Anda di halaman 1dari 13

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara

teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah

ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhindda kepada pihak-pihak

yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal

kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai

ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

A. Pengertian Kearifan Lokal.....................................................................................4

B. Tipe – Tipe Kearifan Lokal...................................................................................5

C. Fungsi Kearifan Lokal...........................................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................7

A. Penelitian Kearifan Lokal......................................................................................7

B. Contoh Nyata Kearifan Lokal di Dalam Kehidupan Masyarakat..........................9

PENUTUP.......................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan

yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan

budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah

yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati

lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu.

Kebudayaandipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orangyang

selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia,perjuangan setiap

orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya.Kebudayaan merupakan aktivitas

yang dapat diarahkan dan direncanakan.Oleh sebab itu dituntut adanya

kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan baru. Manusia tidak hanya

membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam

mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam

perencanaan kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka

dasar dalam strategi kebudayaan.

Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia,terdiri dari 2 kata

yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berartisetempat dan wisdom sama dengan

kebijaksanaan. Dengan kata lain makalocal wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-

gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana,

penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota

1
masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Localgenius ini

merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh QuaritchWales. Para antropolog

membahas secara panjang lebar pengertian localgenius ini (Ayatrohaedi, 1986).

Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural

identity, identitas/kepribadian budayabangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu

menyerap dan mengolahkebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri

(Ayatrohaedi,1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41)

mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local geniuskarena telah

teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.

Kelompok kami membahas mengenai kearifan lokal di latarbelakangi oleh

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribupulau,budaya,suku bangsa,

bahasa, adat istiadat serta terdiri dari beberapaagama. oleh sebab itulah kami angkat judul

ini mengingat agar kaum mudapenerus bangsa dapat mempertahankan kearifan lokal yang

sudah dari duluada seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi saat ini.

diharapkanagar anak muda di Indonesia tidak terlena dengan perkembangan zaman yangserba

praktis di dunai yang super canggih dan sudah modern akibatberkembangnya

dunia teknoligi dan informasi.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?

2. Apa saja Tipe Kearifan lokal ?

3. Apa maanfaat kearifan lokal ?

4. Apa saja contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia?

5. Apa saja tantangan kearifan lokal?

2
C.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?

2. Mengetahui tipe kearifan lokal?

3. Mengetahui maanfaat kearifan lokal

4. Mengetahui contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia

5. mengetahui tantangan kearifan lokal

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Kearifan Lokal

Menurut bahasa, keafiran lokal terdiri dari dua kata, yaitu kearifan danlokal. Di

dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kearifan artinyabijaksana,

sedangkan local artinya setempat. Dengan demikian pengertiankearifan lokal

menurut tinjauan bahasa merupakan gagasan-gagasan ataunilai-nilai setempat atau

(lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,bernilai baik yang tertanam dan diikuti

oleh anggota masyarakatnya di tempat tersebut.

Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakanbahwa

unsur budaya daerah potensial sebagai localgeniuskarena telah terujikemampuannya untuk

bertahan sampai sekarang. Ciri-ciri kearifan lokaltersebut adalah sebagai berikut:

1. Mampu bertahan terhadap budaya luar

2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar

3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalambudaya asli

4. Mempunyai kemampuan mengendalikan

5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagiandari tradisi-

budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan

pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dankawasan (perkotaan) dalam geografi

kenusantaraan sebuah bangsa. Daripenjelasan beliau dapat dilihat bahwa kearifan

4
lokal merupakan langkahpenerapan dari tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik.

Hal terpentingdari kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada

artefakfisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan

tentangbagaimana ‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai

tradisi yang diterima secara universal oleh masyarakat, khususnya

dalamberarsitektur. Nilai tradisi untuk menselaraskan kehidupan manusia dengancara

menghargai, memelihara dan melestarikan alam lingkungan. Hal inidapat dilihat

bahwa semakin adanya penyempurnaan arti dan salingmendukung, yang intinya

adalah memahami bakat dan potensi alamtempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai

tradisi.

B.Tipe – Tipe Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah persoalan identitas. Sebagai sistem pengetahuanlokal, ia

membedakan suatu masyarakat lokal dengan masyarakat lokal yanglainnya. Perbedaan itu

dapat dilihat dari tipe-tipe kearifan lokal yang dapat ditelusuri:

1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus berhubungandengan

lingkungan setempat, dicocokkan dengan iklim dan bahanmakanan pokok

setempat.

Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai bagian darikearifan

lokal dengan tujuan agar sumber pangan masyarakat dapat tetapterjaga

2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk pencegahandan

pengobatan.

Contoh: Masing-masing daerah memiliki tanaman obat tradisional dengankhasiat

yang berbeda-beda.

5
3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu

sajaberkaitan dengan sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai bagianupaya

pemenuhan kebutuhan dan manajemen tenaga kerja.

Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk membuka lahan

pertanian, dll.

C.Fungsi Kearifan Lokal

1) Sebagai penanda identitas sebuah komunitas.

2) Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dankepercayaan.

3) Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top down), tetapisebuah unsur

kultural yang ada dan hidup dalam masyarakat. Karena itu,daya ikatnya lebih

mengena dan bertahan.

4) Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas.

5) Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal

balikindividu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common

ground/kebudayaan yang dimiliki.

6) Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya

kebersamaan,apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk

menepisberbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak,

solidaritaskomunal, yang dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran

bersama,dari sebuah komunitas terintegrasi.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A.Penelitian Kearifan Lokal

1. Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mempengaruhikebutuhan pangan dan

berbagai produksi lainnya untuk mencukupikebutuhan manusia. Robert Malthus

menyatakan bahwa penduduk yangbanyak merupakan penyebab kemiskinan, hal ini

terjadi karena lajupertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tidak akan

pernahterkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya mengikutideret hitung

(Soerjani dkk, 1997:99). Adanya kebutuhan pangan yangtinggi menuntut orang untuk

meningkatklan produksinya guna mencukupikebutuhan tersebut, sehingga melakukan

modernisasi pertanian denganmelakukan revolusi hijau. Dalam Revolusi hijau

dikembangkanpenggunaan bibit unggul, pemupukan kimia, pengendalian hama penyakit

dengan obat-obatan, pembangunan saluran irigasi secara besar-besaran untuk

pengairan dan penggunaan teknologi pertanian dengan traktor untukmempercepat pekerjaaan.

2. Teknologi Modern dan Budaya

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepatmenyebabkan

kebudayaan berubah dengan cepat pula. Selanjutnya SuRitohardoyo (2006:42)

menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi padamasyarakat yang kebudayaannya sudah

maju atau kompleks, biasanyaterwujud dalam proses penemuan (discovery), penciptaan

baru (invention),dan melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur

kebudayaan).Perkembangan yang terwujud karena adanya inovasi (discovery

maupuninvention) dan difusi inovasi mempercepat proses teknologi, industrialisasi dan

7
urbanisasi. Ketiga komponen tersebut secara bersama menghasilkanproses modernisasi dalam

suatu masyarakat yang bersangkutan. Teknologimodern secara disadari atau tidak oleh

masyarakat, sebenarnyamenciptakan keinginan dan harapan-harapan baru dan memberikan

carayang memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan manusia.

3. Modal Besar

Eksploitasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan sekarang initelah sampai pada

titik kritis, yang menimbulkan berbagai masalahlingkungan dan masyarakat. Di

samping masalah lingkungan yang terjadidi wilayah-wilayah dimana dilakukan

eksploitasi sumberdaya alam,sebenarnya terdapat masalah kemanusiaan, yaitu

tersingkirnya masyarakatasli (indigenous people) yang tinggal di dalam dan sekitar

wilayaheksploitasi baik eksploitasi sumber daya hutan, sumberdaya laut, maupunhasil

tambang. Mereka yang telah turun temurun tinggal dan menggantungkan

kehidupannya pada hutan maupun laut, sekarang seiring dengan masuknya modal besar baik

secara legal maupun illegal yang telah mngeksploitasi sumberdaya alam, maka

kedaulatan dan akses mereka terhadap sumber daya tersebut terampas.

4. Kemiskinan dan Kesenjangan

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan salah satu masalah yangpaling berpengaruh

terhadap timbulnya masalah sosial. Masalah sosial yang bersumber dari kemiskinan

dan kesenjangan atau kesulitan dalampemenuhan kebutuhan pokok, sering kali tidak

berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dengan faktor lain. Kemiskinan bukan saja menjadi

masalah diIndonesia, tetapi juga di banyak Negara berkembang. Kemiskinan juga

mempengaruhi orang bertindak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, meskipun

8
tindakan tersebut kadang bertentangan dengan aturan atau norma-norma yang

sudah ada atau pun berkaitan dengan kerusakan lingkungan.

B. Contoh nyata Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat

1) Kearifan Lokal Jawa Tengah

Budaya Jawa mempunyai peranan penting dalam budaya Indonesia, termasuk bahasanya.

Bahasa Jawa menjadi salah satu pendukung atau pemerkaya bahasa Indonesia. Kearifan lokal

budaya Jawa pada umumnya dapat dilihat melalui pemahaman dan perilaku masyarakat Jawa.

Contoh kearifan lokal budaya Jawa adalah konsep pranata mangsa. Masyarakat petani

dahulu mengenal konsep itu untuk melakukan kegiatan dalam bercocok tanam. Konsep itu

ternyata sudah dikenal oleh masyarakat Jawa sejak abad ke-17. Hal ini dapat dilihat dari serat

Centhini karya Pujangga Pakubuwana V yang memuat konsep tersebut.

Berikut ini beberapa contoh kearifan lokal Jawa :

 Orang Jawa melakukan upacara wiwitan sebelum panen padi sehingga ada pelajaran

untuk membiasakan memilih benih unggul buatannya sendiri sebelum dilakukan

pemanenan padi yang akan diperjualbelikan atau untuk konsumsi. Menyiapkan benih

unggul adalah sangat penting bagi keberlanjutan usaha tani.

 Di desa-desa masa lalu Jawa selalu ada tempat yang disebut punden berupa hutan

lebat dan disampingnya adalah makam. Segala jenis tanaman yang tumbuh di punden

tidak boleh diganggu keberadaannya kecuali untuk dilestarikan dan dikembangkan.

Punden biasanya memberi manfaat pada kelestarian sumber air dan ketersediaan

plasma nutfah lokal.

9
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh paraleluhur

dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu

sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari

generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat

cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum

setempat.

Fungsi kearifan lokal antara lain yaitu Sebagai penanda identitassebuah

komunitas; Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agamadan kepercayaan;

Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (topdown); Kearifan lokal

memberikan warna kebersamaan bagi sebuahkomunitas; Local wisdom akan mengubah

pola pikir dan hubungan timbalbalik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas

common ground/kebudayaan yang dimiliki; Kearifan lokal dapat berfungsi

mendorongterbangunnya kebersamaan.

Tantangan kearifan lokal saat ini antara lain Jumlah penduduk yangtinggi; Teknologi

modern dan budaya barat; Modal dan eksploitasi besar-besaran.

10

Anda mungkin juga menyukai