Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GEOMETRI

TENTANG SISTEM AKSIOMATIK DAN MODEL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

NAMA : FANNY DEBORA MANIK (2101070001)


WINNIE WIE (2101070002)
ELSHA RIYANI SARAGIH (2101070016)
CRISTYANI SITUMORANG (2101070017)

MATA KULIAH : GEOMETRI

DOSEN : Drs. LORD BYRON SILALAHI,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Sistem Aksiomatik dan Model ” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman kami yang masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu,
kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dalam makalah yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah


pengetahuan terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala
usaha dan urusan kita, Aamiin.

Pematangsiantar, 2 Desember 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Sistem Aksiomatik .......................................................................................................... 3
B. Model ................................................................................................................................................ 4
C. Sifat- Sifat Sistem Aksioma................................................................................................................ 5
D. Klasifikasi Aksioma ............................................................................................................................ 6
E. Macam-Macam Sistem Aksioma....................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 13

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “geometri” berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yakni - [gea] yang
berarti “bumi” dan - [metrein] yang berarti “mengukur”. Geometri awalnya adalah ilmu
pengetahuan untuk mengukur tanah. Sejarawan Yunani Herodotus (5 abad SM)
menambahi orang-orang mesir (Babylonia, Hindu, China) juga mempengaruhi banyak
tentang informasi geometri. Sebagai pengembangan pengetahuan, matematikawan
merasa perlu mendalami geometri secara sistematis. Sekitar tahun 300 SM muncul buku
The Elements Euclid yang ditulis oleh Euclid yang menjadi dasar penalaran matematis
selama 2000 tahun. Dalam karya ini, Euclid menulis definisi, aksioma atau aksioma
sebagai fondasi geometri Euclid. Para matematikawan kemudian mengatur bagian-bagian
dalam karya Euclid ke dalam sistem aksiomatik. Sistem aksiomatik merupakan program
Euclid untuk mengatur geometri.
Bagian-bagian dari sistem aksiomatik adalah istilah takterdefinisi, definisi,
aksioma, teorema dan bukti. Bagian pertama dari sistem aksiomatik adalah istilah
takterdefinisi. Dalam buku The Elements, Euclid mencoba untuk mendefinisikan semua
istilah di dalamnya, akan tetapi sekarang telah diakui bahwa tidaklah mungkin untuk
mendefinisikan semua istilahistilah tersebut, sehingga muncul istilah takterdefinisi.
Istilah lain selain istilah takterdefinisi disebut istilah terdefinisi. Istilah terdefinisi
didefinisikan menggunakan istilah takterdefinisi.
Bagian kedua dari sistem aksiomatik adalah aksioma. Kata aksioma dan aksioma
merupakan istilah yang sama. Aksioma merupakan pernyataan yang diakui kebenarannya
tanpa memerlukan pembuktian. Aksioma-aksioma dari sistem aksiomatik ini dibangun
menggunakan istilah-istilah tak terdefinisi. Bagian terakhir dari sistem aksiomatik adalah
teorema dan pembuktiannya. Bagian ketiga dari sistem aksiomatik ini bekerja
berdasarkan aksioma.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian Aksioma?


2. Apa itu model dalam aksiomatik ?
3. Apa saja sifat-sifat sistem aksioma?
4. Bagaimana klasifikasi aksiomaa?
5. Apa saja macam-macam sisteem aksioma?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dibuatnya makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari aksioma;
2. Untuk mengetahui dan memahami model dalam aksioma;
3. Untuk menegetahui dan memahami sifat-sifat sistem aksioma;
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana klasifikasi aksioma;
5. Untuk mengetahu dan memahami apa saja macam-macam sistem aksioma

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Aksiomatik


Sistem aksiomatik memuat himpunan yang terdiri dari istilah-istilah yang tidak
didefinisikan atau primitif, dan memiliki arti yang bergantung pada interpretasi
pembaca. Semua istilah selain istilah-istilah primitif didefinisikan berdasarkan istilah-primitif.
Istilah-istilah itu disebut definisi. Sistem aksiomatik juga mengandung himpunan pernyataan
yang tidak perlu dibuktikan, yang disebut sebagai aksioma atau postulat. Aksioma
atau postulat tersebut dirumuskan menggunakan istilah-istilah primitif dan definisi-definisi.
Konsekuensi logis dari aksioma-aksioma pada suatu sistem aksiomatik disebut sebagai
teorema, yang keabsaha Sistem aksioma adalah sistem penerapan dalam matematika dari
berbagai cara logika atas sekelompok unsur, relasi, dan operasi. Dalam bagian penalaran
matematika, suatu rumus (teorema) matematika terdiri atas beberapa hipotesis dan
kesimpulan.nnya tidak bergantung pada interpretasi terhadap istilah-istilah primitif.

Berikut ini merupakan salah satu contoh dari sistem aksiomatik. Diberikan suatu
sistem aksiomatik, dinamai dengan sistem aksiomatik Fe-Fo, dengan istilah-istilah
primitif : “Fe”, “Fo”, dan relasi “termasuk pada”. Aksioma-aksiomanya adalah :

Aksioma 1. Terdapat tepat tiga Fe yang berbeda pada sistem aksioma ini.

Aksioma 2. Dua Fe yang berbeda termasuk pada tepat satu Fo.

Aksioma 3. Tidak semua Fe termasuk pada Fo yang sama.

Aksioma 4. Setiap dua Fo yang berbeda memuat paling sedikit satu Fe yang termasuk
pada keduanya.

Dari aksioma-aksioma tersebut kita memiliki teorema-teorema di bawah ini.

Teorema Fe-Fo 1. Dua Fo yang berbeda memuat tepat satu Fe.

Bukti : Aksioma 4 mengatakan bahwa setiap dua Fo yang berbeda memuat paling sedikit
satu Fe. Karenanya, untuk membuktikan Teorema Fe-Fo 1, kita cukup membuktikan
bahwa tidak mungkin setiap dua Fo yang berbeda memuat lebih dari satu Fe. Kita akan
menggunakan bukti kontradiksi. Andaikan setiap dua Fo yang berbeda memuat dua
Fe. Namun pengandaian ini bertentangan atau kontradiksi dengan aksioma 2 yang

3
menyatakan bahwa dua Fe yang berbeda termasuk pada tepat satu Fo. Pengandaian setiap
dua Fo yang berbeda memuat lebih dari dua Fe juga akan menimbulkan pertentangan
dengan aksioma 2. Dengan demikian, dua Fo yang berbeda haruslah memuat tepat satu Fe.

Teorema Fe-Fo 2. Terdapat tepat tiga Fo.

Bukti : Aksioma 2 menyatakan setiap pasang Fe yang berbeda termasuk pada tepat
satu Fo. Aksioma 1 menyatakan terdapat tepat tiga Fe yang berbeda pada sistem.
Berdasarkan Aksioma 1 dan 2 tersebut, maka terdapat paling sedikit tiga Fo. Untuk
membuktikan Teorema Fe-Fo 2, kita cukup membuktikan tidak mungkin terdapat lebih dari
tiga Fo. Kita akan menggunakan bukti kontradiksi. Andaikan terdapat empat Fo. Menurut
Teorema Fe-Fo 1, Fo yang keempat bersama dengan tiga Fo sebelumnya akan membentuk
enam Fe. Padahal menurut Aksioma 1, hanya terdapat tepat tiga Fe yang berbeda.
Akibatnya, terjadi kontradiksi. Kontradiksi seperti itu akan terjadi pula jika kita
mengandaikan terdapat lebih dari empat Fo. Jadi haruslah tidak boleh lebih dari tiga Fo.
Dengan demikian terdapat tepat tiga Fo.

Teorema Fe-Fo 3. Setiap Fo memiliki tepat dua Fe yang termasuk padanya.

Bukti : Menurut Aksioma 2, setiap Fo memiliki paling sedikit dua Fe yang terletak
padanya. Selanjutnya, andaikan terdapat lebih dari dua Fe yang termasuk pada tepat satu Fo.
Misalkan terdapat tiga Fe yang termasuk pada satu Fo. Namun hal ini bertentangan dengan
Aksioma 1 dan 3, yang menyatakan bahwa terdapat tepat tiga Fe dan tidak semuanya
berada pada Fo yang sama. Kontradiksi ini akan terjadi juga jika terdapat lebih dari tiga Fe
yang termasuk pada satu Fo. Jadi haruslah setiap Fo memiliki tepat dua Fe yang termasuk
padanya.

B. Model
Istilah-istilah primitif “Fe”, “Fo”, dan “termasuk pada” bisa saja diinterpretasikan
bermacam-macam. Sekarang, misalkan Fe diinterpretasikan sebagai titik, Fo
diinterpretasikan sebagai garis, dan termasuk pada diinterpretasikan sebagai terletak pada.
Karenanya sistem aksioma Fe-Fo menjadi :

4
Aksioma 1. Terdapat tepat tiga titik yang berbeda pada sistem aksioma ini.

Aksioma 2. Dua titik yang berbeda terletak pada tepat satu garis.

Aksioma 3. Tidak semua titik terletak pada garis yang sama.

Aksioma 4. Setiap dua garis yang berbeda memuat paling sedikit satu titik yang terletak
pada keduanya.

Kalau kita perhatikan, aksioma-aksioma pada sistem aksioma Fe-Fo di atas (dengan
meninterpretasikan Fe sebagai titik, Fo sebagai garis, dan termasuk pada sebagai terletak pada)
merupakan pernyataan-pernyataan yang benar. Interpretasi yang demikian disebut sebagai
model. Selanjutnya, misalkan Fe diinterpretasikan sebagai buku, Fo diinterpretasikan
sebagai rak, dan termasuk pada diinterpretasikan sebagai terletak pada. Akibatnya, sistem
aksioma Fe-Fo dengan interpretasi demikian menjadi :

Aksioma 1. Terdapat tepat tiga buku yang berbeda pada sistem aksioma ini.

Aksioma 2. Dua buku yang berbeda terletak pada tepat satu rak.

Aksioma 3. Tidak semua buku terletak pada rak yang sama.

Aksioma 4. Setiap dua rak yang berbeda memuat paling sedikit satu buku yang terletak pada
keduanya.

Aksioma 4 pada sistem aksioma Fe-Fo di atas (dengan meninterpretasikan Fe


sebagai buku, Fo sebagai rak, dan termasuk pada sebagai terletak pada) merupakan
pernyataan yang salah. Interpretasi seperti ini tidaklah dikatakan sebagai model.

C. Sifat- Sifat Sistem Aksioma


Suatu sistem aksiomatik harus memiliki beberapa sifat. Yang pertama, adalah
konsisten. Suatu sistem aksiomatik dikatakan konsisten jika dari aksioma-aksioma
yang ada tidak mungkin menghasilkan teorema-teorema yang kontradiksi dengan
aksioma-aksioma yang ada dan dengan teorema-teorema yang telah dibuktikan sebelumnya. Sifat
kedua yang harus dimiliki oleh suatu sistem aksioma adalah setiap aksioma yang ada
pada sistem tersebut bukanlah merupakan turunan (deduksi) dari aksioma-aksioma yang

5
lain. Jadi antara aksioma yang satu dengan aksioma yang lain saling bebas atau
independen. Sifat adalah lengkap. Maksudnya, tidaklah mungkin menambahkan aksioma
lain yang konsisten dan independen tanpa menambahkan istilah-istilah primitif. Sifat
terakhir yang harus dimiliki oleh suatu sistem aksioma adalah ekonomis. Suatu sistem
aksioma dikatakan memenuhi syarat “ekonomis” bila simbol-simbol atau istilah-istilah yang
digunakan tidak berlebihan, selain itu juga pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak ada
yang memiliki makna sama.

D. Klasifikasi Aksioma
Dalam mengklasifikasikan sistem aksioma berikut dimaksudkan untuk mempermudah
dalam mempelajari. Terdapat dua klasifikasi dalam tulisan ini, yaitu (1) aksioma “self evident
truth” dan “non-self evident truth” (2) aksioma “material”, “formal” dan “diformalkan.
1. Aksioma self evident truth.

Suatu aksioma dikatakan self evident truth jika dalam pernyataanya sudah langsung
tergambar kebenaranya. Aksioma dari geometri Euclides “melalui dua titik berlainan dapat dibuat
tepat satu garis lurus”, aksioma nampak langsung dapat ditangkap kebenaran-nya di kepala kita.

2. Aksioma non-self evident truth.

Suatu aksioma dikatakan non-self evident truth jika kita tidak dapat langsung menangkap
kebenaran dari aksioma tersebut. Hal ini dikarenakan aksioma tersebut hanya mengaitkan
beberapa fakta atau konsep dengan relasi tertentu, sehingga kebenaran dari aksioma tersebut
cenderung hanya kesepakatan belaka. Contoh sistem aksioma dalam klasifikasi ini adalah sistem
aksioma grup, topologi, ruang metrik, poset dan sebagainya. Justru karena pengangkatan aksioma
seperti ini yang memberikan kemungkinan lebih besar dalam perkembangan matematika.

3. Aksioma material

Suatu aksioma dikatakan material jika unsur-unsur serta relasi yang terdapat dalam aksioma
tersebut masih dikaitkan langsung dengan realitas atau dikaitkan dengan materi tertentu atau
dianggap ada yang sudah diketahui. Contoh Aksioma Grup pada bilangan real. R himpunan
bilangan real, dengan operasi penjumlahan merupakan grup.

6
4. Aksioma formal

Suatu aksioma dikatakan formal jika unsur-unsurnya dikosongkan dari arti, namun masih
dimungkinkan adanya unsur atau relasi yang dinyatakan dengan bahasa biasa, antara lain terlihat
dengan masih bermaknanya kata “atau” dan “dan” dalam logika. Contoh <G, +> merupakan grup
jika dan hanya jika memenuhi sifat tertutup, asosiatif, memiliki elemen identitas dan setiap
elemen memiliki invers. Jika G dikosongkan dari arti, maksudnya G tidak harus bilangan.
Sedangkan operasi “+” pada G masih diartikan sebagai operasi penjumlahan biasa.

5. Aksioma yang diformalkan.

Suatu aksioma dikatakan diformalkan jika semua unsur termasuk tanda logika dikosongkan
dari makna, sedemikian hingga semua unsur diperlakukan sebagai simbol belaka. Contoh <G, ¬>
merupakan grup jika dan hanya jika memenuhi sifat tertutup, asosiatif, memiliki elemen identitas
dan setiap elemen memiliki invers. Jika G dikosongkan dari arti, maksudnya G tidak harus
bilangan. Begitu juga operasi “¬” pada G dianggap sebagai simbol belaka.

E. Macam-Macam Sistem Aksioma


1. Istilah tak terdefinisi
Istilah tak terdefinisi merupakan istilah dasar (primitif) yang digunakan untuk
membangun istilah lain, manfaat istilahnya sendiri tidak dirumuskan, tetapi dideskripsikan.
Contohnya, pada sistem matematika tertentu, diketahui istilah tak terdifinisi seperti
kumpulan, titik, garis, dan aspek.

2. Istilah terdefinisi
Istilah terdefinisi merupakan istilah yang digunakan dalam sistem, bukan istilah dasar,
dan dirumuskan dari istilah dasar sehingga mempunyai manfaat tertentu dan perumusannya
menjadi suatu pernyataan yang sah. Dalam suatu rumusan jika berfaedah jika dan hanya jika.
Suatu rumusan yang adun mempunyai ciri berikut :
a) Jelas, tepat , dan mempunyai satu makna.
b) Hanya memanfaatkan istilah dasar atau yang telah benar sebelumnya
c) Konsisten, dalam setiap kasus mempunyai manfaat yang sama.
d) Jangkauannya cukup lapang untuk dapat memuat sebanyak mungkin objek dari sistem.
e)

7
3. Aksioma atau Postulat
a) Aksioma
Aksioma berasal dari Bahasa Yunani αξιωμα (axioma), yang memiliki arti
dianggap berharga atau juga sesuai atau bisa juga yang dianggap terbukti dengan
sendirinya. Kata tersebut berasal dari αξιοειν (axioein), yang memiliki arti ialah
dianggap berharga, yang setelah itu berasal dari αξιος (axios), yang artinya adalah
berharga. Di antara banyak filsuf Yunani, suatu aksioma merupakan suatu pernyataan
yang bisa dapat dilihat kebenarannya tanpa perlu adanya sebuah bukti. Kata aksioma
tersebut juga dimengerti dalam matematika. Akan tetapi, aksioma pada matematika
itu bukan berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya. Melainkan, suatu titik
awal dari sebuah sistem logika. Misalnya, nama lain dari aksioma ialah postulat.
Suatu aksioma merupakan basis dari sistem logika formal yang bersama-sama
dengan aturan inferensi mendefinisikan logika.
Aksioma merupakan pendapat yang dijadikan pedoman dasar serta juga
merupakan Dalil Pemula, sehingga kebenarannya itu tidak perlu untuk dibuktikan
lagi. aksioma atau pernyataan pangkal meruipakan pernyataan yang kita sepakati
kebenarannya.” Supaya suatu kumpulan aksioma tersebut dapat merupakan sebuah
sistem diperlukan syarat-syarat yang penting. Aksioma merupakan sebuah pernyataan
dimana pernyataan yang kita terima ialah sebagai suatu kebenaran serta bersifat
umum, dan juga tanpa perlu adanya pembuktian dari kita. Bisa juga dikatakan
aksioma adalah sebuah ketentuan yang pasti atau juga mutlak kebenarannya.
Untuk Aksioma contohnya itu seperti “Garis merupakan himpunan titik-titik
yang memuat paling sedikit dua titik”, dan “Dua titik yang berlainan termuat didalam
tepat satu garis”.
Contoh aksioma :
 Dengan Melalui 2 titik sembarang hanya bisa dibuat suatu garis lurus.
 Apabila sebuah garis serta sebuah bidang itu memiliki dua titik
persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada suatu bidang.
 Dengan melalui tiga buah titik sembarang hanya bisa dibuat sebuah
bidang.
 Dengan sebuah titik yang ada di luar sebuah garis tertentu, hanya bisa
dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
b) Postulat

8
Postulat merupakan suatu pernyataan yang diterima tanpa Ada yang menyamakan
postulat dengan aksioma sehingga mereka itu dapat dipertukarkan. Ada yang
menggemukan bahwa terdapat harapan bahwa pada suatu saat postulat tersebut dapat
dibuktikan. Contoh Postulat pembuktian serta dapat digunakan ialah sebagai premis
pada deduksi.
Contoh Postulat Geometri
Dengan mistar dan jangka :
 Dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain.
 Dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang
 Dapat dilukis lingkaran dengan menggunakan sebarang titik ialah
sebagai pusat serta jari-jari sebarang panjang

4. Teorema
Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan
dibuktikan. Suatu teorema terdiri atas beberapa hipotesis dan kesimpulan, yang dapat
dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar, istilah terdefinisi, aksioma, dan pernyataan
sah lainnya.
Teorema merupakan suatu pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian
serta pernyataanya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau juga bernilai benar.
Teorema atau sifat merupakan salah satu perwujudan dari objek matematika yang disebut
dengan prinsip. teorema tersebut harus dapat dibuktikan dengan aksioma-aksioma, definisi-
definisi atau juga teorema-teorema yang medahuluinya.
Kadang-kadang, untuk dapat membuktikan suatu teorema tertentu itu diperlukan adanya
suatu “teorema kecil” yang khusus dibutuhkan untuk dapat membuktikan teorema tersebut.
Teorema kecil yang dipakai itu dengan secara khusus itu sering disebut dengan sebagai
lemma. jadi lemma merupakan suatu teorema (yang juga harus dibuktikans suatu
kebenarannya) yang dibutuhkan khusus untuk dapat membuktikan suatu teorema tertentu.
Korolari merupakan suatu teorema yang muncul ialah sebagai akibat dari teorema
sebelumnya. bobot teorema tersebut sama dengan bobot teorema yang mendahuluinya
Dalil, (kaidah atau teorema) ialah sebuah kebenaran yang diturunkan dari aksioma,
sehingga kebenarannya itu perlu dibuktikan secara terlebih dahulu.Dalil (theorem) tersebut
biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam.

9
Contoh:
 Misalnya ialah “Apabila dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka kedua
sudut tersebut ialah konkruen”, dan “Apabila dua sudut masing-masing itu
besuplemen dengan suatu sudut (yang sama) maka mereka itu ialah konkruen”.
 Teorema merupakan suatu pernyataan hubungan definisi dengan definisi lainnya.
Contoh: Teorema Pythagoras yang menyatakan hubungan ke-3 sisi segitika siku-
siku
Belajar dari bagaimana membuat teorema baru dari asumsi-asumsi yang sudah diketahui
sebelumnya. Belajar melihat hubungan definisi dengan definisi lainnya sehingga dapat ditarik
sebuah teorema.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem aksiomatik memuat himpunan yang terdiri dari istilah-istilah yang tidak
didefinisikan atau primitif, dan memiliki arti yang bergantung pada interpretasi
pembaca. Semua istilah selain istilah-istilah primitif didefinisikan berdasarkan istilah-
primitif. Istilah-istilah itu disebut definisi. Sistem aksiomatik juga mengandung
himpunan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan, yang disebut sebagai
aksioma atau postulat. Aksioma atau postulat tersebut dirumuskan menggunakan
istilah-istilah primitif dan definisi-definisi.
2. Berikut ini merupakan salah satu contoh dari sistem aksiomatik. Diberikan suatu
sistem aksiomatik, dinamai dengan sistem aksiomatik Fe-Fo, dengan istilah-
istilah primitif : “Fe”, “Fo”, dan relasi “termasuk pada”. Aksioma-aksiomanya adalah :
Aksioma 1. Terdapat tepat tiga Fe yang berbeda pada sistem aksioma ini.
Aksioma 2. Dua Fe yang berbeda termasuk pada tepat satu Fo.
Aksioma 3. Tidak semua Fe termasuk pada Fo yang sama.
Aksioma 4. Setiap dua Fo yang berbeda memuat paling sedikit satu Fe yang
termasuk pada keduanya.
3. Macam – macam aksioma :
a. Istilah tak terdifinisi
b. Istilah terdifinisi
c. Aksioma atau Postulat
d. Teorema
4. Sifat – sifat aksiomatik :
a. Konsisten (taat asas)
b. Idependen (bebas)
c. Komplit atau lengkap
d. Ekonomis
5. Klasifikssi aksioma : Aksioma yang “self evidet truth” dan “non-self evident truth”
Aksioma “material” , ”formal” dan “diformalkan”

11
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari bapak dosen dan para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://pendidikan.co.id/aksioma-dan-teorema-pengertian-syarat-dan-contoh/,http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-
3065-2962/Sistem-Aksioma_26068_stie-thamrin_p2k-unkris.html

https://www.slideshare.net/HapizahFKIP/sistem-aksiomatik-geometri

https://123dok.com/document/y9rn3gjy-sistem-aksiomatik-pengertian-sistem-aksiomatik.html

13

Anda mungkin juga menyukai