Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA MTs/SLTP


Tentang
“Kompetensi-Kompetensi Pembelajaran Matematika SMP/MTs”

Oleh
Kelompok 2

Yulmi Faidah : 1814040046

Triyola Monika : 1814040061

Sarah Azizah : 1814040049

Vira Hasmaedy P. : 1814040069

Nia Anggelia Putri : 1814040080

Dosen Pembimbing:
Yulia, M.Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA (B)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi limpahan rahmat dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang diajukan untuk melengkapi tugas makalah mata
kuliah Telaah Kurikulum Matematika MTS/SLTP dengan judul Kompetensi-
Kompetensi Pembelajaran Matematika SMP/MTs.

Shalawat dan salam buat nabi junjungan alam yakni nabi Muhammad saw
yang telah membimbing kita menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini. Dalam kesempatan ini pemakalah ingin mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pemakalah menyusun dan
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada pembimbing dan teman-teman

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, kepada


pembimbing dan teman-teman mohon saran-sarannya apabila menemukan
kejanggalan dalam makalah ini, untuk dijadikan pegangan dan upaya peningkatan
selanjutnya lebih baik.

Akhirnya,pemakalah berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua


pihak yang sempat membaca makalah ini pada umumnya dan bagi pemakalah
sendiri khususnya

Padang, 21 September 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….……i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………….......................................1

C. Tujuan ………...……………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Aplikasi konsep.........…………………………………………………………3

B. Algoritma penalaran...………………………………………………………...5

C. Manipulasi matematika……………………………………………………….7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….…12

B. Saran…………………………………………………………...……………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut.
Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram, dan media lain. Untuk itu pada kesempatan kali ini pemakalah akan
menyajikan makalah yang membahas tentang kompetensi-kompetensi
pembelajaran matematika SMP/MTs.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Aplikasi Konsep dalam pembelajaran matematika SMP/MTs ?
2. Bagiamana Algoritma penalaran dalam pembelajaran matematika
SMP/MTs ?
3. Apa dan Bagiamana Manipulasi Matematika dalam pembelajaran
matematika SMP/MTs ?

1
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami kompetensi-kompetensi Pembelajaran
Matematika SMP/MTs dan memenuhi tugas mata kuliah “ Telaah Kurikulum
Matematika MTs/SLTP”

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aplikasi Konsep
Secara umum, konsep dapat didefenisikan sebagai satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Ada pula yang
menyatakan bahwa konsep adalah pengertian yang dapat digunakan untuk
memungkinkan seseorang mengelompokkan/menggolongkan suatu objek.
Konsep dapat dibedakan atas konsep kongkret dan konsep yang
didefenisikan. Konsep kongkret dapat berupa meja, kursi, dan papan tulis. Di
dalam matematika, kita lebih banyak membicarakan konsep yang
didefinsikan. Konsep segitiga, misalnya, dapat didefinsikan sebagai suatu
bangun datar yang dibatasi tiga buah garis lurus yang saling berpotongan.

A B

Segitiga ABC dibatasi oleh tiga garis yang saling berpotongan, yaitu
garis AB, garis BC, dan garis AC. Garis AB memotong garis AC di titik A,
dan memotong garis BC di titik B. Sementara garis AC memotong garis BC di
titik C. Titik-titik A, B, dan C disebut titik-titik sudut segitiga, sedangkan
segmen garis AB, BC, dan AC disebut sisi-sisi segitiga. Jadi di dalam konsep
segitiga termuat sekaligus konsep titik sudut, sisi, dan sudut.
Di dalam matematika, konsep-konsep itu tersusun secara hirarkis.
Misalkan ada empat buah konsep, namakan A, B, C, dan D. Sering terjadi
konsep A dan B mendasari konsep C, sementara konsep C mendasari konsep
D. Dalam hal demikian, maka konsep C tidak mungkin dipelajari sebelum
konsep A dan B dipelajari dan dipahami terlebih dahulu. Demikian pula
konsep D baru dapat dipelajari bila konsep C sudah dikuasai dengan baik.
Karena konsep-konsep matematika itu tersusun secara hirarkies, maka belajar

3
matematika harus dilakukan secara kontinu. Apabila belajar matematika itu
terputus-putus, maka hal itu akan menyulitkan siswa. Sebagai contoh aplikasi
konsep teorema phytagoras pada soal segitiga berikut;

C
Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi AB
b a
= 3 cm, sisi AC = 4 cm, dan sudut .
Tentukan panjang sisi BC.
A c B

Untuk menyelesaikan soal ini, digunakan teorema Phytagoras yang


berbunyi : ”Pada sebuah segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan
jumlah kuadrat sisisisi siku-sikunya”. Dalam teorema Phytagoras ini, sekurang-
kurangnya ada tiga macam konsep yang harus dipahami dengan baik oleh siswa,
yaitu konsep segitiga siku-siku, konsep sisi miring, dan konsep sisi siku-siku,
yang masing-masing dapat didefinisikan sebagai berikut.
1. Segitiga siku-siku adalah sebuah segitiga yang salah satu sudutnya 90o
(siku-siku)
2. Sisi miring adalah sisi yang berada di depan sudut siku-siku.
3. Sisi siku-siku adalah sisi-sisi yang mengapit sudut siku-siku.

Apabila dalam segitiga siku-siku, panjang sisi miring itu sama dengan a,
sementara panjang sisi siku-sikunya masing-masing adalah b dan c, maka teorema
Phytagoras di atas dapat dinyatakan dengan kalimat .

Nah untuk menjawab soal diatas adalah dengan menggunakan teorema


phytagoras, terlihat bahwa sisi miring segitiga ABC adalah BC, sedangkan sisi-
sisi sikunya adalah AB dan AC. Dengan demikian:

4
Jadi, didapatlah sisi BC yaitu 5 cm.

B. Algoritma Penalaran
Penalaran adalah proses berfikir dalam menarik kesimpulan atau
mendapatkan pengetahuan. Menurut Suriasumantri (1999 : 42) penalaran
merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Menurut Fadjar Shadiq (dalam Wahdani, 2008 : 11)
penalaran adalah suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik
suatu kesimpulan atau proses berfikir dalam rangka membuat suatu
pernyataan baru yang benar bedasarkan pada beberapa penyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya.
Dalam menarik sebuah kesimpulan ada dua tipe penalaran yang
digunakan yang digunkan dalam menarik sebuah kesimpulan yaitu :
a. Penalaran induktif merupakan proses berpikir yang berusaha
menghubungkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian khusus yang sudah
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran induktif berkaitan dengan empiris, bersumber pada empiri atau
fakta.
b. Penalaran deduktif merupakan suatu proses berfikkir untuk menarik
kesimpulan tentang hal khusu yang berpijak pada hal umum atau hal
yang sebelumnya telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya.
Penalaran deduktif berkaitan dengan rasionalisme bersumber pada rasio.
Menurut Suriasumantri (1999 : 43) sebagai suatu kegiatan berpikir
maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu sebagai berikut :
1. Adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika.
Kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis, dimana
berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berfikir menurut suatu
pola tertentu.
2. Sifat analitik dari proses berpikir yang menyandarkan diri kepada
suatu analisis. Analisis pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

5
kemudian dari ciri-ciri diatas dikatakan bahwa penalaran ini
merupakan suatu kegiatan berpikir bedasarkan langkah-langkah tertentu,
yang biasa disebut dengan algoritma. Algoritma penalaran adalah prosedur
penegerjaan soal yang termasuk di dalamnya yaitu melakukan operasi
hitung, operasi himpunan, dan lain sebaginya dengan urutan pengerjaan
tertentu.
Contoh soal :
Tentukan penyelesaian dari persamaan
Penyelesaian
Secara umum para siswa menyelesaikan soal di atas secara sederhana yaitu
:
Baris pertama :
Baris kedua :
Baris ketiga :
Baris keempat :

Proses berfikir yang terjadi terjadi waktu peralihan dari baris


pertama ke baris kedua dan baris berikutnya adalah penalaran dengan cara
deduktif. Langkah penyelesaian dari baris pertama ke baris kedua adalah
“memindahkan semua konstanta ke ruas kanan dan semua varabel keruas
kiri”, akan tetapi banyak di antara siswa yang memberikan alasan, bilangan
-3 apabila dipindahkan keruas kanan akan berubah menjadi +3, padahal
sebenarnya deduksi yang dilakukan adalah menggunakan sifat bahwa
“ruas-ruas suatu persamaan dapat ditambahkan dengan bilangan yang
sama”. Sifat ini yang merupakan penyataan umum kemudian dipergunakan
secara khusu, yaitu bahwa pada baris kedua masing-masing ruas dikalikan
. Dengan menggunakan penalaran deduktif maka algoritma penyelesaian

soal diatas menjadi sebagai berikut :



 (kedua ruas ditambah 3)
 (sifat identitas penjumlahan -3 + 3 = 0)

6
 ( ) (kedua ruas dikalikan

 (sifat identitas perkalian )

C. Manipulasi matematika
Kemampuan manipulasi matematika merupakan kemampuan siswa
dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalahan dengan
menggunakan cara sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.
Salah satu kemampuan yang perlu dilatihkan kepada siswa dalam
belajar matematika adalah kemampuan melakukan manipulasi matematika.
Yang termasuk dalam kemampuan ini, antara lain mengaplikasikan sifat-sifat,
prinsip, atau teorema ke dalam pernyataan matematika, baik dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan.

a. Manipulasi Matematika dalam Membuat Generalisasi

Contoh 1:

“Tentukan jumlah 100 buah bilangan ganjil yang pertama”.

Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat melakukan proses


generalisasi sebagai berikut.
2
1 = 1 → n = 1 → S1 = 1
1 + 3 = 4 → n = 2 → S 2 = 22
1 + 3 + 5 = 9 → n = 3 → S3 = 33
1 + 3 + 5 + 7 = 16 → n = 4 → S4 = 42
..….………………………………………..
1 + 3 + 5 + 7 + 9 +… → n = 100 → S100 = 1002

Jadi jumlah 100 buah bilangan ganjil yang pertama = 1002 = 10.000.

b. Manipulasi Matematika Dalam Menyusun Bukti

Contoh 2:

“Diketahui kubus ABCD.EFGH. Buktikan CE  bidang BDG

7
H G Untuk menyelesaikan soal di atas, ada 2
dalilyang digunakan, yaitu: Dalil 1:
E F
Jika garis a tegak lurus pada bidang α dan garis
D C btertetak pada bidang α, maka garis a tegak
lurus garis b.
A B

Dalil 1 digunakan untuk membuktikan garis tegak lurus garis


yang dapat disederhanakan menjadi:

Jika a  α dan b pada α, maka a  b

Dalil 2:

Jika garis a tegak lurus garis b dan a tegak lurus c, maka garis
a tegak lurus pada bidang yang melalui garis b dan c.

Dalil 2 digunakan untuk membuktikan garis tegak lurus


bidang, yang dapat disederhanakan menjadi:

Jika a  b
a dan c berpotongan pada a
a  c

maka a  α

Dalam proses pembuktian soal ini, manipulasi matematika


yang dilakukan adalah dalam bentuk pengaplikasian kedua dalil di
atas, yang dilakukan secara berulang- ulang sebagai berikut.

G H

E F

D C

A B

8
1. Untuk membuktikan CE  bidang BDG (garis tegak lurus
bidang), buktikan terlebih dahulu bahwa CE tegak lurus garis
yang berpotongan pada bidang BDG (misalnya BD dan BG). Jadi
harus dibuktikan CE  BD dan CE  BG.

2. Untuk membuktikan CE  BD dapat juga dibuktikan BD  CE.


Untuk membuktikan BD  CE, buktikan dulu bahwa BD tegak
lurus pada sebuah bidang yang melalui CE (misalnya ACGE).
Dapatkah Anda membuktikan bahwa BD  bidang ACGE?
Prosesnya adalah:

BD  AC (Mengapa?)

BD  AE (atau AE  BD) (Mengapa?)

AC dan AE pada bidang ACGE


Jadi BD  bidang ACGE.
3. Untuk membuktika CE  BG, dapat juga dibuktikan BG  CE.
Untuk membuktikan BG  CE, buktikan dulu bahwa BG tegak lurus
pada sebuah bidang yang melalui CE, misalnya CDEF. Dapatkah Anda
membuktikan bahwa BG  bidang CDEF (analog proses pada
langkah 2). Silahkan Anda menyusun langkah-langkah pembuktiannya
dengan mengacu pada langkah- langkah di atas.
Contoh lain:
Diketahui segitiga ABC dengan panjang AB = 3 cm, AC = 4 cm, dan

sudut A = 90o. Jika AD tegak lurus BC, tentukan panjang AD.

D
x y

A B

9
Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal ini adalah sebagai berikut.
1) Hitung panjang BC dengan menggunakan teorema Phytagoras
2) Misalkan panjang AD = x dan BD = y

3) Nyatakan panjang CD dengan y

4) Gunakan teorema Phytagoras pada ∆ ABD dan ∆ ADC,


sehingga diperoleh dua persamaan dalam x dan y

5) Selesaikan sistem persamaan itu

Penyelesaian (dengan mengikuti langkah-langkah di atas) :

1) BC2 = AB2 + AC2

= 32 + 42

= 9 + 16

= 25

BC = 5

2) Misalkan panjang AD = x dan panjang BD = y,

maka CD = BC – BD = 5 – y.

3) Dalam ∆ ABD berlaku : AD2 + BD2 = AB2

x2 + y2 = 9...........(1)

4) Dalam ∆ ACD berlaku : AD2 + CD2 = AC2

x2 + (5 – y)2 = 16

x2 + 25 – 10y + y2 = 16

x2 + y2 – 10y = – 9............(2)

5) Eliminasi (1) dan (2)

10
x2 + y2 =9

x2 + y2 – 10y = – 9
-
10y = 18
y = 9/5

6) Substitusikan nilai y = 9/5 ke dalam persamaan (1), maka


diperoleh:

2
9
x   9
2

5
81
 x2  9
25
144
 x2 
25
12 2
x 2
5 5

2
Jadi panjang AD = 2 cm
5

Dalam proses mencari panjang AD, kita juga dapat melakukan


manipulasi matematika sebagai berikut.

a) Setelah kita mendapatkan panjang BC dengan teorema Phytagoras,


maka untuk mencari panjang AD, kita tidak lagi menggunakan
teorema Phytagoras tetapi dapat menggunakan rumus luas segitiga

BC  AD AB  AC
Luas ABC  
2 2

BC  AD  AB  AD
5 AD  3  4
12 2
AD  2
5 5

2
Jadi panjang AD = 2
5

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, konsep dapat didefenisikan sebagai satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Konsep dapat
dibedakan atas konsep kongkret dan konsep yang didefenisikan. Konsep
kongkret dapat berupa meja, kursi, dan papan tulis. Didalam matematika, kita
lebih banyak membicarakan konsep yang didefinsikan. Konsep segitiga,
misalnya, dapat didefinsikan sebagai suatu bangun datar yang dibatasi tiga
buah garis lurus yang saling berpotongan.
Penalaran adalah proses berfikir dalam menarik kesimpulan atau
mendapatkan pengetahuan. Algoritma penalaran adalah prosedur penegerjaan
soal yang termasuk di dalamnya yaitu melakukan operasi hitung, operasi
himpunan, dan lain sebaginya dengan urutan pengerjaan tertentu.
Kemampuan manipulasi matematika merupakan kemampuan siswa
dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalahan dengan
menggunakan cara sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki. Yang termasuk
dalam kemampuan ini, antara lain mengaplikasikan sifat-sifat, prinsip, atau
teorema ke dalam pernyataan matematika, baik dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan.

B. Saran
Pemakalah menyadari makalah ”Kompetensi-kompetensi
pembelajaran matematika SMP/MTs” ini jauh da ri kesempurnaan, maka dari
itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
tercapainya kesempurnaan isi dari makalah ini. Atas kritik dan saran yang
diberikan, kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Edy soeryo utomo, modul telaah kurikulum sekolah menengah. Program studi
pendidikan matematika STKIP PGRI jombang tahun pelajaran 2015/2016.

Sri wardhani.2008. paket fasilitasi pemberdayaan KKG/MGP matematika.


Yogyakarta : pusat pengembangan dan pemberdayaan [endidik dan tenagan
keoendidikan matematika
Soetopo dan Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
SebagaiSubstansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

https://www.researchgate.net/publication/325922751_KONSEP_DALAM_KEGI
ATAN_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA_ diakses tanggal 20 September
2020

13

Anda mungkin juga menyukai