Anda di halaman 1dari 9

Nama : Fertiani Dachi

Nim : 043695878

Matkul : Tugas 3 Pendidikan Kewarganegaraan

1. Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi


keberhasilan otonomi daerah di Indonesia!

Jawaban

Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000
yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan
dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari
masyarakat tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan
bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan.
Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999
Tentang Pemerintah daerah. Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat
memperngaruhi keberhasilan otonomi daerah di Indonesia! Indonesia adalah negara yang
besar, baik dari segi wilayah maupun dari segi jumlah penduduknya. Dengan lebih dari
17.000 pulau, Indonesia mungkin dapat dikatakan sebagai negara kepulauan yang terbesar di
dunia. Terlepas dari berbagai macam sisi baik dari situasi Indonesia yang semacam ini,
namun demikian perlu disadari bahwa situasi tersebut tidak selamanya sesuai dengan
harapan. Tentu saja ada berbagai macam kendala yang harus dihadapi di dalam mengelola
negara yang besar seperti Indonesia ini. Salah satu kendala nyata adalah dari sisi
pemerintahan, khususnya dalam hal pemerataan perhatian. Mengingat kondisi Indonesia
yang terdiri atas belasan ribu pulau tersebut maka pemerintah dituntut untuk memberikan
perhatian yang merata kepada setiap wilayah di negeri ini. Semula, pemerintah menerapkan
sistem manajemen terpusat. Kini manajemen pemerintahan dilakukan oleh masing-masing
daerah dengan konsep yang disebut dengan otonomi daerah. Otonomi daerah tidak saja
melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya prakarsa sendiri untuk
mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat.
Otonomi daerah atau disingkat menjadi otda adalah suatu langkah untuk mengarah pada
pembangunan ekonomi nasional dan dapat memberikan kehidupan yang baik pada
masyaraakat luar. Otonomi daerah memiliki prisip dasar otonomi seperti demokrasi,
partisipasi, adil dan merata dengan rasa tanggung jawab dan memperhatikan potensi serta
keragam pada suatu daerah.

Tujuan dari otonomi daerah diberlakukan ialah untuk memperlancarkan akses pembangunan
diseluruh pelosok tanah air secara merata tanpa adanya pertentangan 1 dengan yang lainnya.
Melalui otonomi daerah ini harapan pemerintah agar dapat lebih mandiri dalam menentukan
setiap kegiatan tanpa adanya intervensi dari pemerintah pusat. Berikut beberapa konsep yang
diterapkan oleh otonomi daerah.

1. Memberikan kewenangan sebanyak mungkin kepada pemerintah pusat dalam hubungan


domestik ada kepada pemerintahan daerah terkecuali dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan, keagamaan, dan bidang keuangan.
2. Melakukan penguatan peran dari DPRD sebagai representasi rakyat.
3. Meningkatkan fungsi pelayanan melakukan pembenahan organisasi dan institusi yang
dimiliki.
4. Meningkatkan efisiensi administrasi keuangan daerah dan menjelaskan pengetahuan
dengan lebih jelas atas sumber-sumber yang ada.
5. Melakukan pengaturan tentang pembagian sumber-sumber pendapatan daerah.
6. Perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah yang merupakan sistem
pembiayaan penyelenggara mencakup pembagian keuangan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah.

Ada beberapa teori yang berkembang atau faktor dianggap bisa bisa menjadi penentu
keberhasilan program otonomi daerah. Faktor ini muncul di jurnal Alternativa edisi
Desember 2009 tentang Neoliberalisme. Adapun faktornya sebagai berikut:

a) Kebutuhan Modal
Dalam beberapa sumber, sumber tentang pendanaan juga penting didalamnya.
Permodalan merupakan pinjaman usaha atau sebuah bentuk dukungan dari investor.
b) Kebutuhan Teknologi
Penguasaan keterampilan pada peningkatan produksi juga dibutuhkan tekhnologi yang
canggih. Tekhnologi merupakan sebuah tenaga tambahan unntuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan mengeluarkan dana yang seminimal mungkin.
c) Kebutuhan tenaga kerja
Selain tekhnologi yang canggih, mesin terbest tidak akan bisa berjalan jika tidak ada
tenaga manusia yang membantu dibelakangnya. Jadi tenaga kerja dengan SDM juga
akan mempengaruhi keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.
d) Akses Informasi Dan Sistem Jaringan.
Sebuah akses informasi dan jaringan juga sangat mendukung fungsi kerja dari semua
sektor. Dengan adanya informasi dan jaringan, akan memudahkan untuk melakukan
kebutuhan pemerintah.

2. Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia!
Jawaban
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia! Pemerintah daerah harus memiliki sumber daya manusia dan
sumber daya aparatur yang handal (berkualitas). Tanpa adanya sumber daya aparatur yang
berkualitas tersebut, maka akan sangat sulit bagi pemerintah daerah untuk dapat mengelola
berbagai urusan pemerintahan dengan baik. Justru sebaliknya jika tidak memiliki kualitas
sumber daya yang baik, besarnya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dapat
menjadi boomerang yang dapat menghancurkan kewibawaan pemerintah daerah itu sendiri.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peran sumber daya aparatur bagi pemerintah daerah
menjadi hal yang sangat vital. Pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang lebih
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya aparaturnya. Sudah banyak cara, teori dan
metode yang dikemukakan oleh berbagai pakar sumber daya aparatur tentang bagaimana
upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya
aparatur tersebut. Beberapa permasalahan utama yang banyak dihadapi daerah dalam
melaksanakan otonomi daerah ini diantaranya adalah:
 Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya manusia yang tinggi,
sehingga masih memerlukan bantuan dari pusat atau daerah lain.
 Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya alam yang memadai,
sehingga sulit untuk menggali dana dari potensi alam.
 Masih adanya daya tarik menarik antar pemerintah pusat dan daerah tentang kewenangan
masalah tertentu.
 Adanya kebiasaan sentralisasi atau terpusat, sehingga kreativitas daerah sulit
berkembang.
 Konsistensi pemerintah dalam bidang hukum atau pembuatan peraturan dan sulitnya
melakukan harmonisasi antara UU Pemerintahan Daerah dengan UU terkait.
 Persepsi sepihak daerah mengenai kewenangannya yang acap kali lebih mementingkan
daerah sendiri tanpa mempertimbangkan secara sungguh-sungguh manfaatnya dalam
konteks lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa kendala tidak hanya berasal dari pelaku
di pusat, tapi juga pelaku di daerah, yang acapkali menonjolkan ego sehingga
menghambat daerah untuk berkembang dan menyempitkan makna kerjasama
antardaerah.
 Menyangkut kerumitan pengelolaan hubungan kewenangan daerah dan antar daerah, dan
keempat, adanya kolaborasi elite dan pengusaha dalam mengeksploitasi daerah guna
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kemaslahatan umum dan
kesehatan lingkungan.
 Politik lokal juga dinilai masih menganut oligarki kekuasaan sehingga menghambat
otonomi daerah, di mana selama empat tahun pertama pemberlakuan desentralisasi dan
otda 2001-2004, peran DPRD tidak digunakan untuk memonitor dan mengawal kinerja
Pemda, melainkan untuk melakukan daya tawar politik untuk kepentingan diri dan
partainya saja.
 Kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah dalam mendukung kinerja pemerintah
daerah masih kurang memadai.
 Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap hak dan kewajiban
politiknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Sebagian besar daerah otonom masih membiasakan diri tergantung kepada pusat terutama
masalah dana atau keuangan, sehingga sulit untuk mandiri.
 Timbulnya kesulitan dalam mengatur sumber daya alam yang dimiliki beberapa daerah
yang berbatasan. Aparatur pemerintah daerah perlu kreatif dalam mengelola sumber daya,
termasuk mendorong berkembangnya prakarsa masyarakat dalam pembangunan.
Aparatur pemerintah daerah harus memiliki mental yang baik demi menciptakan
pemerintahan daerah yang bersih dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
sehingga bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Disamping itu
"Pergeseran mental" aparat dari yang selama ini cenderung bersifat "Penguasa" (abdi
negara) menjadi "Pelayan" masyarakat (abdi masyarakat) perlu terus dikembangkan.
Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan pengawasan,
secara berkesinambungan, penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan
kualitas pelayanan publik serta peningkatan kualitas SDM yang diikuti oleh penyediaan
sarana dan prasarana untuk mendukung pemerintah umum dan pembangunan yang
memadai.

Adapun juga factor penghambat pelaksanaan otonomi daerah di indonesia yaitu sbb:
a. SDM indonesia masih dibawah rata-rata.
b. Penjabat didaerah merasa tidak lagi bertanggung jawab kepada penjabat tingkat pusat.
c. Pemerintah pusat tidak mau mengurusi kegiatan penjabat pemerintah daerah.
d. Para penjabat tingkat pusat merasa kekuasaannya berkurang sehingga kurang
semangat dalam bekerja.
e. Kurangnya dana untuk membantu pemerintah daerah.

3. Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan
UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun
amsih banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi
implementasi kebijakan otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah
semakin luasnya kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan
kepala daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari
masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan penagwasan terhadap jalannya
pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi dengan
hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak kasus korupsi
yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk
membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai
masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

Jawaban
Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan UU
No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun amsih
banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi
kebijakan otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya
kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala daerah selaku
eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta partisipasi dari masyarakan dalam hal
pengambilan keputusan dan penagwasan terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah.
Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-
raja kecil di daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga
menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan
pembangunan menjadi terhambat. Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi
nyata kita sebagai masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!
Dalam penyelenggaraan otonomi daerah tidak dapat menganggap bahwa masyarakat itu
hanyalah semata-mata sebagai "konsumen" pelayanan publik, tapi dituntut adanya
kemampuan untuk memperlakukan masyarakat sebagai "citizen" termasuk bagaimana
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Untuk itu semua aparatur sipil negara di
daerah harus memberikan kualitas pelayanan publik yang lebih balk sebagai wujud
pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian
pemerintah daerah harus dapat beradaptasi dengan kepentingan masyarakat, dimana
masyarakat semakin menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam
mendapatkan pelayanan. Perkembangan pelaksanaan otonomi daerah yang cukup signifikan
telah kita rasakan, namun masih perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan. Upaya
penataan penyelenggaraan otonomi daerah secara komprehensif perlu terus kita lakukan,
salah satunya dengan memberikan arahan dan pedoman bagi daerah. Selanjutnya untuk
mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah serta menciptakan pemerintahan yang bersih,
bertanggung jawab, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secra efektif dan efisien
sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintah yang baik masyarakat dapat memberikan
tanggapan kepada kepala daerah sebagai bahan masukan perbaikan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Tanggapan ini akan menjadi dasar pemerintah untuk menentukan
kebijakan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah sesuai
dengan kondisi dan potensi masing-masing daerah. Masyarakat menjadi salah satu faktor
penting bagi setiap kebijakan yang diberlakukan, karena masyarakat sesungguhnya adalah
pelaku utama, yang langsung. "bersentuhan" atau berkepentingan dengan kebijakan tersebut.
Oleh karenanya. keterlibatan masyarakat menjadi suatu keniscayaan. Secara umum,
keterlibatan masyarakat dalam proses implementasi Otonomi Daerah belum terlihat jelas.
Ada beberapa hal yang dapat masyarakat lakukan untuk menanggulangi hambatan otonomi
daerah, antara lain:

 Mengisi kegiatan-kegiatan dalam peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan


daerah yang berorientasi pada pelayanan masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan
rakyat dan peningkatan sumber daya manusia melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif.
 Mendorong munculnya kemandirian yang digerakkan oleh kreativitas dan inovasi daerah
dalam mengoptimalkan berbagai potensi sumberdaya yang ada, ba ik sumberdaya
manusia maupun sumberdaya alam yang secara signifikan akan mendukung dan
memperkokoh pembangunan nasional dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia.
 Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan melalui keserasian hubungan
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, keserasian hubungan pemerintah daerah
dengan DPRD dan masyarakat, sehingga tercipta tata kelola hubungan pemerintahan
yang sinergis.
 Menunjukkan adanya kesadaran bermasyarakat dan bernegara yang tinggi dengan tidak
menyerahkan penentuan nasibnya kepada orang lain, seperti kepada pemimpin dan tokoh
masyarakat yang ada, baik yang sifatnya formal maupun informal.
 Keberhasilan peran sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas informasi yang
diperoleh, memanfaatkan informasi itu sebagai dasar bagi penguatan posisi daya tawar,
dan menjadikannya sebagai pedoman dan arah bagi penentuan peran strategis dalam
proses pembangunan.
4. Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang
penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat
diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan
pemerintah terhadap kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan
mudah menetukan apakah akan memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah
sebaliknya.

Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance!

Jawaban

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang
penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat
diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah
terhadap kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan
apakah akan memerikan dukungan kepada pemerintah atau malah sebaliknya. Dari uaraian
di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan praktek good
governance! Istilah good and clean governance di dalam bahasa Indonesia biasa dikenal
dengan istilah tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, istilah ini adalah istilah yang
relatif baru di dalam manajemen pemerintahan di Indonesia sebagai implikasi dari berbagai
macam treatment yang dilakukan oleh para lembaga pemberi bantuan kepada pemerintah
Indonesia. Indonesia sebagai negara penerima bantuan harus berupaya untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik, sebagai konsekuensi dari bantuan yang telah
diterimanya. Dalam mewujudkan good and clean governance, peran mahasiswa sangat
diperlukan karena mahasiswa merupakan bagian dari kelompok bermasyarakat/sosial yang
secara khusus mendapat kesempatan mengikuti proses pendidikan formal di bangku kuliah
perguruan tinggi. Potensi bekal pengetahuan yang diterima lewat bangku kuliah atau
pendidikan tinggi membuat mahasiswa kerap dianggap sebagai salah satu segmen/bagian
penting dalam kelompok sosial masyarakat. Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan
yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnya bila mahasiswa hanya mementingkan
kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya.
Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti
memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu ada beberapa peran dan fungsi,
mahasiswa dalam konteks mewujudkan good and clean governance, antara lain: 
Membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Karena tak
jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari
masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan
tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti oleh masyarakat.
 Meng-katalisasi perubahan sistem. Hal ini dilakukan dengan mengangkat sejumlah
masalah yang penting dalam masyarakat, membentuk sebuah kesadaran bersama,
melakukan advokasi dari perubahan kebijaksanaan pemerintah, mengembangkan
kemauan politik rakyat, dan melakukan eksperimen yang mendorong inisiatif
masyarakat.
 Aktif dalam mengambil sebuah keputusan serta berperan untuk membantu masyarakat
lainnya yang kurang memahami tentang politik dan strategi nasional.
 Lebih berinisiatif dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan dan kesejahteraan
bangsa dan negara. Karena dengan memiliki intelektual lebih tinggi, mahasiswa mampu
berpikir yang memiliki pemikiran, dan ide-ide yang kreatif.

Anda mungkin juga menyukai