Pendekatan sistem (system approach) yang banyak digunakan orang sebagai judul tambahan berbagai macam studi dapat dinyatakan sebagai sebuah pemikiran sentral, atau sebagai suatu kerangka berpikir (sebagai sebuah falsafah) untuk mempelajari gejala tertentu. Ilmu falsafah merupakan dasar semua ilmu pengetahuan, ia juga merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan sistem umum. Maka sebaiknya kita jangan menyebut ilmu pengetahuan sistem umum sebagai ilmu pengetahuan dasar tetapi sebagai interdisiplin umum yang menunjang semua ilmu pengetahuan, dan yang memenuhi peranan intermedier.
PEMIKIRAN SISTEMIK
Pilar pemikiran sistemik Pilar 1 : Organisme (organicism) Pilar 2 : Holisme (holism) Pilar 3 : Konstruksi model (modeling) Pilar 4 : Pemahaman (understanding)
BEBERAPA POSTULAT DASAR PEMIKIRAN SISTEMIK (1975), postulat dasar pemikiran Menurut Schoderbek
sistemik mewakili suatu pemikiran yang menolak: 1.Pandangan mekanistik tradisional tentang dunia yang dianut oleh para pemikir analitik klasik dan ditolaknya titik pandangan organismik. 2.Strategi pembagian problem kompleks menjadi bagian-bagian tertentu, dan menuju kearah suatu pandangan sintetik tentang keseluruhan. 3.Dipertimbangkannya hubungan-hubungan khusus kuantitatif yang dibentuk ke dalam sebuah situasi yang dimodelkan. 4.Dikejarnya suatu solusi tepat tentang suatu aspek terbatas sesuatu problem spesifik, dan menuju kea rah pemahaman tentang keseluruhan sistem relevan.
PANDANGAN SISTEM
Untuk memandang problem secara keseluruhan dikenal pendekatan sistemik. Pendekatan sistemik berbeda sekali dengan pendekatan analitis. Alasan mengapa orang menggunakan metode analitis adalah karena pikiran manusia terbatas , hanya mampu menampung sekian banyak konsep pada waktu tertentu
Ilmu system adalah eksplorasi ilmiah dan teori tentang system pada berbagai ilmu dan teori system umum sebagai doktrin prinsip-prinsip yang berlaku bagi semua system. problem-problem yang muncul pada teknologi modern dan masyarakat yang mencakup baik piranti keras computer, otomasi,mesin-mesin, yang mengatur diri sendiri,dan sebagainya, kemudian piranti lunak perkembangan teoriritikal baru, dan disiplin-disiplin. reorientasi pemikiran dan pandangan tentang dunia yang timbul Karena diintroduksinya system sebagai sebuah paradigma ilmiah baru
Dalam rangka memahami teori sistem umum, pertama yang dilakukan adalah mencari semacam sitensis premis atau asumsi teori tersebut. Menurut Boulding, terdapat lima macam premis dasar yang perlu dipegang oleh setiap teorikus sistem (Boulding, 1964). Premis-premis tersebut dapat kita beri label (P)= postulat; prasuposisi atau penilaian (value judgments).
P1 Kondisi teratur, keteraturan dan ketiadaan acak(nonrandomness) lebih baik P2 Keterautran dalam dunia empiris menyebabkan dunia menjadi baik, menarik, dan atraktif bagi sang teoritikus sistem. P3 Adanya hal teratur dalam keteraturan dunia eksternal atau dunia empiris( keteratuaran drajat kedua), sebuah hukum tentang hukum. P4 guna menciptakan keteraturan, kuatifikasi dan matematisasi merupakan alat yang sangat berguna. P5 upaya untuk mencari keteraturan dan hukum mengharuskan dicarinya realitas-realitas yang mencakup hukum-hukum abstrakdan keteraturan tersebut maksudnya referensi-referensi empirisnya.
P. Schoderbek, et.al. dalam buku mereka yang berjudul Management Systems, conseptual Considerations ( Schoderbek, et.al., 1985). Sebuah analogi merupakan pernyataan bahwa hal-hal tertentu menyerupai hal lain dipandang dari sudut tertentu, dan mereka akan menunjukan persamaan satu sama lain pada persoalan lebih lanjut. Para teoretikus sistem umum memanfaatkan analogianalogi dengan harapan dapat menemukan hubungan-hubungan tertentu yang bermakna. Akan tetapi, penggunaan analagi-analogi juga menebabkan timbulnya bermacam-macam kritik.
PERSOALAN ISOMORFI
Ada dua sistem dapat dikatakan bersifat isomorfik satu sama lain, apabila: a. Dapat ditetapkan korespondensi (persamaan) satu banding satu antara elemen-elemen sistem yang stu, dan elemelemen sistem yang kedua. b. Semua hubunganyang dirumuskan tentang elemen-elemen sistem tertentu, juga berlaku anatara elemen-elemen yang berkorespondensi pada sistem yang kedua.
HERARKI SISTEM
Hampir setiap sistem dapat dibagi dan diurai kembali menjadi subsistem dan subsubsistem,tergantung pada tingkat pemecahan yang diinginkan.
Hebert Simon mengemukakan pula perbedaan antara interaksi yang terjadi antara subsistem-subsistem, dan interaksi yang terjadi di dalam subsistem-subsistem. Dapat dikatakan bahwa terdapat lebih banyak interaksi antara bagian-bagian dari subsistem dibandingkan dengan interaksi antara subsistem-subsistem dan system mereka.
ADAPTABILITAS SISTEMSISTEM
Adaptabilitas suatu system adalah kemampuannya untuk belajar dan mengubah operasi-operasi internalnya sehubungan dengan reaksi terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya atau perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya.
3. Pemikiran sistemik memungkinkan organisasi yang ada untuk melaksanakan penstrukturan subsistem-subsisem yang ada, dengan cara sedemikian rupa sehingga konsisten dengan tujuan system yang bersangkutan. 4. Pandangan system (the system viewpoint) dengan modelnya berupa pencapaian tujuan, memungkinkan kita melaksanakan evaluasi tentang keefektifan keroganisasian dan subsistem-subsistem yang ada.