Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER RESUME EBKL

NAMA: FARIDATUL BAHRIYAH


NIM:2105036107
KELAS: PBASC1

KONSEP DAN MAKNA KEARIFAN LOKAL

 Pengertian kearifan local


Menurut bahasa terdiri dari dua kata yaitu kearifan dan local, didalam kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI) ,lkearifan artinya bijaksana , sedangkan local artinya setempat. Dengan demekian kearifan
locl menurut bahasa setempat merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai setempat (local) yang
bersifat bijaksana penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti anggota masyarakatnya
ditempat tersebut.

 Menurut I Ketut Gobyah, bahwa kearifan local (local genius) adalah kebenaran yang telah
mentradisi atau gtetap dalam suatu daerah.
 Menurut S. Swarsi, secara konseptual kearifan local merupakan kebijaksanaan manusia yang
bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional.
 Menurut Rahyono (2009), kearifan local adalah kecerdasan manusia yang dimiliki oleh
kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat.
 Menurut Antariksa (2009), kearifan local adalah unsur bagian dari tradisi budaya masyarakat
suatu bangsa , yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik
bangunan (arsitektur) dan Kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.

 Makna kearifan dan budaya local


Makna kearifan budaya local adalah bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari Bahasa masyarakat itu sendiri. Makna kearifan budaya local itu sendiri dapat menjadi identitas
suatu bangsa terkhusus Indonesia yang memiliki keberagaman budaya.
 Karkteristik kearifan local
Adapun beberapa karakteristik pada kearifan lokal yaitu :

 Harus menggabungkan pengetahuan kebijakan yang mengajarkan orang tentang etika dan
nilai-nilai moral

 Kearifan lokal harus mengajar orang untuk mencintai alam, bukan menghancurkannya.
 Kearifan lokal harus belajar dari anggota komunitas yang lebih tua.
 Kearifan lokal dapat berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan, hokum adat, dan aturan-
aturan khusus.
 Ciri-ciri Kearifan Lokal
Sebagai system pengetahuan lokal, yang menbedakan suatu masyarakat lokal dengan masyarakat
lokal lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari ciri-ciri kearifan lokal yaitu :

 Sanggup bertahan terhadap budaya luar.


 Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
 Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
 Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
 Memiliki kemampuan untuk menyatukan budaya eksternal.

 Dimensi Kearifan Lokal


Kearifan lokal mempunyai enam dimensi yaitu :
 Dimensi pengetahuan local
 Dimensi nilai local
 Dimensi keterampilan local
 Dimensi sumber daya lokal (sumber daya alam
 Dimenesi mekanisme pengambilan keputusan local
 Dimensi solidaritas kelompok local
 Fungsi Kearifan Lokal
Selain ciri-ciri, kearifan lokal juga memiliki beberapa fungsi. Adapun fungsi-fungsi kearifan lokal
sebagai berikut :

 Untuk mengembangkan sumber daya manusia


 Berfungsi sebagai keyakinan, saran,pantangan, dan sastra.
 Melindungi dari sebuah proses sumber daya alam.
 Melayani pengembangan budaya dan ilmu pengetahuan, seperti upacara Saraswati, Iman
dan Ibadah di Kuil Panji.
 Mempunyai sebuah makna social.
 Memiliki sebuah makna politik.

 Bentuk-bentuk kearifan local


Bentuk-bentuk kearifan lokal adalah kerukunan beragama dalam wujud praktik social yang
dilandasi suatu kearifan dari budaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat berupa
nilai, norma etika, kepercayaan, adat istiadat, hokum adat, dan aturan-aturan khusus.
Namun,bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:
1. Wujud nyata (tangible)
2. Tidak berwujud
 Potensi Kearifan Lokal
Beberapa kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, misalnya pada seni tekstil di Indonesia.
Masyarakat jawa memiliki batik yang menjadi ciri kha dan kebanggaan Indonesia. Tidak
hanya motifnya yang indah namun dibalik motif tersebut tersimpam makna yang mendalam
berisi nasehat, harapan dan doa kepada Tuhan.
2. Kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam, kearifan lokal mengajarkan kita
untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Tentunya hal ini bukan tanpa maksud,
melainkan agara berkelanjutan hidup dan terus terjaga.
3. Kearifan lokal dalam mitos masyarakat, nenekmoyang kita telah meninggalkan mitos
terhadap pohon-pohon keramat banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Mitos ini
sangat membantu keseimbangan alam. Pohon besar secara ilmiah memang menyimpan
cadangan air tanah dan penyedia oksigen. Begitu pun mitos terhadap hewan yang dianggap
keramat turut menyumbang pelestarian hewan dari kepunahan.
4. Kearifan lokal dalam bidang pertanian, nenekmoyang kita telah meningglkan system
pertanian ramah lingkungan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan, contohnya sistem
pertanian Nyabuk Gunung di Jawa Tengan dan Mitracai Jawa Barat.
5. Kearifan lokal dalam cerita budaya, petuah dan sastra. Contohnya suku Melayu terkenal
dengan seni sastranya. Lewat seni sastra suku Melayu menggambarkan kearifan lokal yang
wajib dijunjung tinggi.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI IDENTITAS BANGSA DALAM WUJUD GOTONG


ROYONG DAN KEKELUARGAAN

 Penataan kearifan local


Kedudukan kearifan lokal dan peranan masyarakat dalam penataan ruang di daerah Eko Noer
Kristiyanto Rechts Vinding 6 (2), 151-169, 2017. Sebelum pengetahuan modern terkait penataan
ruang berkembang pesat, sebenarnya masyarakat asli Indonesia pun telah mengenal konsep
penataan ruang yang dalam berbagai diskusi dan penelitian ternyata terbukti efektif dan selaras
dengan ilmu pengetahuan modern. Cara pandang serta konsep itulah yang dapat kita artikan
sebagai bagian dari kearifan lokal. Tulisan yang disusun dengan tinjauan normatif ini mencoba
menjelaskan bagaimana kearifan lokal dapat berperan dalam proses penataan ruang di Indonesia,
dan hasil penelitian menunjukkan bahwa di beberapa daerah kearifan lokal sudah diakomodir
melalui regulasi daerah, di mana partisipasi masyarakat menjadi sangat penting dalam proses ini,
mengakomodir kearifan lokal berarti mengakui juga eksistensi masyarakat hukum adat seperti apa
yang dikehendaki oleh konstitusi.
 Kearifan local identitas dan ideologi bangsa
Kearifan lokal antara identitas dan ideologi kearifan lokal dapat dipandang sebagaiidentitas
bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi
secara lintas budaya yang 1pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional. Di Indonesia,
kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang menjelma dan mewujud dalam berbagai
bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan,dan lain-
lain). Sekadar contoh, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan
pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan
sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu AC.
Pendopo adalah salah satu contoh bagaimana kearifan lokal warisan masa lampau telah
memberikan kita konsep arsitektur yang lega, nyaman, dan hemat energi. Sekarang ini kita
berteriak-teriak tentang krisis energi dan menyerukan hemat energi, namun gedung-gedung dan
rumah-rumah dibangun dengan konsep bangunan tertutup sehingga memerlukan penyejuk udara
yang menghamburkan energi listrik. Kearifan lokal dalam wujud gotong royong juga kita kenal di
warung-warung rakyat, semisal warteg. Di warung-warung tersebut dipraktikkan penggiliran
pengelolaan warung. Hal itu adalah implementasi dari nilai gotong royong dalam tata sosial dan
ekonomi,memberi peluang kerja dan peluang mencari nafkah bagi kerabat dan warga
sekampung.Contoh tersebut merupakan salah satu kearifan lokal warisan masa lampau yang
masih diberlakukan oleh sebagian masyarakat.
 Konflik dan integrasi dalam kearifan local
Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia yang tidak pernah dapat diatasi
sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil untuk
menghilangkan konflik di muka bumi ini, Konflik antar perorangan dan antar
kelompokmerupakan bagian dari sejarah umat manusia Chang, 2003: 27. Pada umumnya konflik
diakibatkan oleh perbedaan pendapat, pemikiran, ucapan, dan perbuatan. Sikap dasar yang sulit
dan tidak ingin menerima dan menghargai perbedaan semacam itu akan mengubah seseorang
berwatak suka berkonlik. Konflik juga dapat menjadi saluran dari akumulasi perasaan yang
tersembunyi secara terus menerus yang mendorong seseorang untuk berprilaku dan melakukan
sesuatu berlawanan dengan orang lain. Pada umumnya konflik diakibatkan oleh perbedaan
pendapat, pemikiran, ucapan, dan perbuatan. Sikap dasar yang sulit dan tidak ingin menerima dan
menghargai perbedaan semacam itu akan mengubah seseorang berwatak suka berkonflik. Konflik
juga dapat menjadi saluran dari akumulasi perasaan yang tersembunyi secara terus menerus yang
mendorong seseorang untuk berperilaku dan melakukan sesuatu berlawanan dengan orang lain.
 Kearifan local masyarakat Indonesia
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Indonesia benar-benar merupakan
masyarakat majemuk nomor satu di dunia. Secara topografis berupa Negara kepulauan yang
terdiri dari sejumlah pulau-pulau besar dan ribuan pulau kecil, tetapi lebih dari itu berupa
komunitas-komunitas manusia dengan ratusan warna lokal dan etnis. Di sinyalir oleh beberapa
sumber, jumlah etnis dengan bahasanya yang spesifik lebih dari 300 ribu lebih kelompok. Ini
merupakan jumlah yang cukup besar yang tidak boleh dipandang remeh, kendati dalam rangka
dominasi ekonomi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern mereka selalu
dipinggirkan dan diabaikan. Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa
Indonesia. Sesuai dengan kalimat tersebut, artinya pancasila merupakan proses pengkristalisasi
atau pengerasan dari nilai-nilai luhur dan budaya bangsa Indonesia yang telah ada sebelumnya
sepanjang sejarah bangsa yang ada dan nilai-nilai dari kebudayaan kita sendiri. berikut akan
dijabarkan beberapa contohnya yang ada di wilayah Indonesia antara lain;

 Hutan Larangan Adat : Hutan larangan adat ini merupakan bentuk kearifan lokal yang
berlaku di Riau. Kearifan lokal ini dibuat dengan tujuan agar masyarakat sekitar bersama-
sama melestarikan hutan disana sehingga dibuatkan aturan tidak boleh menebang pohon
di hutan. Apabila terdapat anggota masyarakat yang melanggar aturan tersebut, maka ia
akan dikenakan denda berupa beras 100kg atau uang sebesar Rp. 6.000.000,-.
Penting dicatat, bahwa kehadiran kearifan lokal bukanlah wacana baru dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kearifan lokal sebenarnya hadir bersamaan dengan terbentuknya
masyarakat kita, masyarakat Indonesia. Eksistensi kearifian lokal menjadi cermin nyata dari
apa yang kita sebut sebagai hukum yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat.

PENGELOLAHAN DAN PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL

 Kearifan local dalam pengelolahan dan pemanfaatan lingkungan


Kearifan lokal merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia yang telah berkembang sejak
lama. Kearifan lokal lahir dari pemikiran dan nilai yang diyakini suatu masyarakat terhadap alam
dan lingkungannya. Di dalam kearifan lokal terkandung nilai-nilai, norma-norma, sistem
kepercayaan, dan ide-ide masyarakat setempat. Oleh karena itu kearifan lokal di setiap daerah
berbeda-beda.
Masyarakat mengembangkan cara-cara tersendiri untuk memelihara keseimbangan alam dan
lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan melalui pengembangan kearifan lokal memiliki kelebihan tersendiri. Selain untuk
memelihara keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungannya, kebudayaan masyarakat
setempat pun dapat dilestarikan. Namun, dewasa ini kearifan lokal menghadapi tantangan-
tantangan  yang mengancam keberadaan dan kelestariannya. Kearifan lokal yang telah terbentuk
sejak lama kini mulai terkikis seiring berkembangnya teknologi diikuti meningkatnya proses
adopsi inovasi serta difusi adopsi teknologi. Suhartini (2009) menyatakan bahwa kearifan lokal-
kearifan lokal ikut berperan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya. Namun
demikian kearifan lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan seperti: bertambahnya terus
jumlah penduduk, teknologi modern dan budaya, modal besar serta kemiskinan dan kesenjangan.
 Kearifan Lokal Dalam Masyarakat Pedesaan
Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat pedesaan merupakan dari kebiasaaan
masyarakat setempat atau budaya masyarakat sebagai adaptasi terhadap alam dan lingkungan
tempat tinggalnya. Masyarakat menggunakan cara-cara tersendiri untuk mengelola alam dan
lingkungan. Kebiasaan-kebiasaaan itu kemudian membentuk apa yang disebut dengan kearifan
lokal. Kearifan lokal mengandung nilai, kepercayaan, dan sistem religi yang dianut masyarakat
setempat. Kearifan lokal pada kegiatan yang melindungi dan dengan alam dan lingkungan. Oleh
karena itu, penting untuk mengkaji dan mengkaji kearifan lokal yang berkembang di masyarakat.
Namun seiring berjalannya waktu, kearifan lokal semakin berkembang dengan masuknya
berbagai teknologi dan berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat seperti pertambahan
pertambahan yang semakin meningkat. Keadaan demikian membuat masyarakat kearifan lokal
yang diturunkan secara turun-temurun. Pola pikir masyarakat mulai berubah seiring dengan
memudarnya kearifan lokal yakni dari pola pikir holistik ke pola pikir mekanik. Masyarakat tidak
lagi keseimbangan alam dan lingkungan dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan.
Prospek kearifan lokal sangat bergantung pada bagaimana masyarakat itu sendiri kearifan
lokal yang ada dan bagaimana masyarakat mengubah pola pikirnya kembali ke pola pikir holistik.
Sehingga sumberdaya alam dan lingkungan alam yang dimiliki masyarakat dapat dimanfaatkan
dan dilestarikan tanpa menganggu keseimbangannya.
Berikut aset kearifan lokal yang dapat ditemukan di lingkungan pedesaan:
1. Layanan Penyambutan Tamu
2. Layanan Aktivitas Wisata Pedesaan
Hal ini ditunjukkan aspek kearifan lokal seperti:
a. Di lingkungan rumah tinggal; tradisi menyajikan makanan, tradisi makan bersama, makna
pembagian ruangan di dalam rumah, dan sebagainya.
b. Di lingkungan pertanian (kebun/sawah); kebiasaan para petani di sawah/kebun, cara
membajak sawah, kegiatan memanen hasil, kegiatan jual beli, dan sebagainya.
c. Di lingkungan alat transportasi lokal; kegiatan alat transportasi kuda, cidomo, dan
sebagainya.
d. Di lingkungan anak-anak pedesaan; permainan tradisional.
3. Layanan atas Rasa Aman dalam Berkunjung
4. Layanan atas Rasa Nyaman Berkunjung
5. Layanan Kemudahan Berinteraksi serta Kesempatan Belajar Kelokalan
Layanan ini merupakan suasana lingkungan yang memungkinkan orang luar desa dapat memperoleh
informasi dan terbuka untuk berinteraksi mempelajari kebiasaan tat cara kehidupan masyarakat di
desa.
 Memanfaatkan kearifan dalam pengembangan sector pariwisata
Kebudayaan merupakan dasar pembangunan kepariwisataan Indonesia. Pengembangan destinasi
wisata sebagai salah satu pilar pembangunan kepariwisataan nasional esensinya merupakan
pemanfaatan warisan kebudayaan itu sendiri
Frans mengatakan salah satu sektor pariwisata Tanah Air yang diminati oleh wisatawan adalah
wisata budaya yang berbasis keunikan dari tradisi dan kearifan lokal. Oleh karena itu, katanya, perlu
ada pengelolaan kepariwisataan yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan kebudayaan bangsa, nilai-
nilai keagamaan, serta kelestarian dan mutu lingkungan hidup. Wisatawan Tak Diimbangi Kesiapan
Daerah Wisata. Jadi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, kebudayaan suatu daerah harus
diutamakan. Kegiatan pembangunan kepariwisataan semestinya dapat berkontribusi dalam
perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan,
pemanfaatan kearifan lokal sebagai potensi wisata memberikan peran kepada masyarakat untuk
memperkenalkan sekaligus menciptakan apresiasi dan kepekaan terhadap nilai-nilai sosial, budaya,
dan tradisi setempat.Pemanfaatan kearifan lokal ini bisa memperkuat dan melestarikan identitas
budaya lokal. Semakin banyak budaya yang dilestarikan, akan semakin meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat.
 Kearifan local masyarakat dalam mengelola sumber daya air
Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Mengelola Sumber Mata Air Sistem dalam tatanan
kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya, serta lingkungan yang hidup di tengahtengah
masyarakat lokal dapat disebut kearifan lokal yang memiliki ciri yang bersifatnya dinamis,
berkelanjutan dan dapat diterima oleh komunitasnya (Reza dan Hidayati, 2017). Pemahaman
mengenai kearifan lokal tersebut memunculkan keingintahuan tentang kearifan lokal terkait dengan
tatanan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Caong dalam pengelolaan sumber mata air.
Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Caong dalam pengelolaan mata air ini
berupa kegiatan mengelola mata air serta tradisi dan ritual masyarakat, antara lain;
1. Kegiatan Pengelolaan Sumber Mata Air Tindakan dalam menjaga mata air yang dilakukan oleh
masyarakat yaitu tindakan pengelolaan mata air.
Manik (2012) menyatakan pengelolaan didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan manusia dalam
pemanfaatan sumber daya alam dalam suatu wilayah sehingga dapat berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Kegiatan mengelola mata air antara lain;
a) Membuat Bendungan Air (Pagunkg)
b) Gotong-Royong Membersihkan Lingkungan Sekitar Mata Air
c) Menanam Pohon Di Sekitar Lingkungan Mata Air Masyarakat
d) Perbaikan Sarana Kegiatan perbaikan sarana dilakukan oleh masyarakat
PERAN KEARIFAN LOKAL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

 Peranan kearifan local dalam pengembangan ekomoni


Sebuah budaya lahir dari keluhuran nilai, kemuliaan sikap, dan keagungan tradisi mayarakat
yang berjalan secara berkelanjutan dan mengakar. Dalam prosesnya, budaya lahir dari adanya
interaksi bahkan terkadang terjadi akulturasi antara keyakinan religi, sosial, dan tradisi masyarakat.
Persentuhan tersebut melahirkan cara pandang, keyakinan, sikap dan ideologi yang heterogen dan
dinamis. Oleh karena itu, kerangka yang digunakan untuk memahami budaya dalam komunitas
tertentu harus juga memahami cara pandang, sikap, dan ideologi dimana komunitas masyarakat itu
berada. Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam masyarakat
Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya
alam. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan dapat ditumbuhkan secara efektif melalui
pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi
kekuatan yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan.
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang hidup dengan
menggantungkan alam dan mampu menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dengan kearifan
lokal yang dimiliki dan dilakukan tidak begitu merasakan adanya krisis ekonomi, atau pun tidak
merasa terpukul seperti halnya masyarakat yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh kehidupan modern.

- Pasar desa dalam pengembangan ekonomi masyarakat


Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan
masyarakat. Pasar sudah dikenal sejak masa Jawa Kuno yaitu sebagai tempat
berlangsungnya transaksi jual beli atau tukar menukar barang yang telah teratur dan
terorganisasi. Hal ini berarti pada masa Jawa Kuno telah ada pasar sebagai suatu sistem. Pasar
sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai suatu kesatuan dari komponen-
komponen yang mempunyai fungsi untuk mendukung fungsi secara keseluruhan, atau
dapat pula diartikan pasar yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat
kaitannya dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya
ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya berbagai macam jenis komoditi yang
diperdagangkan, adanya proses produksi,distribusi, transaksi dan adanya suatu jaringan
transportasi serta adanya alat tukar.
Dalam kultur ekonomi masyarakat Indonesia di pedesaan dikenal beberapa istilah seperti
paroan, prapatan, dan pertelon.

 Strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal


Kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian dan kultur Indonesia dengan keragaman
sosio-budaya menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Keragaman sosio-budaya Indonesia memberikan indikasi bahwa kreativitas masyarakat Indonesia
sangat tinggi. Begitu pula halnya dengan keragaan produk dari berbagai etnis, yang menjadi
factor pendukung pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif tidak terlepas
dari budaya masyarakat setempat. Pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya
masyarakat setempat. Budaya masyarakat setempat merupakan kearifan lokal yang harus
dilestarikan dan dikembangankan dalam bentuk terintegrasi dalam setiap kegiatan pembangunan.
Kearifan local dalam budaya biasa dalam bentuk fisik dan non fisik. Kearifan local dalam
bentuk fisik dan non fisik dapat berupa produk-produk yang memiliki nilai-nilai yang bermakna
seperti kerajian, seni, kuliner, dan lain-lain. Ekonomi kreatif bukan hanya diukur dari segi
ekonomi tetapi juga dapat diukur dari segi dimensi budaya.
 Potensi produk fashion berbasis budaya indonesia
Dunia fashion di Indonesia saat ini sedang ramai diperbincangkan. Hal ini sedang ramai
diperbincangkan oleh kaum milenial. Membahas fashion dalam tata cara berpakaian menjadi
topik perbincangan yang sering dibahas oleh kaum Milenial. Bukan hanya itu, topik perbincangan
mereka juga membahas tentang produk-produk fashion. Bukan hanya membahas produk-produk
fashion yang berasal dari luar negeri tetapi juga produk-produk fashion yang berasal dari dalam
negeri. Tak hanya menjadi topik perbincangan, fashion juga menjadi hal yang digemari oleh
kaum Milenial.
Fashion adalah hal yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Fashion turut
hadir membantu manusia dalam memilih bagaimana tata cara berpakaian yang akan ia gunakan
untuk menjalankan kesehariannya. Hal inilah yang menjadi sebab mengapa fashion digemari oleh
manusia. Beberapa dekade terakhir sudah banyak pelaku usaha lokal yang sudah dan mau
memulai berkecimpung dalam dunia fashion. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan
usaha fashion di Indonesia. Fashion merupakan subsektor Ekonomi Kreatif. Sebagai bagian dari
subsektor Ekonomi Kreatif, fashion merupakan subsektor yang berpengaruh terhadap kenaikan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara.

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ASET DAN BUDAYA CERMINAN BUDAYA


BANGSA

 Hubungan kebudayaan dengan kearifan local


- Pengertian kearifan lokal

Menurut Francis Wahono (2005) menjelaskan bahwa kearifan lokal adalah kepandaian dan
strategi-strategi pengelolaan alam semesta dalam menjaga keseimbangan ekologis yang sudah
berabad-abad teruji oleh berbagai bencana dan kendala serta keteledoran manusia. Kearifan lokal
tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma, tindakan dan tingkah laku, sehingga
kearifan lokal dapat menjadi seperti religi yang memedomani manusia dalam bersikap dan bertindak,
baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun menentukan peradaban manusia yang lebih jauh.

- Pengertian kebudayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin
(akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Jadi dapat disimpulkan hubungan
dari kebudayaan dengan kearifan lokal adalah sangatlah erat. Seperti contoh adalah gotong royong,
gotong royong merupakan salah satu budaya yang tercipta dari jaman dahulu hingga sekarang.
Gotong royong juga bisa menjadi pedoman hidup rukun antar manusia dalam menjalin kerukunan
antar manusia dan bisa menjadi bukti sebagai identitas suatu daerah.
 Kearifan lokal sebagai asset budaya
Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, nilai-nilai budaya dan
kepercayaan yang ada sebagian bahkan sangat relevan untuk diaplikasikan ke dalam proses
pembangunan kesejahteraan masyarakat. Kearifan lokal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan
mereka, sehingga prinsip ini mentradisi dan melekat kuat pada kehidupan masyarakat setempat.
Meskipun ada perbedaan karakter dan intensitas hubungan sosial budayanya, tapi dalam jangka yang
lama mereka terikat dalam persamaan visi dalam menciptakan kehidupan yang bermartabat dan
sejahtera bersama.
Dalam bingkai kearifan lokal ini, antar individu, antar kelompok masyarakat saling melengkapi,
bersatu dan berinteraksi dengan memelihara nilai dan norma sosial yang berlaku. Keanekaragaman
budaya daerah tersebut merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya
tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan
identitas budaya suatu daerah. Di samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan
kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.
 Kearifan lokal sebagai pembentukan karakter bangsa
Kearifan lokal dapat menjadi strategi dalam menanamkan nilai-nilai karakter melalui situasi
kongkrit yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal
sangatlah penting diterapkan karena manusia susila yang cakap tidak akan terbentuk dengan mudah,
diperlukan proses yang panjang dan menyeluruh. Oleh karena itu, nilai-nilai karakter ini harus di
tanamkan pada siswa Sekolah Dasar untuk memudahkan terwujudnya tujuan utama pendidikan yaitu
membentuk manusia susila yang cakap, sesuai dengan karakter bangsa.
 Kearifan lokal dalam konteks Indonesia kekinian
Karakter dan identitas budaya Indonesia terbentuk dari keanekaragaman budaya dari berbagai
daerah. Keanekaragaman budaya ini menjadi kekayaan intelektual dan warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Identitas, harkat dan martabat manusia dibentuk dari kearifan lokal yang terdiri atas
konsepsi dan gagasan yang berlaku setempat dan mengandung nilai-nilai kebaikan dan kearifan.
Kearifan ini dilakukan secara turun-temurun menjadi tradisi (ajeg) dan dihormati oleh masyarakatnya.
Namun dari perspektif lain, seiring perkembangan peradaban manusia terjadi pergeseran makna.
Manusia modern menganggap tradisi adalah sesuatu yang ketinggalan jaman, dan tidak perlu
dipraktekkan lagi. Akibatnya, rantai hubungan antara alam-tradisi-artefak fisik menjadi terputus.
Tulisan ini bertutur tentang bagaimana kearifan lokal mengalami distorsi makna karena
perkembangan jaman. Kearifan lokal perlu dimaknai kembali dengan menerapkannya dalam
kehidupan modern. Keberadaannya masih perlu dipertahankan dengan memaksimalkan peran arsitek
dalam merancang gubahan massa dan lingkungannya agar tidak kehilangan identitas setempat. Kata
kunci: kearifan lokal; makna; tradisi dan identitas.
 Dampak globalisasi terhadap pelestarian kearifan lokal
Suatu kenyataan yang sudah dinikmati manusia di era globalisasi adalah kemakmuran,
kemudahan dan kenyamanan. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpenaruhi, misalnya
sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia.
Namun demikian kemajuan tekhnologi tidak hanya memberikan dampak-dampak positif pada
sistem ekonomi, dampak negatif juga muncul secara bersamaan. Hal ini juga dapat menjurus kepada
pemborosan sumber daya alam, meningkatkan kriminalitas dan timbulnya berbagai masalah akibat
semakin makmurnya dan sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau negara lain.
Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap sosial budaya
masyarakat (kearifan lokal). Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan
terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1. Persegaran dan pergantian manusia;
2. Kebebasan terkekang;
3. Kepribadian terhimpit;
4. Obyektivitas manusia;
5. Mentalitas tekhnologi;
6. Krisis tekhnologi dan
7. Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser).

URGENSI KEWIRAUSAHAAN DALAM BERBISNIS


 Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha."Wira" berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. "Usaha" berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

 Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli

a. Dan Steinhoff dan John F. Burgess


Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess, wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha.
b. Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough
Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough mendefinisikan kewirausahaan sebagai
usaha untuk menciptakan nilai lewat pengenalan terhadap peluang bisnis, manajemen
mengambil risiko yang cocok dengan peluang yang ada dan lewat kemampuan komunikasi
dan manajemen memobilisasi manusia, keuangan, dan berbagai sumber daya yang diperlukan
untuk membawa suatu proyek sampai berhasil.
c. Jong dan Wennekers
Menurut Jong dan Wennekers, kewirausahaan adalah pengambilan risiko untuk menjalankan
usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau
dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar
dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.
d. Schumpeter
Ekonom Austria terkenal, Joseph Schumpeter, menciptakan istilah 'Unternehmer' yang dia
maksud dengan semangat kewirausahaan. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang yang
mengidentifikasi peluang komersial, apakah materi, produk, layanan, atau bisnis dan
kemudian mengatur usaha atau sistem untuk menerapkannya sehingga menghasilkan uang.
e. Robert C. Ronstadt
Kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis untuk meningkatkan kesejahteraan.
Kesejahteraan ini diciptakan oleh individu-individu yang bersedia mengambil risiko, atas
kekayaan, waktu, dan/atau karier dalam menyediakan nilai (sesuatu yang bernilai) pada
barang atau jasa.
f. Coulter
Kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis
baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk
atau jasa baru yang unik dan inovatif.
g. Suryana
Suryana mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
h. Achmad Sanusi
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
 Kewirausahaan Dilihat dari Berbagai Sudut Pandang dan Konteks
Dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, Wirausaha dapat
dipandang dari berbagai sudut dan konteks antara lain:
1. Pandangan ahli ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor
produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lain untuk meningkatkan
nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
2. Pandangan ahli manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam meggunakan dan
mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, material, tenaga kerja, ketrampilan untuk
menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru (Marzuki Usman,
1997:3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang
meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan
memanfaatkan peluang usaha.
3. Pandangan Pelaku Bisnis
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993:5), wirausaha adalah orang yang menciptakan
suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
4. Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam diri untuk
memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar
kekuasaan orang lain. Meskipun sudut pandang tentang wirausaha berbeda-beda dan konsep
kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan pengusaha dalam dunia bisnis, akan
tetapi pada umumnya mengandung unsur-unsur yang hampir sama, yaitu seseorang yang memiliki
kemampuan kreatif, inovatif, berani menanggung risiko, serta selalu mencari peluang melalui
potensi yang dimilikinya.
 Pengertian kompetensi
Menurut Spencer dan Spencer (1993:9) “A competency is an underlying characteristic of an
individual that is causally related to criterion-referenced effective and\or superior performance in ajob
or situation”. (artinya Kompetensi adalah ciri-ciri yang mendasari seseorang yang biasanya
berhubungan dengan keberhasilan standar acuan dan atau prestasi yang mengembangkan dalam suatu
pekerjaan atau situasi).Lebih lanjut dijelaskan bahwa underlying characteristic (ciri-ciri yang
mendasari) berarti ciri-ciri tersebut cukup mendalam dan merupakan bagian yang penting dari
kepribadian seseorang dan dapat diprediksi tingkah lakunya dalam skala yang besar dari situasi dan
pekerjaannya.
Kompetensi manusia adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak yang mendasari dan
merefleksikan wujud perilaku dan kinerja seseorang dalam aktivitas dan pergaulan hidupnya
(Mangkuprawira, 2004). Kompetensi menentukan cara-cara seseorang dalam berperilaku atau
berfikir, menyesuaikan dalam berbagai situasi dan bertahan lama dalam jangka panjang
(Harijati,2007).Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa kompetensi
merupakan hasil pengetahuan, keterampilan, sikap dan tindakan manusia yang mendasarinya dalam
berperilaku guna mencapai tujuan dalam hidupnya. Kompetensi sebagai wujud perilaku dan kinerja
(hasil kerja) dinyatakan sebagai tingkat kompetensi seseorang yang dapat digunakan untuk
memprediksi bahwa seseorang akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik atau tidak.
Inyang dan Oliver (2009) mengatakan bahwa kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan
yang terkait dengan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang harus dimiliki seorang pengusaha
melalui pelatihan manajerial dan pengembangan untuk memungkinkan dia menghasilkan kinerja yang
berbeda, dan memaksimalkan keuntungan, ketika seseorang mengelola sebuah usaha bisnis atau
perusahaan. Kompetensi kewirausahaan sangat penting sebagai faktor keberhasilan berwirausaha.
Menurut Hazlina, Wilson dan Kummerow (2011) kompetensi kewirausahaan meliputi
oppoturnity, relationship, conceptual, comitment, learning, and personal strength (peluang, hubungan,
konsep, komitmen, pembelajaran dan kekuatan personal).
Sarwoko, Surachman, dan Djumilah (2013) menyatakan bahwa kompetensi kewirausahaan
memberikan peran bagi kinerja bisnis, kompetensi yang tinggi dari pemilik usaha kecil dan menengah
akan menyebabkan kinerja bisnis yang lebih tinggi. Artinya bahwa karakteristik kewirausahaan
berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan yang dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja
bisnis. Karakteristik kewirausahaan yang semakin kuat, menyebabkan kompetensi pemilik usaha
menjadi lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan kinerja bisnis yang semakin tinggi pula.
Kompetensi kewirausahaan merupakan aspek penting dan relevan dengan pengembangan usaha,
menghadapi tingkat persaingan yang tinggi karena suatu usaha atau bisnis tergantung kepada
kemampuan pengusaha atau pemilik usaha (Hazlina, 2007; Sadler-Smith, Hampson, Chaston, dan
Badger, 2003).
 Manajemen strategi dalam ekonomi
Manajemen strategi secara jelas dipengaruhi oleh pemikiran ekonomi. Ilmu ekonomi mengkaji
tentang kinerja pasar dan alokasi dan koordinasi sumber daya. Sementara itu, manajemen strategi
berkaitan dengan koordinasi dan alokasi sumber daya di dalam perusahaan. Perbedaan ini adalah
krusial dan penjelasan mengapa ilmu ekonomi tidak siap untuk digunakan dalam studi strategi dan
mengapa strategi dapat menjelaskan kepada ilmu ekonomi sebagaimana ilmu ekonomi dapat
menjelaskan strategi. Dua dekade yang lalu, ahli ekonomi mempertanyakan bagaimana mengelola
perusahaan, yang kemudian dijawab bahwa unit yang ada di perusahaan harus mengukur keuntungan,
mereka harus mendistribusikan produk, jasa dan modal dari satu kepada lainnya dengan
mempertimbangkan biaya marjinal (marginal cost) agar persaingan internal dapat lebih baik.
kajian strategi bersaing tetap akan bertahan menjadi bagian dari manajemen strategi di mana
hubungan dan pemanfaatan ilmu ekonomi dalam manajemen strategi akan menemukan bentuk baru di
masa depan. Namun keterbatasan antara manajemen stratejik dan ilmu ekonomi akan tetap
memunculkan perbedaan terutama dalam pendekatan yang digunakan. Oleh karena itu aplikasi
hakekat manajemen strategi dan pengembangan kajian strategi akan membutuhkan berbagai interaksi
tidak hanya dari ilmu ekonomi tetapi juga dari disiplin ilmu sosial lainnya.
 Modal social dalam berbisnis (berwirausaha)
Modal sosial merupakan energi pembangunan. Hal ini dikarenakan modal sosial akan
mempengaruhi kekuatan masyarakat dan dasar kemasyarakatan dalam memecahkan permasalahan
yang timbul. Modal sosial akan memberikan dorongan keberhasilan bagi berbagai pihak karena dapat
mendorong masyarakat secara swadaya untuk mencapai tujuan yang maksimal. Modal sosial dapat
diterapkan untuk berbagai kebutuhan, namun yang paling banyak adalah untuk upaya pemberdayaan
masyarakat. Perhatian mengenai peran modal sosial semakin mengarah pada persoalan pembangunan
ekonomi yang bersifat lokal, termasuk mengenai pengurangan tingkat kemiskinan.
Putnam dalam Field mengungkapkan bahwa modal sosial merupakan corak kehidupan sosial yang
terdiri dari jaringan, norma, dan kepercayaan yang membuat para partisipan sanggup untuk bertindak
efektif secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial merupakan konsep yang
muncul sebagai hasil dari interaksi masyarakat dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus.
Interaksi, komunikasi, dan kerja sama yang ada dipengaruhi keinginan untuk mencapai tujuan
bersama yang terkadang berbeda dengan tujuan diri sendiri.
Dan dengan adanya ikatan modal sosial yang melibatkan kerjasama yang erat dari jaringan keluarga
membantu membentuk iklim kepercayan di antara kelompok-kelompok tertentu dari pengusaha lokal
dan mengangkat tingkat kerjasama perusahaan.
 Kompetensi pengetahuan pemasaran
Kompetensi pengetahuan pasar merupakan suatu proses yang menghasilkan dan
mengintegrasikan pengetahuan pasar, yang meliputi kompetensi pengetahuan konsumen, kompetensi
pengetahuan kompetitor dan saling keterkaitan antara bidang penelitian dan pengembangan dengan
pemasaran (Tiger Li dan RJ Calantone, 2006). Kompetensi pengetahuan konsumen mengacu pada
sejumlah aktifitas perilaku yang menghasilkan pengetahuan konsumen yang berkaitan dengan
kebutuhan konsumen saat ini dan saat mendatang akan produk perusahaan. Kompetensi pengetahuan
kompetitor melibatkan sejumlah aktifitas perilaku yang menghasilkan pengetahuan tentang strategi
dan produk kompetitor (pesaing).
 Kapabilitas dan kinerja pemasaran
Agar kelangsungan bisnis terus berjalan maka perusahaan harus dapat memenangkan persaingan
tersebut dengan mencapai kinerja pemasaran yang baik. Untuk mencapai kinerjanya perusahaan harus
mengelola sumberdaya dan kapabilitasnya (Barney, 1991) 159 Sumber daya adalah faktor produksi
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sedangkan kapabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk mengelola sumber dayanya untuk tujuan akhir yang diinginkan.
Resource Based View (RBV) yang dikemukakan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 menyatakan
bahwa organisasi atau perusahaan adalah sekumpulan sumberdaya (resources) untuk membangun
kapabilitas (capabilities) sebagai sumber untuk mencapai kinerja bisnis yang superior (superior
performance). Untuk mencapai kinerja pemasaran, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya
dan kapabilitas pemasarannya dengan baik.
Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Setiap
perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasi pasar dari produk-produknya, sebagai cermin
dari keberhasilan usahanya di dunia persaingan bisnis. Selain itu kinerja perusahaan dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu secara internal dan eksternal.
a. Fungsi Konsep Pemasaran dalam Perusahaan
Konsep pemasaran sebagai fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut
(Triton, 2008: 43). Usi (2008: 28) suatu konsep pemasaran dalam melayani pasarnya, yaitu :
1. Mass marketing (undiffrenstiated marketing)
2. Produk variety marketing (differentiated marketing)
3.Target Marketing
b. Green Marketing
Green marketing adalah suatu proses pemasaran dan produksi barang atau jasa yang lebih
mengutamakan keramahanterhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai