[1957] [stuktur tindakan sosial], Ahli sosiologi yang besar ini telah belajar di
ekonomi Inggris T.H. Marshall, menjadi satu teori tindakan sosial. Teori ini
label fungsionalis struktural yang selalu dikaitkan dengan karyanya. Lebih lanjut,
kita menyebut tubuh manusia sebagai suatu sistem, hal itu bisa dilihat sebagai
kebutuhan-kebutuhan itu. sistem sosial dari tindakan dilihat oleh Parson sebagai
sesuatu yang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi kalau mau hidup dan
itu. semua sistem yang hidup dilihat sebagai sesuatu yang cenderung mengarah
kepada keseimbangan, suatu hubungan yang stabil dan seimbang antara bagian-
bagian yang terpisah dan mempertahankan dirinya secara terpisah dari sistem-
sistem lain.
bersifat relatif dari tradisi fungsionalisme bukan hanya diperdebatkan tetapi juga
Seperti akan kita lihat, hal ini dicapai dengan melihat kesulitan-kesulitan itu
sebagai bagian dari model Parsons yang bersifat evolutif, menuntun kepada
cakupan populasi yang amat luas, sehingga tidak mungkin mengambilnya secara
keseluruhan sebagai sumber data. Sebagai jalan keluarnya, agar dapat mengkaji
hubungan kausal dan atau korelasi antar fenomena, maka metode penelitian ini
dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana, laksana kohesi antara benda-
benda mati, sedangkan ikatan solidaritas organis, yang dijumpai pada masyarakat
yang kompleks, laksana kohesi antara organ hidup. Pernyataan seperti ini
suatu cara memandang masyarakat yang banyak kita jumpai dikalangan penganut
teori fungsionalisme. Gambaran yang disajikan Dahrendorf mengenai pokok-
1. Setiap masyarakat merupakan suatu struktur unsur yang relatif gigih dan
stabil.
dua orang ahli antropologi abad ke 20, yaitu Bronislaw Malinowski dan A.R
mereka tentang hakikat analisa fungsional yang dibangun diatas model organis.
structural.[6]
yakni salah satu teori modernisasi tersebut paling populer dan berkembang.
pekerjaan yang ringan. Paling kurang terdapat tiga faktor yang berkaitan dengan
1. Masyarakat adalah suatu sistem yang secara keseluruhan terdiri dari bagian-
bagian yang satu tidak dapat difahami secara terpisah kecuali dengan
fungsiol.[7]
[3] Zainuddin Maliki, Tiga Teori Sosial Hegemonik, (Surabaya : Narasi Agung, 2003), 50
[4] Ibid, 51
[6] Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994), 26
[7] Alimandan, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1995), 82