DOSEN PENGAMPU :
SABAR DUMAYANTI SIHOMBING, S.Pd., MM.
DISUSUN OLEH :
SARAH GITA A PURBA (2101070014)
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat,rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila selesai tepat
pada waktunya.Terimakasih kepada Ibu Dosen yang telah memberikan tugas guna
untuk meningkatkan kemampuan, dan berpikir kritis saya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Kearifan Lokal........................................................................................6
2.2 Tipe-Tipe Kearifan Lokal.......................................................................................10
2.3 Fungsi Kearifan Lokal............................................................................................11
2.4 Contoh-contoh Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat................................12
2.5 Tantangan Kearifan Lokal..................................................................................14
BAB III............................................................................................................................19
KESIMPULAN................................................................................................................19
3.1 Simpulan................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local
genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales.
Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini
(Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local
genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing
sesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara
Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya
daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
bertahan sampai sekarang.
Saya membahas mengenai kearifan lokal di latar belakangi oleh Indonesia
adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau,budaya,suku bangsa,
bahasa, adat istiadat serta terdiri dari beberapa agama. Oleh sebab itulah saya
angkat judul ini mengingat agar kaum muda penerus bangsa dapat
mempertahankan kearifan lokal yang sudah dari dulu ada seiring dengan
perkembangan zaman dan globalisasi saat ini. diharapkan agar anak muda di
Indonesia tidak terlena dengan perkembangan zaman yang serba praktis di dunai
yang super canggih dan sudah modern akibat berkembangnya dunia teknologi dan
informasi.
5
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?
2. Mengetahui tipe kearifan lokal?
3. Mengetahui maanfaat kearifan lokal
4. Mengetahui contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia
5. mengetahui tantangan kearifan lokal
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Jawa terkenal dengan tata karma dan perilaku yang lembut, etnis Madura dan
Bugis memiliki harga diri yang tinggi,dan etnis Cina terkenal dengan keuletannya
dalam usaha, serta banyak etnis lainnya yang juga memiliki budaya dan
pedoman hidup masing yang khas sesuai dengan keyakinan dan tuntutan hidup
mereka dalam upaya mencapai kesejehtaraan bersama. Kearifan lokal itu
mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka, sehingga prinsip ini mentradisi
dan melekat kuat pada kehidupan masyarakat setempat. Dalam bingkai kearifan
lokal ini, baik individu maupun kelompok, masyarakat saling melengkapi,
bersatu dan berinteraksi dengan memelihara nilai dan norma sosial yang berlaku.
Kedudukan Agama dalam hubungan sosial, kebudayaan, maupun
peradaban menempati tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
khususnya Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang religius. Kenyataan
pluralitas (paham atas keberagaman untuk dapat hidup secara toleran ditengah-
tengah masyarakat) agama diIndonesia menunjukkan adanya dinamisasi sekaligus
problematic yang dihadapi bangsa Indonesia untuk hidup berdampingan dalam
kebersamaannya. Baik secara teoritis maupun factual masalah ini bukanlah
persoalan sederhana yang hanya dapat diselesaikan dalam peta konsep teoritis
dan sloganitas kerukunan umat beragama.
Sikap inklusif (menerima dan menyadari kehadiran agama lain dalam
kehidupan bersama dan bernegara tidak menjadikan pemeluk-pemeluk agama
kehilangan jati diri, eksistensi dan penganutnya) dan jika hal iut terjadi dan
disadari oleh masing-masing pihak sebagai kenyataan dan keniscayaan pluralitas,
maka problematika substansial antar pemeluk agama akan selesai. Dengna
inklusifitas dapat menjadi jaminan terhadap keharmonisan masing-masing agama
untuk tetap eksis dalam satu kesatuan pluralitas. Sebaliknya sikap
eksklusif(menutup diri terhadap kenyataan pluralitas dan mengedapankan
idealitas serta egois sepihak, justru menimbulkan ketidak seimbangan dan
disharmonitas antar pemeluk agama-agama.
8
Ciri-ciri kearifan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
1. mampu bertahan terhadap budaya luar,
2. memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3. mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam
budaya asli,
4. mempunyai kemampuan mengendalikan,
5. mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin (2007)
kearifan local merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam
berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu
kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku yang
berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya
berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan
lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan
lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu,
tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua
bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan
atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan
diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia
terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.
9
Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya yang
baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu
kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa memahami nilai-nilai budaya
yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-
nilai kearifan lokal ini sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita
kepada kita selaku anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan
tepa salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal.
Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika masyarakat
lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal itu
sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan cara itulah, kearifan lokal dapat
disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. Hal itu dapat dilihat dari ekspresi kearifan
lokal dalam kehidupan setiap hari karena telah terinternalisasi dengan sangat baik.
Konsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan
lokal (indigenous knowledge system) adalah pengetahuan yang khas milik suatu
masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari
proses hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya (Marzali
dalam Sudikan, 2013).
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal
yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang
mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
10
Contoh: Sasi laut di Maluku dan beberapa tempat lain sebagai bagian dari kearifan
lokal dengan tujuan agar sumber pangan masyarakat dapat tetap terjaga
11
3. Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top down), tetapi
sebuah unsur kultural yang ada dan hidup dalam masyarakat. Karena itu,
daya ikatnya lebih mengena dan bertahan.
4. Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah komunitas.
5. Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik
individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/
kebudayaan yang dimiliki.
6. Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya kebersamaan,
apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis
berbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak, solidaritas
komunal, yang dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran bersama,
dari sebuah komunitas terintegrasi.
Salah satu kearifan lokal yang mendunia yaitu Lompat Batu Nias yang
berada di Provinsi Sumatera Utara. Dimana tradisi kearifan lokal ini dilakukan
oleh Suku Nias. Yang mana warga Nias menyebut budaya Lompat Batu, dengan
bahasa daerah dikenal sebagai Fahombo. Tradisi ini hanya dilakukan oleh seorang
laki laki Suku Nias saja. Dilansir Sosiologi.info dari laman Kemensos.go.id
menjelaskan bahwa tradisi kearifan lokal.
12
Lompat batu ini biasanya dilakukan oleh para pemuda dengan cara melompati
tumpukkan batu yang tingginya sekitar 2 meter.
2. Selametan
3. Ulap Doyo
13
keragaman tekstilnya yang berkualitas. Ulap Doyo merupakan jenis tenun ikat
yang dibuat dari bahan baku serat daun doyo (curliglia latifolia).
Daun ini merupakan tanaman sejenis daun pandan. Hanya saja, daun Doyo
memiliki serat yang kuat. Tumbuhan ini secara liar tumbuh di pedalaman
Kalimantan, salah satunya di daerah Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat. Kain
tenun Ulap Doyo diprediksi telah ada sejak berabad-abad silam. Bahkan bisa juga
kearifan lokal satu ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Hindu Kutai. Dugaan
tersebut tidak berdasarkan prasangka belaka, namun juga didasarkan pada adanya
temuan antropologi yang menyebutkan adanya korelasi antara strata sosial dengan
motif pada tenun Ulap Doyo yang dipakai masyarakat di zaman tersebut.
Motif yang sering ditemukan pada kain tenun Ulap Doyo merupakan
gambar flora dan fauna yang berada di sekitar Sungai Mahakam. Motif lainnya
yang biasa muncul bertema peperangan antara naga dan manusia. Sebagaimana
penjelasan pada paragraf sebelumnya, motif kain tenun ini dapat
merepresentasikan kelas sosial siapa saja yang mengenakannya.
Proses pembuatan Ulap Doyo melalui proses yang unik, pasalnya wanita
Dayak menguasai teknik pembuatannya sejak usia belasan tahun secara spontan.
Ya, mereka menguasainya tanpa proses latihan. Mereka hanya mengamati wanita
lain yang sudah berpengalaman ketika menenun Ulap Doyo.
4. Cingcowong
14
Ritual ini dilakukan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
agar menurunkan hujan ketika terjadi musim kemarau panjang.
Cingcowong berasal dari kata cing dan cowong. Dalam kamus Bahasa
Indonesia-Sunda, terdapat arti yang sama untuk kata “cik” yaitu coba. Sementara
kata cowong berarti biasa berbicara keras. Secara Bahasa, Cingcowong dapat
diartikan dengan “mencoba berbicara keras”. Versi lainnya, Cingcowong
memiliki arti “coba terka siapa orang ini”.
Kearifan lokal yang berasal dari tanah Papua ini merupakan tradisi yang
diajarkan oleh leluhur mereka untuk mencintai alam. Suku Amungme yang hidup
di daerah Tembagapura,
15
menganggap tanah sebagai ibu yang memberi makan, mendidik, memelihara,
serta membesarkan bayi hingga lanjut usia sampai tiada. Bumi diciptakan dengan
beragam kelengkapan yang ada di dalamnya.
16
2. Teknologi Modern dan Budaya
17
3. Modal Besar
18
dieksploitasi. Menurut Rimbo Gunawan dkk, (1998:v) persoalan tersebut di satu
pihak, yaitu modernisasi melihat bahwa tatanan budaya lokal merupakan
hambatan yang harus “dihilangkan” atau “diganti” agar proses pembangunan tidak
mendapat gangguan serius dari komunitas lokal, sementara itu masyarakat lokal
memandang industrialisasi dari hasil sumberdaya alam yang dieksploitasi sebagai
ancaman bagi hak-hak adat mereka terhadap lingkungannya.
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para
leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan
pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta
meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan
tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-
nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat.
Fungsi kearifan lokal antara lain yaitu Sebagai penanda identitas
sebuah komunitas; Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama
dan kepercayaan; Kearifan lokal tidak bersifat memaksa atau dari atas (top
down); Kearifan lokal memberikan warna kebersamaan bagi sebuah
komunitas; Local wisdom akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal
balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/
kebudayaan yang dimiliki; Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong
terbangunnya kebersamaan.
Tantangan kearifan lokal saat ini antara lain Jumlah penduduk yang
tinggi; Teknologi modern dan budaya barat; Modal dan eksploitasi besar-
besaran.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://ariefksmwrdn.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-kearifan-lokal.html
http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2013/01/penjelasan-tentang-kearifan-lokal.html
http://unklebenny.tumblr.com/post/19286691157/kearifan-lokal-
masyarakatindonesia-dalam.html
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/contoh-kearifan
lokal/amp/
https://www.coursehero.com/file/68320860/PANCASILA-TUGAS-1-
AGUSTINOdocx/
21