Memahami teori administrasi negara secara paradigmatik, tulisan Janet V. Denhardt dan
Robert B. Denhardt yang berjudul The New Public Service: Serving, not Steering dapat
digunakan untuk mengetahui perkembangan paradigma administrasi negara klasik
sampai administrasi negara kontemporer. Tulisan tersebut diterbitkan pertama kali dalam
bentuk buku pada tahun 2003 di New York. Sejak kemunculannya buku ini mendapat
respon yang positif dari kalangan cendikiawan administrasi negara karena dianggap
mampu memberikan perspektif alternatif dalam memandang administrasi negara. Dari
buku inilah konsep New Public Service mulai dikenal.
Buku ini diawali dengan kalimat “ Government shouldn’t be run like a business ;it should
be run like a democracy”. Pemerintahan (administrasi negara) tidak seharusnya
digerakkan seperti bisnis. Menjalankan pemerintahan sama dengan menggerakkan
tatanan demokrasi. Perdebatan tentang acuan nilai administrasi Negara atau adminisrasi
publik, apakah berorientasi pada nilai-nilai ekonomi (efisiensi dan efektivitas) ataukah
nilai-nilai politik (keadilan, demokrasi, penghargaan HAM dan sebagainya) telah menjadi
isu klasik dalam studi administrasi publik. Perdebatan ini telah dimulai sejak awal lahirnya
ilmu administrasi publik yang dibidani oleh lahirnya tulisan Woodrow Wilson pada tahun
1887 dengan judul “The Study of Administration”.
Adapun menurut Denhardt dan Denhardt mengapa paradigma lama seperti NPM bisa
gagal dalam mengatasi masalah publik karena dalam pandangan NPM, organisasi
pemerintah diibaratkan sebagai sebuah kapal. Menurut Osborne dan Gaebler, peran
pemerintah di atas kapal tersebut hanya sebagai nahkoda yang mengarahkan (steer)
lajunya kapal bukan mengayuh (row) kapal tersebut. Urusan kayuh-mengayuh
diserahkan kepada organisasi di luar pemerintah, yaitu organisasi privat dan organisasi
masyarakat sipil sehingga mereduksi fungsi domestikasi pemerintah. Tugas pemerintah
yang hanya sebagai pengarah memberikan pemerintah energi ekstra untuk mengurus
persoalan-persoalan domestik dan internasional yang lebih strategis, misalnya
persoalan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan luar negeri.
Paradigma steering rather than rowing ala NPM dikritik oleh Denhardt dan Denhardt
sebagai paradigma yang melupakan siapa sebenarnya pemilik kapal (who owned the
boat). Seharusnya pemerintah memfokuskan usahanya untuk melayani dan
memberdayakan warga negara karena merekalah pemilik “kapal” (organisasi
pemerintah) tersebut.
New Public Service (NPS) merupakan paradigma baru dalam sistem pemerintahan yang
ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah publik yang banyak dihadapi masyarakat.
Paradigma New Public Service ini berakar pada teori demokrasi kewarganegaraan yaitu
menekankan pada pentingnya pelibatan warga negara dalam pengambilan kebijakan
dan pentingnya deliberasi untuk membangun solidaritas dan komitmen guna
menghindari konflik. New Public Service juga berakar pada teori organisasi humanis dan
administrasi negara baru yang menjadikan administrasi negara harus fokus pada
organisasi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan (human beings) dan respon
terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan isu-isu sosial lainnya. Hal demikian tentu
akan menjadikan persamaan hak bagi setiap warga negara meskipun memiliki status
sosial yang berbeda. Peran pemerintah yang paling utama dalam New Public Service ini
yaitu melayani masyarakat dan memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat itu sendiri dengan catatan masih
sejalan dengan undang-undang yang berlaku. Pemerintah harus fokus dalam
melaksanakan tugasnya tersebut serta harus dapat juga memberdayakan manusia
sehingga dapat berdaya guna dalam pembangunan bangsa dan negara. Adapun
karakteristik-karakteristik yang lain seperti akuntabilitas yang bersifat multi aspek yaitu
akuntabilitas hukum, nilai-nilai, komunitas, norma politik, standar profesional serta
mengenai struktur organisasi.
Pelaku usaha dapat memperoleh dokumen Pendaftaran Lainnya saat pendaftaran NIB,
yaitu:
NPWP Badan atau Perorangan, jika pelaku usaha belum memiliki.
Surat Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
Bukti Pendaftaran Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
Notifikasi kelayakan untuk memperoleh fasilitas fiskal dan/atau
Izin Usaha, misalnya untuk Izin Usaha di sektor Perdagangan (Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP)).
Sistem yang terpadu akan membangun database yang lebih akurat. Data yang akurat ini
sangat penting untuk digunakan pada kajian-kajian dalam rangka penyusunan kebijakan
publik. Data yang valid nantinya juga akan mempermudah pelaksanaan pengendalian
usaha untuk menekan penyimpangan pelaksanaan di lapangan. Keberadaan OSS
sebenarnya memaksa pelaku usaha mengikuti aturan main, mulai persyaratan izin
hingga kepatuhan pajak dan retribusi. Kemudahan yang diberikan kepada pelaku usaha
dibarengi dengan tuntutan taat kewajiban, sehingga pendapatan daerah dipastikan akan
meningkat seiring dengan menurunnya kebocoran karena sistem secara otomatis akan
menolak entry data yang tidak valid. Untuk memastikan bahwa operasional usaha
berjalan dengan benar sesuai peraturan, maka beban berat ada pada fungsi
pengawasan. Pemerintah harus memperkuat instrumen seperti satuan tugas dengan
payung hukum, dan sarana prasarana untuk bisa mendeteksi secara dini setiap
penyimpangan yang dilakukan pelaku usaha.
Melalui Online Single Submission (OSS) pelaku usaha dan masyarakat dalam memulai
usahanya akan diberikan bentuk kepastian hukum dan kenyamanan dalam mewujudkan
iklim investasi, entah pada usaha kecil, menengah, maupun dalam skala yang besar.
Tentunya berbagai persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Model Sistem perizinan
yang sistematis seperti ini memaksa pelaku usaha dan masyarakat untuk dapat
memenuhi segala aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga terkait. Adminitrasi
kependudukan, akta perusahaan, kelengkapan pelaporan pajak akan secara otomatis
terintegrasi di dalam aplikasi ini. Pemerintah daerah memiliki peranan memberikan
komitmen peersyaratan izin dalam rangka untuk memfilter segala bentuk indikasi
permasalahan permasalahan yang ditimbulkan ketika usaha sudah berjalan. Dari mulai
aspek pengelolaan lingkungan, teknis bangunan, analisis lalu lintas, dan masalah
masalah social lainnya yang muncul di masyarakat.
Manfaat OSS yang antara lain mempermudah pengurusan berbagai perizinan berusaha
secara aman, memfasilitasi pelaku usaha untuk terhubung dengan semua stakeholder
secara cepat dan real time, memfasilitasi pelaku usaha dalam melakukan pelaporan dan
pemecahan masalah perizinan dalam satu tempat, serta memfasilitasi pelaku usaha
untuk menyimpan data perizinan dalam satu identitas berusaha (NIB). Yang manfaat
tersebut merupakan sedikit gambaran yang mengarah pada orientasi Paradigma New
Public Service. Dalam hal ini dapat disimpulkan Pemerintah Republik Indonesia dari
tahun ke tahun mulai beranjak pada pola Paradigma New Public Service, meskipun
belum semua bidang/aspek yang menerapkannya, bahkan masih menggunakan Old
Public Administration.