BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari geometri netral, kita bertolak dari sebagian teori Saccheri, tetapi
tidak menggunakan apa yang ditetapkan Saccheri, yakni postulat kesejajaran Euclides harus
dianggap valid. Selanjutnya, kita periksa kemungkinan pernyataan postulat lain sehingga
pengetahuan geometri kita menjadi lebih dalam lagi. Kita mempelajari geometri netral ini
dengan cara mengamati teorema-teorema.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adanya persegi panjang dalam geometri merupakan hal yang penting. Bayangkan
bagaimana untuk geometri Euclides jika kita tidak punya atau tidak dapat menggunakan
persegi panjang. Tentu saja sulit sekali akan membuat suatu persegi panjang tanpa
mengasumsikan kebenaran postulat kesejajaran Euclides atau salah satu dari teorema
akibatnya, misalnya jumlah sudut suatu segitiga adalah 180o akibatnya seluruh teorema ini
dapat dianggap bahwa persegipanjang itu ada. Untuk menghindari kesalahpahaman, secara
formal kita definisikan istilah persegipanjang sebagai berikut.
2.1.1 Defenisi
Suatu segi empat disebut persegipanjang jika semua sudutnya adalah sudut siku-siku.
Ingat, karena kita mempelajari geometri netral, tidak otomatis kita dapat menggunakan
proposisi Euclides yang terkenal, seperti :
Teorema 2
Jika ada sebuah persegipanjang, maka akan ada juga sebuah persegipanjang dengan
salah satu sisinya lebih panjang dari pada ruas garis terstentu.
2
Dengan kata lain, jika ada persegipanjang ABCD dan ruas garis XY. Maka ada
persegipanjang yang satu sisinya lebih panjang pada XY.
B C C2 C3
A D D2 D3
X Y
Bukti :
Kita gunakan ABCD sebagai “kotak pembangun”, untuk melukis persegipanjang yang kita
inginkan. Lukis segi empat D2C2CD yang kongruen dengan ABCDsedemikian hingga C2 D2
dan BA berlainan pihak terhadap CD (dengan cara memperpanjang BC kea rah C sehingga
panjang
A D2 = 2 AD
3
Dengan cara yang sama, lukis D3 C3 C2 D2 kongruen dengan DC C2 D2 sehingga C3 D3 dan
CD bersesuaian letaknya dan berlainan pihak terhadap C 2 D2 akibatnya AB C3 D3 adalah
persegipanjang, dan
AD3 = 3 AD
Selanjutnya dengan cara yang sama, kita dapatkan bahwa untuk sebarang bilangan bulat
positif n ada persegipanjang AB CnDn sedemikian hingga :
ADn = n AD
Terorema Akibat :
Jika ada sebuah persegipanjang, maka ada sebuah persegipanjang yang dua sisinya yang
berdekatan panjangnya masing-masing lebih panjang dari dua segmen tertentu :
S=G H
B C E
P=A D Q=F
4
W Y
Dengan kata lain, jika ada peresegipanjang ABCD dan segmen garis XY dan ZW diberikan
maka ada persegipanjang PQRS sedemikian sehingga PQ ¿ ZW.
Bukti :
Sesuai dengan teorema 2, ada persegipanjang ABEF dengan AF ¿ XY. Dengan melukis
persegipanjang yang kongruen dengan persegipanjang ABEF berulang-ulang dan
menempatkan di atasnya, kita dapat melukis AFHG dengan AG ¿ ZW. Karena AF ¿ XY,
maka AFHG merupakan persegipanjang PQRS yang dimaksudkan pada teorema akibat di
atas.
Teorema 3
Jika ada sebuah persegipanjang, maka ada persegipanjang dengan panjang dua sisi yang
berdekatan masing-masing sama dengan XY dan ZW.
S R’ R
W S’ R’
P Q’ Q
X Y
Bukti :
5
Cara kita membuktikan seperti apa yang dilakukan penjahit. Dengan menggunakan teorema
akibat terdahulu, maka kita memiliki persegipanjang PQRS dengan PQ ¿ XY dan PS ¿ ZW,
kemudian kita potong sedemikian hingga panjang PQ = XY dan PS = ZW.
Jadi ada titik Q’ pada PQ sedemikian hingga PQ’ = XY. Dari Q’ ditarik garis yang tegak
lurus RS denga kaki R’. Kita tunjukkan bahwa PQ’R’S adalah persegipanjang. Sudut P, R’,
dan S’ adalah siku-siku. Kita tunjukkan pula bahwa ∠ PQ’R’ juga siku-siku. Andaikan ∠
PQ’R’ ¿ 900, maka jumlah sudut segiempat PQ’R’S ¿ 3600, kontradiksi dengan teorema
akibat 1 dari teorema 1. Andaikan ∠ PQ’R’ ¿ 900, maka ∠QQ’R’ ¿ 900 dan jumlah sudut
persegipanjang QQ’R’R ¿ 3600 (kontradiksi). Jadi satu-satunya kemungkinan adalah ∠PQ’R’
= 900, dan PQ’R’S adalah persegipanjang.
Dengan cara yang sama, ada titik S’ pada PS sedemikian hingga PS’ = ZW. Tarik garis
dari S’ tegak lurus pada Q’S’ dengan kaki R*, maka sebagaimana di atas, PQ’R*S’ adalah
persegipanjang. Sisi-sisinya yang berdekatan PQ’ dan PS’ masing-masing sama dengan XY
dan ZW dan teorema terbukti.
Teorema 4
Jika ada sebuah persegipanjang, maka setiap segitiga siku-siku mempunyai jumlah sudut
1800.
A A D’
B C B’ C’
Gambar 3.5
6
Bukti :
1) Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari sebuah segitiga yang dibentuk dengan cara
membelah persegipanjang pada diagonalnya.
2) Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 1800.
Andaikan p ¿ 180o. Dari persamaan (1) diperoleh q ¿ 1800 (bertentangan dengan teorema 1)
Jadi p = 1800
Terorema 5
Jika ada sebuah persegipanjang, maka setiap segitiga memiliki jumlah sudut 1800
Bukti :
7
B
A D C
Gambar 3.6
Sekarang ∆ ABC dapat dipotong menjadi dua segitiga siku-siku dengan menarik salah satu
garis tinggi. Masing – masing segitiga ini mempunyai jumlah sudut 1800 (teorema 4). Oleh
karena itu, sifat tersebut berlaku juga untuk sebarang ∆ ABC.
Ini merupakan hasil yang agak menyolok. Adanya satu persegipanjang yang kecil
dengan siku-siku yang sangat kecil sekali yang menempati bagian daerah terpencil menjamin
bahwa segitiga yang mungkin (yang dapat dipikirkan) mempunyai jumlah sudut 180 0. Karena
hal ini merupakan cirri khusus geometri Euclides, kita berusaha mengatakan bahwa jika
dalam geometri netral terdapat suatu persegipanjang, maka geometri itu menjadi geometri
Euclides. Pernyataan itu benar, tetapi masih belum sepenuhnya ditunjukkan alasannya.
Karena untuk menggolongkan suatu geometri sebagai geometri Euclides, kita harus
menunjukkan bahwa geometri tersebut memenuhi postulat kesejajaran Euclides. Hal ini akan
dibahas pada bab berikutnya.
8
3.1 Jumlah Sudut suatu Segitiga
Adanya persegipanjang dapat digunakan untuk mempertajam teorema 1, teorema
Sacheri – Legendre tentang jumlah sudut segitiga. Hal ini mudah sekali dilakukan, seperti
pada teorema 5, adanya segitiga dngan jumlah sudut 1800 adalah ekivalen adanya
persegipanjang.
Teoerema 6
Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 1800, maka aka nada sebuah persegipanjang.
p q
B D C
Gambar 3.7
Bukti :
Misalkan ∆ ABC mempunyai jumlah sudut 1800, pertama kita tunjukkan bahwa ada segitiga
siku-siku dengan jumlah sudut 1800. Potong ∆ ABC menjadi dua segitiga siku-siku yang
masing-masing mempunyai jumlah sudut p dan q dengan menarik garis tinggi tertentu,
misalnya AD, maka p + q = 2.900 + 1800 = 3600.
Kita tunjukkan p = 1800. Menurut teorema 1, p ≤ 1800. Jika p ¿ 180 0, q ¿ 1800 bertentangan
dengan teorema 1. Jadi ada segitiga siku-siku di D, yang mempunyai jumlah sudut 1800.
Sekarang kita mengambil dua segitiga siku-siku, kedua segitiga tersebut kita
tempelkan bersama untuk membentuk persegipanjang.
9
E A
1’
2’ 1
B D
Gambar 3.8
Lukis ∆ BAE ≅ ∆ ABD dengan E berllainan pihak dengan D dari sisi AB, dan BE bersesuaian
dengan AD (gambar 3.8). Karena jumlah sudut ∆ ABD adalah 1800.
Maka :
∠ 1 + ∠ 2 = 900
Karena ∠ 1 = ∠ 1’, ∠ 2 = ∠ 2’
Akibat 1 Teorema 6
Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 180 o, maka setiap segitiga mempunyai jumlah
sudut 1800.
Bukti :
10
Akibat 2 Teorema 6
Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudt kurang dari 180 0, maka setiap segitiga
mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800.
Bukti :
Misalkan ∆ ABC mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800. Perhatikan sebarang ∆ PQR.
Menurut teorema 1, jumlah sudutnya p, dan q ≤ 1800, misalkan p = 1800, bertentangan dengan
permisalan di atas. Jadi seharusnya p ¿ 1800.
Dengan membandingkan teorema akibat 1 dan 2 dari teorema 6, kita amati suatu fakta
penting yang tidak termuat dalam teorema saccheri-legendre. Geometri netral adalah
“homogen”, dalam arti bahwa semua segitga mempunyai jumlah sudut 1800, atau semua
segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800. Jenis geometri netral yang pertama
tersebut, sebagai mana yang anda duga, merupakan geometri Euclides. Sedangkan yang
kedua secara historis muncul sebagi geometri non-Euclides,. Keduanya akan dipelajari pada
Bab yang akan datang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu segi empat disebut persegipanjang jika semua sudutnya adalah sudut siku-siku.
Ingat, karena kita mempelajari geometri netral, tidak otomatis kita dapat menggunakan
proposisi Euclides yang terkenal.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, tim penulis mengharapkan pembaca untuk bisa mengembangkan
dan ikut berperan. Tim penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Claire Fisher, Plid. 1967, Modern Geometry, New York: Me. Graw Hill Book
Company.
13