Oleh :
I Wayan Trisna Mahardika, dan Cecep Darmawan
E-Mail : wayantrisna69@gmail.com
Program Magister Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudi No. 229, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
ABSTRACT
This research aims to see the civic culture on the culture and local wisdom of Bali Aga people
in Trunyan, as well as to find how to preserve that. The method which used is qualitative with
ethnography approach. The result shows that there is civic culture in the culture and local
wisdom of Bali Aga people. That is found on culture of Ngayah, Paruman, Mepasah, and
Barong Brutuk also in the value of local wisdom called Menyama Braya. The result also
shows the preservation is run naturally along with belief in their ancestors and the bond
between people and tradition.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang kepribadian bangsa yang memang patut
dilestarikan guna menangkal pengaruh-
Trunyan sebagai desa Bali Aga,
pengaruh negatif dari luar.
memiliki berbagai budaya dan kearifan
Pengembangan dan pelestarian nilai-
lokal yang unik, inilah yang membuat
nilai budaya serta kearifan lokal, dapat
perbedaaan desa Bali Aga khususnya desa
mengarah pada salah satu bidang ilmu
Trunyan dengan desa-desa lain yang ada di
yang mengkaji kearifan lokal atau budaya
Bali. Dalam hubungannya dengan
daerah yang terdapat didalam
menjaga, memajukan, dan melestarikan
warganegara, yaitu civic culture atau
kebudayaan daerah, telah diatur dalam
budaya kewarganegaraan. Menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Winataputra (2012:57) civic culture
Indonesia Tahun 1945 pada pasal 32 ayat 1
merupakan “budaya yang menopang
dan 2 yaitu: 1) Negara memajukan
kewarganegaraan yang berisikan
kebudayaan nasional Indonesia ditengah
seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan
peradaban dunia dengan menjamin
secara efektif dalam representasi
kebebasan masyarakat dalam memelihara
kebudayaan untuk tujuan pembentukan
dan mengembangkan budayanya. 2)
identitas warganegara”. Kearifan lokal
Negara menghormati dan memelihara
yang tumbuh dan berkembang dalam
bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan
nasional. Jelaslah bahwa negara Indonesia
merupakan bagian dari jati diri bangsa,
menjamin dan mendukung keberadaan
karakter dan budaya nasional.
budaya daerah yang menjadi bagian dari
Sebagai bagian dari masyarakat
budaya nasional. Budaya atau kearifan
Indonesia khususnya Bali, peneliti
lokal merupakan cerimnan dari
merasakan kerisauan yang amat mendalam
20
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
kemana arah yang akan dituju oleh dan kearifan lokal masyarakat Bali Aga di
perubahan sosial budaya masyarakat desa Trunyan, dengan harapan nantinya
Indonesia, khususnya masyarakat Bali Aga dapat dijadikan acuan atau tambahan
di desa Trunyan. Hal ini mengingat pola pengetahuan untuk memahami pentingnya
kehidupan masyarakat di Bali pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam
umunya yang telah beralih pada perilaku mewujudkan karakter bangsa yang baik.
hedonis dan liberal. Pergaulan generasi
muda yang kian memperihatinkan menjadi 1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan
salah satu kekhawatiran yang ditakutkan Penelitian
dapat mengubah atau menggerus nilai-nilai Berdasarkan penjabaran latar
kebaikan yang telah tumbuh dan belakang penelitian di atas, maka fokus
berkembang dalam masyarakat Trunyan. yang menjadi rumusan masalah secara
Derasnya arus globalisasi yang umum yaitu : “Bagaimana Civic Culture
diperparah dengan pariwisata yang tidak yang Terkandung dalam Nilai-Nilai
terkendali adalah masalah utama yang Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat
pelan namun pasti dapat mendegradasi Bali Aga Desa Trunyan?”. Agar penelitian
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang ini lebih terfokus pada pokok permaslahan,
ada pada masyarakat Bali Aga di desa maka masalah umum tersebut dijabarkan
Trunyan. Desa Trunyan yang sudah dalam sub-sub masalah yang sekaligus
menjadi bagian dari eksploitasi pariwisata menjadi pertanyaan penelitian yaitu sebagi
di Bali, mestinya mendapat perhatian berikut :
khusus baik dari pemerintah, ahli, maupun 1. Bagaimana deskripsi kebudayaan
masyarakat. Karena sebagai desa dengan dan kearifan lokal masyarakat Bali
warisan sejarah dan budaya yang Aga Desa Trunyan?
merupakan warisan leluhur, sudah menjadi 2. Bagaimana civic culture yang
kewajiban bersama dalam menjaganya. terkandung dalam nilai-nilai budaya
Yang peneliti takutkan adalah tidak dan kearifan lokal masyarakat Bali
disadarinya dampak negatif dari pertemuan Aga desa Trunyan?
budaya yang dibawa wisatawan 3. Bagaimana kendala dan upaya dalam
mancanegara. Tanpa kemampuan untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal
memilah mana yang baik dan buruk, tentu masyarakat Bali Aga desa Trunyan?
akan dapat menggerus budaya lokal itu Berdasarkan rumusan masalah
sendiri. tersebut, maka tujuan umum dari penelitian
Masih rendahnya pemahaman, ini adalah untuk mengidentifikasi : “Civic
komitmen, dan kesadaran tentang Culture dalam Nilai-Nilai Budaya dan
pentingnya pelestarian kearifan lokal pada Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga di
masyarakat Bali Aga desa Trunyan juga Desa Trunyan”. Berdasarkan rumusan
dapat membawa budaya dan kearifan lokal masalah juga penelitian ini diarahkan
pada kepunahan. Hal ini tidak hanya untuk mencapai beberapa tujuan khusus
berlaku bagi masyarakat setempat, tapi sebagai berikut :
juga bagi pemerintah dan masyarakat Bali 1. Mendeskripsikan kebudayaan dan
pada umunya. Kesadaran akan pentingnya kearifan lokal masyarakat Bali Aga
nilai-nilai kearifan lokal maupun budaya Desa Trunyan
sebagai kekayaan budaya Nasional 2. Mengidentifikasi civic culture yang
mestinya dapat memberikan manfaat baik terkandung dalam nilai-nilai
bagi keberadaan kearifan lokal atau budaya budaya dan kearifan lokal
yang dimaksudkan. Penelitian ini masyarakat Bali Aga desa Trunyan,
bermaksud untuk menggali budaya serta
kewarganegaraan yang ada dalam budaya
21
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
yang dalam dan mengandung aspek dan lokal, serta adat istiadat yang ada di tiap-
pengetahuan kultural yang luas. tiap daerah di Indonesia. Pengetahuan
Ditegaskan lagi bahwa pengetahuan ini, tentang civic culture akan sangat berguna
yang biasanya tersembunyi bagi orang ditengah heterogenitas masyarakat
luar, sangat fundamental untuk Indonisa sebagai pedoman kehidupan
menginterpretasikan kelakuan dari bersama. Menurut Winataputra (2012:57)
seseorang. civic culture merupakan “budaya yang
Dari pemaparan diatas, dapat menopang kewarganegaraan yang
disimpulkan bahwa dalam penelitian berisikan seperangkat ide-ide yang dapat
etnografi, peneliti berusaha untuk diwujudkan secara efektif dalam
mempelajari suatu kelompok budaya representasi kebudayaan untuk tujuan
selama periode waktu tertentu dengan pembentukan identitas warganegara”.
mengumpulkan data melalui observasi. Aspek sosial-kultural dalam bangsa
Proses penelitian bisa fleksibel dan ini telah mewujudkan integritas bangsa
berkembang secara kontekstual sesuai yang beragam dan bermacam-macam,
dengan realita yang ditemui di lapangan. diantaranya terdiri dari budaya-budaya dan
Etnografi adalah uraian dan penafsiran etnisitas nasional. Dengan demikian hal itu
suatu budaya atau sistem kelompok sosial. dapat berubah menjadi budaya yang dapat
peneliti menguji kelompok tersebut dan merekatkan perbedaan sebagai salah satu
mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan alternatif untuk membangun aspek
cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses pendidikan, perekonomian, dan
dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai kesejahteraan masyarakat, untuk
proses, etnografi melibatkan pengamatan mewujudkan persatuan bangsa Indonesia.
yang cukup panjang terhadap suatu Aspek sosial-kultural yang beranekaragam
kelompok, dimana dalam pengamatan itu perlu didasari dan diwarnai dengan
tersebut peneliti terlibat dalam keseharian nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
hidup responden atau melalui wawancara negara Indonesia yakni Pancasila, agar
satu persatu dengan anggota kelompok dapat diupayakan menjadi budaya
tersebut. Peneliti mempelajari arti atau nasional. Konsep inilah yang lebih dikenal
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan sebagai budaya kewarganegaraan atau
interaksi dalam kelompok. Penelitian civic culture. Winataputra dan
etnografi dalam hal ini berfungsi untuk Budimansyah (2012:233) mengemukakan
mengkonsepsi nilai-nilai budaya dan bahwa Civic Culture .. a set of ideas that
kearifan lokal masyarakat Bali Aga di desa can be embodied effectively in cultural
Trunyan sebagai pusat pembudayaan, representation for the perpose of shaping
mengkaji dan menyajikan pengalaman civic identities atau seperangkat ide-ide
terbaik tentang interaksi, relasi dan situasi yang dapat diwujudkan secara efektif
sosial budaya, praktek sosial budaya, dalam representasi kebudayaan untuk
organisasi adat, serta nilai-nilai di membentuk identitas warga negara.
masyarakat yang menjadi bagian dari civic Civic culture berada dalam domain
culture yang terdapat dalam kehidupan sosial kultural yang berorientasi pada
masyarakat Bali Aga di desa Trunyan. pembentukan kualitas personal-individual
warga negara. Civic culture bersifat
1.4. Kerangka teori psikososial yang perangkat gagasan atau
set of ideas. Civic culture berkenaan
Civic culture sangat erat kaitannya
dengan proses adaptasi psikososial
dengan identitas bangsa. Identitas bangsa
individu dari kaitan budaya komuniter
dalam hal ini dimaksudkan sebagai
(keluarga, suku, masyarakat lokal) dalam
identitas yang terkait budaya, kearifan
sebuah ikatan kewarganegaraan. Maka dari
23
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
kewajiban ini dapat dibedakan menjadi sosial, juga merupakan kekayaan utama
tiga, yaitu kewajiban religius terutama dalam hidup dan sebagai jalan untuk
Pura tempat persembahyangan (pengayah menggapai kedamaian dan keharmonisan.
pura), kewajiban yang berkaitan dengan Dengan berpikir positif akan terwujud
kegiatan sosiokultural banjar adat tindakan harmonis, apabila tiap jiwa
(pengayah banjar adat) dan kewajiban mampu berpikir positif maka akan
berupa dedikasi dan loyalitas pada adat dan ditemukan kehidupan yang harmoni, sesuai
desa. Bekerja menurut pandangan dengan aturan nilai-nilai etika dan moral.
masyarakat Trunyan adalah bekerja yang Hal ini tentu tidak akan berjalan dengan
sesuai dengan kewajibann dan dharma baik tanpa adanya kesadaran yang luar
atau kebaikan, bekerja yang tidak hanya biasa dari masyarkat itu sendiri. Dan jika
berfokus pada hasil yang diharapkan. dihubungkan dengan civic culture atau
Barong Brutuk adalah sebuah tarian budaya kewarganegaraan sudah barang
sakral yang masih ajeg hingga saat ini di tentu masyarakat Bali Aga desa Trunyan
desa Trunyan. Tarian ini biasa ditarikan telah menunjukkan sikap saling
ketika hari odalan atau upacara di Pura menghormati, kekeluargaan, dan cinta
Ratu Pancering Jagat. Tarian ini ditarikan damai.
oleh penari pria yang diambil dari anggota Jika dikaitkan dengan nilai-nilai
pemuda atau biasa disebut sekaa teruna. fundamental yang terkandung dalam dasar
Sebelum diselenggarakannya tarian sakral negara, maka budaya dan kearifan lokal
itu, para taruna harus melewati proses masyarakat Bali Aga desa Trunyan ,
sakral atau penyucian diri selama 42 hari. mengandung nilai-nilai kepercayaan
Barong Brutuk, adalah tarian Barong yang seperti yang ada dalam Pancasila yaitu
sangat kuno dan hanya ada di Desa nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
Trunyan yang sejak ratusan tahun lalu persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.
dihuni oleh warga Bali Aga. Tarian ini Sama halnya dengan yang terjadi di desa
menggambarkan kehidupan para leluhur Trunyan, masyarakat menerapkan
masyarakat setempat. Barong Brutuk ini kebudayaannya dalam kehidupan sehari-
adalah unen-unen (anak buah) dari leluhur hari yang secara tidak langsung berarti
orang Trunyan, yakni Ratu Sakti telah menerapkan nilai-nilai Pancasila ke
Pancering Jagat dengan istrinya Ratu Ayu dalam kehidupan sehari-sehari melalui
Dalem Pingit Dasar. Terdapat nilai-nilai kebudayaan.
yang menjadi bagian bangsa Indonesia Hal ini sesuai dengan teori
meliputi nilai ke-Tuhanan, kepercayaan, fungsional dari Mallinowski dalam
tanggung jawab, gotong royong, serta (Koentjaraningrat, 2009, hlm:171) yang
kebersamaan yang terjalin antar penduduk menjelaskan bahwa segala aktivitas
desa Trunyan. Dalam budaya Barong kebudayaan itu sebenarnya bermaksud
Brutuk, masyarakat desa Trunyan saling memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
bahu membahu dalam menjalankannya. kebutuhan naluri manusia yang
Diperlukan kesabaran dan tanggungjawab berhubungan dengan seluruh
yang amat tinggi utamanya bagi taruna kehidupannya. Berdasarkan teori ini
atau pemuda yang terpilih untuk budaya masyarakat Bali Aga di desa
memerankan Barong Brutuk. Trunyan melalui setiap budaya yang
Menyama braya memiliki makna meliputi Mepasah, Ngayah, Paruman dan
plural, yakni menghargai perbedaan dan Barong Brutuk dapat berfungsi dalam
menempatkan orang lain sebagai keluarga. kehidupan masyarakat yang menyangkut
Menyama braya bagi masyarakat Trunyan tuntutan hidup bagi masyarakat Bali Aga di
selain sebagai kearifan lokal yang menjadi desa Trunyan.
landasan moral dalam membangun relasi
27
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
kreatifitas masyarakat, dan akan lebih baik belajar mekidung (pupuh ginada, ginanti,
apabila ada singkronisasi program antara pakangraras dll) yang akan selalu ada di
lembaga adat dengan pemerintah daerah setiap upacara adat khususnya di pura.
dalam kegiatan upaya pelestarian budaya Dengan menguatnya identitas
dan kearifan lokal. Begitu pula dengan apa kelokalan kita, maka warisan budaya dapat
yang seharusnya dilakukan masyarakat berdialektika dengan identitas kosmopolit
Bali Aga di desa Trunyan. Masyarakat, yang sifatnya lebih universal di era
pemuda, lembaga desa dan pemerintah globalisasi saat ini. Maka kita akan
harus lebih aktif dalam memberikan mempunyai fondasi yang kokoh atau posisi
fasilitas pelestarian budaya dan kearifan tawar untuk bersaing dengan identitas dan
lokal. ragam kebudayaan yang ditawarkan oleh
Sartini (2004:118) menambahkan globalisasi (Al Mudra, 2008). Oleh karena
bahwa ada banyak peluang untuk itu, kesadaran masyarakat Bali Aga desa
pengembangan wacana kearifan lokal Trunyan akan nilai-nilai kearifan lokal
Nusantara. Di samping itu kearifan lokal yang terkandung di dalam budayanya,
dapat didekati dari nilai-nilai yang merupakan modal sosial yang kuat dan
berkembang di dalamnya seperti nilai perlu dipertahankan. Dibutuhkan perhatian
religius, nilai etis, estetis, intelektual atau khusus dari berbagai pihak terutama
bahkan nilai lain seperti ekonomi, pemuda dan lembaga adat desa Trunyan
teknologi dan lainnya. Maka kekayaan dalam meningkatkan kesadaran
kearifan lokal menjadi lahan yang cukup masyarakat agar budaya dan kearifan lokal
subur untuk digali, diwacanakan dan yang menjadi identitas desa Trunyan tetep
dianalisis mengingat faktor perkembangan terpelihara dengan baik dan dapat
budaya terjadi dengan begitu pesatnya. diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Jika dihubungkan dengan kearifan lokal
yang ada di desa Trunyan maka akan III. SIMPULAN DAN SARAN
sangat penting adanya untuk menggali, 3.1. Simpulan
mewacanakan, serta menganalisis kearifan Berdasarkan sejumlah temuan yang
lokal masyarakat Bali Aga utamanya yang telah dibahas sebelumnya, maka peneliti
menyangkut dharma, tat twam asi dan dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
konsep menyama braya yang menjadi berikut.
bagian dari kearifan lokal masyarakat Bali 1. Kebudayaan yang terdapat dalam
Aga di desa Trunyan. masyarakat Bali Aga di desa Trunyan
Pelestarian budaya dan kearifan lokal terdiri dari Mepasah, Ngayah,
menuntut peran generasi muda yang aktif. Paruman, dan Barong Brutuk.
Akan tetapi yang peneliti dapatkan bahwa Sedangkan nilai-nilai kearifan lokal
generasi muda di desa Trunyan masih yang terdapat di dalamnya adalah
kurang kreatif dalam hal ini. Jika di desa konsep menyama braya. Ini merupakan
lain muda mudi biasa melakukan kegiatan konsep inti yang berpengaruh besar
sperti pasraman, kegiatan ini tidak peneliti terhadap keahidupan sosial masyarakat
temukan di desa Trunyan. Padahal hal ini Bali Aga di desa Trunyan yang
sangat penting dalam membantu jalannya menganggap semua orang adalah
pelestarian budaya terlebih lagi akan saudara. Dari sanalah dapat dijelaskan
sangat membantu ketika pelaksanaan prilaku warga negara yang baik.
upacara. Kegiatan ini biasanya digunakan 2. Dalam konteks civic cuture, kehidupan
untuk mengajarkan muda mudi tentang masyarakat ditandai dengan sikap yang
budaya yang ada di desanya, meliputi menunjukkan nilai-nilai religius, cinta
belajar tetabuhan, membuat sarana dan lingkungan, tanggung jawab, saling
prasarana penting dalam upacara, atau menghormati, persaudaraan, kepedulian
29
HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
30
HUMANIKA Vol. 23 No. 1 (2016) ISSN 1412-9418
Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan
I Wayan Trisna Mahardika, Cecep Darmawan
DAFTAR PUSTAKA
31