menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal
dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri. Kearifan lokal juga merupakan
ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang diturunkan dari generasi ke
generasi. Di Indonesia, Kesadaran akan kearifan lokal mulai tumbuh subur pasca jatuhnya
rezim Presiden Soeharto pada tahun 1998.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di
dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu
pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam
mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Motif Batik Parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah. Hal ini terlihat
dari motifnya yang berisi jalunan yang tidak terputus.
Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini misalnya
dapat kita temui dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi juga menyimpan
makna yang mendalam dalam tiap motifnya.
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini
dapat kita jumpai dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan. Pada
wilayah Tana' Ulen, penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat
ladang , serta melakukan aktivitas lain yang dapat menimbulkan kerusakan hutan.
Kearifan lokal dalam bidang pertanian , bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita temui
dalam sistem pertanian Nyabuk Gunung di daerah Jawa . Sistem pertanian ini dilakukan di
dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah. Jadi ketika lahan diubah menjadi area
pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.[4]
Kearifan Lokal adalah Nilai Luhur, Pahami Ciri-Ciri dan Fungsinya Kearifan lokal adalah
nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi
dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.
Istilah kearifan lokal dapat ditemui dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut, kearifan
lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain
melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Menurut Robert Sibarani dalam
Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan, kearifan lokal adalah
kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi
budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.
Kearifan lokal juga dapat didefinisikan sebagai nilai budaya lokal yang dapat dimanfaatkan
untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara arif atau bijaksana.
Pengertian Kearifan Lokal Prabandani (2011) menyimpulkan, kearifan lokal adalah nilai-
nilai, norma, hukum-hukum dan pengetahuan yang dibentuk oleh ajaran agama, kepercayaan-
kepercayaan, tata nilai tradisional dan pengalaman-pengalaman yang diwariskan oleh leluhur
yang akhirnya membentuk sistem pengetahuan lokal yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan sehari-hari oleh masyarakat.
Menurut Saini, (2005), kearifan lokal adalah sikap, pandangan, dan kemampuan suatu
komunitas di dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya, yang memberikan kepada
komunitas tersebut daya tahan dan daya tumbuh di dalam wilayah di mana komunitas itu
berada. Dengan kata lain, kearifan lokal adalah jawaban kreatif terhadap situasi geografis-
geopolitis, historis, dan situasional yang bersifat lokal. Sehubungan dengan itu, Wagiran
(2012) mengemukakan bahwa kearifan lokal adalah bagian dari budaya yang menjadi modal
dasar dalam peningkatan karakter, khususnya bagi peserta didik.
Sedangkan I Ketut Gobyah (Sartini, 2004) menjelaskan bahwa kearifan lokal (local genius)
adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal
merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada.
3. Memiliki kemampuan mengintegrasi unsur budaya asing ke dalam budaya asli Kearifan
lokal selain mengakomodir juga mampu mengintegrasikan budaya asing dalam karakteristik
kearifan lokal yang ada menjadi satu kesatuan. Misalnya, dalam pembangunan gedung,
bentuk desain dan arsitektur memadukan budaya lokal tetapi cara dan prosesnya mengikuti
pembangunan modern.