Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena atas izin dan rahmatnya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas yang di amanahkan oleh dosen mata kuliah ilmu
nahwu.Insyaa Allah pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai materi ‘’NA’AT
HAQIQI’’.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju zaman yang terang benderang
dengan kata lain من ظلمات إلى النور.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah menyumbangkan
pikirannya dalam proses penyelesaian makalah ini,sehingga tugas ini selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati,saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah……………………………………………….iii
C.Tujuan…………………………………………………………...iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Na’at……………………………..……….……….…1
A.Kesimpulan……………………………………………….…….6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat dalam bahasa arab tersusun dari jumlah ismiyah dan jumlah
fi’liyah.Yang dimaksud jumlah ismiyah adalah jumlah yang di awali dengan kalimat isim
atau dengan kata lain mubtada dan khobar. Adapun jumlah fi’liyah adalah jumlah yang di
awali dengan kalimat fi’il.
Dalam susunan tata bahasa arab, hamper sama dengan bahasa-bahasa lainnya
yaitu ada subjek, predikat, objek, keterangan waktu/tempat, dan keadaan/sifat. Dalam
bahasa Arab, subjek disebut fa’il. Predikat disebut fi’il, objek disebut maf’ul, keterangan
waktu/tempat disebut dzorof zaman/makan, dan keadaan disebut na’at.
Seringkali na’at menjadi pembahasan yang cukup rumit,sehingga dibuatlah
makalah ini untuk memudahkan memahami bahasa Arab dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam pembahasan na’at,diantaranya :
1. Apa pengertian Na’at?
2. Ada berapa macam bentuk Na’at?
3. Apa saja fungsi Na’at?
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Na’at.
Na’at adalah tabi’ (kata yang mengikuti) man’utnya (kata yang disifati) dalam hal
rofa’,nashob dan jarnya,ta’rif dan tankirnya.1
Contoh :
B. Na’at Haqiqi
Adalah na’at yang merafa’kan isim dhamir mustatir (yang disembunyikan) yang
fungsinya isim dhamir tersebut kembali kepada man’ut (kata yang disifati).
Contoh :
1.
2.
1
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.200
2
Syekh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu Nahwu,(Bandung :sinar baru algensindo,2018)h.344
3
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.201
C. Fungsi na’at
Na’at mempunyai fungsi tersendiri jika disandarkan pada kalimat-kalimat tertentu.4
Diantaranya ;
1. Menjelaskan, apabila man’utnya berupa isim ma’rifah.
.حضر زيد العالم
(telah hadir zaid yang berilmu)
.أقمت في البيت الكبير
(saya telah tinggal di rumah yang besar itu)
جاء المدرس العالم
(telah datang guru yang berilmu itu)
2. Pengkhususan, apabila man’utnya berupa isim nakirah.
.جاء رجل عالم
(telah datang seorang laki-laki yang berilmu)
.طبخت إمرأة جميلة
(telah memasak seorang perempuan yang cantik)
لقيت إمرأة جميلة
(saya telah bertemu perempuan yang cantik)
3. Pujian khusus.
.بسم هللا الرحمن الرحيم
(dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang)
.يا أختنا الجميلة
(wahai saudari perempuan kami yang cantik)
.يا أخنا المحبوب
(wahai saudara laki-laki kami yang tercinta)
4. Celaan khusus.
.أعوذباهلل من الشيطان الرجيم
(aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)
.أنظر الرجل المتوحش
(saya sedang melihat seorang laki-laki yang biadab)
5. Menaruh belas kasih.
.اللهم ارحم عبدك المسكين
(ya Allah kasihilah hambamu yang miskin)
.يا سيد ارحم خادمك النحيف
(Wahai tuan kasihilah budakmu yang kurus)
6. Pengokohan.
.فاسلك فيها من كل زوجين اثنين
(maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis)
3.
4
Nahwusharaf.Wordpress.com.site (03 juni 2019)
D. Kaidah-kaidah na’at.
4.
5
K.H.Moch.Anwar,Ilmu Nahwu terjemahan matan al-ajurumiyah dan imrithy,(Bandung:sinar baru
algensindo,2018)h.102
مررت بزيد العاقل.۲
(saya telah berjalan dengan zaid yang berakal itu)
أذهب إلي المكتبة الكبيرة.۳
(saya sedang pergi ke perpustakaan yang besar itu)
إتصل بزيد العالم.٤
(dia telah menghubungi zaid yang berilmu itu)
أذهب إلي الجامعة الواسعة.٥
(saya sedang pergi ke kampus yang luas itu)
6
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.202
7
Na’at dan man’ut (04 juni 2019)
(saya telah melihat rumah yang besar)
جاء رجل صغير.۲
(telah datang seorang anak laki-laki yang kecil)
عباس تاجر غني.۳
(Abbas adalah pedagang yang kaya)
محمد طالب جديد.٤
(Muhammad adalah murid baru)
عمار طالب مجتهد.٥
(Umar adalah murid yang rajin)
2. Jika man’utnya adalah isim yang muannats, maka na’atnya juga harus
muannats.
رأيت المكتبة الواسعة.۱
(saya telah melihat perpustakaan yang luas itu)
كنست زينب الجميلة.۲
(telah menyapu zainab yang cantik itu)
هند طالبة جديدة.۳
(Hindun adalah siswi baru)
أخذت الملعقة الصغيرة.٤
(saya telah mengambil sendok yang kecil itu)
رأيت السيارة الجميلة.٥
(saya telah melihat mobil yang bagus itu)
d.) Dalam segi mufrod,tasniyah atau jamaknya.
1. Jika man’utnya adalah isim mufrod,maka na’atnya juga harus isim mufrod.
جاء محمد الفاضل.۱
(telah datang Muhammad yang mulia itu)
شرب زيد الكبير.۲
(telah minum zaid yang besar itu)
محمد طالب قديم.۳
(Muhammad adalah murid lama)
فاطمة طبيبة شهيرة.٤
(Fatimah adalah dokter yang terkenal)
زيد مدرس كبير.٥
(zaid adalah guru yang besar)
E. I’rab
KESIMPULAN
8
Na’at dan man’ut (04 juni 2019)
9
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.203
1. Na’at Haqiqi
Adalah na’at yang merafa’kan isim dhamir mustatir (yang disembunyikan) yang
fungsinya isim dhamir tersebut kembali kepada man’ut (kata yang disifati).