Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

KEPEMIMPINAN Afrinaldy Rustam S.IP ,M.Si

MAKALAH SYSTEM
ARCHETYPE

DISUSUN OLEH:

Kelompok 3:

Adilfi Zamani (12170515092)


Rahmad Dwi Yuanda (12170514171)
Leo Syahputra (12170510977)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU


SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti nanti syafa’atnya di akhirat
kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat


kesehatan-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah Sejarah islam asia tenggara
dengan judul “Sistem Archetype”.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak dan khususnya Afrinaldy Rustam, S.IP ,M.Si .Si selaku dosen mata
kuliah Kepemimpinan yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca
agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Pekanbaru,11 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ....ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3


A. Pengertian system Archetype ............................................................................. 4
B. Apa manfaat system Archetype ......................................................................... 5
C. Apa tujuan system
Archetype............................................................................................................6
D. Apa saja jenis system Archetype……………………………………………….7
E. Bagaimana Analisis Sistem Archetype Tentang Sistem Perbaikan Yang
Gagal...................................................................................................................9
BAB III PENUTUPAN .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah fenomena komplek yang melibatkan pemimpin, para
pengikut dan situas. kepeminpinan merupakan tindakan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk mengkoordinasikan dan memberi arah kepada
individu ataukelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kepemimpinan diperlukan
berpikir sistem yang merupakan sebuah karakter atau perilaku yang
mencerminkan pemecahan masalah secara menyeluruh
Suatu solusi diterapkan dengan cepat untuk mengatasi gejala-gejala masalah
yang mendesak. Perbaikan cepat ini memicu konsekuensi yang tidak diinginkan
yang awalnya tidak terlihat tetapi akhirnya menambah gejala. Terkait dengan
perbaikan cepat pada suatu gejala yang karena ketergesa-gesaan, tanpa disadari
akan menimbulkan akibat lain (yang tidak disengaja, setelah penundaan waktu)
yang akan memperburuk keadaan tersebut. Pada saat gejala semakin memburuk,
diperlukan suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi gejala tersebut Pola dasar
ini juga merupakan cerminan yang baik dari bahaya reduksionisme berpikir -
terlepas dari upaya terbaik mereka (usaha yang baik itu ketinggalan mark)
manajer menemukan diri mereka berhadapan dengan hal yang sama gejala
masalah, meskipun dalam berbagai warna dan rasa, berulang-ulang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis merumuskan dan membatasi
masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Archetype?
2. Apa Manfaat Sistem Archetype?

1
3. Apa Tujuan Sistem Archetype?
4. Apa Saja Jenis Sistem Archetype?
5. Bagaimana Analisis Sistem Archetype Tentang Sistem Perbaikan Yang
Gagal ?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian kali ini adalah:
1. Untuk Mengetahui tentang apa yang dimasud dengan system Archetype
2. Untuk Mengetahui tentang apa manfaat system Archetype
3. Untuk Mengetahui tentang apa tujuan system Archetype
4. Untuk Mengetahui tentang apa saja jenis system Archetype
5. Untuk Mengetahui Bagaimana analisis Sistem Archetype Tentang Sistem
Perbaikan Yang Gagal ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Arcytipe
Archetypes adalah pola "pakem atau pola". Archetypes sistem
menggambarkan pola dasar atau pola umum perilaku dalam suatu organisasi
Archetypes sistem berfungsi sebagai alat diagnosa dan memberikan wawasan
tentang struktur dasar dari mana perilaku dari waktuke waktu dan kejadian
tersembunyi muncul. Sebagai alat yang prospektif, sistem ini mengingatkan
manajer tentang apa konsuensi yang terjadi di masa depan yang tidak
diingkan. Sehingga para manajer pada saat pengambilan keputusan dapat
mempertimbangkan dan mencari solusi mendasar untuk mengatasi
konsekuensi tersebut. Jadi, archetypes system ini berguna untuk mendapatkan
wawasan tentang sifat dari masalah mendasar yang muncul dan menawarkan
struktur dasar atau pondasi dimana model masalah tersebut dapat
ditanggulangani dan dapat dikembangkaan serta dibangun lebih lanjut.
Arketipe sistem adalah struktur sistem generik yang menggambarkan
proses dinamis umum yang menjadi ciri perilaku system. Arketipe sistem
memberikan wawasan yang lebih sederhana tentang struktur sistem.
Menganalisis arketipe sistem sering dapat membantu untuk mengidentifikasi
poin leverage system, tempat-tempat di mana intervensi harus memiliki
pengaruh paling besar terhadap perilaku system.
Arketipe sistem diperkenalkan sebagai cara formal dan berdiri bebas
untuk mengklasifikasikan struktur yang bertanggung jawab atas pola perilaku
generik dari waktu ke waktu, terutama perilaku kontra-intuitif. Struktur
tersebut terdiri dari tindakan yang dimaksudkan dan reaksi yang tidak
diinginkan dan mengenali penundaan waktu reaksi. Arketipe sistem yang saat
ini diklasifikasikan dapat dilihat sebagai sintesis dari banyak upaya
pemodelan kualitatif dan kuantitatif yang diakumulasi selama bertahun-tahun
oleh banyak analis, yang dapat digunakan untuk membantu menghasilkan

3
pemahaman dalam domain aplikasi baru. Kualitas isomorfik ini
menjadikannya mekanisme yang sangat kuat untuk mempercepat
pembelajaran di dunia yang semakin bergolak Namun, ada beberapa kritik
terhadap validitas arketipe sistem ketika digunakan secara bebas, Khususnya,
mereka telah ditantang untuk apakah mereka benar-benar mampu
menampilkan perilaku yang diklaim untuk mereka. Sikap ini telah dilawan
dengan argumen bahwa, meskipun secara teori mereka lemah, mereka
memberikan ringkasan yang meyakinkan tentang wawasan sistem, yang
efektif dalam praktiknya. Sikap yang diambil dalam makalah ini adalah bahwa
arketipe sistem memiliki peran penting dan multipel untuk dimainkan dalam
pemikiran sistemik.
Mereka dapat memberikan cara yang berdiri sendiri untuk menerapkan
pemikiran sistem dengan menyampaikan kepada orang-orang bahwa rencana
mereka untuk perubahan akan memiliki efek samping, dan mendorong mereka
untuk mengeksplorasi ini. Namun, mereka juga memiliki peran yang lebih
luas dalam proses pemodelan dinamika sistem. Pengalaman saat ini
menggunakan dan mengajar arketipe ke berbagai audiens oleh penulis telah
mengarah pada pandangan bahwa arketipe memiliki peran baik di bagian
depan dan belakang dari proses pemodelan: di bagian depan, sebagai sarana
untuk menggunakan sifat isomorfik mereka sebagai cara memulai kegiatan
konseptualisasi model dengan mentransfer wawasan dari model lain, dan di
belakang, dalam" runtuh " wawasan ke bawah dari model. Penting untuk
mengenali bahwa arketipe sistem adalah alat komunikasi pertama dan
terpenting untuk berbagi wawasan yang dinamis. Desakan bahwa mereka
harus selalu mampu simulasi langsung tidak bertahan. Abstraksi apa pun dari
model dalam aliran saham atau istilah kausal harus selalu menjadi kompromi
antara kesederhanaan untuk komunikasi dan kelengkapan untuk validitas.
Archytipes masih memiliki nilai, dan menyarankan mereka arketipe
yang efektif untuk mulai menjawab pertanyaan, "Mengapa kita terus melihat

4
masalah yang sama berulang dari waktu ke waktu?" Pola dasar juga berguna
untuk perencanaan. Ketika manajer merumuskan cara yang mereka harapkan
untuk mencapai tujuan organisasi mereka, arketipe dapat diterapkan untuk
menguji apakah kebijakan dan struktur yang dipertimbangkan dapat
mengubah struktur organisasi sedemikian rupa untuk menghasilkan perilaku
pola dasar..
Fungsi dari archetype sendiri bagi individu adalah mempengaruhi cara
pandang seorang individu terhadap sebuah kejadian, terhadap diri sendiri,
kebutuhannya, dan apa yang kita mau, apa yang mau kita pelajari, dan lain-
lain; selain itu archetype juga yang membantu seseorang dalam menemukan
pemenuhan keinginan dasarnya sehingga adanya kepuasan dalam hidup.
Pemindahan beban meupakan solusi jangka pendek yang biasa
digunakan untuk koreksi persoalan dengan hasil langsung yang tampaknya
positif. Seiring dengan penggunaan koreksi ini secara terus-menerus, maka
koreksi yang kebih fundamental dan berjangka panjang semakin jaran

B. Manfaat Sistem Archetypes


 Reusabilitas: Archetype dapat digunakan berulang kali dalam berbagai
konteks yang serupa, menghemat waktu dan sumber daya dalam
desain ulang sistem.
 Konsistensi: Menerapkan archetype membantu memastikan
konsistensi dalam desain sistem, sehingga sistem lebih mudah
dipahami dan dikelola
 Percepatan Pengembangan: Archetype dapat mempercepat
pengembangan sistem dengan menyediakan kerangka kerja yang telah
teruji dan terbukti.

5
 Pemahaman yang Lebih Baik: Menggunakan archetype dapat
membantu orang memahami sistem dengan lebih baik karena mereka
dapat merujuk pada pola umum yang dikenali.
 Kualitas yang Lebih Tinggi: Dengan memanfaatkan archetype yang
terbukti, kesalahan dan masalah umum dalam desain sistem dapat
dihindari atau diidentifikasi lebih awal.
 Pengurangan Risiko: Archetype dapat membantu mengurangi risiko
dalam pengembangan sistem karena mereka telah teruji dan digunakan
secara luas.
 Kolaborasi yang Lebih Baik: Archetype memungkinkan kolaborasi
yang lebih baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam
pengembangan sistem karena mereka berbicara dalam bahasa yang
sama.
 Skalabilitas: Archetype dapat membantu sistem berkembang seiring
waktu dengan lebih mudah karena mereka memungkinkan
penyesuaian dan perluasan yang lebih terstruktur.

C. Tujuan Sistem Archetype


Tujuan penggunaan archetype dalam pemodelan dan desain sistem
adalah untuk mencapai beberapa hal berikut:
Kemudahan Pemahaman: Archetype membantu dalam pemahaman
sistem dengan menyediakan pola yang telah dikenal. Ini memudahkan
pemangku kepentingan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam
pemodelan dan desain sistem.

 Reusabilitas: Dengan menggunakan archetype, elemen-elemen desain


yang telah terbukti dapat digunakan kembali dalam berbagai konteks.
Hal ini dapat menghemat waktu dan sumber daya.

6
 Konsistensi: Archetype membantu memastikan konsistensi dalam
desain sistem, sehingga sistem lebih mudah dikelola dan dipelihara.
 Efisiensi: Menerapkan archetype dapat menghemat waktu dan upaya
dalam pengembangan sistem karena Anda dapat memanfaatkan pola
yang sudah ada.
 Pengurangan Risiko: Archetype yang telah teruji dapat membantu
menghindari kesalahan umum dalam desain sistem, yang pada
gilirannya dapat mengurangi risiko implementasi.
 Peningkatan Kolaborasi: Archetype memberikan bahasa umum yang
digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan
sistem, meningkatkan kolaborasi antar tim dan individu.
 Skalabilitas: Archetype memungkinkan perluasan dan penyesuaian
sistem yang lebih terstruktur karena Anda dapat memahami bagaimana
elemen sistem berinteraksi.
 Penghematan Biaya: Dengan menggunakan pola yang terbukti, Anda
dapat mengurangi biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem.
 Peningkatan Kualitas: Dengan merujuk kepada archetype yang baik,
Anda dapat memastikan bahwa desain sistem memenuhi standar
kualitas yang lebih tinggi.
 Keberlanjutan: Dengan memanfaatkan archetype yang dapat
diandalkan, sistem memiliki keberlanjutan yang lebih baik, terutama
dalam jangka panjang.
Penting untuk memilih archetype yang sesuai dengan jenis sistem
yang akan Anda desain atau modelkan, dan juga untuk memahami batasan
serta kegunaannya dalam konteks tertentu.
D. Jenis Sistem Archetype
Ada beberapa jenis sistem archetype yang sering digunakan dalam
pemodelan dan desain sistem. Beberapa di antaranya termasuk:

7
 Sistem Beririsan (Overlapping Systems): Jenis archetype ini
menggambarkan sistem yang memiliki elemen-elemen yang tumpang
tindih atau bersamaan. Contohnya adalah sistem perbankan di mana
nasabah dapat memiliki akun di beberapa cabang yang berbeda.
 Sistem Hirarkis (Hierarchical Systems): Archetype ini mencerminkan
struktur hirarkis dalam sistem, di mana sistem terdiri dari sub-sistem
yang lebih kecil. Misalnya, organisasi yang memiliki tingkat
manajemen yang berbeda.
 Sistem Berbasis Jaringan (Networked Systems): Sistem ini mencirikan
hubungan dan koneksi antara elemen sistem yang membentuk jaringan
kompleks. Contohnya adalah jaringan sosial, di mana individu
terhubung satu sama lain.
 Sistem Aliran Proses (Process Flow Systems): Jenis archetype ini
menggambarkan proses atau aliran kerja dalam sistem. Ini sering
digunakan dalam pemodelan proses bisnis untuk menggambarkan
langkah-langkah yang harus diikuti.
 Sistem Umpan Balik (Feedback Systems): Archetype ini
mencerminkan sistem yang melibatkan umpan balik dari hasilnya ke
dalam inputnya, menciptakan lingkaran umpan balik. Ini ditemukan
dalam sistem kendali otomatis dan proses evolusi biologis.
 Sistem Terdistribusi (Distributed Systems): Jenis archetype ini
menggambarkan sistem yang terdistribusi di beberapa lokasi fisik atau
node. Sistem terdistribusi biasanya terkait dengan teknologi jaringan
dan komputasi terdistribusi.
 Sistem Terdesentralisasi (Decentralized Systems): Ini mencerminkan
sistem di mana keputusan dan kendali terdesentralisasi ke berbagai
unit atau entitas. Blockchain adalah contoh sistem terdesentralisasi.

8
 Sistem Energi (Energy Systems): Archetype ini berkaitan dengan
sistem yang melibatkan transfer energi, seperti sistem tenaga listrik
atau jaringan distribusi energi.
Setiap jenis sistem archetype memiliki karakteristik dan struktur yang
unik, dan pemilihan yang tepat tergantung pada jenis sistem yang akan Anda
modelkan atau desain.

E. Analisis Sistem Archetype Tentang Sistem Perbaikan Yang Gagal


Suatu solusi diterapkan dengan cepat untuk mengatasi gejala-gejala
masalah yang mendesak. Perbaikan cepat ini memicu konsekuensi yang tidak
diinginkan yang awalnya tidak terlihat tetapi akhirnya menambah
gejala.Terkait dengan perbaikan cepat pada suatu gejala, yang karena
ketergesa-gesaan, tanpa disadari akan menimbulkan akibat lain (yang tidak
disengaja, setelah penundaan waktu) yang akan memperburuk keadaan
tersebut.Pada saat gejala semakin memburuk, diperlukan suatu tindakan
perbaikan untuk mengatasi gejala tersebut.
Perbaikan yang gagal adalah pola dasar sistem yang dalam dinamika
sistem digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis situasi, di mana
perbaikan yang efektif dalam jangka pendek menciptakan efek samping untuk
perilaku jangka panjang sistem dan dapat mengakibatkan kebutuhan lebih
banyak lagi. perbaikan Pola dasar ini juga dikenal sebagai perbaikan yang
menjadi bumerang atau tindakan korektif yang gagal. Ini menyerupai pola
dasar Shifting the weight.
Dalam skenario "perbaikan yang gagal". perjumpaan masalah
dihadapkan pada tindakan korektif atau perbaikan yang tampaknya dapat
menyelesaikan masalah. Namun, tindakan ini mengarah pada beberapa
konsekuensi yang tidak terduga. Mereka kemudian membentuk loop umpan
balik yang memperburuk masalah asli atau membuat yang terkait

9
Sebagai arketipe, ini membantu untuk mendapatkan wawasan tentang
pola-pola yang ada dalam sistem dan dengan demikian juga memberikan alat
untuk mengubah pola-pola ini. Dalam kasus "Perbaikan yang gagal", tanda
peringatan adalah masalah yang muncul kembali meskipun perbaikan
diterapkan. Sangat penting untuk menyadari bahwa perbaikan hanya
menambah kondisi keseluruhan yang memburuk dan tidak menyelesaikan
masalah.
Untuk mengidentifikasi pola ini, perlu mempertimbangkan hubungan
antara gejala dan perbaikan yang kami terapkan untuk menyelesaikannya,
yang bisa sangat sulit dilakukan. Dalam manajemen ini dapat hadir sebagai
siklus "pahlawan-kambing hitam". Sementara manajer yang menerapkan
perbaikan akan dipromosikan untuk mengurangi masalah. Manajer baru harus
menghadapi gejala masalah yang muncul dan mungkin dihukum karena gagal
melakukan pekerjaannya. Kemudian pahlawan baru ditemukan yang
sementara memecahkan gejala masalah. Penundaan loop penguat
membuatnya sulit untuk mengenali hubungan sebab akibat antara perbaikan
yang diterapkan pada gejala dan masalah baru yang muncul. Apa yang
kemudian tampaknya menjadi serangkaian keberhasilan dalam jangka pendek
adalah langkah menuju kegagalan dalam jangka panjang.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Archetype ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, baik dalam


diri individu maupun dalam masyarakat. Misalnya, archetype hero dapat
dimanifestasikan dalam diri seorang prajurit, pahlawan, atau atlet. Archetype
victim dapat dimanifestasikan dalam diri seorang korban kekerasan,
pelecehan, atau bencana alam.Sistem archetype dapat digunakan untuk
memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan memahami archetype yang
mendasari perilaku dan pikiran kita, kita dapat lebih memahami diri sendiri
dan orang lain dengan lebih baik

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatno, A. (2016). Berpikir Sistem: Pola Berpikir untuk Pemahaman


Masalah yang lebih baik. October 2013
Nggili, R. A. (2017). Pendekatan System Thinking dalam Kepemimpinan
Transformasional 193-169
SystemsArchetypesI. https://thesystemsthinker.com/wp-
content/uploads/2016/03/Systems Archetypes-1-TRSA01 pk.pdf
diakses pada 16 April 2020).
SystemsArchetypesandTheirApplication.(https://www.saybrook.edu/unbound/
systems- archetypes/ diakses pada 16 April 2020).

12

Anda mungkin juga menyukai