Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

OLEH :
ASWAN IDRIS
(2022 01 018)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN


TRI TUNAS NASIONAL
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang “Kearifan Lokal” dengan sebaik-baiknya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat
pada waktunya.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya harap makalah ini dapat menambah referensi
keilmuan bagi kita semua.

Makassar, 17 November 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL
B. BENTUK-BENTUK KEARIFAN LOCAK NUSANTARA
C. SEJARAH MULTIKULTURALISME DAN PESEBARANNYA
D. PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME
E. MULTIKULTURALISME DAN KEARIFAN UNIVERSAL
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kearifan lokal mengacu pada pengetahuan dan nilai-nilai tradisional yang dimiliki oleh
suatu masyarakat atau budaya tertentu. Sejarah kearifan lokal bervariasi di setiap daerah,
mencakup praktik-praktik tradisional, kepercayaan, serta cara hidup yang telah diwariskan dari
generasi ke generasi. Penting untuk memahami dan melestarikan kearifan lokal guna memelihara
identitas budaya dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Kearifan lokal mengacu pada
pengetahuan dan nilai-nilai tradisional yang dimiliki oleh suatu masyarakat atau budaya tertentu.
Sejarah kearifan lokal bervariasi di setiap daerah, mencakup praktik-praktik tradisional,
kepercayaan, serta cara hidup yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Penting untuk
memahami dan melestarikan kearifan lokal guna memelihara identitas budaya dan
mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal
2. Apa saja bentuk-bentuk kearifan local Nusantara
3. Bagaimana sejarah multikulturalisme dan pesebarannya
4. Apa saja pendidikan multikulturalisme
5. Apa itu multikulturalisme dan kearifan universal
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kearifan local
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kearifan local nusantara
3. Untuk mengetahui sejarah multikulturalisme dan pesebarannya
4. Untuk mengetahui pendidikan multikulturalisme
5. Untuk mengetahui multikulturalisme dan kearifan universal
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan, serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Secara etimologi, kearifan lokal (local
wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan lain untuk
kearifan lokal di antaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat
(local knowledge) dan kecerdasan setempat (local genious). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam
berinteraksi. Kata "lokal", yang berarti "tempat" atau "pada suatu tempat", terdapat hidup sesuatu
yang mungkin berbeda dengan tempat lain, atau terdapat di suatu tempat yang bernilai yang
mungkin berlaku setempat atau mungkin juga berlaku universal.

Menurut para ahli:


1. F.X. Rahyono Rahyono
Dalam Kearifan Budaya dalam Kata (2009) mendefinisikan kearifan lokal sebagai
kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui
pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal disini adalah hasil dari masyarakat tertentu
melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain.
2. Yudie Apriyanto
Menurut Yudie Apriyanto, kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan,
dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka,
pedoman ini bisa tergolong dalam jenis kaidah sosial, baik secara tertulis ataupun tidak tertulis.
Akan tetapi yang pasti setiap masyarakat akan mencoba mentaatinya.
3. Robert Sibrani
Kearifan lokal antropologlinguistik Robert Sibarani adalah suatu bentuk pengetahuan asli
dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat, untuk mengatur
tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal. 4. Tjahjono dan kawan-
kawan
Kearifan lokal menurut P.E. Tjahjojo dkk. dalam penelitiannya berjudul Pola Pelestarian
Keanekaragaman Hayati Berdasarkan Kearifan Lokal Masyarakat Sekitar Kawasan TNKS di
Propinsi Bengkulu (2000) adalah suatu sistem nilai dan norma yang disusun, dianut, dipahami
dan diaplikasikan masyarakat lokal berdasarkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam
berinteraksi dengan lingkungan.
5. Sonny Keraf
Kearifan lokal menurut Keraf adalah mencakup semua bentuk pengetahuan, keyakinan,
pemahaman, wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam
kehidupannya didalam komunitas ekologis. Dari pengertian kearifan lokal menurut para ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan setempat.
Jadi, kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan dan pengetahuan setempat yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik dan berbudi luhur, yang dimilki, dipedoman dan
dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat.

2. BENTUK-BENTUK KEARIFAN LOKAL NUSANTARA


Menurut Prof. Nyoman Sirtha dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali”
menyatakan bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma, etika,
kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang
bermacam-macam dan ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya menjadi
bermacam-macam.Nyoman Sirtha menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada
dalam masyarakat berupa nilai, norma, kepercayaan dan aturan-aturan khusus.

Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan kearifan lokal ke dalam dua aspek (Azan, 2013)
yaitu :

a.Wujud Nyata (Tangible)

 Tekstual
 Bangunan atau Aristektual
 Benda Cagar Budaya atau Tradisional (Karya Seni)
 Kuliner

b. Tidak Berwujud (intangible)

Contohnya yaitu petuah yang disampaikan secara verbal dan seni suara berupa nyanyian,
pantun, cerita, serat nilai-nilai ajaran tradisional. Serat ini disampaikan secara verbal dari
generasi ke generasi.
3. SEJARAH MULTIKULTURALISME DAN PESEBARANNYA

Multikulturalisme Merujuk pada suatu konsep atau kebijakan yang mengakui dan
menghargai keberagaman budaya, agama, dan etnis dalam suatu masyarakat. Sejarah
multikulturalisme dapat ditelusuri ke berbagai periode dan konteks di seluruh dunia.

Pada umumnya, multikulturalisme muncul sebagai respons terhadap tuntutan inklusivitas


dalam masyarakat yang diterima oleh kelompok-kelompok beragam. Pada abad ke-20, beberapa
negara seperti Kanada dan Australia mulai menerapkan kebijakan multikulturalisme untuk
menghargai identitas budaya dan etnis yang berbeda di antara warganya.

Di Amerika Serikat, pergerakan hak sipil pada tahun 1960-an juga memberikan dorongan
untuk mengakui dan menghormati keberagaman masyarakat. Selama beberapa dekade terakhir,
sejumlah negara Eropa juga memperkenalkan kebijakan multikulturalisme sebagai tanggapan
terhadap migrasi yang signifikan.

Meskipun konsep ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan toleransi dan
pemahaman antarbudaya, beberapa kritikus berpendapat bahwa penerapan multikulturalisme
dapat menghadirkan tantangan, termasuk risiko fragmentasi sosial.

Pesebaran multikulturalisme terus berkembang seiring dengan perubahan dinamika


global dan perkembangan masyarakat. Penerapan dan pendekatan terhadap multikulturalisme
dapat bervariasi di berbagai negara dan wilayah, mencerminkan kompleksitas dinamika lokal dan
global.

4. PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME

Pendidikan multikulturalisme mencakup pengajaran nilai-nilai keberagaman,


penghargaan terhadap budaya, dan pemahaman antar etnis untuk menciptakan lingkungan
Pendidikan yang inklusif. Tujuannya adalah membangun pemahaman, toleransi, dan kerjasama
di antara beragam kelompok dalam Masyarakat.

5. MULTIKULTURALISME DAN KEARIFAN UNIVERSAL

Multikulturalisme adalah pendekatan yang mengedepankan keberagaman budaya dalam


suatu masyarakat, sementara kearifan universal mencakup nilai-nilai yang dianggap bersifat
umum dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks budaya. Keduanya dapat saling melengkapi,
memungkinkan adanya penghargaan terhadap perbedaan budaya sambil tetap memelihara
prinsip-nilai universal seperti hak asasi manusia dan kesetaraan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Kearifan lokal memiliki peran penting dalam mempertahankan dan
mengembangkan identitas budaya suatu masyarakat. Melalui pelestarian nilai-nilai lokal,
dapat memperkuat rasa solidaritas dan keinginan lingkungan. Oleh karena itu, kearifan
lokal bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga landasan untuk masa depan yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai