Anda di halaman 1dari 13

HUMANIKA Vol. 23 No.

1 (2016) ISSN 1412-9418


Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

CIVIC CULTURE DALAM NILAI-NILAI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL


MASYARAKAT BALI AGA DESA TRUNYAN

Oleh :
I Wayan Trisna Mahardika, dan Cecep Darmawan
E-Mail : wayantrisna69@gmail.com
Program Magister Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudi No. 229, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRACT

This research aims to see the civic culture on the culture and local wisdom of Bali Aga people
in Trunyan, as well as to find how to preserve that. The method which used is qualitative with
ethnography approach. The result shows that there is civic culture in the culture and local
wisdom of Bali Aga people. That is found on culture of Ngayah, Paruman, Mepasah, and
Barong Brutuk also in the value of local wisdom called Menyama Braya. The result also
shows the preservation is run naturally along with belief in their ancestors and the bond
between people and tradition.

Keywords : Civic Culture, Culture, Local Wisdom, Bali Aga.


Budaya atau kearifan lokal merupakan
cerimnan dari kepribadian bangsa yang
I. PENDAHULUAN memang patut dilestarikan guna menangkal
1.1. Latar Belakang pengaruhpengaruh negatif dari luar.
Pengembangan dan pelestarian
Trunyan sebagai desa Bali Aga,
nilainilai budaya serta kearifan lokal, dapat
memiliki berbagai budaya dan kearifan
mengarah pada salah satu bidang ilmu yang
lokal yang unik, inilah yang membuat
mengkaji kearifan lokal atau budaya daerah
perbedaaan desa Bali Aga khususnya desa
yang terdapat didalam warganegara, yaitu
Trunyan dengan desa-desa lain yang ada di
civic culture atau budaya kewarganegaraan.
Bali. Dalam hubungannya dengan menjaga,
Menurut Winataputra (2012:57) civic
memajukan, dan melestarikan kebudayaan
culture merupakan “budaya yang
daerah, telah diatur dalam Undang-Undang
menopang kewarganegaraan yang berisikan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan
1945 pada pasal 32 ayat 1 dan 2 yaitu: 1)
secara efektif dalam representasi
Negara memajukan kebudayaan nasional
kebudayaan untuk tujuan pembentukan
Indonesia ditengah peradaban dunia dengan
identitas warganegara”. Kearifan lokal
menjamin kebebasan masyarakat dalam
yang tumbuh dan berkembang dalam
memelihara dan mengembangkan
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan
budayanya. 2) Negara menghormati dan
merupakan bagian dari jati diri bangsa,
memelihara bahasa daerah sebagai
karakter dan budaya nasional.
kekayaan budaya nasional. Jelaslah bahwa
Sebagai bagian dari masyarakat
negara Indonesia menjamin dan
Indonesia khususnya Bali,
mendukung keberadaan budaya daerah peneliti merasakan kerisauan yang amat
yang menjadi bagian dari budaya nasional.

20
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

mendalam kemana arah yang akan dituju untuk menggali budaya kewarganegaraan
oleh perubahan sosial budaya masyarakat yang ada dalam budaya dan kearifan lokal
Indonesia, khususnya masyarakat Bali Aga masyarakat Bali Aga di desa Trunyan,
di desa Trunyan. Hal ini mengingat pola dengan harapan nantinya dapat dijadikan
kehidupan masyarakat di Bali pada umunya acuan atau tambahan pengetahuan untuk
yang telah beralih pada perilaku hedonis memahami pentingnya nilai-nilai budaya
dan liberal. Pergaulan generasi muda yang dan kearifan lokal dalam mewujudkan
kian memperihatinkan menjadi salah satu karakter bangsa yang baik.
kekhawatiran yang ditakutkan dapat
mengubah atau menggerus nilai-nilai 1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan
kebaikan yang telah tumbuh dan Penelitian
berkembang dalam masyarakat Trunyan. Berdasarkan penjabaran latar
Derasnya arus globalisasi yang belakang penelitian di atas, maka fokus
diperparah dengan pariwisata yang tidak yang menjadi rumusan masalah secara
terkendali adalah masalah utama yang umum yaitu : “Bagaimana Civic Culture
pelan namun pasti dapat mendegradasi yang Terkandung dalam Nilai-Nilai
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat
ada pada masyarakat Bali Aga di desa Bali Aga Desa Trunyan?”. Agar penelitian
Trunyan. Desa Trunyan yang sudah ini lebih terfokus pada pokok permaslahan,
menjadi bagian dari eksploitasi pariwisata maka masalah umum tersebut dijabarkan
di Bali, mestinya mendapat perhatian dalam sub-sub masalah yang sekaligus
khusus baik dari pemerintah, ahli, maupun menjadi pertanyaan penelitian yaitu sebagi
masyarakat. Karena sebagai desa dengan berikut :
warisan sejarah dan budaya yang 1. Bagaimana deskripsi kebudayaan dan
merupakan warisan leluhur, sudah menjadi kearifan lokal masyarakat Bali Aga
kewajiban bersama dalam menjaganya. Desa Trunyan?
Yang peneliti takutkan adalah tidak 2. Bagaimana civic culture yang
disadarinya dampak negatif dari pertemuan terkandung dalam nilai-nilai budaya
budaya yang dibawa wisatawan dan kearifan lokal masyarakat Bali
mancanegara. Tanpa kemampuan untuk Aga desa Trunyan?
memilah mana yang baik dan buruk, tentu 3. Bagaimana kendala dan upaya dalam
akan dapat menggerus budaya lokal itu melestarikan nilai-nilai kearifan lokal
sendiri. masyarakat Bali Aga desa Trunyan?
Masih rendahnya pemahaman, Berdasarkan rumusan masalah
komitmen, dan kesadaran tentang tersebut, maka tujuan umum dari penelitian
pentingnya pelestarian kearifan lokal pada ini adalah untuk mengidentifikasi : “Civic
masyarakat Bali Aga desa Trunyan juga Culture dalam Nilai-Nilai Budaya dan
dapat membawa budaya dan kearifan lokal Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga di
pada kepunahan. Hal ini tidak hanya Desa Trunyan”. Berdasarkan rumusan
berlaku bagi masyarakat setempat, tapi juga masalah juga penelitian ini diarahkan untuk
bagi pemerintah dan masyarakat Bali pada mencapai beberapa tujuan khusus sebagai
umunya. Kesadaran akan pentingnya nilai- berikut :
nilai kearifan lokal maupun budaya sebagai 1. Mendeskripsikan kebudayaan dan
kekayaan budaya Nasional mestinya dapat kearifan lokal masyarakat Bali Aga
memberikan manfaat baik bagi keberadaan Desa Trunyan
kearifan lokal atau budaya yang 2. Mengidentifikasi civic culture yang
dimaksudkan. Penelitian ini bermaksud terkandung dalam nilai-nilai budaya
21
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

dan kearifan lokal masyarakat Bali mendapatkan kebenaran ilmiah yang


Aga desa Trunyan, alamiah. Sebagaimana dijelaskan oleh
serta Muchtar,S.A. (2015:5) bahwa kebenaran
3. Mengidentifikasi kendala dan upaya ilmiah yang alamiah diperoleh melalui
dalam melestarikan nilainilai kegiatan penelitian yang menggunakan
kearifan lokal masyarakat Bali Aga prosedur penelitian kualitatif melalui
desa Trunyan. penafsiran mendalam terhadap fenomena
alamiah.
1.3. Metode Penelitian Sedangkan etnografi dapat membahas
tentang suku bangsa atau suatu masyarakat,
Peneliti menggunakan pendekatan
yaitu mengenai kebudayaan lokal suku atau
kualitatif dengan etografi sebagai metode
masyarakat tersebut. Etnografi akan
penelitian. Hal ini disebabkan karena
menggali lebih jauh makna dari setiap
kualitatif dapat menggali lebih dalam
budaya dan kearifan lokal yang ada di desa
mengenai permasalahan manusia sebagai
Trunyan. Etnografi juga dapat
instrumen penelitian. Metode wawancara,
mendeskripsikan secara detail teori-teori
observasi dan dokumentasi, juga teknik
penduduk asli yang telah diuji dalam situasi
teknik analisisnya, merupakan ekstensi dari
kehidupan aktual selama beberapa generasi.
prilaku manusia, seperti mendengarkan ,
Spradley (2006:18) menjelaskan bahwa
melihat, bicara, berinteraksi dan bertanya.
etnografi dapat menunjukkan berbagai
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
peristiwa budaya dan bagaimana orang
berguna untuk memperoleh penemuan
dengan perspektif berbeda berinteraksi.
penemuan yang tidak terduga sebelumnya
Maka akan sangat tepat jika penelitian ini
dan membangun kerangka teoritis baru.
diarahkan dengan metode etnografi
Dengan demikian, pendekatan kualitatif
mengingat fokus kajian dari penelitian ini
merupakan pendekatan naturalistik karena
adalah budaya dan kearifan lokal di desa
situasi di lapangan yang apa adanya dan
Trunyan sebagai salah satu desa Bali Aga.
tidak dimanipulasi. Sugiyono (2009:15)
Penelitian ini diarahkan untuk
menjelaslkan bahwa Metode penelitian
menggali atau mendeskripsikan kearifan
kualitatif adalah metode yang berlandaskan
lokal yang ada di Desa Trunyan, jadi
pada filsafat postpositivisme, digunakan
metode yang paling cocok adalah metode
untuk meneliti pada kondisi obyek yang
penelitian etnografi. Creswell (2010:294)
alamiah, (sebagai lawan eksperimen)
menjelaskan tujuan penelitian etnografi
dimana penelitian adalah sebagai instrumen
adalah memperoleh gambaran umum
kunci, pengembalian sampel sumber data
mengenai subjek penelitian. Penelitian ini
dilakukan secara purposive dan snowball.
menekankan aspek pemotretan pengalaman
Dalam penelitian ini, peneliti
individu-individu sehari-hari dengan cara
berharap dapat memperoleh informasi dan
mengobservasi dan mewawancarai mereka.
data yang akurat dalam proses penelitian.
Penelitian ini melibatkan wawancara
Alasan lain mengapa peneliti memilih
mendalam dan observasi secara terus
pendekatan kualitatif adalah karena data
menerus pada partisipan dalam situasi
yang akan diperoleh dari proses penelitian
tertentu.
ini nantinya lebih banyak menyangkut
Demikian juga halnya dengan
perbuatan dan ungkapan kata-kata dari
Muchtar, S.A. (2015:102) yang
responden yang sebisa mungkin bersifat
menjelaskan bawha inti etnografi ialah
alamiah tanpa adanya rekayasa atau
mencoba memahami makna perbuatan dan
manilpulasi serta pengaruh dari luar guna
kejadian bagi orang yang bersangkutan
22
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

menurut kebudayaan dan pandangan 1.4. Kerangka teori


mereka. Kebudayaan antara lain kelakuan,
Civic culture sangat erat kaitannya
artifak atau benda-benda yang dibuat,
dengan identitas bangsa. Identitas bangsa
hanya berupa semacam permukaan telaga
dalam hal ini dimaksudkan sebagai
yang dalam dan mengandung aspek dan
identitas yang terkait budaya, kearifan
pengetahuan kultural yang luas. Ditegaskan
lokal, serta adat istiadat yang ada di tiaptiap
lagi bahwa pengetahuan ini, yang biasanya
daerah di Indonesia. Pengetahuan tentang
tersembunyi bagi orang luar, sangat
civic culture akan sangat berguna ditengah
fundamental untuk menginterpretasikan
heterogenitas masyarakat Indonisa sebagai
kelakuan dari seseorang.
pedoman kehidupan bersama. Menurut
Dari pemaparan diatas, dapat
Winataputra (2012:57) civic culture
disimpulkan bahwa dalam penelitian
merupakan “budaya yang menopang
etnografi, peneliti berusaha untuk
kewarganegaraan yang berisikan
mempelajari suatu kelompok budaya
seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan
selama periode waktu tertentu dengan
secara efektif dalam representasi
mengumpulkan data melalui observasi.
kebudayaan untuk tujuan pembentukan
Proses penelitian bisa fleksibel dan
identitas warganegara”.
berkembang secara kontekstual sesuai
Aspek sosial-kultural dalam bangsa
dengan realita yang ditemui di lapangan.
ini telah mewujudkan integritas bangsa
Etnografi adalah uraian dan penafsiran
yang beragam dan bermacam-macam,
suatu budaya atau sistem kelompok sosial.
diantaranya terdiri dari budaya-budaya dan
peneliti menguji kelompok tersebut dan
etnisitas nasional. Dengan demikian hal itu
mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan
dapat berubah menjadi budaya yang dapat
cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses
merekatkan perbedaan sebagai salah satu
dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai
alternatif untuk membangun aspek
proses, etnografi melibatkan pengamatan
pendidikan, perekonomian, dan
yang cukup panjang terhadap suatu
kesejahteraan masyarakat, untuk
kelompok, dimana dalam pengamatan
mewujudkan persatuan bangsa Indonesia.
tersebut peneliti terlibat dalam keseharian
Aspek sosial-kultural yang beranekaragam
hidup responden atau melalui wawancara
itu perlu didasari dan diwarnai dengan
satu persatu dengan anggota kelompok
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
negara Indonesia yakni Pancasila, agar
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan
dapat diupayakan menjadi budaya nasional.
interaksi dalam kelompok. Penelitian
Konsep inilah yang lebih dikenal sebagai
etnografi dalam hal ini berfungsi untuk
budaya kewarganegaraan atau civic culture.
mengkonsepsi nilai-nilai budaya dan
Winataputra dan Budimansyah (2012:233)
kearifan lokal masyarakat Bali Aga di desa
mengemukakan bahwa Civic Culture .. a
Trunyan sebagai pusat pembudayaan,
set of ideas that can be embodied
mengkaji dan menyajikan pengalaman
effectively in cultural representation for the
terbaik tentang interaksi, relasi dan situasi
perpose of shaping civic identities atau
sosial budaya, praktek sosial budaya,
seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan
organisasi adat, serta nilai-nilai di
secara efektif dalam representasi
masyarakat yang menjadi bagian dari civic
kebudayaan untuk membentuk identitas
culture yang terdapat dalam kehidupan
warga negara.
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan.
Civic culture berada dalam domain
sosial kultural yang berorientasi pada

23
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

pembentukan kualitas personal-individual berbangsa, dan bernegara. Sebaliknya, sifat


warga negara. Civic culture bersifat dan perilaku warga negara yang buruk dan
psikososial yang perangkat gagasan atau set tidak bertanggung jawab dapat
of ideas. Civic culture berkenaan dengan menimbulkan kerugian bagi kehidupan
proses adaptasi psikososial individu dari bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
kaitan budaya komuniter (keluarga, suku, Beberapa manfaat dari sifat dan perilaku
masyarakat lokal) dalam sebuah ikatan warga negara yang baik dan bertanggung
kewarganegaraan. Maka dari itu, adalah jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
sebuah anugerah jika sebuah bangsa berbangsa, dan bernegara diantaranya
memiliki kekayaan budaya yang beragam (Effendi dan Sapriya, 2004:76):
adanya seperti Indonesia. Suku bangsa a. Menciptakan keamanan dan
yang memiliki karakteristiknya masing- kedamaian hidup.
masing akan memiliki karakternya sendiri b. Memperlancar proses
yang dibingkai dalam harmoni pembangunan nasional.
kebhinekaan. Civic culture dalam konteks c. Memupuk rasa persatuan dan
bangsa Indonesia, menggambarkan kesatuan bangsa.
karakter warga negara Indonesia seperti d. Menciptakan ketertiban hidup
layaknya yang tertuang dalam nilai-nilai dalam masyarakat.
Pancasila. e. Menciptakan ketenangan dan
Secara umum Effendi dan Sapriya kebahagiaan hidup dalam
(2004:76) menegaskan sifat dan perilaku bermasyarakat.
warga negara yang baik dan bertanggung Dengan mengacu pada penjelasan di
jawab ditandai oleh beberapa ciri, yakni: atas, dapat disimpulkan bahwa yang
a. Menyadari akan kedudukannya menjadi ciri atau karakteristik budaya
sebagai warga negara. kewarganegaraan (civic culture) dalam
b. Memahami aturan atau hukum konteks bangsa Indonesia yaitu: nilai-nilai
yang berlaku terhadap dirinya di dalam warga negara, sikap dan perilaku
setiap lingkungan kehidupan. warga negara yang mencerminkan
c. Memahami dan menyadari Pancasila, civic virtue atau akhal
kewajiban dan hak-haknya sebagai kewarganegaraan, adanya budaya yang
warga negara. menopang kewarganegaraan (berisikan
d. Melaksanakan kewajibannya seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan
sebagai warga negara dengan secara efektif dalam representasi
penuh keikhlasan dan rasa kewarganegaraan untuk tujuan
tanggung jawab. pembentukan identias warga negara), serta
e. Menghindari sikap dan perilaku berkenaan dengan proses adaptasi
yang menimbulkan konflik antar psikososial individu dari budaya komuniter.
sesama. Keberadaan identitas suatu bangsa
f. Menumbuhkan sikap mau tidak terlepas dari kebudayaan daerahnya
bekerjasama dengan sesama warga masing-masing. Dimana budaya
negara untuk membangun merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan berbangsa dan identitas suatu bangsa. Identitas bangsa
bernegara. Indonesia yang merupakan salah satu
negara kepulauan tentu mengakui
Sifat dan perilaku warga negara yang perbedaan tiap daerah yang berupa budaya,
baik dan bertanggung jawab memberikan bahasa, adat, kesenian dan lain sebagainya
manfaat bagi kehidupan bermasyarakat, sebagai unsur pembentuk identitas
24
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

nasional. Kebudayaan yang berasal dari Kearifan lokal terbentuk sebagai


setiap daerah secara utuh menjadi bagian keunggulan budaya masyarakat setempat
dari budaya nasional yang turut membentuk maupun kondisi geografis dalam arti luas.
kepribadian warga negara. Dalam hal ini Kearifan lokal merupakan produk budaya
fungsi kebudayaan adalah sebagai masa lalu yang patut secara terus-menerus
pembentuk karakter masyarakat. Dengan dijadikan pegangan hidup. Meskipun
banyaknya daerah yang ada di Indonesia, bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung
tentu menjadikan negara ini sangat kaya di dalamnya dianggap sangat universal
akan budaya dan masyarakat daaerahnya (Gobyah, dalam Sartini, 2004:112).
yang dirangkul menjadi satu dalam bingkai Kearifan lokal diartikan sebagai salah satu
Bhineka Tunggal Ika. Suku bangsa seperti unsur kebudayaan yang unggul dalam suatu
yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat masyarakat dan menjadi ciri serta
(2009:215) merupakan “…suatu golongan digunakan sebagai pegangan hidup.
manusia yang terikat oleh kesadaran dan Jelaslah bahwa kearifan lokal dalam
identitas akan kesatuan kebudayaan”. Hal praktiknya akan mewujudkan sebuah
ini berarti masyarakat yang digolongkan karakter dari masyarakat dan berujung pada
dalam kesatuan atau suatu suku bangsa nilai-nilai karakter bangsa. Karena
tertu, memiliki kesamaan atau kesatuan bagaimanpun, jika ditelaah lebih jauh maka
dalam hal budya. Suku bangsa sangat nilai-nilai yang terkandung didalamnya
terikat oleh kesamaan budaya, bahasa, dan juga memiliki makna yang lebih luas dan
adat istiadat yang merupakan bagian dari universal. Contohnya saja kearifan lokal
masyarakat itu sendiri. Tri Hita Karana yang ada dan menjadi
Kearifan lokal adalah sistem nilainilai panutan hidup bagi masyarakat Bali.
yang berisikan pengetahuan, gagasan, Didalamnya terakandung nilai-nilai
kepercayaan yang menjadi nilai utama kebaikan yang memberikan nasihat untuk
dalam suatu masyarakat tertentu. Kearifan selalu menjaga hubungan yang baik antara
lokal dikenal jiga dengan istilah local manusia dengan sesamanya, manusia
wisdom yang jika merujuk pada pada dengan Tuhan, serta manusia dengan alam
pengertian kearifan lokal secara etimologi atau lingkungannya.
terdiri dari dua kata, dimana kearifan Kedudukan kearifan lokal penting
berarti kebijaksanaan (wisdom) dan lokal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
(local) memiliki arti setempat. Dengan dan bernegara. Hal ini karena kearifan lokal
demikian dapat dipahami bahwa kearifan merupakan kekuatan yang mampu bertahan
lokal merupakan suatu usaha manusia terhadap unsur-unsur yang datang dari luar
dengan menggunakan akal budinya dan mampu berkembang pada masa-masa
(kognisi) untuk bertindak dan bersikap mendatang. Hilang atau musnahnya
terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa kearifan lokal di masyarakat berarti pula
yang terjadi dalam ruang tertentu (Nuraeni memudarnya kepribadian masyarakat. Jika
& Alfan, 2013:68). Dalam disiplin ilmu kearifan lokal mampu bertahan dan
antropologi, kearifan lokal dikenal dengan berkembang, hal itu juga menunjukkan
istilah local genius, yakni keseluruhan kuatnya kepribadian masyarakat tersebut.
karakteristik budaya masyarakat dalam Hal demikian menjadi penting untuk
gagasan-gagasan, nilai-nilai, mempertahankan dan mengembangkan
pandanganpandangan setempat yang learifan lokal pada seluruh aspek kehidupan
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai masyarakat yang mencakup gaya hidup,
baik, yang tertanam dan diikuti oleh pola dan sikap, persepsi masyarakat, serta
anggota masyarakatnya. orientasi nilai masyarakat.
25
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

Kearifan lokal dapat disimpulkan kewarganegaraan atau civic culture.


sebagai kepribadian, identitas kultural Budaya yang dimaksud yaitu mepasah,
masyarakat yang berupa nilai, norma, etika, paruman, ngayah, dan barong brutuk.
kepercayaan, adat-istiadat dan aturan Sedangkan kearifan lokal masyarakat Bali
khusus yang telah teruji kemampuannya Aga di desa Trunyan adalah konsep
sehingga dapat bertahan secara menyama braya.
terusmenerus. Kearifan lokal pada Mepasah merupakan upacara
prinsipnya benilai baik dan merupakan kematian yang amat unik. Upacara
keunggulan budaya masyarakat setempat kematian di Desa Trunyan sedikit berbeda
dan berkaitan dengan kondisi geografis dengan daerah-daerah pada umumnya yang
secara luas. Oleh karena hakikat kearifan terdapat di Bali. Mayat diletakkan diatas
lokal yang demikian maka ia akan tanah yang arealnya sudah dibatasi dan di
merefleksikan kondisi budaya Nusantara areal tersebut terdapat sebuah pohon taru
yang Bhineka Tunggal Ika. Kearifan lokal menyan yang seakan-akan menyegel aroma
berisikan pengetahuan dimana mayat agar tidak tercium. Berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan tersebut muncul wawancara, observasi dan dokumentasi
dari proses belajar, adaptasi, pengalaman yang telah dilakukan peneliti, upacara ini
bahkan beberapa diantanya berasal dari dipercaya memiliki makna yang sama
cerita-cerita, legenda, nyanyian-nyanyian, dengan upacara ngaben pada umumnya di
ritual-rritual, maupun norma-norma atau Bali. Tujuannya adalah untuk
hukum adat setempat yang berisikan mengembalikan atman (roh) pada sang
nilainilai kearifan dan menjadi simbol atau pencipta dan dihormati sebagai leluhur.
ciri khas sebuah budaya atau masyarakat Mepasah melalui beberapa tahapan yang
setempat. Kemudian pada akhirnya melibatkan sesajen dan seluruh masyarakat
nilainilai yang dipegang masyarakat desa Trunyan terutama yang laki-laki
sebagai suatu kebaikan ini, dijadikan dalam proses kegiatannya.
sebagai acuan untuk menjalani Paruman adalah sebuah kegiatan
kehidupannya dalam berbagai aspek. musyawarah secara adat yang dilakukan
Dengan kata lain, kearifan lokal adalah roh oleh masyarakat Trunyan. Paruman
yang menjiwai budaya masyarakat tertentu. merupakan bentuk musyawarah yang
Seperti yang dijelaskan pula oleh Gobyah sangat demokratis, karena setiap warga di
(Sartini, 2004:57) bahwa kearifan lokal desa Trunyan memiliki hak suara yang
(local wisdom) adalah “kebenaran yang sama sehingga keputusan yang di ambil
telah mentradisi atau ajeg dalam suatu dapat memuaskan diri setiap orang untuk
daerah. Kearifan lokal adalah perpaduan mencapai kebahagiaan dan kesentosaan
antara nilai-nilai budaya dengan nilai-nilai bagi seluruh masyarakat. Paruman di desa
kepercayaan”. trunyan diadakan rutin setiap 15 hari sekali,
tepatnya pada bulan purnama dan saat
II. HASIL DAN PEMBAHASAN bulan mati (tilem) sesuai perhitungan
2.1. Deskripsi Budaya dan Kearifan kalender bali. Selain melakukan
lokal Masyarakat Bali Aga desa musyawarah, paruman juga dilakukan
Trunyan serta Civic Culture yang untuk pemberian sanksi pada pelanggaran
Terkandung di Dalamnya. aturan atau hukum adat setempat, baik itu
Hasil penelitian menunjukkan berupa pedosaan (denda) maupun sanksi
beberapa budaya dan kearifan lokal yang sosial yang lain dimana sanksi yang paling
dimiliki masyarakat Bali Aga di desa keras adalah dikeluarkan dari desa.
Trunyan serta hubungannya dengan budaya Paruman inilah yang dijadikan media
26
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

untuk melakukan diskusi mengenai Pancering Jagat dengan istrinya Ratu Ayu
masalah tersebut, termasuk juga membahas Dalem Pingit Dasar. Terdapat nilai-nilai
hal-hal seperti gotong-royong, bersihbersih yang menjadi bagian bangsa Indonesia
desa, piodalan (upacara), dan lain meliputi nilai ke-Tuhanan, kepercayaan,
sebagainya. Oleh karena dilakukan secara tanggung jawab, gotong royong, serta
rutin, maka paruman juga dijadikan sebagai kebersamaan yang terjalin antar penduduk
ajang silaturahmi bagi masyarakat desa desa Trunyan. Dalam budaya Barong
Trunyan. Brutuk, masyarakat desa Trunyan saling
Ngayah adalah bentuk kegiatan sosial bahu membahu dalam menjalankannya.
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan yang Diperlukan kesabaran dan tanggungjawab
dilakukan secara bersamasama dan yang amat tinggi utamanya bagi taruna atau
sukarela tanpa mengharapkan imbalan atau pemuda yang terpilih untuk memerankan
bayaran. Terdapat sejumlah kewajiban Barong Brutuk.
yang harus dipenuhi atau dijalani oleh Menyama braya memiliki makna
masyarakat sebagai salah satu wujud plural, yakni menghargai perbedaan dan
tanggung jawab sosial. menempatkan orang lain sebagai keluarga.
Kewajibankewajiban ini dapat dibedakan Menyama braya bagi masyarakat Trunyan
menjadi tiga, yaitu kewajiban religius selain sebagai kearifan lokal yang menjadi
terutama Pura tempat persembahyangan landasan moral dalam membangun relasi
(pengayah pura), kewajiban yang berkaitan sosial, juga merupakan kekayaan utama
dengan kegiatan sosiokultural banjar adat dalam hidup dan sebagai jalan untuk
(pengayah banjar adat) dan kewajiban menggapai kedamaian dan keharmonisan.
berupa dedikasi dan loyalitas pada adat dan Dengan berpikir positif akan terwujud
desa. Bekerja menurut pandangan tindakan harmonis, apabila tiap jiwa
masyarakat Trunyan adalah bekerja yang mampu berpikir positif maka akan
sesuai dengan kewajibann dan dharma atau ditemukan kehidupan yang harmoni, sesuai
kebaikan, bekerja yang tidak hanya dengan aturan nilai-nilai etika dan moral.
berfokus pada hasil yang diharapkan. Hal ini tentu tidak akan berjalan dengan
Barong Brutuk adalah sebuah tarian baik tanpa adanya kesadaran yang luar
sakral yang masih ajeg hingga saat ini di biasa dari masyarkat itu sendiri. Dan jika
desa Trunyan. Tarian ini biasa ditarikan dihubungkan dengan civic culture atau
ketika hari odalan atau upacara di Pura budaya kewarganegaraan sudah barang
Ratu Pancering Jagat. Tarian ini ditarikan tentu masyarakat Bali Aga desa Trunyan
oleh penari pria yang diambil dari anggota telah menunjukkan sikap saling
pemuda atau biasa disebut sekaa teruna. menghormati, kekeluargaan, dan cinta
Sebelum diselenggarakannya tarian sakral damai.
itu, para taruna harus melewati proses Jika dikaitkan dengan nilai-nilai
sakral atau penyucian diri selama 42 hari. fundamental yang terkandung dalam dasar
Barong Brutuk, adalah tarian Barong yang negara, maka budaya dan kearifan lokal
sangat kuno dan hanya ada di Desa masyarakat Bali Aga desa Trunyan ,
Trunyan yang sejak ratusan tahun lalu mengandung nilai-nilai kepercayaan seperti
dihuni oleh warga Bali Aga. Tarian ini yang ada dalam Pancasila yaitu nilai-nilai
menggambarkan kehidupan para leluhur ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
masyarakat setempat. Barong Brutuk ini kerakyatan dan keadilan sosial. Sama
adalah unen-unen (anak buah) dari leluhur halnya dengan yang terjadi di desa
orang Trunyan, yakni Ratu Sakti Trunyan, masyarakat menerapkan
kebudayaannya dalam kehidupan seharihari
27
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

yang secara tidak langsung berarti telah mencerminkan nilai-nilai civic culture,
menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam serta memiliki keyakinan dan pemahaman
kehidupan sehari-sehari melalui yang baik mengenai budaya lokalnya dan
kebudayaan. mewujudkan warga negara yang cerdas dan
Hal ini sesuai dengan teori fungsional baik (smart and good citizen). Menjadikan
dari Mallinowski dalam (Koentjaraningrat, budaya lokal sebagai sarana pengembangan
2009, hlm:171) yang menjelaskan bahwa pedoman etik terutama bagi masyarakat
segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya Bali dan bangsa Indonesia pada umumnya
bermaksud memuaskan suatu rangkaian karena mengandung nilainilai Pancasila
dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang menjadi faktor penting dalam
yang berhubungan dengan seluruh pengembangan budaya kewarganegaraan
kehidupannya. Berdasarkan teori ini atau civic culture.
budaya masyarakat Bali Aga di desa
Trunyan melalui setiap budaya yang 2.2. Pelestarian Budaya dan Kearifan
meliputi Mepasah, Ngayah, Paruman dan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa
Barong Brutuk dapat berfungsi dalam Trunyan
kehidupan masyarakat yang menyangkut Memahami budaya dan menjadikan
tuntutan hidup bagi masyarakat Bali Aga di budaya sebagai warna
desa Trunyan. keseharian merupakan tanggung
Mangacu pada teori Winataputra jawab para pengusung budaya itu sendiri.
(2012:57) yang menjelaskan civic culture Seperti budaya Bali Aga yang terdapat di
sebagai “budaya yang menopang desa Trunyan, maka yang
kewarganegaraan yang berisikan bertanggungjawab melestarikannya adalah
seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan orang Bali Aga desa Trunyan sendiri.
secara efektif dalam representasi Pelaksanaan upacara-upacara adat
kebudayaan untuk tujuan pembentukan merupakan kewajiban bagi masyarakat
identitas warga negara”. Dalam konteks Trunyan yang secara tidak langsung
civic culture, kebudayaan masyarakat Bali mereka telah ikut andil dalam pelestarian
Aga di desa Trunyan memiliki nilai-nilai kebudayaannya sendiri. Sistem
yang ditandai dengan adanya sikap warga kepercayaan yang tertanam sejak dahulu
negara berupa : nilai religius atau menjadikan upacara-upacara tersebut
keTuhanan, tanggung jawab, saling sebagai sebuah kewajiban dan keharusan.
menghormati, persaudaraan, kepedulian Apabila tidak dilaksanakan maka
masyarakat meyakini hal tersebut dapat
sosial, musyawarah atau demokrasi, gotong
menimbulkan kageringan (malapetaka)
royong, partisipasi, solidaritas dan peduli
bagi yang tidak menjalankannya.
lingkungan. Senada dengan pendapat
Masyarakat desa Trunyan telah
Winataputra (2012:62) bahwa unsur dari
melakukan upayanya dalam proses
budaya kewarganegaraan (civic culture)
pelestarian kebudayaan dan kearifan lokal
adalah civic virtue atau kebajikan atau
yang mereka miliki. Pelestarian dilakukan
akhlak kewarganegaraan yang mencakup
dengan cara melakukan setiap
keterlibatan aktif warga negara, hubungan
upacaraupacara adat, pemebrian sanksi bagi
kesejajaran/egaliter, saling percaya dan
pelanggaran, penanaman sejak dini pada
toleran, kehidupan yang kooperatif, dan
generasi muda, truna truni atau muda mudi
semangat kemasyarakatan.
yang ikut secara langsung dalam kegiatan
Melalui budaya dan kearifan lokal,
adat, mewariskan kearifan lokal dan
masyarakat Bali Aga desa Trunyan dapat
budaya pada anak-anak, membentengi diri
menjadi warga negara yang lebih baik dan
28
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

dari wisatawan yang datang serta peran dihubungkan dengan kearifan lokal yang
pemerintah yang juga tidak kalah penting. ada di desa Trunyan maka akan sangat
Bantuan pemerintah dalam hal ini sangat penting adanya untuk menggali,
berguna bagi keberlangsungan budaya dan mewacanakan, serta menganalisis kearifan
kearifan lokal masyarakat Bali Aga di desa lokal masyarakat Bali Aga utamanya yang
Trunyan. Penyuluhan akan pentingnya menyangkut dharma, tat twam asi dan
kebudayaan dan kearifan lokal sebagai konsep menyama braya yang menjadi
identitas dan jati diri masyarakat desa bagian dari kearifan lokal masyarakat Bali
Trunyan akan berpengaruh pada upaya Aga di desa Trunyan.
mereka dalam pelestariannya. Masyarakat Pelestarian budaya dan kearifan lokal
trunyan sebenarnya sudah sangat dijiwai menuntut peran generasi muda yang aktif.
oleh kebudayaan dan kearifan lokal yang Akan tetapi yang peneliti dapatkan bahwa
mereka miliki. Hal ini dibuktikan oleh generasi muda di desa Trunyan masih
kuatnya adat dan karakter orang Bali Aga kurang kreatif dalam hal ini. Jika di desa
di desa Trunyan. lain muda mudi biasa melakukan kegiatan
Dalam jurnal yang dikarang oleh sperti pasraman, kegiatan ini tidak peneliti
Christeward Alus (2014), dijelaskan temukan di desa Trunyan. Padahal hal ini
tentang pelestarian budaya yang menuntut sangat penting dalam membantu jalannya
peran aktif dari lembaga dan pemangku pelestarian budaya terlebih lagi akan sangat
desa yang harus bekerjasama dengan membantu ketika pelaksanaan upacara.
dengan masyarakat dalam mempertahankan Kegiatan ini biasanya digunakan untuk
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. mengajarkan muda mudi tentang budaya
Berarti akan perlu adanya kreatifitas yang ada di desanya, meliputi belajar
masyarakat, dan akan lebih baik apabila tetabuhan, membuat sarana dan prasarana
ada singkronisasi program antara lembaga penting dalam upacara, atau belajar
adat dengan pemerintah daerah dalam mekidung (pupuh ginada, ginanti,
kegiatan upaya pelestarian budaya dan pakangraras dll) yang akan selalu ada di
kearifan lokal. Begitu pula dengan apa setiap upacara adat khususnya di pura.
yang seharusnya dilakukan masyarakat Dengan menguatnya identitas
Bali Aga di desa Trunyan. Masyarakat, kelokalan kita, maka warisan budaya dapat
pemuda, lembaga desa dan pemerintah berdialektika dengan identitas kosmopolit
harus lebih aktif dalam memberikan yang sifatnya lebih universal di era
fasilitas pelestarian budaya dan kearifan globalisasi saat ini. Maka kita akan
lokal. mempunyai fondasi yang kokoh atau posisi
Sartini (2004:118) menambahkan tawar untuk bersaing dengan identitas dan
bahwa ada banyak peluang untuk ragam kebudayaan yang ditawarkan oleh
pengembangan wacana kearifan lokal globalisasi (Al Mudra, 2008). Oleh karena
Nusantara. Di samping itu kearifan lokal itu, kesadaran masyarakat Bali Aga desa
dapat didekati dari nilai-nilai yang Trunyan akan nilai-nilai kearifan lokal
berkembang di dalamnya seperti nilai yang terkandung di dalam budayanya,
religius, nilai etis, estetis, intelektual atau merupakan modal sosial yang kuat dan
bahkan nilai lain seperti ekonomi, perlu dipertahankan. Dibutuhkan perhatian
teknologi dan lainnya. Maka kekayaan khusus dari berbagai pihak terutama
kearifan lokal menjadi lahan yang cukup pemuda dan lembaga adat desa Trunyan
subur untuk digali, diwacanakan dan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
dianalisis mengingat faktor perkembangan agar budaya dan kearifan lokal yang
budaya terjadi dengan begitu pesatnya. Jika menjadi identitas desa Trunyan tetep
29
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

terpelihara dengan baik dan dapat memerlukan tintak lanjut yang lebih
diwariskan kepada generasi selanjutnya. jauh.

III. SIMPULAN DAN SARAN 3.1. 3.2. Saran


Simpulan Berdasarkan pada kesimpulan di
Berdasarkan sejumlah temuan yang atas, peneliti memberikan beberapa
telah dibahas sebelumnya, maka peneliti rekomendasi yang ditujukan pada
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai masyarakat, pemerintah, serta
berikut. penelitian selanjutnya untuk
1. Kebudayaan yang terdapat dalam memperhatikan hal-hal sebagi berikut :
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan 1. Masyarakat Bali Aga di desa Trunyan
terdiri dari Mepasah, Ngayah, Paruman, diharapkan dapat memahai nilai-nilai
dan Barong Brutuk. budaya dan kearifan lokalnya sendiri,
Sedangkan nilai-nilai kearifan lokal terlebih lagi mengerti bahwa hal
yang terdapat di dalamnya adalah tersebut merupakan bagian dari
konsep menyama braya. Ini merupakan kekayaan nasional bangsa Indonesia.
konsep inti yang berpengaruh besar Menjadikannya dasar dan pegangan
terhadap keahidupan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, oleh
Bali Aga di desa Trunyan yang karena itu diperlukan sinergi antara
menganggap semua orang adalah pemuda, lembaga desa adat, sesepuh
saudara. Dari sanalah dapat dijelaskan adat, serta seluruh masyarakat Bali Aga
prilaku warga negara yang baik. di desa Trunyan.
2. Dalam konteks civic cuture, kehidupan 2. Budaya dan kearifan lokal adalah bagian
masyarakat ditandai dengan sikap yang dari budaya kewarganegaraan atau civic
menunjukkan nilai-nilai religius, cinta culture, oleh karenanya pemahaman dan
lingkungan, tanggung jawab, saling pengaplikasiannya sangat penting dalam
menghormati, persaudaraan, kepedulian menguatkan karakter kebangsaan.
sosial, demokrasi, gotong royong, Dengan pemahaman dan keteguhan
partisipasi, solidaritas, peduli dalam pengaplikasiannya, maka akan
lingkungan. membuat masyarakat menjadi warga
3. Pelestarian budaya dan kearifan lokal negara yang baik dan cerdas (smart and
berlangsung secara alamiah mengikuti good citizenship).
keterikatan masyarakat yang sangat kuat 3. Terakhir adalah diperlukannya sebuah
dengan adat dan kepercayaan. Namun kegiatan yang dikhususkan untuk
upaya pelestarian belumlah maksimal pelestarian budaya dan kearifan lokal di
tanpa adanya kegiatan yang dikhususkan desa Trunyan. Kegiatan seperti
untuk pelestarian budaya dan kearifan pasraman dapat menjadi tempat dan
lokal di desa Trunyan seperti pasraman media bagi generasi muda untuk belajar
atau kegiatan lainnya. Inilah yang mengenai budaya mereka sendiri
menjadi kendala dalam pelestarian khususnya yang berkaitan dengan
budaya dan kearifan lokal di desa upacara-upacara adat. Maka dari itu
Trunyan, generasi muda sebagai penerus diperlukan peran aktif dan sinergi dari
hendaknya memiliki peran aktif dalam pemuda, tokoh-tokoh desa, serta
menjaga dan melestarikan pemerintah dalam menyediakan wahana
budaya. Sedangkan upaya untuk atau media pelestarian budaya
menanggulangi hal tersebut masyarakat Bali Aga di desa Trunyan.
belum maksimal, sehingga

30
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

DAFTAR PUSTAKA Gelar


Pustaka
Mandiri
Al Mudra M, (2008). Warisan Budaya
dan Makna Pelestariannya. Nuraeni, H. G. dan Muhammad A. (2013).
Makalah seminar Budaya dan Studi Budaya di Indonesia. Bandung:
Busana Melayu Kalimantan CV Pustaka Setia
Barat, diambil dari www.
mahyudinalmudra.com.

Alus, Christeward. (2014). Peran Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal


Lembaga Adat dalam Nusantara Sebuah Kajian Filsafati.
Pelestarian Kearifan Lokal Suku Jurnal Filsafat, XXXVII (2), hlm.
Sahu di Desa Balisoan 111-120
Kecamatan Sahu Kabupaten
Halmahera Barat. Jurnal Acta Spradley. James. P. (2006). Metode
Diurna, III (4), hlm 1-16 Etnografi. Diterjemahkan dari The
Ethnographic Interview. Penerbit:
Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Tiara Wacana: Yogyakarta
Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Membangun Karakter Sugiyono. (2009). Metodelogi Penelitian
Bangsa. Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Widya Aksara Press Bandung : Alfabeta

Creswell, Jhon W. (2010). Reseacrh Undang-Undang Dasar Negara Republik


Design Pendekatan Kualitatif, Indonesia Tahun 1945 pada pasal 32
Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: ayat 1 dan 2
pustaka pelajar.
Winataputra, U. S. (2012). Pendidikan
Danandjaja, J. (1989). Kebudayaan Petani Kewarganegaraan dalam Perspektif
Desa Trunyan di Bali. Jakarta:UI- Pendidikan untuk Mencerdaskan
Press Kehidupan Bangsa (Gagasan,
Instrumentasi, dan Praksis).
Effendi, R. dan Sapriya. (2004). Bandung: Widya Aksara Press
Makna dan Tanggung Jawab
Sebagai Warga Negara. Winataputra, U. S. (2012). Pendidikan
Direktorat Jendral Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif
Dasar dan Menengah Internasional (Konteks, Teori, dan
Direktorat Pendidikan Menengah Profil Pembelajaran). Bandung :
Kejuruan Widya Aksara Press

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Winataputra, U. S. dan Budimansyah. D.


Atropologi. Jakarta : Rineka Cipta (2007). Civic Education: Konteks,
Landasan, Bahan Ajar dan Kultur
Muchtar, Suwarma.A. (2015). Dasar Kelas. Bandung: Program Studi
Penelitian Kualitatif. Bandung:

31
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan

Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia

Catatan : Naskah ini layak untuk


diterbitkan, dengan beberapa
perbaikan redaksional.

32

Anda mungkin juga menyukai