Anda di halaman 1dari 44

Analisis Pengaruh Teman Pergaulan Terhadap Perilaku dan

Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong


Tahun Pelajaran 2019/2020

Karya Tulis Ilmiah Ini

Untuk Memenuhi Salah Satu Ulangan Harian Bahasa Indonesia Wajib

Tahun Pelajaran 2019/2020

Karya Ilmiah Ini Disusun Oleh :

Nama : Azmi Layinu Latif

NIS/No.Induk : 180709307/0027739079

Program Study : XI MIPA 1

SMA NEGERI 1 GEMOLONG

SRAGEN

2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Azmi Layinu Latif

NIS/No.Induk : 180709307

Program Study : XI MIPA 1

Judul : Analisis Pentingnya Memiih Teman Pergaulan terhadap


Perilaku dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran 2019/2020

Telah disetujui untuk diajukan sebagai nilai ulangan harian Bahasa Indonesia
wajib Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Ditetapkan di : Gemolong
Hari,Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

Pembimbing : Agus Muhamadi, S.Pd (.....................)


NIP. 196708242014091002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah ini diajukan oleh:


Nama : Azmi Layinu Latif
NIS/No Induk : 180709307
Program Study : XI MIPA 1
Judul : Analisis Pentingnya Memiih Teman Pergaulan terhadap
Perilaku dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran 2019/2020

Telah diajukan dan disahkan oleh :


Wali Kelas : Rr. Yogianti Dwi R W, S.Pd (.....................)
NIP. 197301282009032001

Pembimbing : Agus Muhamadi S.Pd (.....................)


NIP. 196708242014091002

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Gemolong

Drs. Suparno, M.Eng


NIP. 196306081990031009

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah untuk
memenuhi salah satu Ulangan Harian Bahasa Indonesia Wajib Tahun Pelajaran
2019/2020.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu penulis dalam penulisan Laporan Ilmiah :

1. Bapak Drs.Suparno,M.eng selaku kepala SMA Negeri 1 Gemolong


2. Ibu Rr. Yogianti Dwi R W ,S.pd selaku wali kelas XI MIPA 1 yang telah
mendukung
3. Bapak Agus Muhamadi S.pd yang telah memberi nasehat dan membantu
4. Orang tua yang telah mendukung
5. Pembaca yang telah menghargai Laporan Ilmiah penulis

Penulis yakin dalam penyusunan karya ilmiah ini masih banyak


kekurangan dan masih jauh seperti yang diharapkan, oleh karena itu penulis
selalu mengharapkan kritik dan saran dari pihak manapun, demi tercapainya
hasil yang lebih baik di masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Gemolong, 26 Februari 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Teman...........................................................................................................4
B. Pergaulan.....................................................................................................5
C. Perilaku........................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................14
A. Metode dan Teknik Pengumpulan Data.................................................14
B. Variabel Penelitian....................................................................................16
C. Instrumen Penelitian.................................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................20
A. Hasil Penilitian..........................................................................................20
B. Pembahasan...............................................................................................26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................32
A. Simpulan....................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................32
CV..........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................34

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi wawancara siswa kelas XI MIPA 1

Tabel 2: Kisi-kisi observasi

Gambar 1 : Lembar kuesioner

Gambar 2 : Grafk Presentase

Gambar 3 : Grafik Presentase

Gambar 4 : Grafik presentase

vi
ABSTRAK

Latif, Azmi Layinu. 2020. “Analisis Pentingnya Memilih Teman Pergaulan


terhadap Perilaku dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong
Tahun Pelajaran 2019/2020”. Sragen : SMA Negeri 1 Gemolong

Penelitian ini bertujuan untuk memngetahui pentingnya memilih teman


pergaulan bagi siswa dan mengetahui pengaruh teman pergaulan terhadap perilaku dan
motivasi belajar siswa.

Metode penelitian ini adalah metode penelitiann kualitatif dengan teknik


pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan angket kuesioner.
Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong Tahun
Pelajaran 2019/2020. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan kisi-kisi
wawancara narasumber, kisi-kisi observasi, dan lembar angket atau kuesioner.

Hasil dari penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa memilih teman
pergaulan itu penting bagi siswa dikarenakan adanya pengaruh dari teman pergaulan
terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dan dalam memillih teman pergaulan harus
memperhatikan kriteria dari teman pergaulan sert manfaat yang diperoleh dari teman
pergaulan.

Kata kunci : teman pergaulan, perilaku, motivasi belajar

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teman pergaulan adalah orang orang yang memiiki kedekatan dengan kita
karena seringnya terjadi interaksi dengan kita. Interaksi yang sring terjadi ini
dikarenakan kita memiliki satu kesamaan dengannya. Kesamaan kita dengan teman
pegaulan bisa berupa persamaan dalam hobby, organisasi, maupun kesamaan
lainnya.
Teman pergaulan juga merupakan orang terdekat yang mampu berperan
dalam pembentukan karakter seseorang di dalam lingkungan pergaulannya. Hal
yang perlu mendapat perhatian adalah sejauh mana pergaulan seseorang dengan
teman pergaulannya. Pergaulan pertemanan di lingkungan tempat tinggal atau pun di
sekolah,teman menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pergaulan siswa. Banyak
hal yang didapat dalam hubungan tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan dari
hubungan tersebut dapat berupapengaruh baik dan buruk. Jika melihat pengaruh
yang ditimbulkan dari hubungan tersebut, pada umumnya efek dari hubungan teman
pergaulan ini berlangsung sementara. Artinya bahwa pengaruhhanya ditimbulkan
ketika mereka menjalin kontak secara langsung dan berlangsung secara terus
menerus sepanjang mereka kerap bertemu. Namun efek pengalaman tersebut cukup
memberi dampak yang berkepanjangan. Tergantung pada setiap individu yang
menjalani. Hal tersebut berarti, bahwa sikap mentallah yang mampumeredam setiap
pengaruh buruk yang ditimbulkandari hubungan teman pergaulan tersebut.
Dalam menentukan teman pergaulan diperlukan kecerdasan psikologis
seseorang untuk menentukannya. Hal ini dikarenakan apabila kita salah dalam
memilih teman pergaulan bisa berakibat fatal bagi diri seseorang. Sebab pergaulan
sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk dapat menimpa
seseorang jika bergaul dengan teman teman yang buruk, begitu juga sebaliknya
dampak baik akan didapat oleh seseorang yang bergaul dengan teman yang baik.

B. Identifikasi Masalah

1
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Banyak orang yang belum memahami pentingnya memilih teman pergaulan

2. Teman pergaulan dapat memberikan dampak bagi seseorang

3. Salah dalam memilih teman pergaulan bisa berdampak buruk bagi seseorang

4. Teman pergaulan dapat memengaruhi karakter dan kepribadian sesesorang

5. Teman pergaulan dapat memengaruhi motivasi belajar seseorang

C. Pembatasan Masalah

Banyak hal yang menyebabkan seseorang terpengaruh dengan teman


pergaulannya. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis akan memberikan
ruang lingkup batasan dalam penelitian ini. Penulis hanya membatasi penelitian
pada pengaruh teman pergaulan terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa kelas
XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas dapat permasalahan yang dapat dirumuskan


adalah :

1. Apakah Teman pergaulan dapat memengaruhi perilaku dan motvasi belajar


siswa?

2. Mengapa memilih teman pergaulan itu sangat penting bagi siswa?

3. Bagaimanan cara memilih teman pergaulan yang baik?

E. Tujuan Masalah

2
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh teman pergaulan bagi perilaku dan motivasi belajar


siswa

2. Alasan mengapa memilih teman pergaulan itu penting bagi siswa

3. Mengetahui cara memilih teman pergaulan yang baik

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai


berikut :

1. Bagi penulis :

- Menambah wawasan dan pengalaman dalam membuat proposal


penelitian.

- Untuk Memenuhi Salah Satu Ulangan Harian Bahasa Indonesia


Wajib

2. Bagi pembaca :

- Mendapatkan pemahaman tentang pentingnya memilih teman


pergaulan.

3. Bagi instansi terkait :

- Memberikan rujukan terkait penelitian lebih lanjut tentang


pentingnya memilih teman pergaulan.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teman
Menurut KBBI kata “teman” memiliki arti kawan; sahabat; rekan. Kemudian
pengertian teman menurut Rubin (2004), persahabatan adalah multidimensi dalam
sifat dan melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan
ketakutan, menyediakan afeksi, dukungan dan keamanan emosi). Menurut Owens
(2002), mengartikan persahabatan sebagai hal berkenaan dengan dibangunnya
hubungan dyadic antara dua anak yang dikarakteristikkan dengan perasaan saling
suka yang kuat. Menurut Shaffer (2005), persahabatan diartikan sebagai sebuah
hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan
dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.

Teman adalah seseorang yang dekat dan bersama dengan kita melaui sebuah
hubungan yang dinamakan pertemanan. Makna dari pertemanan sendiri menurut
Wikipedia adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling
mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian
pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini,
istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang
melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi dan perasaan . Sahabat akan
menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain,
seringkali hingga pada altruisme. Selera mereka biasanya serupa dan mungkin
saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai.
Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-
menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang
memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang,
persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau
sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teman memiiki pengaruh yang
banyak terhadap diri kita. Oleh karena itu hendaknya kita harus selektif dalam
memilih teman. Adapun kriteria teman yang baik adalah sebagai berikut :

1. Senantiasa mengingatkan dalam kebaikan


2. Memiliki karakter kepribadian yang baik
3. Tidak menjerumuskan kepada hal hal yang buruk
4. Setia kawan dan sukan menolong
5. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
6. Memiliki motivasi belajar yang tinggi

4
7. Pergaulan
Pergaulan adalah kontak langsung antara satu individu dengan individu lain,
atau atara pendidik dan anak didik. Pergaulan atau kontak langsung antara pendidik
dan anak didik ini memungkinkan timbulnya cinta pada anak dari pendidik atau
sebaliknya. Dan pergaulan juga memungkinkan pengertian yang mendalam antara
tugas pendidikan, yang wajib mendidik dan tugas anak didik, yang minta
pertolongan atau pendidikan, sehingga dapat menimbulkan sikap yang wajar dan
obyektif pada keduanya. Dalam pergaulan itu pendidik dapat mengobservasi anak
secara langsung, untuk menemukan potensi-potensi yang ada pada anak didik dan
sebaliknya. Saling mengetahui karena pergaulan ini memudahkan usaha bimbingan
dan pertolongan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam pergaulan tersebut contoh teladan utama dari pihak pemimpin


sekolah, guru-guru dan staf lebih bayak mempengaruhi murid untuk menjadi
manusia yang baik. Oleh sebab itu mereka harus membina suatu masyarakat sekolah
yang baik yang membantu pembinaan suasana agama di sekolah. Pendidikan agama
tidak mungkin berhasil dengan baik bila hanya dibebankan kepada guru agama saja
tanpa didukung oleh pemimpin sekolah dan guru-guru yang lain.

Pergaulan sesama siswa yang menjadi topik pada pembahasan ini


memerlukan perhatian lebih, agar antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
dapat berinteraksi dengan baik. Dalam hal ini Pergaulan sesama siswa diartikan
sebagai interaksi serta pengaruh timbal balik antar sesama dalam mencapai suatu
tujuan.Dalam buku belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Slameto
menjelaskan bagaimana seharusnya teman bergaul siswa disekolah agar siswa tidak
terpengaruh pada hal-hal yang tidak diinginkan orang tua dan guru. Selain itu agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki
teman bergaul yang baik-baik, dan pembinaan pergaulan yang baik-baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat
tetapi jangan terlalu lengah) jika hal ini dapat diwujudkan maka keinginan
menjadikansekolah suatu lingkungan yang sangat menyenangkan akan terwujud.

Pergaulan teman-teman yang ada disekeliling siswa, misalnya teman sekelas


sangat besar pengaruhnya terhadap diri siswa itu sendiri, karena teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Jika teman-teman di
sekeliling siswa “selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik, dan
memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa. Teman bergaul memang bukan satu-satunya komponen yang
mempengaruhi semangat belajar siswa di sekolah. Masih banyak lagi hal- hal yang
mempengaruhi belajar siswa di sekolah seperti guru, tenaga administrasi,

5
lingkungan sekolah sendiri dan lain-lain. Tetapi keberadaan teman-teman yang
berada disekeliling siswa lebih menarik perhatian siswadari pada yang lainnya.
Teman bergaul yang tidak baik akan sangat fatal akibatnya bagi siswa. Tidak jarang
ditemukan siswa bolos sekolah, berkelahi, tidak mengerjakan tugas sekolah atau
bahkan sampai putus sekolah karena pengaruh teman-teman. Hal ini dikarenakan
“pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk kedalam jiwanya
dari pada yang kita duga. Demikian juga lingkungan sekolah, siswa saling
berinteraksi, baik dalam kelas, maupun diluar kelas.

Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik bagi siswa, begitu juga
sebaliknya, teman gaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.”
Teman bergaul yang tidak baik sangat besar ancamannya bagi siswa. Teman bergaul
yang tidak baik misalnya yang suka bergadang, ngeluyur, pecandu rokok, film,
minum-minuman, lebih-lebih teman bergaul lain jenis yang amoral, pemabuk dan
lain-lainnya, pasti akan menyesatkan siswa keambang bahaya dan pastilah
belajarnya jadi berantakan. Itulah sebabnya, pergaulan siswa itu harus terus
menerus dikontrol untuk menjaga agar tidak mendapatkan pengaruh yang jelek dari
pergaualannya. Pengontrolan itu hendaknya dilakukan secara bijaksana, supaya
tidak mendapatkan akibat sampingan, yang kurang kita perhitungkan.Dalam sebuah
hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan
dampak seorang teman dalam sabda beliau:

ُ َ ‫َح َّد ثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن الْ َع َال ِء َحدَّ ثَنَا َأب ُ ْو ُا َسا َم َة َع ْن بُ َریْ ٍد َع ْن َأيِب ْ بُ ْر َد َة َأيِب ْ ُم ْو ىَس َريِض‬
‫هللا‬
‫السو ِء َك َحا ِملِ الْ ِم ْس ِك‬ َّ ‫ َمث َُل الْ َج ِلی ِْس‬: ‫هللا عَلَیْھِ َو َسمَّل َ قَا َل‬
َّ ‫الصا ِل ِح َو‬ ُ ‫َع ْنھُ َع ِن النَّيِب ِّ َصىَل‬
‫ ِم ْنھُ َو َّما َأ ْن جَت ِدَ ِم ْنھُ ِریْ ًحا‬,َ‫ یُ ْح ِذی ََك َو َّما َأ ْن تَ ْبتَاع‬, ‫ ْال ِكیْ ِر فَ َحا ِم ُل الْ ِم ْسك َّما َأ ْن‬,ِ‫َواَن ِفع‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ َطیِّ َب ًة َواَن ِفخُ ْال ِكیْ ِر َّما َأ ْن یُ ْح ِر َق ِثیَاب َ َك َو َّما َأ ْن جَت ِدَ ِریْ ًحا َخ ِبیْثَة‬.
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
Artinya :”Diriwatkan dari Muhammad bin Ala’ dari Buraidi dari Abi Burdah
Abi Musa Radiaallahu’anhu dari Nabi SAW berkata: “Permisalan teman yang baik
dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai
besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan
bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628). Imam Muslim rahimahullah
mencantumkan hadits di atas dalam bab anjuran untuk berteman dengan orang
shalih dan menjauhi teman yang buruk. Imam An-Nawawi rahimahullah
menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan

6
seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai
besi.Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan
orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab.Sekaligus
juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-
orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” (Syarh Shahih Muslim 4/227) Ibnu
Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits ini menunjukkan larangan
berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita.
Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat
memberikan manfaat dalam agama dan dunia.” (Fathul Bari 4/324).

B. Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu
sendiri, bentuk dari perilaku dapat berupa berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
belajar, dan sebagainya. Perilaku juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Dan dalam penegertian secara umum perilaku
adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahkluk hidup.
Perilaku seorang siswa SMA dapat dipengaruhi oleh teman pergaulannya,
misalnya jika ia bergaul dengan seorang yang berperilaku baik maka ia akan
menjadi baik. Namun sebaliknya jika ia bergaul dengan teman yang berperilaku
buruk maka ia akan ikut menjadi buruk.
Perilaku baik adalah tindakan atau aktivas yang sesuai dengan budi pekerti
luhur dan norma atau tata tertib yang dijunjung dalam suatu tempat. Perilaku baik
dapat terbentuk dari kebiasaan diri manusia itu sendiri dan dapat terbentuk dari yang
lingkungan sekitarnya. Penerapan dari perilaku baik ini dapat dilaksankan dari diri
sendiri, di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah.
Adapun contoh dari perilaku baik di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
dan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Di lingkungan keluarga :
b. Menaati perintah orang tua
a. Selalu menghormati orang tua
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Tidak menyusahkan orang tua
d. Berusaha untuk membuat orang tua bahagia
e. Sayang kepada adik atau kakak

7
f. Membantu adik atau kakak ketika memerlukan bantuan
g. Menjaga nama baik keluarga

2. Di lingkungan Masyarakat
a. Membantu tetangga yang sedang dilanda musibah.
b. Menjenguk tetangga apabila sedang sakit.
c. Memberi atau menawarkan seseorang untuk bekerja.
d. Memberi sedekah kepada fakir miskin atau pengemis.
e. Turut bela sungkawa apabila ada tetangga yang meninggal.
f. Mengikuti kegiatan pos kamling.
g. Mengikuti kegiatan kerja bakti.

3. Di lingkungan Sekolah
a. Selalu hormat kepada guru
b. Tidak pernah melawan guru
c. Belajar bersama teman teman
d. Selalu mengerjakan PR tepat waktu
e. Tidak pernah bosan dalam belajar
f. Membantu teman yang kesulitan belajar
g. Menawari makanan kepada teman saat istirahat
h. Menjaga nama baik sekolah
i. Mentaati tata tertib sekolah

Berperilaku baik dapat memberi manfaat yang banyak bagi pelakunya,


manfaat yang banyak ini dapat dirasakan ketika berada di lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Adapun manfaat dari berperilaku
baik adalah seebagai berikut :
1. Di Lingkungan Keluarga :
 Memiliki Selalu disayang orang tua
 Permintaan kita selalu dituruti oleh orang tua
 Selalu dihormati oleh adik
 Selalu dibanggakan oleh orang tua
 Dipercaya oleh orang tua

8
 Menjadi harapan oleh orang tua

2. Di Lingkungan Masyarakat :
 Selalu dibantu oleh tetangga apabila sedang kesusahan
 Apabila kita membutuhkan sesuatu pasti akan dipinjami oleh tetangga
 Mendapat santunan dari warga sekitar
 Menjadi daya _ocia oleh warga
 Mendapat perilaku khusus dari warga
 Selalu dikasihi dan dihomati oleh warga
3. Di Lingkungan Sekolah :
 Selalu disayang guru
 Selalu dihargai teman
 Memiliki banyak teman
 Mendapat nilai yang bagus
 Tidak akan pernah diejek teman
 Tidak akan memiliki musu
 Tidak pernah dihukum oleh guru
 Selalu mendapat pujian baik dari guru maupun siswa
 Akan dibantu teman apabila kesusahan
Sebaliknya, perilaku buruk adalah tindakan atau aktivitas yang tidak sesuai
dengan budi pekerti yang luhur serta melanggar norma dan tata tertib yang berlaku
di suatu tempat. Perilaku buruk ini dapat terjadi di lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah. Comtoh dari perilaku buruk adalah sebagai
berikut :

1. Di Lingkungan Keluarga :

 Selalu membentak orang tua.


 Selalu berani kepada orang tua.
 Tidak menuruti perintah orang tua.
 Tidak menghormati orang tua.
 Menjahili adik yang sedang mengerjakan sesuatu.
 Tidak patuh kepada orang tua.
 Membuat orang tua kecewa.

9
 Tidak pernah membantu orang tua.
 Melunturkan nama baik orang tua.

2. Di Lingkungan Masyarakat :

 Tidak mengikuti kegiatan kerja bakti.


 Tidak mengikuti kegiatan pos kamling.
 Selalu membicarakan tetangga sebelah.
 Suka mengganggu tetangga
 Selalu mencaci maki warga yang miskin.
 Sombong kepada tetangga

3. Di Ingkungan Sekolah :

 Tidak pernah Mengerjakan Tugas


 Tidak pernah belajar
 Tidak menghormati guru
 Berbuat buruk kepada teman
 Selalu mencontoh hasil PR teman.
 Selalu membully teman.
 Merusak fasilitas sekolah
 Melanggar tata tertib sekolah

Perilaku buruk ini apabila sering dilakukan akan memeberikan dampak


kepada pelakunya. Adapun dampak dari perilaku buruk adalah sebagai berikut :

1. Di lingkungan Keluarga
 Tidak _ocial_a keharmonisan didalam keluarga.
 Menyakiti hati orang tua
 Tidak rukun dengan adik/kakak
 Menimbulkan keburukan dalam keluarga

2. Di Lingkungan Masyarakat

10
 Dikucilkan oleh warga masyarakat
 Dianggap bukan warga sekitar
 Diusir oleh warga
 Menimbulkan ketidak rukunan antar warga

3. Di Lingkungan Sekolah :
 Mendapatkan nilai yang buruk
 Tidak naik kelas
 Dikeluarkan dari sekolah
 Tidak memiliki teman.
 Memiliki banyak musuh
 Dijauhi oleh teman
 Tidak akan pernah ada yang membantu tugas kita
 Tidak disayangi teman
 Tidak diperhatikan oleh teman
C. Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi untuk
melakukan sesuatu atau tindakan ini terdiri dari motivasi internal dan motivasi
eksternal. Motivasi internal adalah dorongan untuk melakukan suatu tindakan
tertentu dari dalam diri seseorang. Sedangkan motivasi eksternal adalah dorongan
utnuk melakukan suatu tindakan tertentu yang berasala dari luar individu.
Motivasi Belajar adalah dorongan dan semanga yang muncul dari dalam diri
siswa atau dari luar diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Sardiman (1986), Pengertian motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai.
Motivasi belajar dapat dilihat dari karakter tingkah laku siswa yang
menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan.
Contoh dan bentuk bentuk motivasi belajar di antaranya adalah untuk mendapat
pujian, mendapat nilai bagus,mendapat hadiah dari orang tua, dorongan dari teman
dekat, dorongan dari orang istimewa, lain sebagainya.

11
Yusuf (2009:23) menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Diuraikan sebagai
berikut :
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa)
a. Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi : nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-
fungsi fisik (terutama panca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan akan
mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi
fisik yang seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa di
sekolah. Dengan kekurangan gizi, siswa akan rentan terhadap penyakit, yang
menyebabkan menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau berkonsentrasi.
Keadaan fungsi- fungsi jasmani seperti panca indera (mata dan telinga)
dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Panca indera yang
baik akan mempermudah siswa dalam mengiti proses belajar di sekolah.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau


menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor yang mendorong aktivitas
belajar menurut Arden N. Frandsen (Farozin, 2011 :48) adalah sebagai berikut :
1) Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang lebih luas,
2) Sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju,
3) Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman,
4) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru,
5) Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran,
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.
Sedangkan faktor psikis yang menghambat adalah sebgai berikut :
7) Tingkat kecerdasan yang lemah Gangguan emosional, seperti : merasa tidak
aman, tercekam rasa takut, cemas, dan gelisah.
8) Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk, seperti : tidak menyenangi mata
pelajaran tertentu, malas belajar, tidak memiliki waktu belajar yang teratur, dan
kurang terbiasa membaca buku mata pelajaran.
Kedua faktor yang telah dipaparkan merupakan faktor dari dalam diri siswa
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.

2. Faktor Eksternal ( berasal dari lingkungan)

a. Faktor Non-Sosial

12
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti : keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah
tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor
dapat saling mendukung maka proses belajar akan berjalan dengan baik.

b. Faktor Sosial

Faktor _ocial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses
belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara yang
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,
serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat
dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material
dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam mendorong
kesuksesan belajar pada siswa. Pendidik dan konselor perlu melakukan upaya
untuk mendorong semangat siswa dalam belajar. Terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tidak semua siswa memiliki motivasi
belajar tinggi.
Beberapa rumusan tentang faktor penyebab motivasi belajar dapat
ditemukan dalam berbagai data jurnal penelitian. Menurut Grolnick dan Ryan,
1989: Rigby et al., 1992 (Farozin, 2011 :48) dukungan pribadi dari orang tua
merupakan aspek praktis, dimana orang tua membantu anak untuk belajar
menyelesaikan masalah (problem solving), membicarakan tentang kepercayaan
diri yang mereka miliki tentang kemampuannya, serta mendorong anak untuk
mengembangkan ide dan opini mereka.
Pada proses pendidikan, motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan
adanya : guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, pimpinan
sekolah, dan semua komponen sekolah yang akomodatif, orang tua dan anggota
keluarga yang mendukung kegiatan belajar siswa, metode pembelajaran yang
sesuai, materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan seharusnya dipelajari dan
dikuasai siswa, dan penggunaan media pembelajaran.
Konselor atau Guru BK memiliki tanggung jawab yang sama seperti guru
mata pelajaran dan semua personil sekolah yang terkait dengan peningkatan
motivasi belajar siswa. Konselor dapat dengan rutin mengadakan pertemuan
dengan orang tua, guna sharing mengenai perkembangan anak pada saat di
rumah, mengingat motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
internal dan ekternal, maka orang tua/keluarga menjadi bagian terkait yang tidak
dapat dipisahkan dalam motivasi belajar siswa di sekolah. Sehingga orang tua

13
memiliki andil yang sama seperti semua personel sekolah dalam peningkatan
motivasi belajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat muncul
dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan sekitar siswa. Adapun cara untuk
meningkatkan motivasi belajar adalah :
1. Konsentrasi penuh dalam belajar
2. Menentukan tujuan belajar
3. Belajar dalam kondisi yang nyaman dan menyenangkan
4. Berteman dengan oang yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar
5. Belajar bersama teman yang punya motivasi tinggi dalam belajar
6. Menyusun metode belajar yang efektif
7. Memberikan penghargaan kepada diri sendiri
8. Memiliki gaya belajar yang bervariasi
9. Belajar dengan terkonsep
10. Mengatur waktu belajar sehari-hari
11. Tidak tertekan dalam belajar
12. Menikmati dalam belajar
13. Memiliki refereensi yang banyak dalam belajar
14. Sering bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami
15. Berdiskusi dengan teman tentang materi belajar
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Menurut
Sugiyono(2014), Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisispasi masalah.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana menurut


Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

14
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan dari penelitian kualitatif
adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya
kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang
esensial. (Moleong, 2006: 04).

Karakteristik dari penelitan kualitatif adalah berusaha mengungkapkan


berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, atau
organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif atau hollistik dan rinci .
Penelitian kualitatif dapat menghasilkan hasil penelitian yang kredibelitasnya tinggi
jika peneliti yang tidak lain berfungsi sebagai instrumen memiliki integritas yang
tinggi yang menguasai metode penelitian kualitatif, etika penelitian, dan ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang yang ditelitinya.

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural
setting, sehingga penelitian ini sering disebut penelitian naturalistic. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif yang menjadi objek adalah orang atau Human instrument. Kriteria data
dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang
sebenarnya terjadi sebagaiman aadanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap,
tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut
(Sugiyono, 2008: 02).

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh


peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun teknik
pengumpulan pada penelitan ini adalah :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan


cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat

15
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut. Dari pengamatan, akan mendapatkan data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pamahaman atau sebagai alat re-checking
atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.
(Nana Syaodih, 2013: 220).

Observarsi ini dilakukan oleh peneliti selama penelitian untuk


mengoptimalkan data pada penelitian “Analisis Pentingnya Memilih Teman
Pergaulan terhadap Perilaku dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MIPA 1
SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran 2019/2020”.

2. Wawancara interview

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan


dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atau pertanyaan tersebut (Lexy Moloeng, 2005: 186).

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah


teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah cara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang
topik yang diteliti.

3. Angket (kuesioner)

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan


pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Menurut Sugiyono (2011:199-203), Angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan


dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner
terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek
penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah
kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek

16
penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan antar kuesioner
terutup dan terbuka sehingga angket tidak hanya berisi pilihan saja akan
tetapi juga memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.

B. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang


ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan
informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah kesimpulan. Variabel adalah
suatu kualitas di mana peneliti mempelajari dan menarik sebuah kesimpulan dari
proses penelitian tersebut (Kidder, 1981). Variabel pada penelitian ini terdiri dari
variabel X (variabel independen) sebagai variabel bebas dan variabel Y (variabel
dependen) sebagai variabel terikat.

Berikut variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini :

1. Variabel indenpenden pada penelitian ini adalah pentingnya memilih teman


pergaulan (X). Memilih teman pergaulan adalah metodee untuk menentukan
teman yang akan dijadikan sebagai orang yang sering berinteraksi dengan
kita. Dalam Islam memilih teman pergaulan sangat ditekankan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Variabel dependent pada penelitian ini adalah perilaku dan motivasi belajar
siswa (Y). Perilaku adalah tindakan atau perbuatan yang dilakaukan oleh
individu. Motivasi belajar adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu
tindakan berupa belajar bagi individu.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa


pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dan pedoman angket atau
kuesioner.

1. Kendali wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dua


pihak (interviewer dan interviewe) untuk mengumpulkan suatu informasi. Pada
penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur,

17
yaitu wawancara yang sebelumnya telah disusun daftar pertanyaan. Dengan
demikian, peneliti telah menyiapkan kendali wawancara untuk menyusun
instrumen penelitian berupa wawancara. Teknik wawancara ini digunakan untuk
menggali informasi tentang pentingnya memilih teman pergaulan terhadap
perilaku dan motivasi belajar siswa kelas X mipa 1 SMA Negeri 1 Gemolong.
Adapun kisi-kisi wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara untuk siswa kelas XI MIPA 1

No Indikator No. Soal Jumlah


Butir Soal
1. Pengaruh teman pergaulan terhadap 1,2,3, 3
perilaku

1. Pengaruh teman pergaulan terhadap 4,5,6 3


motivasi belajar
2. Kriteria teman pergaulan yang baik 7 1

3. Contoh teamn pergaulan yang baik 8,9 2


4. Mengapa harus memilih teman 10 1
pergaulan

2. Lembar Kendali Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data melalui pengamatan secara


langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Pedoman observasi dibuat dan di isi
oleh peneliti. Pada penelitian ini aspek yang dilihat adalah bagaimana pergaulan
siswa XI MIPA 1 dan bagaimana perilaku dan motivasi belajar siswa
berdasarkan teman pergaulannya.

Tabel 2. Kisi-kisi Observasi

No. KOMPONEN INDIKATOR HASIL


OBSERVASI
1. Aktivitas pergaulan siswa 1. Bagaimana
kelas XI MIPA 1 aktivitas pergaulan
siswa
2. Pengaruh dari aktivitas 1. pengaruh
pergaulan siswa kelas XI terhadap perilaku
MIPA 1 siswa

18
2. pengaruh
terhadap motivasi
belajar

3. Lembar angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara


mengajukan pertanyaan tertulis kepada objek penelitian dan dijawab dengan
bentuk tertulis. Adapun lembar angket dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

19
Gambar 1. Lembar kuesioner

LEMBAR KUESIONER

ANALISI PENTINGNYA MEMILIH TEMAN PERGAULAN TERHADAP PERILAKU DAN MOTIVASI


BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

I. Identitas

Nama :

No. Absen :

II. Pertanyaan

1. Apakah teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap diri Anda?

a. Ya

b. Tidak

Mengapa demikian ?

2. Kriteria teman pergaulan Anda?

a. Religious

b. Rajin

c. Memiliki motivasi tinggi

d. Pemalas

e. Ambisisu

f. Pintar

g. Ramah

h. Berandalan

i. Lainnya :

3. Alasan Anda memilih teman pergaulan ?

4. Teman pergaulan dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi belajar


seseorang?

a. Setuju

b. Tidak

20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilitian

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi,


wawancara mendalam, dan angket/kuesioner. Tujuan dari pengumpulan data pada
penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang pentingnya memilih teman
pergaulan terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa kelas XI MIPA 1 Tahun
Pelajaran 2019/2020.

Wawancara pada penelitiann ini mengguakan teknik wawancara mendalam


yaitu dengan bertatap muka langsung dengan informan untuk mendapat informasi
yang dinginkan. Narasummber pada wawancara ini adalah 5 orang siswa kelas XI
MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong. Narasumber yang diwawancarai oleh penilti
memiliki nama inisial AFW, AYG, AJS, ARS, dan BP.

Wawancara dengan narasumber AFW dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Maret


2020; narasumber AYG dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2020; narasumber
AJS dan ARS dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Maret 2020; sedangkan narasumber
BP dilaksanakan pada Kamis, 12 Maret 2020.

Data yang didapatkan pada wawanacara ini dilengkapi dan disempurnakan


dengan data hasil observasi langsung yang dilaksanakan bulan Maret-April 2020.
Untuk memperkuat data substansif dari hasil wawancara dan observasi maka
dilaksanakan pula penelusuran terhadap dokumentasi dan arsip yang ada serta
dilaksanakn angket kuesioner untuk siswa XI MIPA 1. Seluruh hasil penelitan ini
diuraikan dengan fokus pertanyaan sebagai berikut :

1. Pentingnya Memilih Teman Pergaulan

Peneliti melakukan teknik pengumpulan dengan observasi dan


waawancara secara mendalam serta angket kuesioner. Menurut narasumber
AYG memilih teman pergaulan itu penting karena hal itu dapat
memepengaruhi diri kita. Narasumber AYG mengatakan bahwa :

“Memilih teman pergaulan itu sangat mempengaruhi kita dalm


berbagai bidang. Sebab diri kita itu condong untuk meniru kebiasan
teman terdekatnya.” (waw. 5 Maret 2020)

21
Sejalan dengan pendapat AYG, narasumber ARS juga menyatakan
bahwa sangat ditekankan untuk memilih teman pergaulan. Beliau ARS
mengatakan :

“Memilih teman pergaulan itu sangat penting karena dengan kita


memilih teman pergaulan maka kita akan mencocoki kebiasaan
teman pergaulan kita. Jadi kalau teman pegaulan kita asik maka kita
juga akan menjadi asik” (waw. 6 Maret 2020)

Narasumber AFW, AJS, dan BP memiliki pendapat yang sama


tenatang pentingnya memilih teman pergaulan. Karena memilih teman
pergaulan itu dapat menentukan kepribadian dan perilaku kita.

Dari wawancara yang telah dilaksanakan dengan 5 narasumber


tentang pentingnya memilih teman pergaulan. Peneliti menyimpulkan bahwa
memilih teman pergaulan sangat penting dan dapat mempengaruhi diri
seseorang.

Hal ini juga dikuatkan dengan data dari angket kuesioner untuk siswa
dimana 87% siswa menyatakan setuju bahwa teman pergaulan dapat
mempengaruhi seseorang. Dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram presentase

2. Perilaku Dan Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Teman Pergaulan

22
Dalam penelitian ini peneliti membuat pokok bahasan yaitu pengaruh
teman pergaulan terhadap perilaku, pengaruh teman pergaulan terhadap
motivasi belajar, dan kriteria teman pergaulan yang baik.

a. Pengaruh Teman Pergaulan terhadap Perilaku

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk meneliti


hal ini melaluli metode wawancara, observasi, dan kuesioner
menghasilkan data berupa adanya perngaruh dari teman pergaulan
terhadap perilaku seseorang. Hal ini berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada para narasumber.

Narasumber BP menyatakan bahwa beliau merasakan sendiri


pengaruh teman pergaulannya terhadap perilaku kesehariannya. BP
mengatakan :

“Saya ini kan punya banyak teman yang dia sangat agamis sekali
dan saya dekat banget sama dia. Nah karean sering berinteraksi
dengannaya saya jadi terbiasa dengan kebiasaan kebiasaannya,
seperti sholat dhuha, tilawah Al-Qur’an, dan sholat jamaah tepat
waktu. Jadi saya ketularan deh sama dia. Tapi alhamdulillah
hidup ini jadi bermakna.”(waw. 12 Maret 2020).

Sejalan dengan narasumber BP, narasumber AFW, AYG, dan AJS


juga mengungkapkan hal yang sama yaitu teman pergaulannya dapat
mempengaruhi perilaku dan kebiasaannya dalam sehari-hari.

Namun berbeda dengan narasumber ARS, beliau memberikan


pendapat yang berbeda dalam masalah ini. Narasumber ARS menyatakan
bahwa perilaku seseorang tidak dipengaruhi oleh teman pergaulannya.
Narasumber ARS mengatakan :

“Perilaku seseorang itu tidak dipengaruhi oleh teman pergaulan


tapi dipengaruhi oleh kebiasaan individu masing masing. Jadi
menurut saya teman pergaulan tidak mempengaruhi perilaku
seseorang.” (waw. 6 Maret 2020).

Selain dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber.


Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dari bulan
Maret-April terhadap masalah ini. Peneliti menyatakn bahwa pada
perilaku siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong dipengaruhi
oleh teman pergaulan dari siswa-siswi tersebut. Dalam observasi ini
peneliti juga memilii kesimpulan bahwa siswa yang memiliki teman

23
pergaulan yang baik maka siswa tersebut juga akan ikut terbawa menjadi
baik. Hal ini berdasarkan observasi peneliti terhadap salah seorang siswa
kelas XI MIPA 1 yang memiliki teman pergaulan dari siswa yang aktif
dalam organisasi keagamaan di sekolah dan siswa yang rajin dalam
beribadah. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
memilik teman pergaulan yang religius dapat mendorong siswa untuk
menjadi religius juga.

Selain itu peneliti juga mengobservasi salah seorang siswa yang


meimiliki teman pergaulan berupa siswa yang sering terlibat kasus di
dalam sekolahan maupun di luar sekolahan. Berdasarkan observasi ini
peneliti dapat mengetahui bahwa siswa yang bergaul dengan siswa yang
sering terlibat masalah menjadikan siswa tersebut juga ikut terlibat
dalam masalah temannya tadi.

Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa teman pergaulan


dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dan hal ini juga didukung
dengan tabel grafik kuesioner siswa kelas XI MIPA 1 tentang teman
pergaulan dapat mempengaruhi diri siswa. Dimana 87% siswa
menyatakan teman pergaulan dapat mempengaruhi dirinya dan 3%
menyatakan tidak.

Gambar 3. Diagram presentase

b. Pengaruh Teman Pergaulan terhadap Motivasi Belajar

24
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk meneliti
hal ini melaluli metode wawancara, observasi, dan kuesioner
menghasilkan data berupa adanya perngaruh dari teman pergaulan
terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada para narasumber.

Narasumber AJS menyatakan bahwa beliau menyatakan bahwa


teman pergaulan dapat mempengearuhi motivasi belajar siswa. Beliau
mengatakan :

“Saya merasakan bahwa dengan memiliki teman pergaulan


dengan motivasi belajar tinggi maka saaya akan terpacu juga
untuk bermotivasi tinggi dalam belajar.”(waw. 6 Maret 2020).

Sejalan dengan narasumber AJS, narasumber lainnya juga


menyatakan hal yang sama bahwa teman pergaulan dapat mempengaruhi
motivasi belajarnya.

Selain dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber.


Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dari bulan
Maret-April terhadap masalah ini. Peneliti menyatakan motivasi blajar
siswa dipengaruhi oleh teman pergaulan. Dalam observasi ini peneliti
menyatakan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh teman pergaulan.
Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti kepada beberapa
siswa dimana para siswa tersebut memiliki teman pergaulan yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Para siswa tersebut dalam
motivasi belajar ternyata dipengaruhi oleh teman pergaulannya. Jadi
siswa yang memiliki teman pergaulan siswa yang mempunyai motivasi
belajar tinggi terpngaruh dengan motivasi belajar teman pergaulannya.
Sehingga siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi seperti
teman pergaulannya.

Selain itu peneliti juga mengobservasi siswa yang memiliki


teman pergaulan berupa siswa yang motivasi belajarnya rendah. Siswa
tersebut dalam motivasi belajarnya dipengaruhi oleh teman
pergaulannya. Jadi siswa yang memiliki teman pergaulan yang motivasi
belajar rendah menjadikan siswa tadi menjadi siswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah pula

Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa teman pergaulan


dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dan hal ini juga didukung
dengan tabel grafik kuesioner siswa kelas XI MIPA 1 tentang teman

25
pergaulan dapat mempengaruhi diri siswa. Dimana 87% siswa
menyatakan teman pergaulan dapat mempengaruhi dirinya dan 3%
menyatakan tidak.

Tabel 5. Diagram presentase

c. Kriteria Teman Pergaulan yang Baik

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data bahwa ada


krtiteria kriteria tertentu dalam pemilihan teman pergaulan yang baik.
Hal ini berdasarkan hasil dari kuesioner siswa XI MIPA 1 sebagai
berikut :

1. Religius

2. Rajin

3. Ramah

4. Memiliki motivasi yang tinggi

5. Ambisius

6. Pintar

Hal ini berdasarkan presentase dari kuesioner yang diisi oleh


siswa kelas XI MIPA 1. Adapun grafiknya sebagai berikut :

26
Gambar 4. Grafik presentase

B. Pembahasan

Pada penelitian “Analisis Pentingnya Memilih Teman Pergaulan terhadap


Perilaku dan Motivasi Belajar Siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Gemolong
Tahun Pelajaran 2019/2020” memiliki tujuan untuk mengetahui pentingnya memilih
teman pergaaulan, pengaruh teman pergaulan terhadap perilaku dan motivasi belajar
siswa, dan cara memilih teman pergaulan yang baik.

Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah mengetahui pentingnya memilih


teman pergaulan. Memilih teman pergaulan merupakan salah satu dari banyak
masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. Sebab memilih teman pergaulan
memiliki makna sama dengan memilih orang yang akan sering berinteraksi dengan
kita dalam kehidupan sehari hari. Pengertian dari memilih sendiri menurut KBBI
adalah menentukan sedangkan teman pergaulan memiliki arti seseorang yang dekat
dan sering beinteraksi dengan kita. Jadi memilih teman pergaulan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan untuk menentukan orang orang yang akan dekat dengan kita
dan sering berinteraksi dengan kita. Dalam kehidupan sehari hari banyak sekali
orang orang yang awalnya baik tiba tiba bisa berubah menjadi buruk, begitu pula
sebailiknya orang orang yang awalny buruk tiba tiba bisa berubah menjadi buruk.
Hal ini tentu dikarenakan oleh berapa faktor yang salah satunya adalah teman
pergaulan.

27
Dalam Islam mengenai masalah pergaulan sudah diterangkan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam melalu hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim :

ْ‫ َوِإ َّما َأن‬، ‫ ِذيَ َك‬G‫ ِك ِإ َّما َأنْ يُ ْح‬G‫س‬ْ ‫ فَ َحامِ ُل ا ْل ِم‬، ‫خ ا ْلكِي ِر‬ ِ ِ‫س ِك َونَاف‬ْ ‫س ْو ِء َك َحا ِم ِل ا ْل ِم‬
َّ ‫ح َوال‬
ِ ِ‫صال‬َّ ‫س ال‬ِ ‫َمثَ ُل ا ْل َجلِي‬
ً ‫ َوِإ َّما َأنْ تَ ِج َد ِر‬، َ‫ق ثِيَابَك‬
‫يحا َخبِيثَة‬ َ ‫ َونَافِ ُخ ا ْل ِكي ِر ِإ َّما َأنْ يُ ْح ِر‬، ً‫طيِّبَة‬ ً ‫ َوِإ َّما َأنْ ت َِج َد ِم ْنهُ ِر‬، ُ‫تَ ْبتَا َع ِم ْنه‬
َ ‫يحا‬

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual
minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan
kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai
besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau
tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim
2628).

Maksud dari hadits ini adalah Rasulullah menjelaskan bahwa adanya


pengaruh dari teman bergaul seseorang yang dibaratkan teman yang baik seperti
penjual minyak dan teman yang buruk seperti pandai besi. Seseorang yang bergaul
dengan penjual minyak wangi maka ia setidaknya jika ia tidak membeli minyak
wangi darinya atau dia mendapat hadiah minyak wangi darinya, ia akan
mendapatkan harum dari minyak wangi. Jadi seseorang yag memiliki teman
pergaulan yang baik maka ia akan mendapatkan kebaikan dari pergaulannya tadi
atau setidaknya ia akan terbiasa dengan perilaku baik itu tadi. Misalnya seperti yang
terjadi pada narasumber BP dimana ia memiliki teman pergaulan orang yang rajin
dalam beribadah dan pandai dalam ilmu agama. Maka BP akan mendapatkan
manfaat dari temannya tadi berupa selalu diingatkan untuk ibadah atau diberi
nasehat tentang agama dan setidaknya jika tidak maka BP akan terbiasa dengan
kebiasaan temannya tadi dalam beribadah dan beragama serta akan menirunya. Hal
ini sesuai juga dengan sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam :

‫المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل‬

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian


melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).

Kebalikan dari yang sebelumnya, jika seseorang bergaul dengan pandai besi
setidaknya jika ia tidak terkena percikan api atau bajunya terbakar, ia akan
mendapat bau yang tidak sedap dari asapnya. Jadi seseorang yang bergaul dengan
orang yang buruk maka ia akan mendapatkan keburukan dari temannya atau
setidaknya ia akan meniru perbuatan buruk temannya. Dimisalkan jika seseorang
memiliki teman yang sering mendapatkan kasus disekolahan. Setidaknya jika ia

28
tidak terlibat dalam kasus temannya maka ia akan mendapatkan nama buruk karena
dekat atau bergaul dengan teman yang mendapat kasus tadi. Syaikh As
Sa’di rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang buruk
memberikan dampak yang buruk pula. Orang yang bersifat jelek dapat
mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan
keburukan dari segala aspek bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa
banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa
banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik
mereka sadari maupun tidak. Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah
yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya
taufik berupa teman yang baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah
Allah mengujinya dengan teman yang buruk. (Bahjatu Qulubil Abrar, 185). Jadi
sangat penting bagi seorang siswa untuk memilih teman pergaulannya.

Tujuan kedua dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teman
pergaulan terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dalam kehidupan sehari-
hari secara tidak langsung teman pergaulan memberikan pengaruh terhadap diri
seseorang. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti baik secara
wawancara, observasi, maupun kuesioner menunjukkan bahwa teman pergaulan
dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa


narasumber dari siswa menunjukkan bahwa adanya pengaruh mengenai perilaku
dan motivasi belajar yang ditimbulkan dari teman pergaulan. Seseorang yang
memiliki teman pergaulan orang yang rajin maka ia akan ikut menjadi orang yang
rajin begitu pula seseorang yang memiliki teman pergaulan orang yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi maka ia akan ikut menjadi orang yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki teman
pergaulan orang yang pemalas maka ia bisa jadi akan ikut menjadi orang yang
pemalas begitu juga seseorang yang memiliki teman pergaulan orang yang tidak
memiliki motivasi belajar maka ia akan menjadi orang yang tidak memiliki
motivasi belajar pula.

Hal ini dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
kepada siswa kelas XI MIPA 1. Dimana di antara siswa XI MIPA 1 ada yang
memiliki teman pergaulan dengan perilaku baik dan motivasi belajar yang tinggi.
Para siswa tersebut ternyata dalam perilaku dan motivasi belajar dipengaruhi oleh
teman pergaulannya. Jadi siswa yang memiliki teman pergaulan siswa dengan
perilaku baik dan mempunyai motivasi belajar tinggi terpengaruh dengan perilaku
baik dan motivasi belajar teman pergaulannya. Sehingga siswa tersebut terpengaruh
untuk berperilaku baik dan bermotivasi yang tinggi dalam belajar sebagaimana

29
teman pergaulannya. Selain itu di antara para siswa juga memiliki teman pergaulan
dengan perilaku buruk dan motivasi belajar yang rendah. Para siswa tersebut
ternyata dalam perilaku dan motivasi belajar dipengaruhi oleh teman pergaulannya.
Jadi siswa yang memiliki teman pergaulan siswa dengan perilaku buruk dan
mempunyai motivasi belajar rendah terpengaruh dengan perilaku dan motivasi
belajar teman pergaulannya. Sehingga siswa tersebut terpengaruh untuk berperilaku
buruk dan bermotivasi yang rendah dalam belajar sebagaimana teman pergaulannya.

Kemudian dari hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa keals XI MIPA
1 juga menunjukkan bahwa teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap perilaku
dan motivasi belajar siswa. Dimana 87% suara siswa setuju bahawa teman
pergaulan dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi belajar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap perilaku dan
motivasi belajar siswa.

Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara memilih
teman pergaulan yang baik. Berdasarkan data dari penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti ditemukan bahwa memilih teman pergaulan itu penting dan teman pergaulan
memiliki pengaruh terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dalam rangka
untuk mengetahui cara memilih teman pergaulan yang baik diperlukan dasar dasar
dalam pemilihannya. Dasar dalam pemilihan teman pergaulan terdiri atas kriteria
dan manfaat dari teman pergaulan.

Dasar yang pertama adalah kriteria teman pergaulan. Krtiteria adalah ukuran
yang menjadi dasar dalam menetapkan atau menentukan sesuatu. Kriteria dalam
pemilihan teman pergaulan adalah ukuran yang menjadi dasar dalam menentukan
kepada siapa seseorang berinteraksi dan bergaul. Dalam menentukan teman
pergaulan berdasarkan hasil kuesioner yang didaparkan, kriteria yang diperlukan
dalam menentukan teman pergaulan adalah :

1. Ramah

2. Pintar

3. Religius

4. Memiliki motivasi yang tinggi

5. Rajin

Kriteria yang pertama dalam memilih teman pergaulan adalah ramah. Ramah
adalah baik hati dan menarik budi bahasanya. Dalam menentukan teman pergaulan
perlu diperhatikan tentang masalah keramahan dari teman pergaulan. Dengan
memiliki teman pergaulan yang ramah maka seseorang akan nyaman bergaul

30
dengan temannya sebab adanya sikap baik hati dan budi Bahasa yang menarik dari
teman pergaulannya.

Kriteria yang kedua dalam memilih teman pergaulan adalah pintar. Maksud
pintar disini adalah pintar dalam pembelajaran. Pintar adalah memiliki pengetahuan
terhadap pembelajaran. Kriteria ini harus diperhatikan oleh siswa dalam memilih
teman pergaulan. Sebab dalam kehidupan sehari-hari teman yang pintar dapat
membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

Kriteria ketiga dalam memilih teman pergaulan adalah religius. Religius


adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain. Sikap religius adalah sikap yang harus dikembangkan oleh
siswa sebagai pengamalan dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta agar siswa
menjadi insan yang memiliki perilaku patuh dalam beragama yang dianutnya dan
toleransi dengan pemeluk agama lain. Hal ini perlu diperhatikan dalam memilih
teman pergaulan agar siswa dapat mengembangkan sikap religius sehinggan siswa
mendapat ketenangan dunia dan keselamatan di akhirat kelak.

Kriteria keempat dalam memilih teman pergaulan adalah memiliki motivasi


yang tinggi. Maksud dari memiliki motivasi yang tinggi adalah seseorang yang
memiliki dorongan yang tinggi dalam melakukan suatu tindakan terutama tindakan
berupa belajar. Hal ini perlu diperhatikan oleh siswa dalam memilih teman
pergaulan agar siswa dapat memperoleh manfaat berupa motivasi yang tinggi dalam
belajar dari teman pergaulannya.

Kriteria kelima dalam memilih teman pergaulan adalah rajin. Rajin adalah
sikap sungguh sungguh dalam melakukan kegiatana tertutama belajar. Sikap ini
sangat perlu dimiliki oleh setiap siswa agar bisa mendapat kesuksesan dari belajar.
Memilih teman yang memiliki sifat rajin perlu diperhatikan oleh siswa agar ia bisa
menjadi rajin sebagaimana teman pergaulannya yang rajin.

Dasar kedua dalam memilih teman pergaulan adalah manfaat yang didapat
dari teman pergaulan. Dalam memilih teman pergaulan perlu mempertimbangkan
aspek manfaat agar dari teman pergaulan ini kita bisa mendapat kebaikan serta
kegunaan dari teman pergaulan sehingga terjauh dari kesia siaan dan terjauh dampak
negatif dari bergaul dengan teman. Dengan memppertimbangkan aspek manfaat ini
kita dapa menentukan kepada siapa kita bergaul agar mendapatkan manfaat yang
kita inginkan.

Adapun manfaat yang perlu diperhatikan dalam memilih teman pergaulan


adalah :

31
1. Mengingatkan kita dalam kebaikan

2. Menularkan kebiasaan baik

3. Memberikan pengaruh positif

4. Memotivasi kita untuk melakukan kebaikan

5. Mengingatkan kita apabila melakukan kesalaha

6. Mengajak dalam kebaikan

Jadi dalam memilih teman pergaulan adalaha dengan cara memperhatikan


kriteria dari teman pergaulan dan manfaat dari teman pergaulan.

32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa memilih teman pergaulan itu
penting bagai seorang siswa karena teman pergaulan dapat mempengaruhi perilaku
dan motivasi belajar siswa. Sehingga diperlukan cara dalam memilih teman
pergaulan yaitu dengan melihat dari kriteria dan manfaat dari bergaul dengan teman
pergaulan tersebut.

B. Saran

1. Hendaknya setiap siswa memperhatikan kepada siapa ia bergaul sebab hal


tersebut dapat mempengaruhi dirinya

2. Sebaiknya siswa memilih teman pergaulan yang memiliki perilaku baik agar bisa
mendapatkan manfaat dari teman pergaulannya dan hendaknya siswa menjauhi
teman pergaulan yang memliki perilaku buruk agar siswa dapat terjauh dari
mudharat yang timbul dari teman pergaulannya

3. Sebaiknya siswa memperhatikan kriteria dan manfaat dari teman pergaulan


dalam menentukan kepada siap ia bergaul

33
CV

Nama Lengkap : Azmi Layinu Latif


NIS/No.Induk : 180709307
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Gemolong
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 04 Desember 2002
Alamat : Kedawung, Mondokan, Sragen
No. HP/Telepon : 081578710218
Email : azmilatef@gmail.com

Riwayat Organisasi
No Kegiatan/Organisasi Periode Jabatan
1. Kerohanian Islam 2019/2020 Ketua
Seksi Bidang Keimanan
2. OSIS dan Ketaqwaan Kepada
2019/2020
tuhan YME

Prestasi yang Pernah Diraih


No Prestasi Tahun Institusi Penyelenggara
- - - -

34
DAFTAR PUSTAKA
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi-
belajar.html

https://alihamdan.id/variabel-penelitian/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pergaulan

https://ismasmki.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/

https://kbbi.web.id/baik

https://kbbi.web.id/memilih

https://kbbi.web.id/pergaulan

https://kbbi.web.id/teman

https://klumeum.blogspot.com/2015/07/macam-macam-perilaku-positif-dan-negatif.html

https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html

35
https://suaramuslim.net/hal-yang-memotivasi-belajar-mahasiswa/

https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html

https://www.zonareferensi.com/pengertian-motivasi-belajar/

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000)

Owens, Karen B. (2002). Child and Adolescent Development. An Integrated Approach.


United States of America: Wadsworth Group

Rubin, Kenneth H. Dwyer. Kathleen M. Kim, Angel H., & Burgess, Kim B. (2004).
Attachment, friendship, and psychological functioning in early adolescence. The
Journal Early Adolescence, 24 (4), 326-356.

Shaffer, David R. (2005). Social and Personality Development. ( 5th ed). United States of
America: Thomson Wadsworth.

36

Anda mungkin juga menyukai