Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat menelesaikan tugas yang diberikan kepada kami dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu ami dalam menyelesaikan tugas ini, orang tua kami serta dosen mata kuliah Teori Administrasi dan Administrasi. Kami sadari masih banyak keeurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat berharap mendapatkan banyak masukan yang membangun sehingga kami dapat memperbaikinya di kemudian hari.

Malang, 4 Oktober 2011

Penyusun

-1-

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Bab II Pembahasan Bab III Penutup Kesimpulan Daftar Pustaka

1 2

3 3 4 5

14 15

-2-

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Kita seringkali mendengar istilah teori, organisasi dan administrasi. Namun tak bany di antara kita yang tidak memahami makna dibalik kata-kata tersebut. Pertama-tama kita perlu mengetahui mana dari masing-masing kata tersebut sebelum kita dapat memahami tentang Teori Organisasi dan Adminisrasi serta mengerti sejarah evolusi dari teori tersebut. Kata teori berasal dari bahasa Yunani (theoros) yang secara keseluruhan bermakna hasil pengamatan atau penglihatan manusia yang kemudian diabstraksi dan dikembangkan menjadi proporsi-proporsi dan pada gilirannya digunakan megkomunikasikan secara ringkas dan padat mengenai hasil pengamatan tersebut. Organisasi berasal dari bahasa Yunani (organion) yang berarti alat (tool). Secara garis besar organisasi adalah suatu entitas sosial yang secara sadar terkoordinasi, memiliki batasbatas relatif yang jelas, berfungsi scara kontinu untuk mencapai seperangkat tujuan bersama. Administrasi merupakan hal yang mengelola suatu organisasi untuk mencapai tujua bersama. Namun pengertian ini hampir sama dengan manajemen. Oleh sebab itu mari kita pahami secara mendetail mengenai Teori Organisasi dan Administrasi serta hal-hal lain yang termuat di dalamnya.

Rumusan Masalah 1. Apakah perbedaan antara administrasi dan manajemen? 2. Apakah pengertian dan perbedaan dari masing-masing prespektif teori organisasi? 3. Siapa sajakah tokoh-tokoh prnting dari masing-masing pespektif dan bagaimanakah isi pemikiran yang dikemukakan? 4. Apa sajakah metafora-metafora dalam teori organisasi? 5. Bagaimanakah posisi administrasi pada masing-masing aliran pemikiran?
-3-

Tujuan 1. Untuk mengetahui perbedaan administrasi dan manajemen. 2. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari masing-masing prespektif teori organisasi. 3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh penting dari masing prespektif dan isi pemikiran yang dikemukakan. 4. Untuk mengetahui metafora-metafora dalam teori organisasi 5. Untuk mengetahui posisi administrasi pada masing-masing aliran pemikiran

-4-

BAB II PEMBAHASAN

Perbedaan Administrasi dan Manajemen Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang bahwa administrasi dapat diartikan sebagai cara atau sarana untuk menggerakkan suatu organisasi. Namun jika administrasi bermakna demikian maka administrasi juga dapat diartikan sebagai manajemen. Manajemen juga mengklaim hal yang sama, yaitu sarana bagi organisasi untuk dapat secara efektif dan efisien bekerja mencapai tujuan. Meskipun tugasnya sama namun administrasi dan manajemen memiliki posisi yang berbeda. Administrasi berfokus pada penetapan arah organisasi, sementara manajemen mengurusi bagaimana mencapai arah yang telah ditetapkan oleh administrator. Oleh Hodgkinson meletakan administrasi pada level teratas sebagai pengambilan keputusan. Cara pikir administrasi berorientasi pada tujuan, sementara manajemen berorientasi pada cara dan sarana untuk mencapai tujuan. Administrasi lebih ditekankan pada seni (art), dan manajemen lebih ditekankan pada teknik (science). Namun perbedaan ini hanya secara teoritis. Karena pada praktiknya setiap anggota organisasi dalam berbagai posisi berkepentingan dalam aspek administrasi dan menajerial. Sebagai contoh perusahaan-perusahaan d Jepang menekankan pengambilan keputusan dar level menengah ke bawah. Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan terjadi pembauran antara aspek administrasi da menajerial. Proses pengelolaan dan pencapaian tujuan organisasi melalui kombinasi administrasi dan manajemen dibagi menjadi 4 tahapan : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling). Cara administrasi memandang keempat tahap tersebut berbeda dengan cara manajemen memandangnya. Hodgkinson (1978: 22) berpendapat bahwa basis teoritis bagi ilmu administrasi terdiri dari 3 pokok, yaitu teori organisasi, teori pengambilan keputusan, dan teori kepemimpinan.

-5-

Perspektif Teori Organisasi Dalam paradigma Teori Organisasi dan Administrasi terdapat 4 macam perspektif teori. Perspektif-perspektif teori tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Prespektif Klasik Teori ini berkembang di akhir abad ke 18 pada masa Revolusi Industri. Pada tipe ini juga di kenal sebagai aliran klasik, sehingga pada dasarnya masing-masing melihat organisasi sebagai sistem tertutup yang diciptakan untuk mencapai tujuan dengan efisien. Pada tipe memang sangat di kenal sebagai sistem yang tertutup bersifat rasional dan sangat mengutamakan efisiensi dari sebuah organisasi. Pemikir-pemikir prespektif klasik : Adam Smith (1776), Ahli Ekonomi-Politik, Skotlandia Adam Smith layak disebut sebagai bapak sistem ekonomi pasar bebas karena meletakan dasar-dasar berupa teori supply and demand. Mengenai teori organisasi sumbangan terpenting Adam Smith adalah berupa hasil pengamatan dan analisisnya mengenai efisiensi organisasi melalui konsep pembagian kerja. Pemahaman terhadap pembagian kerja atau spesialisasi ini meletakkan dasar pertama dari organisasi dalam pengertian modern.

Karl Marx (1867), Ahli Filsafat dan Ekonomi, Inggris Tokoh ini populer karena pemikirannya menginspirasikan perlawanan kaum buruh dan belakangan ini menjadi dasar ideologis pembentukan partai-partai komunis. Bagi Marx, organisasi tidak lain adalah sarana untuk mengontrol pekerja. Pengaruh Marx yang lainnya terhadap organisasi adalah kritik terhadap dorongan efisiensi dan efektivitas. Marx melihat bahwa untuk mningkatkan keuntungan, pemilik modal senantiasa berusaha menemukan berbagai cara baru untuk melakukan kontrol manajerial yang lebih efisien dan efektif terhadap pekerja dan proses pelaksanaan kerja. Jadi dari sisi negatif Marx memandang bahwa bentuk-bentuk organisasi yang muncul di era industri adalah wujud antagonisme antara pemilik modal dan kelas pekerja.

-6-

Frederick W. Taylor (1911), Ahli Manajemen, AS Gagasan terpentng Taylor adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam melakukan pekerjaan dan mengontrol pekerja. Salah satu gagasannya yang paling berbekas adalah dalam raktik organisasi sistem penggajian, yaitu menjadika upah atau gaji sebagai salah satu cara mengontrol pekerja untuk mematuhi manual atau instruksi yang telah disusun.

Max Weber (1924), Ahli Sosiologi, Jerman Pengaruhnya terhadap organisasi publik sangat berarti bagi para modernis di tahun 1950-an dan 1960-an yang mendukung efisiensi teknis di sektor pemerintahan. Perspektif Neo Klasik Tidak akan disebutkan secara rinci dalam makalah ini, karena papa dasarnya teori Klaasik dan Neo Klasik hampir sama yakni menggunakan sistem yang tertutup. Namun neo klasik lebih mendekatkan ke unsur kemanusiaan. Karena keduanya hampir sama, maka kedua teori ini dianggap sebagai 1 teori. Perspektif Modern (1930-1960) Teori organisasi ini berhadapan pada suatu masalah klasik bahwa organisasi modern dapat menolong manusia untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan besar secara efisien dan efektif namun di lain sisi juga dapat memperbudak manusia yang menciptakannya. Problem ini disadari dan berusaha dihancurkan oleh pemiir-pemikir perspektif modern. Usaha mereka tidak sepenuhnya berhasil namun setidaknya mampu merubah pandangan mengenai organisasi. Organisasi tidak lagi dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri, namun terkait dengan apa yang disebut lingkungan. Inspirasi pemikir-pemikir utama mereka adalah keteraturan dan kerja alam. Keterauran mereka dinamakan keteraturan organik yang kosepnya kemudian dikembangkan oleh Ludwig von Bertalanffy dan akhirnya menjadi prinsip dasar dari perspektif modern. Ada 2 teori yang disusun oleh Ludwig von Bertalanffy. Teori Sistem Umum
-7-

Teori ini disusun berdasarkan premis-premis dasar berikut (Littlejhon, 1996) : 1. Kesatuan dan Interdepensi 2. Hirearki 3. Pengaturan Diri (Self Controlling) 4. Hubungan Timbal Balik 5. Keseimbangan 6. Kemampuan Perubahan dan Penyesuaian 7. Equifinality Setiap sistem pada dasarnya adalah mempunya keterkaitan satu sama lain. Setiap sistem memiliki unsur-unsur pembentuk yang disebut dengan sub sistem, hal-hal di luar sistem dan sub sistem dinamakan supra sistem. Jika kita cermati lebih dekat, maka ita kan mengetahui bahwa setiap sistem memiliki kompleksitas yang berbeda-beda. Sebagai contoh sistem organ hewan tidak sekompleks sistem organ manusia. Persoalan ini awalnya disadari oleh Kenneth Boulding seorang ahli ekonomi Amerika. Oleh karena itu untk menerapkan teori sistem secara benar, maka Kenneth mengembangkan konsep hirearki sistem sebagai patokan dasar untuk mengaplikasikan teori sistem. Hirearki sistem menandai adanya karakteristik-karakteristik tertentu yang menandai setiap level. Pemikiran Kenneth ini sangat penting bagi teori organisasi karena dapat memposisikian kompleksitas organisasi. Teori Sistem Lunak dan Berpikir Sistem (1970an dan 1980an) Teori sistem umum sangat berpengaruh terhadap penyusunan strategi dan desain organisasi. Sedangkan teori sistem lunak lebih mengedepankan pada bagaiman teori sistem diterapkan secara aplikatif dalam pengelolaan organisasi. Kelemahan dalam teori sistem tahap awal adalah pada sistemnya yang kaku, dan umumnya adalah sistem tertutup yang tidak berinteraksi terhadap lingkungan. Ketidakpuasan inilah yang menyebabkan lahirnya sistem generasi kedua atau teori sistem lunak. Efektivitas dan efisiensi bukan merupakan satu-satunya pertimbangan dalam teori sistem lunak. Dari kelompok kedua ini tercakup di dalamnya metode-metode baru seperti system dinamics, metodologi sistem lunak, dan pemetaaan kognitif.

-8-

Pendekatan sistem ini memberi sumbangan praktis besar dalam teori organisasi di tahun 1990-an yakni melalui cara berpikir sistem (system thingking) menurut Senge (1990:73) berpikir sistem adalah suatu disiplin melihat sesuatu secara keseluruhan, di mana denga kerangka ini kita diajak untuk melihat hal-hal yang ada tidak secara terpisah, melainkan hubungan antar berbagai hal tersebut. Kita diminta untuk melihat pola-pola perubahan bukan gambar-gambar sekilas. Perbedaan pendeatan sistem baru ini terletak pada asumsi dasarnya. Sitem bagi mereka bukan lagi berarti sebagai sesuatu yang bersifat riil dan objektif, namun merupakan pola pikir. Saat ini teori sistem telah disempurnakan oleh Humberto Maturana dan Fransisco dari Chile pada tahun 1980-an dengan konsep autipoiseis. Konep ini secara sederhana menjelaskan mengapa kerusakan lingkungan (misalnya pencemaran) selalu berbalik pada pelakunya (manusia). Jika antara lingkungan dan sistem tidak ada pemisahan seperti yang dikatakan apoiseis, berarti apapun tindakan yang dilakukan oleh manusia sebenarnya tindakan kepada dirinya sendiri. Namun efeknya tidak secara langsung. Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep delay atau penundaan milik Peter Senge (1990).

Perspektif Post-Modern Kecenderungan teori ini adalah membalikkan asumsi-asumsi dasar dari pemikir-pemikir sebelumnya. Pemikir teori post modern sengaja mengabaikan konsep keteraturan yang ada pada teori-teori sebelumnya. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan realitas yang lebih kompleks, dimana ebenaran yang satu dapat bersanding dengan kebenaran yang lain walaupun keduanya berbeda. Berikut ini adalah asumsi-asumsi dasar yang mendasari

pemikiran dari klasik sampai modern dan hendak dibongkar oleh pemikir post modern. 1. Kemajuan atau pertumbuhan adalah sesuatu yang tanpa batas. 2. Kebenaran adalah universal. 3. Kebutuhan dasar manusia pada umumnya sama dan dapat diobjektivasi. 4. Hirearki dan ketidakseimbangan dalam organisasi adalah alamiah. Itulah beberapa asumsi yang menjelaska mengapa pendekatan klasik dan modern mengalami kesulitan di jaman post industrial. Dalam banyak hal apalagi di negara berkembang belu dapat diduga seperti apa kondisi penyesuaian organisasi terhadap kondisi pasca industri tersebut, namun ada beberapa ciri yang dapat diidentifikasikan mulai sekarang yaitu :
-9-

1. Penciptaan pengetahuan dan penggunaan informasi makin penting 2. Batas-batas antara organisasi dan lingkungan semakin sulit untuk dipertahankan 3. Batas-batas antara unit-unit dengan departemen juga makin kabur 4. Kehidupan dalam organisasi ditandai oleh ketidakpastian yang makin kontradiksi dan paradoks Dalam organisasi bisnis ada 3 perubahan dalam masyarakat, antara lain : 1. Sistem produksi harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan selera pasar dalam waktu yang cepat 2. Pasar domestik tidak memadai 3. Inovasi menjadi sangat penting

Metafora-metafora dalam Teori Organisasi Penjelasan mengenai metafora-metafora teori organisasi di sini sekedar tambahan untuk lebih memahami tentang teori organisasi dan tidak dimaksudkan untuk membatasi Organisasi adalah Mesin Ini adalah metafora tertua dalam teori organisasi. Dalam beberapa hal metafora ini sangat berguna setidak-tidaknya untuk langkah awal dalam menciptakan organisasi yang baik. Satusatunya peringatan kepada memakai metafora ini adalah komponen-komponen seperti yang diibaratkan pada mesin adalah manusia. Cara memperlakukan mesin yang komponen-

komponennya terdiri dari manusia tidak bisa disamakan dengan mesin dalam arti sebenarnya. Harus memperhatikan asek etik dan moral. Pengelola organisasi bisa dibayangkan sebagai montir. Organisasi adalah Organisme Jika melihat dari aspeksejarah maka metafora ini lebih tua daripada metafora mesin. Nabi Muhammad pernah mengambil contoh bahwa persaudaraan umat Islam ibarat sebuah tubuh. Ini adalah metafora organisasi. Namun dalam teori organisasi analogi organisasi sebagai tubuh biologis adalah dari segi pendekatan modern. Fungsi-fungsi biologis ini menunjukkan bahwa makhluk hidup bergantung pada lingkungannya. Organisasi

memperoleh sumber-sumber seperti bahan-bahan mentah, tenaga kerja, modal, pengetahuan


- 10 -

dan lan-lain dari lingkungannya. Administrator dan manajer di sini diibaratkan sebagai otak dari organisme tersebut. Organisasi adalah Kultur Organisasi juga dapat diibaratkan sebagai kultur. Terutama organisasi-organisasi yang sudah berusia lama, atau organisasi yang sangat khas karakteristiknya, ita akan menemukan unsur kebudayaan d dalamnya, yakni berupa adat (customs), dan tradisi, cerita-cerita dan mitos, simbol-simbol, artefak, dan tokoh-tokoh tertentu yang dipandang mewakli nilai-nilai mereka. Administrator dan manajemen ibarat sebagai tetua adat atau agen-agen kultural yang bertugas menjaga dan meneruskan tradisi. Organisasi adalah Kolase Kolase adalah semacam karya seni yang terbuat dari potongan-potongan enda yang ditempel satu sama lain. Ini adalah metafora milik prespektif post modern. Prespektif post modern memandang organisasi sebagai teks, wacana, atau naratif. Oleh karena itu mereka menganggap bahwa organisasi merupakan kolase yang terdiri dari kepingan-kepingan berbagai sudut pandang. Administrator dan menajer di sini diibaratkan sebagai seorang seniman.

Posisi Administrasi pada Setiap Aliran Pemikiran Tujuanlanya adalah untuk memperjelas pengaruh dan implikasi teori organisasi terhadap ilmu administrasi serta praktek-praktek pengolahan organisasi pada umumnya. Administrasi adalah salah satu perilaku manusia yg paling kuno dan menyebar luas. Peradaban-peradaban lama seperti mesir kuno, kekaisaran cina dan bahkan kerajaan-kerajaan nusantara telah menggunakan metode administrasi untuk berbagai keperluan dalam mengatur wilayah dan penduduk seperti pencacatan pajak, administrasi pegawai, hukum agraria dll. Usaha-usaha perdagangan memanfaatkan pula metode administrasi untuk membantu menjalankan berbagai transaksi dan penggajian. Misalnya, pada masa VOC sebuah serikat dagang milik Belanda telah mampu mengolah metode administrasi seolah-olah mereka adalah suatu pemerintahan formal.

- 11 -

Periode Klasik Pada teori ini pemahaman terhadap organisasi masih sangat minimal. Sementara itu bahanbahan kajian mengenai ilmu administrasi sudah sangat luas dikembangkan khususnya di Eropa. Ketika organisasi mulai dikembangkan sebagai objek studi, dengan sendirinya bahanbahan yg tersedia dalam ilmu administrasi menjadi salah satu patokan dalam penyusunan konsep-konsep teoritis mengenai organisasi. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara ilmu administrasi dan teori organisasi pada masa klasik sangat dekat dimana posisi administrasi terutama memberikan bahan-bahan kajian untuk diangkat ke level teoritis ketika para ahli menyusun teori-teori tentang organisasi dan administrasi. Periode Modern Pada periode ini terjadi hubungan yg terbalik sebab teori ini justru memberikan sumbangan yg tidak kecil terhadap ilmu administrasi. Teori ini memberikan peluang terhadap studi-studi terhadap pengembangan ilmu administrasi yg komparatif, diantaranya adalah : 1. Pergeseran dari studi-studi normatif menuju studi-studi empiris, 2. Didalam studi-studi empiris terjadi lagi pergeseran dari studi kasus ke pendekatan nomothetic yg bersifat generalisasi, 3. Munculnya pendekatan yg lebih luas lagi yaitu pendekatan ekologikal.

Periode Post-Modern Teori organisasi pada masa ini telah berkembang lebih matang sehingga berjalan secara timbal balik dengan ilmu administrasi. Perkembangan post-modernisme terlihat dalam ilmu administrasi berupa kecenderungan untuk mengkaji ulang birokrasi serta mengembangkan model-model pemerintahan yg lebih efektif dan efisien. Penjelasan tersebut sekedar untuk menegaskan berbagai kemungkinan perkembangan ilmu administrasi di masa mendatang. Selanjutnya yg lebih penting adalah merumuskan kembali poin-poin tersebut ke dalam konteks yg lebih spesifik. Yaitu, berbagai aspek pengelolahan organisasi. Dalam struktur pembahasan teori organisasi yg umum yg berkaitan dengan lingkungan organisasi, strategi, pengambilan keputusan, analisi kekuasaan, faktor teknologi dan struktur. Berikut adalah posisi administrasi dalam evolusi aliran pemikiran teori organisasi:
- 12 -

1. Teori organisasi hanya sebagian dari yg dibutuhkan oleh ilmu administrasi 2. Tugas dan fungsi administrasi mengalami perubahan 3. Aspek ambiguitas dan subjektifitas makin dirasakan pada masyarakat pasca industri 4. Hubungan antara teori dan praktek menjadi lebih mendekat 5. Nilai-nilai adalah sesuatu yg makin penting didalam organisasi saat ini

- 13 -

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Perkembangan atau evolusi teori organisasi secara umum dapat dilihat melalui 3 fase, yaitu periode klasik, modern, dan post modern. Pada setiap fase,faktor lingkungan (khususnya teknologi) sangat mempengaruhi bagaimana manusia menyusun dan mengkonsep organisasi. Demikian pula dengan admnistrasi, dimana pada masing-masing fase terlihat adanya penekanan titik berat yang berbeda mengenai tugas dan fungsi administrasi. Posisi adminstrasi dalam aliran-aliran tersebut ditempatkan pada titik berat yang berbedabeda. Secara umum, perspektif klasik menempatkan administrasi sebagai pelaksana dalam mandat dari pemilik organisasi, sedangkan perspektif modern menempatkan administrasi pada level pengambilan keputusan (terutama strategi dan arah organisasi). Pada perspetif post modern, jika dilihat dari karakteristik masyarakat pasca industri, maka tugas dan fungsi administrasi saat ini lebih dititikberatkan pada memimpin dan mengelola perubahan organisasi (leading change). Aspek simbolis dan nilai-nilai menjadi pertimbangan yang penting di sini.

- 14 -

DAFTAR PUSTAKA Kusdi, Teori Organisasi dan Administrasi, Salemba Humanika

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai