Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan dan Definisi Ilmu Politik

Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang
memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik
masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad ke-19. pada tahap itu ilmu politik
berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti
sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling
mempengaruhi.

Akan tetapi, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan
secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan
jauh lebih tua umurnya. Bahkan ia sering dinamakan ilmu sosial yang tertua di dunia. Pada taraf
perkembangan itu ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat.

Di Indonesia kita mendapati beberapa karya tulis yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan,
seperti misalnya Negarakertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15
Masehi dan Babad Tanah Jawi. Sayangnya di negara-negara Asia tersebut kesusastraan yang
mencakup politik mulai akhir abad ke-19 telah mengalami kemunduran karena terdesak oleh
pemikiran Barat yang dibawa oleh negara-negara seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan
Belanda dalam rangka imperialisme.

Di negara-negara benua Eropa seperti Jerman, Austria, dan Prancis bahasan mengenai politik dalam
abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum dan karena itu fokus perhatiannya
adalah negara semata-mata. Bahasan mengenai negara termasuk kurikulum Fakultas Hukum sebagai
mata kuliah Ilmu Negara (Staatslehre). Di Inggris permasalahan politik dianggap termasuk filsafat,
terutama moral philosophy, dan bahasannya dianggap tidak dapat terlepas dari sejarah. Akan tetapi
dengan didirikannya Ecole Libredes Sciances Politiques di Paris (1870) dan London School of
Economics and Political Science (1985) , ilmu politik untuk pertama kali di negara-negara tersebut
dianggap sebagai disiplin tersendiri yang patut mendapat tempat dalam kurikulum perguruan tinggi.
Namun demikian, pengaruh dari ilmu hukum, filsafat dan sejarah sampai perang dunia II masih tetap
terasa.

• Ilmu Politik Sebagai Ilmu Pengetahuan (Science)

Adakalanya dipersoalkan apakah ilmu politik merupakan suatu ilmu pengetahuan (science) atau
tidak, dan disangsikan apakah ilmu politik memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan. Soal ini
menimbulkan pertanyaan: apakah yang dinamakan ilmu pengetahuan (science) itu? Karakteristik
ilmu pengetahuan (science) ialah tantangan untuk menguji hipotesis melalui eksperimen yang dapat
dilakukan dalam keadaan terkontrol (controlled circumstances) misalnya laboratorium. Berdasarkan
eksperimen-eksperimen itu ilmu-ilmu eksakta dapat menemukan hukum-hukum yang dapat diuji
kebenarannya.

Jika definisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya belum
memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu.
Mengapa demikian? Oleh karena yang diteliti adalah manusia dan manusia itu adalah makhluk yang
kreatif, yang selalu didasarkan atas pertimbangan rasional dan logis, sehingga mempersukar usaha
untuk mengadakan perhitungan serta proyeksi untuk masa depan. Dengan kata lain perilaku
manusia tidak dapat diamati dalam keadaan terkontrol.

• Definisi Ilmu Politik

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Politik adalah usaha
menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia kita teringat pepatah gemah ripah loh jinawi. Orang
Yunani Kuno terutama Plato dan Aristoteles menamakannya sebagai en dam onia atau the good life.

Mengapa politik dalam arti ini begitu penting? Karena sejak dahulu kala masyarakat mengatur
kehidupan kolektif dengan baik mengingat masyarakat sering menghadapi terbatasnya sumber daya
alam, atau perlu dicari satu cara distribusi sumber daya agar semua warga merasa bahagia dan puas.
Ini adalah politik.

Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadang-kadang bertentangan
dengan satu sama lainnya. Akan tetapi semua pengamat setuju bahwa tujuan itu hanya dapat
dicapai jika memiliki kekuasaan suatu wilayah tertentu (negara atau sistem politik). Kekuasaan itu
perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau
alokasi dari sumber daya yang ada.

Dengan demikian kita sampai pada kesimpulan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan
dengan masalah kekuasaan (power) pengambilan keputusan (decision making), kebijakan publik
(public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution).

Politik adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan harta (Politics at its worst is a selfish grab for
power, glory and riches).

Di bawah ini ada dua sarjana yang menguraikan definisi politk yang berkaitan dengan masalah
konflik dan konsensus.

1. Menurut Rod Hague et al.: “politik adalah kegiatna yang menyangkut cara bagaimana kelompok-
kelompok mencapai keputusankeputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan di antara anggota-anggotanya.

2. Menurut Andrew Heywood: “Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk
membuat, mempertahankan , dan mengamandemenkan peraturan-peraturan umum yang mengatur
kehidupannya, y ang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.

Perbedaan-perbedaan dalam definisi yang kita jumpai disebabkan karena setiap sarjana
meneropong hanya satu aspek atau unsur dari politik. Unsur ini diperlukannya sebagai konsep pokok
yang akan dipakainya untuk meneropong unsur-unsur lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan
bahwa konsep-konsep itu adalah:
1. Negara (state)
2. Kekuasaan (power)
3. Pengambilan keputusan (decision making)
4. Kebijakan (policy, beleid)
5. Pembagian (distribution)

• Bidang-bidang Ilmu Politik

Dalam contemporary Political Science, terbitan Unesco 1950, ilmu politik dibagi menjadi empat
bidang.
1. Teori Politik
2. Lembaga-lembaga politik
3. Partai-partai, golongan-golongan (groups), dan pendapat umum
4. Hubungan internasional

• Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Pengetahuan Lain

- Sejarah
Seperti diterangkan di atas, sejak dahulu kala ilmu politik erat hubuganya dengan sejarah dan
filsafat. Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, oleh karena menyumbang
bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau, untuk diolah lebih lanjut.

- Filsafat
Ilmu pengetahuna lain yang erat sekali hubungannya dengan ilmu politik ialah filsafat. Filsafat ialah
usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau jawaban atas persoalan-
persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan kehidupan manusia.

- Sosiologi
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu
sarjana ilmu politik dalam usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial
dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat.

- Antropologi
Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama dalam memberikan
analisis terhadap kehidupan sosial secara umum dan menyeluruh, maka antrophology menyumbang
pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang lebih kecil
dan sederhana.

- Ilmu Ekonomi
Pada masa silam ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri yang dikenal
sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak
digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan negara Inggris dalam menghadapi
saingannya seperti Portugis, Spanyol, Prancis, dan Jerman, pada abad ke-18 dan ke-19.

- Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam
ikatan kelompok sosial, bidang psikologi umumnya memusatkan perhatian pada kehidupan
perorangan.

- Geografi
Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk, daerah
pengaruh mempengaruhi politik.

- Ilmu Hukum
Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat hubungannya dengan ilmu
politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara
yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropo

Anda mungkin juga menyukai