seseorang yang menyambung hubungan dengan keluarga

ayahnya. (HR. Muslim).92

e) Berbakti kepada Orang Tua setelah mereka meniggal

dengan mendo’akan Keduanya.

Dari Abu Hurairah ia berkata:

ِ ِّ‫تُرْ فَ ُع لِ ْل َمي‬
َّ َ‫ا‬:ُ‫ فَيَقُوْ ل‬.ُ‫ت بَ ْع َد َموْ تِهَ َد َر َجتَه‬
‫ي َربِّ ! اَيُّ َش ْي ٍءهَ ِذ ِه؟‬

َ ‫فَيَقُالُ" َولَ َد‬


َ َ‫ك اِ ْستَ ْغفِرْ ل‬
‫ك‬

Artinya: Derajat seseorang dapat terangkat setelah ia

meninggal. Ia pun bertanya? Wahai Tuhanku, bagaimana hal

ini dapat terjadi? Maka di jawab, Anakmu talah

mendo’akanmu.93

4) Mengucapkan Klaimat Istirja’

“Ketika mobil ambulans tiba, Kak Zulfikar dan Rofi langsung


membopong tubuh Andi, Namun, baru tiga langkah, napas
91
Ibid., 261.
92
Ibid., 268.
93
Ibid., 271.
55

Andi kian tersenggal. Kalimat tauhid terucap dari bibir Andi,


mengiringi hembusan napas terahir. Kak Zulfikar langsung
menghentikan langkah. “Innalillahi wainna ilaihi raji’un.
Wahai jiwa yang tenag, kemblilah kepada robbmu dengan hati
yang puas dan diridhai-Nya”.94
Paragrap di atas menunjukkan nilai-nilai pendidikan

Islam yaitu Kak Zulfikar mengucapkan kalimat istirja’.

َ‫ص ْيبَةٌ قَالُوااِنَّاهلِل ِ َواِنَّااِلَ ْي ِه َر ِجعُوْ ن‬ َ َ‫اَلَّ ِذ ْينَ اِ َذاأ‬


ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُم‬

Artinya: Orang-orang yang ditimpa musibah, mereka berkata

“Innalillahi wainna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik

Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali).95

Dari kalimat di atas telah memerintahkan kita untuk

mengucapkan kalimat istirja’ ketika mendapat musibah,

sesungguhnya semua milik Allah, dan akan kembali kepada

Allah.

5) Bersyukur

“Syahla?” tegur peria berbaju batik merah itu kaget”.


“Iya.” jawab Syahla pelan. Ia menghentikan langkah dan
memandang pria yang memanggil namanya. Semyumnya
mengembang ketika mengetahui siapa pria yang memanggilnya
itu”.
“Kak Khairul, apa kabar?” sapa Syahla.
“Alhamdulillah baik. Kamu ngapain di sini, Sya?”.96

Dalam narasi di atas menggambarkan bahwa Khairul

bersyukur atas kesehatan dirinya ketika ditanya oleh Syahla

yang sudah lama tidak ketemu. Rasa syukur atas nikmat yang

94
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman,113.
95
Al-Qur’an, 2 (Al-Baqarah): 156.
96
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 201.
56

diberikan Allah itu harus dimiliki oleh setiap manusia, karena

apabila manusia bersyukur pada Allah berarti ia bersyukur

untuk kebaikan dirinya sendiri. Sebagaimana ditegaskan dalam

Al-Qur’an surat Luqman ayat 12:

‫ َو َم ْن‬.‫ َو َم ْن يَ ْش ُكرْ فَاِنَّ َمايَ ْش ُكرْ لِنَ ْف ِس ِه‬.ِ ‫َولَقَ ْداَتَ ْينَالُ ْق َمنَ ْال ِح ْك َمةَاَ ْن اَ ْش ُكرْ هلِل‬

‫َكفَ َرفَاِ َّن هلِلا ِ َغنِ ٌّى َح ِم ْي ٌد‬

Artinya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada


Luqman, yaitu: ”Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha
terpuji”.97

6) Menuntut Ilmu

“Kalau anak saya namanya Mirza, Dia lulusan S1 di Rusia,

loh. Sudah banyak nrgara yang sudah dikunjunginya”.98

Kalimat diatas menunjukkan bahwa untuk menuntut

ilmu setinggi-tingginya walau harus ditempuh di luar negri,

bahkan nabi bersabda tututlah ilmu walau di negri Cina.

ٍ ‫وال ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت َوهللاُ بِ َما‬ ْ ُ‫يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ ت‬

‫تَ ْع َملُونَ َخبِي َْر‬

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

97
Al-Qur’an, 31 (Surah Luqman): 12.
98
Fitri Handayani, Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, 250.
57

beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.99

Sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri

kepada Allah Azzawajalla, dan mengajarkannya kepada orang

yang tidak mengetahui adalah shodaqoh, Dengan cukup

menunjukkan kemulyaan Ilmu dan adanya menjadi wasilah

taqwallah, dimana dengan taqwa itu pula oarang dapat

menduduki tempat kemulyaan di sisi Allahdan kebahagiaan

yang abadi.100

Allah meniggikan pangkat suatu kaum karena ilmu

pengetahuan yang mereka miliki. Demikian pula usaha untuk

mencari dan menggali ilmu diganjar oleh Allah dengan pahala

seumpama orang yang sedang berjuang di jalan Allah.

2. Relevansi Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman karya Fitri

Handayani Terhadap Pendidikan Islam

Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman adalah novel inspirator

yang mengajarkan banyak hal mengenai adap berpakaian atau

menentukan mahar pernikahan. Novel tersebut bercerita tentang

seorang gadis yang harus bersusah payah untuk mencapai cita-citanya,

yaitu dapat menikah dengan mahar Surah Ar-Rahman. Tentunya untuk

mencapai cita-citanya tersebut tidak semudah yang kita bayangkan,

99
Al-Qur’an, 58 (Al-mujadalah) :11.
100
Ali As’ad, Terjemah Ta’limul Muta’allim, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1978), 6.
58

karena menimbulkan kontrafersi, ada pihak lain yang mendukung dan

menentang hal tersebut.

Ada banyak nilai-nilai terpuji yang didapatkan dalam novel

Fitri Handayani tersebut, seperti menyebarkan salam, tolong

menolong, mengucapkan kalimat Istirja’, menjamu tamu, dan

sebagainya. Nilai merupakan realitas abstrak. Nilai dapat dirasakan

dalam diri seseorang, meyakin masing-masing sebagai daya pendorong

atau prinsip- prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup. Karenanya,

nilai menduduki tempat penting dalam kehidupan seseorang sampai

pada satu tingkat, dimana orang lebih siap untuk mengorbankan hidup

mereka dari pada mengorbankan nilai. Nilai dapat terwujud dalam

pola-pola tingkah laku, sikap dan pola pikir, seperti juga yang nilai-

nilai yang terdapat dalam novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman

tersebut. Nilai-nilai juga ditanamkan pada seseorang dalam proses

sosialisasi, melalui media atau sumber-sumber yang berbeda, misal

linglungkan, keluarga, pendidikan dan agama, hal ini dapat dilihat

dalam nilai-nilai yang ditemukan dalam novel tersebut.

Seperti yang telah diuraikan dalam teori sebelumnya bahwa

proses perolehan nilai tidak terpisahkan dari proses kehidupan individu

dan sosial. Dari pemerolehan nilai tersebut, selanjutnya dalam teori

sebelumnya yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, nilai-nilai

pendidikan Islam terbagi menjadi tiga katagori, yaitu Aqidah, Syari’ah

dan Akhlaq, sesuai dengan realitas yang dapat dipahami dengan


59

pikiran, dan ada juga nilai yang diperolehi atas realitas kalbu, dan lebih

dispesifikasikan lagi menjadi nilai insanilah dan Ilahiyah. Nilai yang

diciptakan oleh manusia atas dasar kriteria yang diciptakan oleh

manusia itu sendiri adalah nilai insaniah, sedangkan nilai Ilahiyah

adalah nilai yang bersumber dari Allah atau bisa diartikan juga nilai

hidup etik religius tentunya memiliki kedudukan vertikal lebih tinggi

daripada nilai hidup lainnya.

Nilai tidak pernah lepas dari pendidikan, karena bagaimanapun

tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia atau pribadi yang

lebih baik. Sehingga, setiap pendidikan pasti menanamkan nilai pada

siswanya, apalagi pendidikan Islam. Penanaman nilai dalam

pendidikan Islam tentunya lebih kuat dan lebih ditekankan karena

mengingat dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri adalah menjadikan

manusia atau generasi selanjutnya bisa menyelaraskan kehidupan

dunia dan akhirat.

Penjabaran di atas, selanjutnya dihubungkan dengan nilai-nilai

pendidikan Islam yang sudah ditemukan dalam novel Tilawah Cinta

Surah Ar-Rahman, dimana novel ini merupakan objek dari penelitian

ini. hal ini bertujuan untuk menemukan relevansi antara nilai-nilai

yang terkandung dalam novel dan pendidikan Islam.

Sebagai salah satu jenis karya sastra, novel adalah media paling

efektif dan paling diminati untuk menyampaikan pesan moral, nilai-

nilai, maupun sebagai media informasi sekaligus pengetahuan kepada


60

pembacanya. Sebuah karya sastra ditulis oleh pengarang, antara lain

untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Karya sastra

mengandung penerapan moral ataupun nilai-nilai dalam sikap dan

tingkah laku. para tokoh sesuai dengan pandangan tentang moral.

Melalui cerita sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca

diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang

disampaikan atau diamanatkan.

Jika kehidupan seperti tercermin dalam karya sastra dipandang

sebagai “model” kehidupan manusia, maka model kehidupan itu dapat

diadopsi dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku

buruk atau tidak terpuji tentu harus ditinggalkan oleh pembaca atau

penikmat karya sastra. Jika nilai-nilai moral seperti tercermin dalam

karya sastra dipahami, dihayati, lalu diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

tidak menututup kemungkinan hal ini dapat mengembangkan sikap

mental yang positif, kuat, tangguh dan sejenisnya. Sehingga kita

mampu bersikap, berpikir, dan berperilaku positif yang tidak hanya

menguntungkan diri kita sendiri tetapi juga menguntungkan pihak-

pihak lainnya. Begitu juga sebaliknya, Model- model atau pola-pola

kehidupan dalam kategori baik dapat diadopsi dan dikembangkan

dalam diri kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam kaitan itu, pembaca dihadapkan pada sikap dan tingkah

laku tokoh-tokoh yang baik dan kurang terpuji. Terhadap sikap dan
61

perilaku tidak terpuji itu bukan berarti pengarang menyarankan kepada

pembaca untuk bersikap dan berperilaku demikian. Sikap dan perilaku

tidak terpuji itu hanyalah sebuah model, yakni model yang harus

dihindari atau ditolak oleh pembaca.

Terdapat aspek pragmatis yang dapat dipetik dari karya sastra,

seperti novel yaitu perbuatan yang baik lambat laun akan membuahkan

hasil yang baik pula. Sebaliknya, perbuatan yang tidak baik akan

berbuah ketidak baikan, ketidak nyamanan, kegelisahan, dan hal-hal

yang tidak nyaman lainnya. Selain itu, aspek pragmatis yang paling

menggiurkan pembaca dan sekaligus menjadi Ending poin dari karya

sastra adalah perbuatan yang baik akan mengalahkan perbuatan yang

jahat.

Dari pemaparan di atas, novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman

Karya Fitri Handayani merupakan novel penyampai pesan moral yang

baik. Terdapat nilai-nilai yang ditemukan di dalamnya, yang

selanjutnya akan dihubungkan dengan nilai pendidikan Islam. Seperti

yang sudah dipaparkan dalam teori nilai sebelumnya bahwa terdapat

tiga nilai yang terdapat dalam pendidikan Islam, yaitu Aqidah, Syariah

dan Akhlaq.

Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman Karya Fitri Handayani

tersebut sudah relevan dengan nilai-nilai pendidikan Islam sesuai

dengan pemaparan yang dijelaskan di atas. Relevansi tersebut dapat

dilihat dengan indikator banyak nilai-nilai dalam novel yang


62

mengajarkan hal-hal terpuji, sehingga hal tersebut dikelompokkan

dalam tiga kategori tersebut. Ketiga nilai tersebut, Aqidah, Syriah dan

Akhlaq sudah tercakup di dalamnya, karena memang novel ini tidak

hanya bercerita tentang hubungan antara manusia dengan manusia

namun juga hubungan antara manusia dengan Allah sebagai pencipta

dan penggerak kehidupan dan juga bercerita tentang bagai mana

Akhlak kita kepda Allah dan Manusia.

Nilai-nilai Aqidah yang terdapat dalam novel mengukuhkan

rukun Iman yang kita ketahui yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada

Malaikat Allah, Iman kepada Kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul

Allah, Iman kepada hari Kiamat dan mengimani atas qada dan qadar

yang Allah tetapkan. Hal ini sangat relevan dengan nilai Aqidah dalam

Pendidikan Islam, karena hal tersebut merupakan nilai-nilai yang

memiliki tujuan untuk mengokohkan keimanan kita. Nilai-nilai

Syariah yang terdapat dalam novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman

seperti, Cara Berpakaian, menentukan mahar pernikahan, berdoa,

Ibadah, Menuntut Ilmu dan lain-lain. Sedangkan nilai Akhlak adalah

yang terdapat dalam novel adalah Akhlak kepada Allah dan Akhlak

kepada sesama manusia, Akhlak kepada Allah seperti patuh kepada

perintah Allah, bersyukur, Akhlak kepada sesama manusia seperti

menyebarkan salam, patuh kepada orang tua, dan menjamu Tamu.

Nilai-nilai pendidikan Islam tersebut sesuai dan sangat relevan dengan


63

nilai-nilai pendidikan Islam karena hal tersebut tentunya untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Konklusi yang bisa dipetik dari pemaparan di atas adalah

ketiga nilai tersebut, Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq memiliki hubungan

yang sangat erat. Karena jika nilai Aqidah sudah diterapkan, maka

secara tidak langsung nilai Syaria insanikah akan teramplikasi dengan

sendirinya. Jika nilai Aqidah dan Syariah sudah dijalankan maka akan

memunculkan nilai-nila Akhlaq. Sehingga tujuan antara kehidupan

dunia dan akhirat akan tercapai. Dari konklusi tersebut, dapat ditarik

konklusi besar yang merupakan tujuan dari penelitian ini yaitu,

terdapat relevansi antara novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman Karya

Fitri Handayani dengan nilai-nilai pendidikan Islam.


64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pengkajian terhadap kandungan nilai-nilai

pendidikan Islam dalam Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman dan

implementasi kandungan novel dalam kehidupan sehari-hari.

1. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Tilawah

Cinta Surah Ar-Rahman karya Fitri Handayani adalah Pertama, Nilai

pendidikan Islam Aqidah yang mencakup dalam kehidupan, kita tidak

diperkenankan untuk membanggakan diri, serta mempercayai bahwa

Allah itu Esa, tidak ada yang patut disembah selain Dia. berIman

adanya Malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah,

iman pada hari kiamat dan iman kepada Qada dan Qadar Kedua, Nilai

pendikan Islam Syari’ah mencakup berhijab bagi perempuan muslim,

menentukan mahar pernikahan, berdo’a ketika mendapat pujian dari

orang lain, keutamaan Al-Qura’an, beribadah, shalat jama’ah, berwudu

(mensucikan diri sebelum melaksanakan shalat), memulyakan tamu,

Shalat Istikharah, menuntut ilmu. Ketiga nilai pendidikan Akhlak,

mencakup menyebarkan salam kepada orang yang kita jumpai, patuh

dengan perintah Allah, mengucapkan kalimat istirja’ ketika mendapat

musibah, patuh kepada orang tua (Birrul walidain), Syukur atas

nikmat yang telah Allah berikan.


65

2. Relevansi isi novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, tergambar jelas

dalam kandungan nilai-nilai pendidikan Islam yaitu: Nilai Akidah.

Nilai Syari’ah dan Nilai Akhlaq, setiap nilai pendidikan Islam terdapat

dalil-dalil tertentu, Sehingga pembaca tidak hanya sekedar membaca

jalan ceritanya yang ada dalam novel, tetapi pembaca dapat mengambil

pelajaran dari nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di

dalamnya, pembaca dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari dan mengamalkan pada masyarakat yang lain.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, kiranya penulis dapat

memberikan saran-saran yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

Islam dalam Novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman, sebagai berikut:

1. Bagi yang gemar membaca, terutama yang punya gemar membaca

novel sebaiknya dapat memilih buku bacaan/novel yang mengandung

nilai-nilai Agama Islam di dalamnya, seperti salah satu contohnya

novel Tilawah Cinta Surah Ar-Rahman yang didalamnya terdapat

nilai-nilai pendidikan Islam.

2. Bagi pembaca, sebaiknya ketika membaca buku atau sejenis bacaan

jangan hanya sekedar membaca jalan ceritanya saja, Tetapi cobalah

menghayati isi yang terkandung di dalamnya sehingga berguna bagi

kehidupan diri pembaca dan masyarakat di lingkungannya.


66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2014. Sejarah Lengkap Para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabi’it
Tabi’in. Jogjakarta: DIVA Pres.

Ali, Lukman, dan Alwi Hasan. 1994. Departemen Pendidikan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ali, Mahrus. 1995. Terjemah Irsadul Ibad. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Ali, Zainudin. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Ali As’ad. 1978. Terjemah Ta’limul Muta’allim.Yogyakarta: Menara


Kudus.

Athiyal-abrasyi Moh. 1974. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Yogyakarta:


Bulan Bintang.

Daradjat Zakiah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.

Daud Ali, Mohammad. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja.

El-Mubaroh, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang


Terputus dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta.

Fitriana Silfiyah. 2011, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Negeri 5


Menara Karya A. Fuadi. Skripsi Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum.

Hamzah, Ali. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. 2014. Bandung:
CV ALFABETA.

Handayani Fitri. 2014. Tilawah Tinta Surah Ar-Rahaman. Jakarta: Gramedia.

Iman, Shadikul, Muhammad. 20.14. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang


Terkandung Dalam Novel Orang Miskin di Larang Sekolah. Skripsi
Universitas Pesantren Tinggi Darul “Ulum

Jobroni. 1994. Metode Pengajaran Cerita: Selayang Pandang Pealajaran Sastra.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
67

Muhayyadin, Bawa. 2010. Islam Untuk Kedamaian Dunia. Bandung: PUSTAKA


HIDAYAH.

Ngafenan, Muhammad. 1990. Kamus Kesastraan. Semarang: Dahara Prize.

Nisa, Khoirun. 2014. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Ratu
Yang Bersujud. Skripsi Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum.

Nurdin, Muhamad. 2014. Pendidikan Antikorupsi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurgiantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Ramayulis. Pendidikan Agama Islam. 2013. Jakarta: Republika.

Rasjid, Sualaiman. Fiqh Islam. 2008. Bandung: IKAPI.

Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Samsuri, M. Fiqih Sehari-Hari . 2011. Surabaya: Apollo Lestari.

Samsuri, M. Kumpulan Do’a-do’a. 2001. Suyrabaya: CSDW.

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Rernaja Rosdakarya.

Sukardi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. 2010. Bandung: PT.


Rosda Karya.

Su'ud, Abu. 2003. Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban
Umat Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Ali Al-Hadits. 1988. Bandung: CV Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai