Anda di halaman 1dari 12

‫نعت الحقيقي‬

Oleh :

DWI RAHMA FITRIANI (20200118008)

FAHD AL-SA’UD ZAINUDDIN (20200118031)

NUR SAFITRI (20200118022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena atas izin dan rahmatnya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas yang di amanahkan oleh dosen mata kuliah ilmu
nahwu.Insyaa Allah pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai materi ‘’NA’AT
HAQIQI’’.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju zaman yang terang benderang
dengan kata lain ‫من ظلمات إلى النور‬.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai naaibulfa’il yang meliputi


pengertian,pembagian,dan pembahasan mengenai ‘’NA’AT HAQIQI’’.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah menyumbangkan
pikirannya dalam proses penyelesaian makalah ini,sehingga tugas ini selesai tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati,saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………….i

Daftar isi …………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………………………………………………….iii

B.Rumusan Masalah……………………………………………….iii

C.Tujuan…………………………………………………………...iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Na’at……………………………..……….……….…1

B. Pengertian Na’at Haqiqi………………………..…………….….2

C. Fungsi Na’at Haqiqi………………….………………………..…2

D.Kaidah-kaidah Na’at………………………… ………….……...4

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………….…….6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalimat dalam bahasa arab tersusun dari jumlah ismiyah dan jumlah
fi’liyah.Yang dimaksud jumlah ismiyah adalah jumlah yang di awali dengan kalimat isim
atau dengan kata lain mubtada dan khobar. Adapun jumlah fi’liyah adalah jumlah yang di
awali dengan kalimat fi’il.
Dalam susunan tata bahasa arab, hamper sama dengan bahasa-bahasa lainnya
yaitu ada subjek, predikat, objek, keterangan waktu/tempat, dan keadaan/sifat. Dalam
bahasa Arab, subjek disebut fa’il. Predikat disebut fi’il, objek disebut maf’ul, keterangan
waktu/tempat disebut dzorof zaman/makan, dan keadaan disebut na’at.
Seringkali na’at menjadi pembahasan yang cukup rumit,sehingga dibuatlah
makalah ini untuk memudahkan memahami bahasa Arab dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah dalam pembahasan na’at,diantaranya :
1. Apa pengertian Na’at?
2. Ada berapa macam bentuk Na’at?
3. Apa saja fungsi Na’at?

iii

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Na’at.

.‫و تعريفه و تنكيره‬,‫النعت تابع للمنعوت في رفعه و نصبه و خفضه‬

Na’at adalah tabi’ (kata yang mengikuti) man’utnya (kata yang disifati) dalam hal
rofa’,nashob dan jarnya,ta’rif dan tankirnya.1

Contoh :

 ‫ ( ذهب زيد الفاضل‬Telah pergi zaid yang mulia )


 ‫( رايت زيدا الفاضل‬saya telah melihat zaid yang mulia)
 ‫( نظرت الي زيد الفاضل‬saya telah melihat zaid tang mulia)
 ‫ (رايت رجال عاقال‬saya telah melihat seorang laki-laki yang berakal)
 ‫( نظرت إلي محمد الفاضل‬saya telah melihat Muhammad yang mulia)
 ‫(مررت بزيد العاقل‬saya telah berjalan dengan zaid yang berakal)
 ‫(أذهب إلي المكتبة الكبيرة‬saya pergi ke perpustakaan yang besar)
 ‫(إتصل بزيد العالم‬saya sedang menghubungi zaid yang berilmu)
 ‫( أذهب إلي الجامعة الواسعة‬saya pergi ke kampus yang luas)
 ‫( قام زيد العاقل‬telah berdiri aid yang berakal)2

B. Na’at Haqiqi

Adalah na’at yang merafa’kan isim dhamir mustatir (yang disembunyikan) yang
fungsinya isim dhamir tersebut kembali kepada man’ut (kata yang disifati).

Contoh :

‫( جاء م ّحمد العاقل‬telah datang Muhammad yang berakal)


Kata ‫ العاقل‬adalah na’at bagi kata ‫ م ّحمد‬, kata ‫ العاقل‬ini merafa’kan dhomir yang
mustatir,taqdirnya adalah ‫ هو‬kembali kepada kata Muhammad.3

1.

2.

1
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.200
2
Syekh syamsuddin Muhammad Araa’ini,Ilmu Nahwu,(Bandung :sinar baru algensindo,2018)h.344
3
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.201
C. Fungsi na’at
Na’at mempunyai fungsi tersendiri jika disandarkan pada kalimat-kalimat tertentu.4
Diantaranya ;
1. Menjelaskan, apabila man’utnya berupa isim ma’rifah.
 .‫حضر زيد العالم‬
(telah hadir zaid yang berilmu)
 .‫أقمت في البيت الكبير‬
(saya telah tinggal di rumah yang besar itu)
 ‫جاء المدرس العالم‬
(telah datang guru yang berilmu itu)
2. Pengkhususan, apabila man’utnya berupa isim nakirah.
 .‫جاء رجل عالم‬
(telah datang seorang laki-laki yang berilmu)
 .‫طبخت إمرأة جميلة‬
(telah memasak seorang perempuan yang cantik)
 ‫لقيت إمرأة جميلة‬
(saya telah bertemu perempuan yang cantik)
3. Pujian khusus.
 .‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
(dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang)
 .‫يا أختنا الجميلة‬
(wahai saudari perempuan kami yang cantik)
 .‫يا أخنا المحبوب‬
(wahai saudara laki-laki kami yang tercinta)
4. Celaan khusus.
 .‫أعوذباهلل من الشيطان الرجيم‬
(aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)
 .‫أنظر الرجل المتوحش‬
(saya sedang melihat seorang laki-laki yang biadab)
5. Menaruh belas kasih.
 .‫اللهم ارحم عبدك المسكين‬
(ya Allah kasihilah hambamu yang miskin)
 .‫يا سيد ارحم خادمك النحيف‬
(Wahai tuan kasihilah budakmu yang kurus)
6. Pengokohan.
 .‫فاسلك فيها من كل زوجين اثنين‬
(maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis)
3.

4
Nahwusharaf.Wordpress.com.site (03 juni 2019)
D. Kaidah-kaidah na’at.

Hukum na’at adalah mengikuti man’utnya dalam hal :

1. Dalam segi I’rabnya (rafa,nashab,jarnya)


2. Dalam segi ma’rifah nakirahnya.
3. Dalam segi mudzakkar muannatsnya.
4. Dalam segi mufrod,tasniyah atau jamaknya.5
a.) Dalam segi I’rabnya (rafa,nashab,jarnya)

1. Jika man’utnya marfu’, maka na’atnya juga ikut marfu’.


‫ درس زيد الصغير‬. ۱
(telah belajar zaid yang kecil itu)
‫ اكلت فاطمة الجميلة‬.۲
(telah makan Fatimah yang cantik itu)
‫ عباس تاجر غني‬.۳
(Abbas seorang pedagang yang kaya)
‫ جاء رجل صغير‬.٤
(Telah datang seorang laki-laki yang kecil)
‫ محمد طالب جديد‬.٥
(Muhammad adalah murid baru)
2. Jika man’utnya manshub maka na’atnya juga ikut manshub.
‫ رأيت محمدا الفاضل‬.۱
(saya telah melihat Muhammad yang mulia itu)
‫ رأيت زيدا العاقل‬.۲
(saya telah melihat zaid yang berakal itu)
‫ رأيت الرجلين العاقلين‬.۳
(saya telah melihat dua orang laki-laki yang berakal)
‫ رأيت فاطمة الجميلة‬.٤
(saya telah melihat Fatimah yang cantik itu)
‫ رأيت السيارة الجميلة‬.٥
(saya telah melihat mobil yang bagus itu)
‫ لقيت إمرأة جميلة‬.٦
(saya telah bertemu seorang perempuan yang cantik)
3. Jika man’utnya majrur, maka na’atnya juga ikut majrur.
‫ نظرت إلي محمد الفاضل‬.۱
(saya telah melihat Muhammad yang mulia itu)

4.

5
K.H.Moch.Anwar,Ilmu Nahwu terjemahan matan al-ajurumiyah dan imrithy,(Bandung:sinar baru
algensindo,2018)h.102
‫ مررت بزيد العاقل‬.۲
(saya telah berjalan dengan zaid yang berakal itu)
‫ أذهب إلي المكتبة الكبيرة‬.۳
(saya sedang pergi ke perpustakaan yang besar itu)
‫ إتصل بزيد العالم‬.٤
(dia telah menghubungi zaid yang berilmu itu)
‫ أذهب إلي الجامعة الواسعة‬.٥
(saya sedang pergi ke kampus yang luas itu)

b.) Dalam segi ma’rifah nakirahnya.


1. Jika man’utnya ma’rifah, maka na’atnya juga ma’rifah.6
‫ رأيت فاطمة الجميلة‬.۱
(saya telah melihat Fatimah yang cantik itu)
‫ جاء زيد العالم‬.۲
(telah datang zaid yang berilmu)
‫ القلم المكسور علي المكتب‬.۳
(pena yang patah itu di atas meja)
‫ أخذت الملعقة الصغيرة‬.٤
(saya telah mengambil sendok yang kecil itu)
‫ رأيت السيارة الجميلة‬.٥
(saya telah melihat mobil yang bagus itu)

2. Jika man’utnya nakirah, maka na’atnya juga nakirah.


‫ كتب زيد كبير‬.۱
(telah menulis zaid yang besar)
‫ أكل محمد صغير‬.۲
(telah makan Muhammad yang kecil)
.‫ التفاح فاكحة لذيذة‬.۳
(apel adalah buah yang enak)
7
‫ العصفور طائر صغير‬.٤
(burung pipit adalah burung yang kecil)
‫ العربية لغة جميلة‬.٥
(Bahasa arab adalah bahasa yang indah)
c.) Dalam segi mudzakkar muannatsnya.
1. Jika man’utnya adalah isim yang mudzakkar,maka na’atnya juga harus
mudzakkar.
‫ رأيت بيتا كبيرا‬.۱
5.

6
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.202
7
Na’at dan man’ut (04 juni 2019)
(saya telah melihat rumah yang besar)
‫ جاء رجل صغير‬.۲
(telah datang seorang anak laki-laki yang kecil)
‫ عباس تاجر غني‬.۳
(Abbas adalah pedagang yang kaya)
‫ محمد طالب جديد‬.٤
(Muhammad adalah murid baru)
‫ عمار طالب مجتهد‬.٥
(Umar adalah murid yang rajin)
2. Jika man’utnya adalah isim yang muannats, maka na’atnya juga harus
muannats.
‫ رأيت المكتبة الواسعة‬.۱
(saya telah melihat perpustakaan yang luas itu)
‫ كنست زينب الجميلة‬.۲
(telah menyapu zainab yang cantik itu)
‫ هند طالبة جديدة‬.۳
(Hindun adalah siswi baru)
‫ أخذت الملعقة الصغيرة‬.٤
(saya telah mengambil sendok yang kecil itu)
‫ رأيت السيارة الجميلة‬.٥
(saya telah melihat mobil yang bagus itu)
d.) Dalam segi mufrod,tasniyah atau jamaknya.
1. Jika man’utnya adalah isim mufrod,maka na’atnya juga harus isim mufrod.
‫ جاء محمد الفاضل‬.۱
(telah datang Muhammad yang mulia itu)
‫ شرب زيد الكبير‬.۲
(telah minum zaid yang besar itu)
‫ محمد طالب قديم‬.۳
(Muhammad adalah murid lama)
‫ فاطمة طبيبة شهيرة‬.٤
(Fatimah adalah dokter yang terkenal)
‫ زيد مدرس كبير‬.٥
(zaid adalah guru yang besar)

2. Jika man’utnya adalah isim mutsanna,maka na’atnya juga harus isim


mutsanna.
 ‫رأيت الرجلين العاقلين‬
(saya telah melihat dua orang laki-laki yang berakal)
6.
 ‫جاء زيدان العالمان‬
(telah datang dua zaid yang berilmu)
 ‫محمدان طالبان قديما‬
(dua Muhammad itu adalah murid lama)
 ‫فاطمتان طبيبتان شهيرتان‬
(dua Fatimah itu adalah dokter yang terkenal)
 ‫كنست الفصلين الكبيرين‬
(dia perempuan telah menyapu dua kelas yang besar)
 8‫القلمان المكسوران علي المكتب‬
(dua pulpen yang patah itu di atas meja)
3. Jika man’utnya adalah isim jama’,maka na’atnya juga harus isim jama’.
 ‫جاء زيدون العالمون‬
(telah datang para zaid yang berilmu)
 ‫جاء المسلمون الصالحون‬
(telah datang para muslimin yang sholeh)
 ‫زيدون طالب قدماء‬
(para zaid itu adalah siswa-siswa yang lama)
 ‫محمدون طبيبون شهيرون‬
(para Muhammad itu adalah dokter-dokter yang terkenal)
 9‫رأيت الرجال العقالء‬
(saya telah melihat para lelaki yang berakal)

E. I’rab

1. ‫درس زيد الصغير‬


‫ فعل الماض مبني علي الفتح‬: ‫درس‬
‫ فاعل مرفوع و عالمة رفعه ضمة ظاهرة في اخره ألنه اسم مفرد‬: ‫زيد‬
‫الصغير‬.‫مرفوع بالضمة النه اسم مفرد‬,‫ نعت من زيد‬:

2. ‫كتب زيد كبير‬


‫ فعل الماض مبني علي الفتح‬: ‫كتب‬
‫ فاعل مرفوع و عالمة رفعه ضمة ظاهرة في اخره ألنه اسم مفرد‬: ‫زيد‬
‫الصغير‬.‫مرفوع بالضمة النه اسم مفرد‬,‫ نعت من زيد‬:‫كبير‬

KESIMPULAN

8
Na’at dan man’ut (04 juni 2019)
9
Muhammad muhyidin,Tuhfatus Saniyah (Tegal : As-shaf media,2007),h.203
1. Na’at Haqiqi

Adalah na’at yang merafa’kan isim dhamir mustatir (yang disembunyikan) yang
fungsinya isim dhamir tersebut kembali kepada man’ut (kata yang disifati).

2. Fungsi Na’at Hakiki


1. Menjelaskan
2. Pengkhususan
3. Memuji
4. Mencela
5. Pengokohan
6. Belas kasih
3. Hukum na’at adalah mengikuti man’utnya dalam hal :

 Dalam segi I’rabnya (rafa,nashab,jarnya)


 Dalam segi ma’rifah nakirahnya.
 Dalam segi mudzakkar muannatsnya.
 Dalam segi mufrod,tasniyah atau jamaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhyidin,muhammad,Tuhfatus Saniyah. Tegal : As-shaf media,2007.


Araa’ini,Syekh syamsuddin Muhammad,Ilmu Nahwu.Bandung :sinar baru algensindo,2018.
Anwar ,K.H.Moch.,Ilmu Nahwu terjemahan matan al-ajurumiyah dan imrithy.Bandung:sinar
baru algensindo,2018.
Nahwusharaf.Wordpress.com.site (03 juni 2019)
http//Na’at/dan man’ut/.co.id(04 juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai