Anda di halaman 1dari 7

Makalah Sosiologi

Mendeskripsikan Kearifan Lokal

Disusun oleh:
Annisa Nuraini Santoso
XII IPS 1

SMAN 1 WONGSOREJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia.Perubahan-perubahan yang
terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia.
Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan
budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya
agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu.
Kebudayaandipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok
orangyang selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap
orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya.Kebudayaan merupakan aktivitas
yang dapat diarahkan dan direncanakan.
Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan- penemuan
baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lamamelainkan dituntut
mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebihmanusiawi. "asar dan arah yang
dituju dalam perencanaan kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi
kerangka dasar dalamstrategi kebudayaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kearifan Lokal


Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang
berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri.
Kearifan lokal juga merupakan ciri khas etika dan nilai budaya dalam
masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Di Indonesia, Kesadaran
akan kearifan lokal mulai tumbuh subur pasca jatuhnya rezim Presiden Soeharto pada
tahun 1998.

2.2 Fungsi Kearifan Lokal


 Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
 Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
 Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
 Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
 Bermakna sosial, misalnya upacara integrasi komunal atau kekerabatan dan
pada upacara pertanian.
 Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan
selametan roh.
 Bermakna politik atau hubungan kekuasaan patro-client, dsb.

2.3 Karakteristik kearifan lokal


 Harus menggabungkan pengetahuan kebajikan yang mengajarkan orang
tentang etika dan nilai-nilai moral,
 Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan untuk
menghancurkannya,
 Kearifan lokal harus berasal dari anggota komunitas yang lebih tua,
 Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat,
hukum, adat, aturan-aturan khusus.
2.4 Ciri – Ciri Kearifan Lokal
 Mampu bertahan di tengah gempuran budaya luar yang semakin masif
 Memiliki kemampuan menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
unsur-unsur dari budaya luar
 Mempunyai kemampuan penggabungan atau pembauran terhadap unsur
budaya luar ke dalam budaya asli.
 Mempunyai kemampuan mengendalikan, memberi arah pada perkembangan
budaya.

3
2.5 Contoh 3 Kearifan Lokal di Masyarakat
1. Kearifan lokal Parmalim

Di Sumatera memiliki sekelompok masyarakat yang dikenal sebagai Parmalim


berpusat di Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Parmalim
menekankan lingkungan hidup pada dasarnya memberi dukungan terhadap
kelangsungan hidup manusia, maka sewajarnya manusia juga memberi dukungan
terhadap lingkungan hidup. Air adalah sumber kehidupan, maka kita harus memberi
dukungan terhadap semua hal yang berkaitan dengan pelestarian air.
Pada saat menebang pohon,maka bisa dilakukan jika sebelumnya sudah cukup banyak
menanam tunas baru, selain itu aturan penebangan juga dengan cara bahwa penebang
tidak boleh merobohkan pohon besar sampai menimpa anak pohon lain, jikaterjadi
maka penebang harus diganti orang lain. Selain itu juga dalam memetik umbi-umbian
yang menjalar, umat Parmalim harus menyisakan tunas sehingga bisa tumbuh
kembali.

2.  Pemakaman desa Trunyan

Pada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain dikubur
bisa dibakar atau dikremasi langsung, namun demikian suatu tradisi unik dengan
budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten
Bangli, yang juga merupakan salah satu desa Bali Aga. Pada saat orang meninggal,
maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya diletakkan di bawah pohon.
4

Menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh
bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar. Anehnya tidak
sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang
belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di
kawasan tersebut, pemakaman di Trunyan ini melengkapi daftar budaya dan tradisi
unik bumi Nusantara – Indonesia. Karena keunikan tersebut pemakaman desa
tradisional Trunyan menjadi destinasi wisata yang menjadi tujuan tour wisatawan
ketika liburan di pulau Dewata.

3. Kearifan lokal di Banyuwangi

Tradisi Gredoan di Desa Macan Putih


Masyarakat Osing di Desa Macan Putih pada umumnya, terbiasa melakukan
pernikahan dalam desanya sendiri atau sukunya sendiri. Salah satunya tradisi
perjodohan adalah gredoan yang berasal dari bahasa Using yaitu gredu atau bahasa
Jawa kuno gridu yang artinya menggoda.
Tradisi Gredoan setiap tahun dilaksanakan tepat pada bulan Maulud Nabi Muhammad
SAW. Saat itu, wanita dan pria yang belum menikah akan mengirim kode komunikasi
dengan menggunakan pantun atau lidi dari rumahnya untuk menunjukan ketertarikan
masing-masing.
5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh paraleluhur
dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu
sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan sertameneruskan itu dari
generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuantradisional itu muncul lewat
cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan
atau hukum setempat.
Fungsi kearifan lokal antara lain yaitu sebagai penanda identitas sebuah
komunitas Alemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan
kepercayaan, Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (topdown)
Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas local
wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan
kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/kebudayaan yang
dimiliki, Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya kebersamaan
Tantangan kearifan lokal saat ini antara lain jumlah penduduk yang tinggi,
teknologi modern dan budaya barat, modal dan eksploitasi besar- besaran.

3.2 Daftar Pustaka

Facebook
Kuwung Blambangan Banyuwangi - Home | Facebook

kebudayaan.kemdikbud.go.id
Sipaha Lima: Ritual Bersyukur Para Penganut Ugamo Malim

Liputan6.com
Intip Tempat Horor yang Bisa Dijadikan Lokasi Wisata Mistis di Bali

Anda mungkin juga menyukai