Anda di halaman 1dari 5

PERKULIAHAN KE 5

HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

A. PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

Seperti disebutkan bahwa ilmu politik adalah studi sistematis negara dan
cara kerja ekonomi politik. Studi tentang ilmu politik memberi orang
kemampuan untuk mempengaruhi dan membujuk pihak berwenang
untuk menyesuaikan diri dengan dorongan perkembangan yang luas dan
untuk mengarahkan ke arah yang dipimpin pemerintah. Karena ilmu
politik berkaitan dengan studi ekonomi politik global, ia memiliki
hubungan dengan ilmu sosial lainnya seperti sejarah, sosiologi, filsafat,
dan psikologi.

Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang


dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang
lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda
usianya karena baru lahir pada akhir abad ke-19. pada tahap itu ilmu
politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang
ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi,
dan dalam perkembangan ini mereka saling mempengaruhi.

Akan tetapi, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas,
yaitu sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan
kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh lebih tua
umurnya. Bahkan ia sering dinamakan ilmu sosial yang tertua di dunia.
Pada taraf perkembangan itu ilmu politik banyak bersandar pada sejarah
dan filsafat.

Perlu disebutkan bahwa ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang
berkaitan dengan cara kerja ekonomi politik global dan karenanya, berbagi
hubungan simbiosis dengan ilmu sosial lain yang mempelajari bagian lain
dari ekonomi politik global. Kita telah memilih sejarah, sosiologi, filosofi
dan psikologi dalam artikel ini karena ini adalah disiplin ilmu yang

1
memiliki kaitan dengan bagaimana para ilmuwan politik melakukan
pekerjaan mereka.

B. ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE)

Adakalanya dipersoalkan apakah ilmu politik merupakan suatu ilmu


pengetahuan (science) atau tidak, dan disangsikan apakah ilmu politik
memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan. Soal ini menimbulkan
pertanyaan: apakah yang dinamakan ilmu pengetahuan (science) itu?
Karakteristik ilmu pengetahuan (science) ialah tantangan untuk menguji
hipotesis melalui eksperimen yang dapat dilakukan dalam keadaan
terkontrol (controlled circumstances) misalnya laboratorium. Berdasarkan
eksperimen-eksperimen itu ilmu-ilmu eksakta dapat menemukan hukum-
hukum yang dapat diuji kebenarannya.

Jika definisi ini dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu
sosial lainnya belum memenuhi syarat, karena sampai sekarang belum
ditemukan hukum-hukum ilmiah seperti itu. Mengapa demikian? Oleh
karena yang diteliti adalah manusia dan manusia itu adalah makhluk yang
kreatif, yang selalu didasarkan atas pertimbangan rasional dan logis,
sehingga mempersukar usaha untuk mengadakan perhitungan serta
proyeksi untuk masa depan. Dengan kata lain perilaku manusia tidak
dapat diamati dalam keadaan terkontrol.

Politik adalah usaha menggapai kehidupan yang baik


(en dam onia atau the good life)

Bagaimana caranya mencapai tujuan dengan berbagai cara, yang kadang-


kadang bertentangan dengan satu sama lainnya. Akan tetapi semua
pengamat setuju bahwa tujuan itu hanya dapat dicapai jika memiliki
kekuasaan suatu wilayah tertentu (negara atau sistem politik). Kekuasaan
itu perlu dijabarkan dalam keputusan mengenai kebijakan yang akan
menentukan pembagian atau alokasi dari sumber daya yang ada.

2
Dengan demikian kita sampai pada kesimpulan bahwa politik dalam suatu
negara (state) berkaitan dengan masalah kekuasaan (power) pengambilan
keputusan (decision making), kebijakan publik (public policy), dan alokasi
atau distribusi (allocation or distribution).

Politik adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan harta (Politics at its


worst is a selfish grab for power, glory and riches).

C. HUBUNGAN DENGAN ILMU SEJARAH DAN SOSIOLOGI

Ilmu politik terkait erat dengan sejarah karena pola-pola masa lalu
memberikan petunjuk ke masa depan. Tidak ada panduan yang lebih baik
untuk memahami masa kini dan memprediksi masa depan selain dengan
mempelajari peristiwa-peristiwa di masa lalu dan mengekstrapolasi mereka
ke masa depan. Misalnya, ketika para ilmuwan politik mencoba
memprediksi arah yang mungkin diambil, yang diambil oleh ekonomi
politik global, mereka akan mengandalkan sejarah untuk memprediksi
perilaku politik. Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu
politik, oleh karena menyumbang bahan, yaitu data dan fakta dari masa
lampau, untuk diolah lebih lanjut.

Selanjutnya, ilmu politik terkait erat dengan sosiologi karena kedua cabang
berusaha mempelajari perilaku manusia dalam kelompok. Sedangkan
sosiologi mempelajari seluruh masyarakat,Pola kehidupan social dari
berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat, ilmu politik berkaitan
dengan sistem politik yang merupakan bagian dari masyarakat yang lebih
besar. Studi tentang interaksi antara rakyat dan negara adalah sesuatu
yang bertujuan untuk dilakukan oleh sosiologi dan ilmu politik dan
karenanya, ada hubungan simbiosis antara sosiologi dan ilmu politik.

D. HUBUNGAN DENGAN ILMU FILSAFAT DAN PSIKOLOGI

Aspek selanjutnya adalah hubungannya dengan filsafat. Filsafat ialah


usaha untuk secara rasional dan sistematis mencari pemecahan atau
3
jawaban atas persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta
(universe) dan kehidupan manusia. Karena perilaku politik dan
pemerintahan dipelajari dalam kerangka filsafat politik yang berkaitan
dengan gagasan abstrak tentang peran negara dan hubungan rakyat dan
negara dengan penekanan pada pemahaman konsep-konsep
kesejahteraan publik dan kebaikan sosial yang lebih besar, baik ilmu
politik maupun filsafat memiliki landasan bersama dalam aspek-aspek ini.

Disiplin ilmu sosial terakhir yang dipilih adalah psikologi dan karena
disiplin ini mempelajari perilaku manusia dalam masyarakat, ada titik
temu antara ilmu politik dan psikologi karena mereka berdua peduli
dengan pemeriksaan mengapa orang-orang dalam ekonomi politik yang
lebih besar berperilaku seperti yang mereka lakukan.

Kesimpulannya, ilmu politik tidak bisa menjadi bidang mandiri atau


terisolasi karena semua cabang ilmu sosial bermaksud untuk menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih besar tentang orang dan negara. Oleh
karena itu, ada hubungan simbiosis antara ilmu politik dan sub-disiplin
ilmu sosial lainnya karena mereka memiliki landasan bersama dalam
upaya mereka untuk memahami bagaimana sistem politik bekerja dan
bagaimana politik dan pemerintahan bermain sendiri.

E. HUBUNGAN DENGAN ILMU ANTROPOLOGI DAN ILMU EKONOMI

Apabila jasa sosiologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah


terutama dalam memberikan analisis terhadap kehidupan sosial secara
umum dan menyeluruh, maka antrophology menyumbang pengertian dan
teori tentang kedudukan serta peran berbagai satuan sosial-budaya yang
lebih kecil dan sederhana.

Pada masa silam ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu
tersendiri yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu
pemikiran dan analisis kebijakan yang hendak digunakan untuk
memajukan kekuatan dan kesejahteraan negara Inggris dalam

4
menghadapi saingannya seperti Portugis, Spanyol, Prancis, dan Jerman,
pada abad ke-18 dan ke-19.

F. HUBUNGAN DENGAN ILMU GEOGRAFI DAN ILMU HUKUM.

Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis,


desakan penduduk, daerah pengaruh mempengaruhi politik sangat besar
sumbangsihnya dalam menentukan kebijakan politik.

Terutama negara-negara Benua Eropa, ilmu hukum sejak dulu kala erat
hubungannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan
undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting.
Cabang-cabang ilmu hukum yang khususnya meneropong negara ialah
hukum tata-negara (dan ilmu negara).

Anda mungkin juga menyukai