Oleh :
Ilmu Komunikasi
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah S.W.T atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mata kuliah Widya Mwat Yasa dengan judul “Perlunya Kedisiplinan
Dalam Penegakan Hukum di Sebuah Negara”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami Bapak Ir. Suyadi, M.P. yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..9
3.2 Saran………………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah suatu Negara hukum berdasarkan Pancasila, dibuktikan dalam Pasal 1
ayat 3 UUD 1945 Perubahan ke-4. Ini berarti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam
menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena
itu salah satu ciri utama dari suatu negara hukum terletak pada kecenderungannya untuk
menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat seperti dasar disiplin hukum
disiplin hukum yang merupakan sistem ajaran yang menyangkut kenyataan atau gejala-gejala
hukum yang ada dan hidup di tengah pergaulan. Dengan penjelasan tersebut maka telah jelas
sudah bahwa disiplin hukum adalah disiplin perspektif yang telah berusaha menentukan
tentang apa yang seharusnya dan patut dalam menghadapi kenyataan. Dalam hal ini maka
setidak-tidaknya ruang lingkup disiplin hukum yaitu meliputi:
1. Ilmu Hukum
2. Filsafat Hukum
3. Politik Hukum.
Disiplin sangat dibutuhkan, karena dengan disiplin hukum berjalan dengan lancar dalam
bermasyarakat dan bernegara atas dasar peraturan-peraturan hukum yang ada di sebuah Negara.
Namun sebagaimana realitanya, selama ini belum pernah dirumuskan secara komprehensif,
yang ada hanya pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral dan hukum berfungsi
sebagai sarana penggerak, maka hukum harus dapat ditegakkan dan untuk itu hukum harus
diterima sebagai salah satu bagian dari system nilai kemasyarakatan yang bermanfaat bagi
warga masyarakat. Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau
menciptakan tata tertib, keamanan, dan ketentraman dalam masyarakat baik itu usaha
pencegahan maupun pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum,
dengan perkataan lain baik secara preventif ataupun represif tugas utama penegakan hukum
adalah untuk mewujudkan keadilan, karenanya dengan penegakan hukum itulah hukum
menjadi kenyataan. Karena itu agar kedisiplinan dalam hukum dapat ditegakkan maka perlu
pemahaman hukum bahwa sesungguhnya kedisiplinan hukum itu tidak lain adalah sebuah
3
pilihan keputusan, sehinggaa apabila salah dalam memilih keputusan dalam sikap dan perilaku
nyata, maka berpengaruh buruk terhadap penampakan hukum di Indonesia. Penegakan hukum
di negeri ini merupakan barang langka dan mahal harganya. Jika pandangan hidup dimulai dari
falsafah bangsa, ideologi negara, tatacara berdemokrasi atau berkelompok, sikap perilaku
perorangan, maka kehidupan nasional akan terjamin dalam kerangka identitas nasional
sehingga akan memunculkan kepatuhan atau disiplin nasional. Disiplin nasional ialah
kepatutan yang merupakan syarat mutlak pada kehidupan yang berkelompok yang
bersumber pada pandangan bangsa tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sudah merupakan suatu kelaziman di dalam bahasan ilmu pengetahuan bahwa setiap
kajian selalu diawali dengan memberikan batasan tentang suatu konsep dimaksud dan demikian
pula dengan kata “Disiplin”. Tujuan memberikan definisi adalah agar mudah di dalam menarik
suatu kesimpulan. Hal ini juga berlaku bagi konsep disiplin itu sendiri.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata
Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu
Disciple yang berarti pengikut atau murid. Era saat ini, kata disiplin mengalami perkembangan
makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan
yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Perkataan disiplin
mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakan disiplin, berarti
semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar, bekerja,
dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental
yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Disiplin adalah kepatuhan
untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang tunduk pada
putusan, perintah, atau aturan yang berlaku.
Disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan
pimpinan, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan,
dan hubungan kemanusiaan. (Nitisemito, 1988).
5
Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi
dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang
berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang
baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-
keadaan baik lainnya. Atau juga dapat disimpulkan juga, bahwa disiplin kerja merupakan suatu
sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang didasarkan
atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi.
Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses
belajar yang terus-menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang
merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil bersikap positif,
dan terbuka.
Disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (bagaimana budaya disiplin
dalam organisasi tersebut) juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Ketidakdisiplinan
yang dipengaruhi oleh salah satu faktor akan menyebabkan pelanggaran aturan. Jika salah satu
karyawan melanggar aturan, maka perlu dilakukan upaya-upaya tindakan pendisiplinan agar
prinsip-prinsip disiplin dapat dipertahankan.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum salah satu
usaha untuk mencapai atau menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam
masyarakat baik itu merupakan usaha pencegahan maupun pemberantasan atau penindakan
setelah terjadinya pelanggaran hukum. Penegakan keadilan di ranah hukum tidak boleh
ditawar-menawar karena tugas utama penegakan hukum adalah mewujudkan keadilan. Namun
dalam implementasinya tetap harus dengan cara-cara yang mencerminkan nilai-nilai
kemanusian, oleh karena hukum itu sendiri harus difungsikan sebagai sarana memanusiakan
manusia, bukan justru dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang
6
bahkan perampasan hak asasi manusia. Sistem penegakan hukum yang mempunyai nilai-nilai
yang baik adalah yang dapat menjamin kehidupan sosial masyarakat yang lebih
berkesejahteraan, berkepastian dan berkeadilan. Konsep penegakan hukum yang bersifat total,
menuntut agar semua nilai yang ada dibalik norma hukum turut ditegakkan tanpa kecuali.
Konsep yang bersifat full yang menghendaki perlunya pembatasan dari konsep total dengan
suatu hukum formil dalam rangka perlindungan kepentingan individual. Konsep penegakan
hukum aktual muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan hukum karena
keterbatasan-keterbatasan yang ada dan kekurangannya.
Setiap individu yang disiplin tentunya juga mempunyai kecerdasan praktis, artinya
seseorang yang disiplin tidak hanya cerdas dalam berkonsep tetapi juga akan berkemampuan
untuk mengimplementasikannya dalam kehidupannya. Semakin tinggi kedisiplinan, maka akan
semakin tinggi dedikasinya. Semakin tinggi dedikasi seseorang akan semakin mampu
menghadapi rintangan atau hambatan, sehingga orang yang semakin disiplin akan semakin
mampu mencapai kesuksesan. Tanpa adanya disiplin nasional, negara tidak dapat maju dalam
segala bidang, baik bidang ideology, politik, ekonomi, social, dan budaya, Negara juga tidak
akan aman, dan tentunya penegakan hukum di Negara tersebut juga akan terkena dampak
lemah akan ketahanan nasional. Ketahanan nasional tersebut meliputi:
Disiplin hukum sangat dibutuhkan karena dengan disiplin hukum berjalan dengan lancar
dalam bermasyarakat dan bernegara dasar peraturan peraturan hukum. Kedisiplinan berarti
ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan perundang undangan, kaidah, norma-
norma dan hukum yang berlaku. Semua aturan dan tata tertib tentu mengandung nilai-nilai
yang positif dan setiap orang dituntut untuk melaksanakannya dengan penuh disiplin.
Terciptanya disiplin yang tinggi dimulai dari diri masing-masing dan dikembangkan melalui
pembiasaan yang baik. Pada akhirnya pembiasaan akan berwujud pada pembentukan sikap dan
perilaku pribadi yang pada gilirannnya akan melahirkan manusia manusia yang berdisiplin.
Contohya seperti membayar pajak tepat waktu, disiplin dalam belajar, mematuhi peraturan lalu
lintas dan tepat waktu,denga begitu hukum dengan disiplin berjalan dengan lancar.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan kedisiplinan dalam hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau
menciptakan tata tertib, keamanan dan ketenteraman dalam masyarakat baik itu merupakan
upaya pencegahan maupun penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum. Dalam
penegakan hukum di Indonesia ternyata belum terlaksana dengan baik. Lembaga hukum di
Indonesia dipandang bersifat deskriminatif dan mengedepankan kelompok tertentu dan
lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan Negara. Usaha dalam
mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan tidak hanya dilakukan oleh satu pihak
saja, tetapi seluruh elemen masyarakat harus mau dan mampu berpartisipasi, baik warga
negaranya, aparaturnya, lembaganya harus berkonsisten dalam menegakkan kembali butir-
butir keadilan dalam persamaan hukum di semua lapisan masyarakat.
B. Saran
Sudah menjadi tuntutan zaman bahwa kita harus mampu dan siap menghadapi
globalisasi, mampu beradaptasi dengan arus perubahan. Untuk menghadapi arus perubahan
kita harus melihat kemampuan diri sebagai akar budaya yang menjamin kedisiplinan, kerja
keras, dan menghargai pendidikan. Hal ini sangat berperan dalam memacu kelancaran
tugas-tugas yang diberikan. Tuntutan perubahan yang semakin meningkat sehubungan
dengan tantangan zaman, yang memungkinkan kita tidak bisa lagi berdiam diri. Seseorang
akan tergilas mana kala menghindari arus perubahan. Segalanya akan terus mengalir dan
mengalir. Siapa yang tidak mau dan siap berubah akan ketinggalan zaman, seseorang yang
tidak siap menghadapi perubahan akan tersingkir.
Oleh karena itu sikap mental disiplin dalam berperilaku kita kuatkan agar kita bisa
menghadapi tantangan zaman. Kita mempunyai peluang untuk menjangkau masa depan.
Masa depan akan semakin mantap jika kita mampu mengembangkan budaya yang
9
menekankan kerja keras, disiplin, dan menghargai pendidikan. Lembaga hukum harus
diperbaiki agar terwujud penegakan hukum yang berkeadilan, tidak bersifat deskriminatif
dan mementingkan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan Negara. Dengan demikian,
apabila semua unit-unit satuan kerja terkecil sampai tingkat pusat mendisiplinkan diri,
kemajuan akan dapat tercapai, seperti halnya negara-negara yang sudah meraih keadilan
dalam bidang hukum dan kemakmuran rakyatnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Website:
11