NIS/No.Induk : 180709307/0027739079
SRAGEN
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIS/No.Induk : 180709307
Telah disetujui untuk diajukan sebagai nilai ulangan harian Bahasa Indonesia
wajib Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.
Ditetapkan di : Gemolong
Hari,Tanggal : Rabu, 26 Februari 2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Gemolong
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah untuk
memenuhi salah satu Ulangan Harian Bahasa Indonesia Wajib Tahun Pelajaran
2019/2020.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Teman...........................................................................................................4
B. Pergaulan.....................................................................................................5
C. Perilaku........................................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................14
A. Metode dan Teknik Pengumpulan Data.................................................14
B. Variabel Penelitian....................................................................................16
C. Instrumen Penelitian.................................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................20
A. Hasil Penilitian..........................................................................................20
B. Pembahasan...............................................................................................26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................32
A. Simpulan....................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................32
CV..........................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................34
v
DAFTAR TABEL
vi
ABSTRAK
Hasil dari penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa memilih teman
pergaulan itu penting bagi siswa dikarenakan adanya pengaruh dari teman pergaulan
terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dan dalam memillih teman pergaulan harus
memperhatikan kriteria dari teman pergaulan sert manfaat yang diperoleh dari teman
pergaulan.
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teman pergaulan adalah orang orang yang memiiki kedekatan dengan kita
karena seringnya terjadi interaksi dengan kita. Interaksi yang sring terjadi ini
dikarenakan kita memiliki satu kesamaan dengannya. Kesamaan kita dengan teman
pegaulan bisa berupa persamaan dalam hobby, organisasi, maupun kesamaan
lainnya.
Teman pergaulan juga merupakan orang terdekat yang mampu berperan
dalam pembentukan karakter seseorang di dalam lingkungan pergaulannya. Hal
yang perlu mendapat perhatian adalah sejauh mana pergaulan seseorang dengan
teman pergaulannya. Pergaulan pertemanan di lingkungan tempat tinggal atau pun di
sekolah,teman menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pergaulan siswa. Banyak
hal yang didapat dalam hubungan tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan dari
hubungan tersebut dapat berupapengaruh baik dan buruk. Jika melihat pengaruh
yang ditimbulkan dari hubungan tersebut, pada umumnya efek dari hubungan teman
pergaulan ini berlangsung sementara. Artinya bahwa pengaruhhanya ditimbulkan
ketika mereka menjalin kontak secara langsung dan berlangsung secara terus
menerus sepanjang mereka kerap bertemu. Namun efek pengalaman tersebut cukup
memberi dampak yang berkepanjangan. Tergantung pada setiap individu yang
menjalani. Hal tersebut berarti, bahwa sikap mentallah yang mampumeredam setiap
pengaruh buruk yang ditimbulkandari hubungan teman pergaulan tersebut.
Dalam menentukan teman pergaulan diperlukan kecerdasan psikologis
seseorang untuk menentukannya. Hal ini dikarenakan apabila kita salah dalam
memilih teman pergaulan bisa berakibat fatal bagi diri seseorang. Sebab pergaulan
sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk dapat menimpa
seseorang jika bergaul dengan teman teman yang buruk, begitu juga sebaliknya
dampak baik akan didapat oleh seseorang yang bergaul dengan teman yang baik.
B. Identifikasi Masalah
1
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
3. Salah dalam memilih teman pergaulan bisa berdampak buruk bagi seseorang
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Masalah
2
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis :
2. Bagi pembaca :
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teman
Menurut KBBI kata “teman” memiliki arti kawan; sahabat; rekan. Kemudian
pengertian teman menurut Rubin (2004), persahabatan adalah multidimensi dalam
sifat dan melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan
ketakutan, menyediakan afeksi, dukungan dan keamanan emosi). Menurut Owens
(2002), mengartikan persahabatan sebagai hal berkenaan dengan dibangunnya
hubungan dyadic antara dua anak yang dikarakteristikkan dengan perasaan saling
suka yang kuat. Menurut Shaffer (2005), persahabatan diartikan sebagai sebuah
hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan
dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.
Teman adalah seseorang yang dekat dan bersama dengan kita melaui sebuah
hubungan yang dinamakan pertemanan. Makna dari pertemanan sendiri menurut
Wikipedia adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling
mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian
pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini,
istilah “persahabatan” menggambarkan suatu hubungan yang
melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi dan perasaan . Sahabat akan
menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain,
seringkali hingga pada altruisme. Selera mereka biasanya serupa dan mungkin
saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai.
Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-
menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang
memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang,
persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau
sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teman memiiki pengaruh yang
banyak terhadap diri kita. Oleh karena itu hendaknya kita harus selektif dalam
memilih teman. Adapun kriteria teman yang baik adalah sebagai berikut :
4
7. Pergaulan
Pergaulan adalah kontak langsung antara satu individu dengan individu lain,
atau atara pendidik dan anak didik. Pergaulan atau kontak langsung antara pendidik
dan anak didik ini memungkinkan timbulnya cinta pada anak dari pendidik atau
sebaliknya. Dan pergaulan juga memungkinkan pengertian yang mendalam antara
tugas pendidikan, yang wajib mendidik dan tugas anak didik, yang minta
pertolongan atau pendidikan, sehingga dapat menimbulkan sikap yang wajar dan
obyektif pada keduanya. Dalam pergaulan itu pendidik dapat mengobservasi anak
secara langsung, untuk menemukan potensi-potensi yang ada pada anak didik dan
sebaliknya. Saling mengetahui karena pergaulan ini memudahkan usaha bimbingan
dan pertolongan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
5
lingkungan sekolah sendiri dan lain-lain. Tetapi keberadaan teman-teman yang
berada disekeliling siswa lebih menarik perhatian siswadari pada yang lainnya.
Teman bergaul yang tidak baik akan sangat fatal akibatnya bagi siswa. Tidak jarang
ditemukan siswa bolos sekolah, berkelahi, tidak mengerjakan tugas sekolah atau
bahkan sampai putus sekolah karena pengaruh teman-teman. Hal ini dikarenakan
“pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk kedalam jiwanya
dari pada yang kita duga. Demikian juga lingkungan sekolah, siswa saling
berinteraksi, baik dalam kelas, maupun diluar kelas.
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik bagi siswa, begitu juga
sebaliknya, teman gaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.”
Teman bergaul yang tidak baik sangat besar ancamannya bagi siswa. Teman bergaul
yang tidak baik misalnya yang suka bergadang, ngeluyur, pecandu rokok, film,
minum-minuman, lebih-lebih teman bergaul lain jenis yang amoral, pemabuk dan
lain-lainnya, pasti akan menyesatkan siswa keambang bahaya dan pastilah
belajarnya jadi berantakan. Itulah sebabnya, pergaulan siswa itu harus terus
menerus dikontrol untuk menjaga agar tidak mendapatkan pengaruh yang jelek dari
pergaualannya. Pengontrolan itu hendaknya dilakukan secara bijaksana, supaya
tidak mendapatkan akibat sampingan, yang kurang kita perhitungkan.Dalam sebuah
hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan
dampak seorang teman dalam sabda beliau:
ُ َ َح َّد ثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن الْ َع َال ِء َحدَّ ثَنَا َأب ُ ْو ُا َسا َم َة َع ْن بُ َریْ ٍد َع ْن َأيِب ْ بُ ْر َد َة َأيِب ْ ُم ْو ىَس َريِض
هللا
السو ِء َك َحا ِملِ الْ ِم ْس ِك َّ َمث َُل الْ َج ِلی ِْس: هللا عَلَیْھِ َو َسمَّل َ قَا َل
َّ الصا ِل ِح َو ُ َع ْنھُ َع ِن النَّيِب ِّ َصىَل
ِم ْنھُ َو َّما َأ ْن جَت ِدَ ِم ْنھُ ِریْ ًحا,َ یُ ْح ِذی ََك َو َّما َأ ْن تَ ْبتَاع, ْال ِكیْ ِر فَ َحا ِم ُل الْ ِم ْسك َّما َأ ْن,َِواَن ِفع
ِإ ِإ ِإ
َطیِّ َب ًة َواَن ِفخُ ْال ِكیْ ِر َّما َأ ْن یُ ْح ِر َق ِثیَاب َ َك َو َّما َأ ْن جَت ِدَ ِریْ ًحا َخ ِبیْثَة.
ِإ ِإ
Artinya :”Diriwatkan dari Muhammad bin Ala’ dari Buraidi dari Abi Burdah
Abi Musa Radiaallahu’anhu dari Nabi SAW berkata: “Permisalan teman yang baik
dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai
besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan
bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak
sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628). Imam Muslim rahimahullah
mencantumkan hadits di atas dalam bab anjuran untuk berteman dengan orang
shalih dan menjauhi teman yang buruk. Imam An-Nawawi rahimahullah
menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan
6
seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai
besi.Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan
orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab.Sekaligus
juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-
orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” (Syarh Shahih Muslim 4/227) Ibnu
Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits ini menunjukkan larangan
berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita.
Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat
memberikan manfaat dalam agama dan dunia.” (Fathul Bari 4/324).
B. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu
sendiri, bentuk dari perilaku dapat berupa berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
belajar, dan sebagainya. Perilaku juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Dan dalam penegertian secara umum perilaku
adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahkluk hidup.
Perilaku seorang siswa SMA dapat dipengaruhi oleh teman pergaulannya,
misalnya jika ia bergaul dengan seorang yang berperilaku baik maka ia akan
menjadi baik. Namun sebaliknya jika ia bergaul dengan teman yang berperilaku
buruk maka ia akan ikut menjadi buruk.
Perilaku baik adalah tindakan atau aktivas yang sesuai dengan budi pekerti
luhur dan norma atau tata tertib yang dijunjung dalam suatu tempat. Perilaku baik
dapat terbentuk dari kebiasaan diri manusia itu sendiri dan dapat terbentuk dari yang
lingkungan sekitarnya. Penerapan dari perilaku baik ini dapat dilaksankan dari diri
sendiri, di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah.
Adapun contoh dari perilaku baik di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
dan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Di lingkungan keluarga :
b. Menaati perintah orang tua
a. Selalu menghormati orang tua
b. Membantu pekerjaan orang tua
c. Tidak menyusahkan orang tua
d. Berusaha untuk membuat orang tua bahagia
e. Sayang kepada adik atau kakak
7
f. Membantu adik atau kakak ketika memerlukan bantuan
g. Menjaga nama baik keluarga
2. Di lingkungan Masyarakat
a. Membantu tetangga yang sedang dilanda musibah.
b. Menjenguk tetangga apabila sedang sakit.
c. Memberi atau menawarkan seseorang untuk bekerja.
d. Memberi sedekah kepada fakir miskin atau pengemis.
e. Turut bela sungkawa apabila ada tetangga yang meninggal.
f. Mengikuti kegiatan pos kamling.
g. Mengikuti kegiatan kerja bakti.
3. Di lingkungan Sekolah
a. Selalu hormat kepada guru
b. Tidak pernah melawan guru
c. Belajar bersama teman teman
d. Selalu mengerjakan PR tepat waktu
e. Tidak pernah bosan dalam belajar
f. Membantu teman yang kesulitan belajar
g. Menawari makanan kepada teman saat istirahat
h. Menjaga nama baik sekolah
i. Mentaati tata tertib sekolah
8
Menjadi harapan oleh orang tua
2. Di Lingkungan Masyarakat :
Selalu dibantu oleh tetangga apabila sedang kesusahan
Apabila kita membutuhkan sesuatu pasti akan dipinjami oleh tetangga
Mendapat santunan dari warga sekitar
Menjadi daya _ocia oleh warga
Mendapat perilaku khusus dari warga
Selalu dikasihi dan dihomati oleh warga
3. Di Lingkungan Sekolah :
Selalu disayang guru
Selalu dihargai teman
Memiliki banyak teman
Mendapat nilai yang bagus
Tidak akan pernah diejek teman
Tidak akan memiliki musu
Tidak pernah dihukum oleh guru
Selalu mendapat pujian baik dari guru maupun siswa
Akan dibantu teman apabila kesusahan
Sebaliknya, perilaku buruk adalah tindakan atau aktivitas yang tidak sesuai
dengan budi pekerti yang luhur serta melanggar norma dan tata tertib yang berlaku
di suatu tempat. Perilaku buruk ini dapat terjadi di lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah. Comtoh dari perilaku buruk adalah sebagai
berikut :
1. Di Lingkungan Keluarga :
9
Tidak pernah membantu orang tua.
Melunturkan nama baik orang tua.
2. Di Lingkungan Masyarakat :
3. Di Ingkungan Sekolah :
1. Di lingkungan Keluarga
Tidak _ocial_a keharmonisan didalam keluarga.
Menyakiti hati orang tua
Tidak rukun dengan adik/kakak
Menimbulkan keburukan dalam keluarga
2. Di Lingkungan Masyarakat
10
Dikucilkan oleh warga masyarakat
Dianggap bukan warga sekitar
Diusir oleh warga
Menimbulkan ketidak rukunan antar warga
3. Di Lingkungan Sekolah :
Mendapatkan nilai yang buruk
Tidak naik kelas
Dikeluarkan dari sekolah
Tidak memiliki teman.
Memiliki banyak musuh
Dijauhi oleh teman
Tidak akan pernah ada yang membantu tugas kita
Tidak disayangi teman
Tidak diperhatikan oleh teman
C. Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi untuk
melakukan sesuatu atau tindakan ini terdiri dari motivasi internal dan motivasi
eksternal. Motivasi internal adalah dorongan untuk melakukan suatu tindakan
tertentu dari dalam diri seseorang. Sedangkan motivasi eksternal adalah dorongan
utnuk melakukan suatu tindakan tertentu yang berasala dari luar individu.
Motivasi Belajar adalah dorongan dan semanga yang muncul dari dalam diri
siswa atau dari luar diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut Sardiman (1986), Pengertian motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai.
Motivasi belajar dapat dilihat dari karakter tingkah laku siswa yang
menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan.
Contoh dan bentuk bentuk motivasi belajar di antaranya adalah untuk mendapat
pujian, mendapat nilai bagus,mendapat hadiah dari orang tua, dorongan dari teman
dekat, dorongan dari orang istimewa, lain sebagainya.
11
Yusuf (2009:23) menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Diuraikan sebagai
berikut :
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa)
a. Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi : nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-
fungsi fisik (terutama panca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan akan
mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi
fisik yang seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa di
sekolah. Dengan kekurangan gizi, siswa akan rentan terhadap penyakit, yang
menyebabkan menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau berkonsentrasi.
Keadaan fungsi- fungsi jasmani seperti panca indera (mata dan telinga)
dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Panca indera yang
baik akan mempermudah siswa dalam mengiti proses belajar di sekolah.
b. Faktor Psikologis
a. Faktor Non-Sosial
12
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti : keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah
tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor
dapat saling mendukung maka proses belajar akan berjalan dengan baik.
b. Faktor Sosial
Faktor _ocial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses
belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara yang
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,
serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat
dirumah siswa tetap mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material
dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam mendorong
kesuksesan belajar pada siswa. Pendidik dan konselor perlu melakukan upaya
untuk mendorong semangat siswa dalam belajar. Terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tidak semua siswa memiliki motivasi
belajar tinggi.
Beberapa rumusan tentang faktor penyebab motivasi belajar dapat
ditemukan dalam berbagai data jurnal penelitian. Menurut Grolnick dan Ryan,
1989: Rigby et al., 1992 (Farozin, 2011 :48) dukungan pribadi dari orang tua
merupakan aspek praktis, dimana orang tua membantu anak untuk belajar
menyelesaikan masalah (problem solving), membicarakan tentang kepercayaan
diri yang mereka miliki tentang kemampuannya, serta mendorong anak untuk
mengembangkan ide dan opini mereka.
Pada proses pendidikan, motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan
adanya : guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, pimpinan
sekolah, dan semua komponen sekolah yang akomodatif, orang tua dan anggota
keluarga yang mendukung kegiatan belajar siswa, metode pembelajaran yang
sesuai, materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan seharusnya dipelajari dan
dikuasai siswa, dan penggunaan media pembelajaran.
Konselor atau Guru BK memiliki tanggung jawab yang sama seperti guru
mata pelajaran dan semua personil sekolah yang terkait dengan peningkatan
motivasi belajar siswa. Konselor dapat dengan rutin mengadakan pertemuan
dengan orang tua, guna sharing mengenai perkembangan anak pada saat di
rumah, mengingat motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
internal dan ekternal, maka orang tua/keluarga menjadi bagian terkait yang tidak
dapat dipisahkan dalam motivasi belajar siswa di sekolah. Sehingga orang tua
13
memiliki andil yang sama seperti semua personel sekolah dalam peningkatan
motivasi belajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat muncul
dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan sekitar siswa. Adapun cara untuk
meningkatkan motivasi belajar adalah :
1. Konsentrasi penuh dalam belajar
2. Menentukan tujuan belajar
3. Belajar dalam kondisi yang nyaman dan menyenangkan
4. Berteman dengan oang yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar
5. Belajar bersama teman yang punya motivasi tinggi dalam belajar
6. Menyusun metode belajar yang efektif
7. Memberikan penghargaan kepada diri sendiri
8. Memiliki gaya belajar yang bervariasi
9. Belajar dengan terkonsep
10. Mengatur waktu belajar sehari-hari
11. Tidak tertekan dalam belajar
12. Menikmati dalam belajar
13. Memiliki refereensi yang banyak dalam belajar
14. Sering bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami
15. Berdiskusi dengan teman tentang materi belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
14
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan dari penelitian kualitatif
adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya
kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang
esensial. (Moleong, 2006: 04).
Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural
setting, sehingga penelitian ini sering disebut penelitian naturalistic. Dalam
penelitian kualitatif peneliti menjadi instrument. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif yang menjadi objek adalah orang atau Human instrument. Kriteria data
dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang
sebenarnya terjadi sebagaiman aadanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap,
tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut
(Sugiyono, 2008: 02).
1. Observasi
15
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut. Dari pengamatan, akan mendapatkan data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pamahaman atau sebagai alat re-checking
atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.
(Nana Syaodih, 2013: 220).
2. Wawancara interview
3. Angket (kuesioner)
16
penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan antar kuesioner
terutup dan terbuka sehingga angket tidak hanya berisi pilihan saja akan
tetapi juga memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.
B. Variabel Penelitian
2. Variabel dependent pada penelitian ini adalah perilaku dan motivasi belajar
siswa (Y). Perilaku adalah tindakan atau perbuatan yang dilakaukan oleh
individu. Motivasi belajar adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu
tindakan berupa belajar bagi individu.
C. Instrumen Penelitian
1. Kendali wawancara
17
yaitu wawancara yang sebelumnya telah disusun daftar pertanyaan. Dengan
demikian, peneliti telah menyiapkan kendali wawancara untuk menyusun
instrumen penelitian berupa wawancara. Teknik wawancara ini digunakan untuk
menggali informasi tentang pentingnya memilih teman pergaulan terhadap
perilaku dan motivasi belajar siswa kelas X mipa 1 SMA Negeri 1 Gemolong.
Adapun kisi-kisi wawancara adalah sebagai berikut:
18
2. pengaruh
terhadap motivasi
belajar
19
Gambar 1. Lembar kuesioner
LEMBAR KUESIONER
I. Identitas
Nama :
No. Absen :
II. Pertanyaan
a. Ya
b. Tidak
Mengapa demikian ?
a. Religious
b. Rajin
d. Pemalas
e. Ambisisu
f. Pintar
g. Ramah
h. Berandalan
i. Lainnya :
a. Setuju
b. Tidak
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penilitian
21
Sejalan dengan pendapat AYG, narasumber ARS juga menyatakan
bahwa sangat ditekankan untuk memilih teman pergaulan. Beliau ARS
mengatakan :
Hal ini juga dikuatkan dengan data dari angket kuesioner untuk siswa
dimana 87% siswa menyatakan setuju bahwa teman pergaulan dapat
mempengaruhi seseorang. Dengan diagram sebagai berikut :
22
Dalam penelitian ini peneliti membuat pokok bahasan yaitu pengaruh
teman pergaulan terhadap perilaku, pengaruh teman pergaulan terhadap
motivasi belajar, dan kriteria teman pergaulan yang baik.
“Saya ini kan punya banyak teman yang dia sangat agamis sekali
dan saya dekat banget sama dia. Nah karean sering berinteraksi
dengannaya saya jadi terbiasa dengan kebiasaan kebiasaannya,
seperti sholat dhuha, tilawah Al-Qur’an, dan sholat jamaah tepat
waktu. Jadi saya ketularan deh sama dia. Tapi alhamdulillah
hidup ini jadi bermakna.”(waw. 12 Maret 2020).
23
pergaulan yang baik maka siswa tersebut juga akan ikut terbawa menjadi
baik. Hal ini berdasarkan observasi peneliti terhadap salah seorang siswa
kelas XI MIPA 1 yang memiliki teman pergaulan dari siswa yang aktif
dalam organisasi keagamaan di sekolah dan siswa yang rajin dalam
beribadah. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
memilik teman pergaulan yang religius dapat mendorong siswa untuk
menjadi religius juga.
24
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk meneliti
hal ini melaluli metode wawancara, observasi, dan kuesioner
menghasilkan data berupa adanya perngaruh dari teman pergaulan
terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada para narasumber.
25
pergaulan dapat mempengaruhi diri siswa. Dimana 87% siswa
menyatakan teman pergaulan dapat mempengaruhi dirinya dan 3%
menyatakan tidak.
1. Religius
2. Rajin
3. Ramah
5. Ambisius
6. Pintar
26
Gambar 4. Grafik presentase
B. Pembahasan
27
Dalam Islam mengenai masalah pergaulan sudah diterangkan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam melalu hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim :
ْ َوِإ َّما َأن، ِذيَ َكG ِك ِإ َّما َأنْ يُ ْحGسْ فَ َحامِ ُل ا ْل ِم، خ ا ْلكِي ِر ِ ِس ِك َونَافْ س ْو ِء َك َحا ِم ِل ا ْل ِم
َّ ح َوال
ِ ِصالَّ س الِ َمثَ ُل ا ْل َجلِي
ً َوِإ َّما َأنْ تَ ِج َد ِر، َق ثِيَابَك
يحا َخبِيثَة َ َونَافِ ُخ ا ْل ِكي ِر ِإ َّما َأنْ يُ ْح ِر، ًطيِّبَة ً َوِإ َّما َأنْ ت َِج َد ِم ْنهُ ِر، ُتَ ْبتَا َع ِم ْنه
َ يحا
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual
minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan
memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan
kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai
besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau
tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim
2628).
Kebalikan dari yang sebelumnya, jika seseorang bergaul dengan pandai besi
setidaknya jika ia tidak terkena percikan api atau bajunya terbakar, ia akan
mendapat bau yang tidak sedap dari asapnya. Jadi seseorang yang bergaul dengan
orang yang buruk maka ia akan mendapatkan keburukan dari temannya atau
setidaknya ia akan meniru perbuatan buruk temannya. Dimisalkan jika seseorang
memiliki teman yang sering mendapatkan kasus disekolahan. Setidaknya jika ia
28
tidak terlibat dalam kasus temannya maka ia akan mendapatkan nama buruk karena
dekat atau bergaul dengan teman yang mendapat kasus tadi. Syaikh As
Sa’di rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang buruk
memberikan dampak yang buruk pula. Orang yang bersifat jelek dapat
mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan
keburukan dari segala aspek bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa
banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa
banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik
mereka sadari maupun tidak. Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah
yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya
taufik berupa teman yang baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah
Allah mengujinya dengan teman yang buruk. (Bahjatu Qulubil Abrar, 185). Jadi
sangat penting bagi seorang siswa untuk memilih teman pergaulannya.
Tujuan kedua dari peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teman
pergaulan terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dalam kehidupan sehari-
hari secara tidak langsung teman pergaulan memberikan pengaruh terhadap diri
seseorang. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti baik secara
wawancara, observasi, maupun kuesioner menunjukkan bahwa teman pergaulan
dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi belajar siswa.
Hal ini dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
kepada siswa kelas XI MIPA 1. Dimana di antara siswa XI MIPA 1 ada yang
memiliki teman pergaulan dengan perilaku baik dan motivasi belajar yang tinggi.
Para siswa tersebut ternyata dalam perilaku dan motivasi belajar dipengaruhi oleh
teman pergaulannya. Jadi siswa yang memiliki teman pergaulan siswa dengan
perilaku baik dan mempunyai motivasi belajar tinggi terpengaruh dengan perilaku
baik dan motivasi belajar teman pergaulannya. Sehingga siswa tersebut terpengaruh
untuk berperilaku baik dan bermotivasi yang tinggi dalam belajar sebagaimana
29
teman pergaulannya. Selain itu di antara para siswa juga memiliki teman pergaulan
dengan perilaku buruk dan motivasi belajar yang rendah. Para siswa tersebut
ternyata dalam perilaku dan motivasi belajar dipengaruhi oleh teman pergaulannya.
Jadi siswa yang memiliki teman pergaulan siswa dengan perilaku buruk dan
mempunyai motivasi belajar rendah terpengaruh dengan perilaku dan motivasi
belajar teman pergaulannya. Sehingga siswa tersebut terpengaruh untuk berperilaku
buruk dan bermotivasi yang rendah dalam belajar sebagaimana teman pergaulannya.
Kemudian dari hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa keals XI MIPA
1 juga menunjukkan bahwa teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap perilaku
dan motivasi belajar siswa. Dimana 87% suara siswa setuju bahawa teman
pergaulan dapat mempengaruhi perilaku dan motivasi belajar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap perilaku dan
motivasi belajar siswa.
Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara memilih
teman pergaulan yang baik. Berdasarkan data dari penelitian yang dilaksanakan oleh
peneliti ditemukan bahwa memilih teman pergaulan itu penting dan teman pergaulan
memiliki pengaruh terhadap perilaku dan motivasi belajar siswa. Dalam rangka
untuk mengetahui cara memilih teman pergaulan yang baik diperlukan dasar dasar
dalam pemilihannya. Dasar dalam pemilihan teman pergaulan terdiri atas kriteria
dan manfaat dari teman pergaulan.
Dasar yang pertama adalah kriteria teman pergaulan. Krtiteria adalah ukuran
yang menjadi dasar dalam menetapkan atau menentukan sesuatu. Kriteria dalam
pemilihan teman pergaulan adalah ukuran yang menjadi dasar dalam menentukan
kepada siapa seseorang berinteraksi dan bergaul. Dalam menentukan teman
pergaulan berdasarkan hasil kuesioner yang didaparkan, kriteria yang diperlukan
dalam menentukan teman pergaulan adalah :
1. Ramah
2. Pintar
3. Religius
5. Rajin
Kriteria yang pertama dalam memilih teman pergaulan adalah ramah. Ramah
adalah baik hati dan menarik budi bahasanya. Dalam menentukan teman pergaulan
perlu diperhatikan tentang masalah keramahan dari teman pergaulan. Dengan
memiliki teman pergaulan yang ramah maka seseorang akan nyaman bergaul
30
dengan temannya sebab adanya sikap baik hati dan budi Bahasa yang menarik dari
teman pergaulannya.
Kriteria yang kedua dalam memilih teman pergaulan adalah pintar. Maksud
pintar disini adalah pintar dalam pembelajaran. Pintar adalah memiliki pengetahuan
terhadap pembelajaran. Kriteria ini harus diperhatikan oleh siswa dalam memilih
teman pergaulan. Sebab dalam kehidupan sehari-hari teman yang pintar dapat
membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
Kriteria kelima dalam memilih teman pergaulan adalah rajin. Rajin adalah
sikap sungguh sungguh dalam melakukan kegiatana tertutama belajar. Sikap ini
sangat perlu dimiliki oleh setiap siswa agar bisa mendapat kesuksesan dari belajar.
Memilih teman yang memiliki sifat rajin perlu diperhatikan oleh siswa agar ia bisa
menjadi rajin sebagaimana teman pergaulannya yang rajin.
Dasar kedua dalam memilih teman pergaulan adalah manfaat yang didapat
dari teman pergaulan. Dalam memilih teman pergaulan perlu mempertimbangkan
aspek manfaat agar dari teman pergaulan ini kita bisa mendapat kebaikan serta
kegunaan dari teman pergaulan sehingga terjauh dari kesia siaan dan terjauh dampak
negatif dari bergaul dengan teman. Dengan memppertimbangkan aspek manfaat ini
kita dapa menentukan kepada siapa kita bergaul agar mendapatkan manfaat yang
kita inginkan.
31
1. Mengingatkan kita dalam kebaikan
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa memilih teman pergaulan itu
penting bagai seorang siswa karena teman pergaulan dapat mempengaruhi perilaku
dan motivasi belajar siswa. Sehingga diperlukan cara dalam memilih teman
pergaulan yaitu dengan melihat dari kriteria dan manfaat dari bergaul dengan teman
pergaulan tersebut.
B. Saran
2. Sebaiknya siswa memilih teman pergaulan yang memiliki perilaku baik agar bisa
mendapatkan manfaat dari teman pergaulannya dan hendaknya siswa menjauhi
teman pergaulan yang memliki perilaku buruk agar siswa dapat terjauh dari
mudharat yang timbul dari teman pergaulannya
33
CV
Riwayat Organisasi
No Kegiatan/Organisasi Periode Jabatan
1. Kerohanian Islam 2019/2020 Ketua
Seksi Bidang Keimanan
2. OSIS dan Ketaqwaan Kepada
2019/2020
tuhan YME
34
DAFTAR PUSTAKA
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi-
belajar.html
https://alihamdan.id/variabel-penelitian/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pergaulan
https://ismasmki.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/
https://kbbi.web.id/baik
https://kbbi.web.id/memilih
https://kbbi.web.id/pergaulan
https://kbbi.web.id/teman
https://klumeum.blogspot.com/2015/07/macam-macam-perilaku-positif-dan-negatif.html
https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html
35
https://suaramuslim.net/hal-yang-memotivasi-belajar-mahasiswa/
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html
https://www.zonareferensi.com/pengertian-motivasi-belajar/
Rubin, Kenneth H. Dwyer. Kathleen M. Kim, Angel H., & Burgess, Kim B. (2004).
Attachment, friendship, and psychological functioning in early adolescence. The
Journal Early Adolescence, 24 (4), 326-356.
Shaffer, David R. (2005). Social and Personality Development. ( 5th ed). United States of
America: Thomson Wadsworth.
36