MODUL PERKULIAHAN
U002100010 –
Pendidikan Anti
Korupsi dan
Etik UMB
KEARIFAN LOKAL
Abstrak Sub-CPMK 4
Kearifan lokal merupakan fenomena yang luas Setelah mempelajari modul ini diharapkan
dan komprehensif. Ruang lingkup kearifan lokal mahasiswa mampu menemahami dan
sangat banyak dan beragam sehingga tidak menjelaskan mengenai:
dibatasi oleh ruang. Kearifan lokal lebih 1. Konsep kearifan lokal
menekankan pada tempat dan lokalitas dari 2. Pentingnya kearifan lokal
kearifan tersebut sehingga tidak harus suatu
3. Menerapkan kearifan lokal di lingkungan
kearifan yang belum muncul dalam suatu
komunitas sebagai hasil dari interaksi dengan PT dan lainnya
lingkungan, alam dan interaksinya dengan
masyarakat dan budaya lainnya.
08
Riri Pratiwi, SE.M.Ak
Semua Semua
KEARIFAN LOKAL
KONSEP KEARIFAN LOKAL
Menurut para ahli, kearifan lokal dapat diartikan dalam beberapa aspek sebagai
berikut:
Kearifan lokal adalah adalah ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Berikut beberapa ciri-ciri kearifan lokal yang bisa
kamu kenali:
Mampu bertahan dari pengaruh budaya luar.
Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya luar.
Memiliki kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya
asli.
Memiliki kemampuan mengendalikan.
Memiliki kemampuan memberi arah dan petunjuk perkembangan budaya.
Setiap masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai lokal mengenai perbuatan atau tingkah
laku yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotanya tetapi nilai-nilai
tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya. Nilai-nilai
perbuatan atau tingkah laku yang ada di suatu kelompok belum tentu disepakati atau
diterima dalam kelompok masyarakat yang lain, terdapat keunikan. Seperti halnya suku
Dayak dengan tradisi tato dan menindik di beberapa bagian tubuh.
Setiap masyarakat memiliki kemampuan untuk bertahan hidup (survival) untuk memenuhi
kebutuhan kekeluargaan masing-masing atau disebut dengan ekonomi substansi. Hal ini
merupakan cara mempertahankan kehidupan manusia yang bergantung dengan alam
mulai dari cara berburu, meramu, bercocok tanam, hingga industri rumah tangga.
Setiap masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan kebutuhannya
dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besar atau dikomersialkan. Masyarakat
dituntut untuk menyimbangkan keseimbangan alam agar tidak berdampak bahaya
baginya.
Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki pemerintahan lokal sendiri atau disebut
pemerintahan kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warganya
untuk bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati sejak lama. Kemudian jika
seseorang melanggar aturan tersebut, maka dia akan diberi sangsi tertentu dengan
melalui kepala suku sebagai pengambil keputusan.
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
pekerjaannya, karena manusia tidak bisa hidup sendirian. Seperti halnya manusia
bergotong-royong dalam menjaga lingkungan sekitarnya
Kearifan lokal sangat penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat untuk
menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan
lingkungannya. Masyarakat harus mengenal dan mengerti arti penting dari kearifan lokal
agar budaya yang mereka punya tidak mudah bercampur dengan budaya baru yang
masuk. Kebudayaan daerah adalah salah satu aset bangsa. Kita harus sadar bahwa
kebudayaan yang beragam dari berbagai macam daerah di Indonesia adalah salah satu
aset bangsa yang penting. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat lain untuk
mengetahuinya atau menyaksikannya. Keunikan dan keberagamaan kebudayaan bisa
menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke suatu daerah.
Kearifan lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam
kehidupan masyarakat. Sistem tersebut dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk
menghayati, mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai dengan situasi, kondisi,
kemampuan, dan tata nilai yang dihayati di dalam masyarakat yang bersangkutan.
Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian menjadi bagian dari cara hidup
mereka yang arif untuk memecahkan segala permasalahan hidup yang mereka hadapi.
Berkat kearifan lokal mereka dapat melangsungkan kehidupannya, bahkan dapat
berkembang secara berkelanjutan.
Adapun fungsi kearifan lokal terhadap masuknya budaya luar adalah sebagai
berikut, (Ayat, 1986:40-41):
Istilah lokal secara spesifik menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem
nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa
yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia
atau manusia dengan lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdesain tersebut
disebut setting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun
hubungan-hubungan face to face dalam lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami usaha manusia
dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi)
untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam
ruang tertentu. Pengertian tersebut disusun secara etimologi, di mana wisdom dipahami
sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirnya dalam bertindak atau
bersikap sebagai hasil penilaian terhadap suatu objek atau peristiwa yang terjadi. Sebagai
sebuah istilah wisdom sering diartikan sebagai kearifan atau kebijaksanaan (Ridwan,
2007: 2-3).
Kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari dua kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
Definisi kearifan lokal tersebut, paling tidak menyiratkan beberapa konsep, yaitu:
(1) kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk
perilaku seseorang, (2) kearifan lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya, dan (3)
kearifan lokal itu bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan
zamannya. Konsep demikian juga sekaligus memberikan gambaran bahwa kearifan lokal
selalu terkait dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. Kearifan lokal muncul
sebagai penjaga atau filter iklim global yang melanda kehidupan manusia.
Local wisdom is part of culture. Local wisdom is traditional culture element that
deeply rooted in human life and community that related with human resources,
Kearifan lokal adalah bagian dari budaya. Kearifan lokal Jawa tentu bagian dari
budaya Jawa, yang memiliki pandangan hidup tertentu. Berbagai hal tentang hidup
manusia, akan memancarkan ratusan dan bahkan ribuan kearifan lokal. Lebih lanjut
dikemukakan beberapa karakteristik dari local wisdom, antara lain: (1) local wisdom
appears to be simple, but often is elaborate, comprehensive, diverse, (2) It is adapted to
local, cultural, and environmental conditions, (3) It is dynamic and flexible, (4) It is tuned to
needs of local people, (5) It corresponds with quality and quantity of available resources,
and (6) It copes well with changes.
Ayat, Rohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Cholisin, M.Si & Nasiwan, M.Si. 2012. Dasar Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Ombak.
Dahana, Radhar Panca. 2012. Generasi Digital. Kompas. Edisi Minggu, 28 November.
Fahmal, Muin. 2006. Peran Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak Dalam
Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih. Yogyakarta: UII Press.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books, Inc.,
Publishers.
Idi, Abdullah. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mardjono. 2004. Dengan Budaya Jawa Menggarap Dunia Bagi Terwujudnya Indonesia
yang Besar dan Jaya. Makalah disampaikan dalam Dialog Kebudayaan Nasional
Kerjasama Pusat Studi Budaya dan Puslit PKLH di Lembaga Penelitian UNY
tanggal 8 desember 2004.
Marwito, Tirun. 2004. Kebudayaan Yogya dan Perspektifnya. Makalah disampaikan dalam
Dialog Kebudayaan Nasional Kerjasama Pusat Studi Budaya dan Puslit PKLH di
Lembaga Penelitian UNY tanggal 8 Desember 2004.
Naufel, Ahmad dkk. 2014. Pancasila, Budaya Virtual dan Globalisasi. Purwokerto: STAIN
Press.
Rosidi, Ajip. 2011. Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung: Kiblat Buku
Utama.
Padmanugraha, A.S. 2010. Common Sense Outlook on Local Wisdom and Identity: A
Contemporary Javanese Natives Experience. Paper Presented in International
Conference on Local Wisdom for Character Building, Yogyakarta.
Ridwan, Norma. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Makalah dalam Jurnal Studi
Islam dan Budaya Ibda’.Vol. 5. No. 1. Jan—Jun 2007. Hlm. 27-38.
Rif’an, Ali dkk.. 2012. Indonesia Hari Esok. Purwokerto: STAIN Press.
Sedyawati, Edy. 2006. Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wagiran, dkk. 2010. Pengembangan Model Pendidikan Kearifan Lokal di Wilayah Provinsi
DIY dalam Mendukung Perwujudan Visi Pembangunan DIY menuju Tahun 2025
(Tahun Kedua). Penelitian. Yogyakarta: Biro Administrasi Pembangunan.
http://fbs.uny.ac.id/rubrik-tokoh/budaya-dan-kearifan-lokal-di-era-global-pentingnya-
pendidikan-bahasa-dan-seni-suminto
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kearifan-lokal-pengertian-ciri-ciri-fungsi-dan-
bentuknya-di-indonesia-1vLD9fw7Ln9/full
https://www.kompasiana.com/anastasiadarmadi1053/60373fa58ede486d2f70ca83/
pentingnya-kearifan-lokal?page=2&page_images=1