Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM

PEMODELAN SISTEM BERDASARKAN ASPEK


INFORMASI

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. H. Saputera, M.Si
NIP : 19621102 199412 1 001

DISUSUN OLEH :
Kelompok V

Andico 193020403031
Elda Neah Triwahyuni 193020403027
Ivan Lassan Srtiyawan 193020403012
Juento Simanjuntak 193010403009
Maria Helena 193020403018
Sinta Priani Siregar 193030403057
Triaditya Rahman 193020403024

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemodelan
Sistem Berdasarkan Aspek Informasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pemodelan dan Simulasi Sistem. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemodelan Sistem Berdasarkan Aspek Informasi bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Palangkaraya, Minggu, 27 Februari

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGATAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
1.1.Dasar Teori...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
1.4. Manfaat.......................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
2.1 Pemodelan Sistem......................................................................... 3
2.2 Karakteristik dan Prinsip Pemodelan Sistem................................ 4
2.3 Pemodelan Sistem Berdasarkan Aspek Informasi........................ 6
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Pemodelan merupakan kata dasar dari kata Model yang artinya abstraksi dari
realitas, pada wujudnya kurang kompleks daripada realitas itu
sendiri. Model dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas
yang sedang dikaji. Model adalah representasi alami dengan menekankan berbagai
karakteristik penting yang dimiliki oleh sistem atau obyek dan mengabaikan aspek-
aspek yang tidak relevan. Sebuah model tidak menuntut harus mempunyai semua
karakteristik dalam sistem atau obyek riil tetapi minimal memiliki karakteristik
penting yang dimiliki sistem atau obyek. Dalam berbagai hal dan kepentingan,
penggunaan model lebih aman, mudah, murah dan efisien waktu daripada bekerja
langsung dengan sesuatu yang riil. Misalnya pada dunia industri, militer dan
bisnis/perdagangan, eksperimen dengan sistem riil mungkin mahal, bahaya dan
bahkan kadangkala tidak mungkin dilakukan.
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang
terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh
beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law
and Kelton, 1991). Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika
diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari
komponen-komponen sistem. Simulasi dapat digunakan untuk mempelajari sistem
yang kompleks, misalnya, sistem di mana solusi analitik tidak dapat digunakan, untuk
membandingkan rancangan alternatif untuk sistem yang tidak ada dan untuk
mempelajari efek pengubahan pada sistem yang sudah ada.
Sistem merupakan kumpulan objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Ada beberapa
cara untuk merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu sistem. Salah satu
dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah dengan judul Pemodelan
Sistem Berdasarkan Aspek Informasi yaitu :
1 Apa yang dimaksud dengan Pemodelan Sistem dan Simulasi?
2 Apa yang dimaksud dengan Karakteristik Pemodelan Sistem dan Simulasi?
3 Apa yang dimaksud dengan Aspek Pemodelan Sistem berdasarkan Informasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah dengan judul Pemodelan Sistem Berdasarkan
Aspek Informasi yaitu :
1 Untuk mengetahui Pemodelan Sistem dan Simulasi
2 Untuk mengetahui Karakteristik Pemodelan Sistem dan Simulasi
3 Untuk mengetahui Aspek Pemodelan Sistem berdasarkan Informasi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Makalah Pemodelan dan Simulasi Sistem yang berjudul
Pemodelan Sistem Berdasarkan Aspek Informasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan tentang pemodelan sistem
2. Untuk menambah wawasan ntentang pemodelan sistem berdasarkan informasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemodelan Sistem


pemodelan sistem adalah sebuah pengetahuan dan seni. Pengetahuan
karena dalam sistem dibangun logika yang jelas dengan urutan yang logis,
sedangkan pemodelan merupakan seni karena mencakup bagaimana
menuangkan gagasan manusia atas dunia nyata dengan segala
keunikannya dalam sebuah model. Sistem sendiri dapat diartikan sebagai gugus atau
kumpulan dari komponen yang saling terkait dan terorganisasi dalam rangka
mencapai suatu tujuan atau gugus tujuan tertentu (Hartrisari (2007). Suatu sistem
dapat terdiri dari beberapa subsistem. Sistem dapat digolongkan menjadi dua jenis
yaitu sistem terbuka (open system) dan sistem tertutup (closed system). Sistem
terbuka merupakan sistem yang outputnya merupakan tanggapan dari input,
namun output yang dihasilkan tidak memberikan umpan balik terhadap input.
Sedangkan sistem tertutup, output memberikan umpan balik terhadap input. Teori
sistem erat hubungannya dengan sibernetika dan dinamika sistem (system
dynamics), yaitu model-model yang terdiri dari jaringan peubah yang
berubah menurut waktu. Sibernetika (cybernetics) yaitu studi tentang organisasi,
komunikasi dan kontrol dalam sistem kompleks dengan berfokus pada umpan balik.
Teori sistem digunakan dalam sain-sain kompleksitas (sciences complexity
Sedangkan analisis sistim (system analysis) merupakan aplikasi dari prinsip-
prinsip sistem untuk membantu pengambilan keputusan. Purnomo (2005)
menjelaskan bahwa pemodelan merupakan aspek penting dari teori sistem,
terutama berhubungan dengan pemanfaatan teori sistem dalam aspek yang lebih
praktis. Model merupakan abstraksi dari sebuah sistem. Sedangkan sistem adalah
dunia nyata, dan model merupakan kegiatan membawa dunia nyata ke dalam
dunia tak nyata tanpa kehilangan sifat-sifat utamanya. Model dapat digunakan
untuk melakukan beragam percobaan atau perlakuan. Dampak dari percobaan
tersebut dapat diprediksi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

3
pengambilan keputusan. Model yang dibangun harus diuji sensitivitasnya
terhadap stimulus yang diberikan terhadap model tersebut. Jika hasil uji
sensitivitas terhadap model utuh maupun terhadap masing-masing variabel kunci
menunjukkan bahwa ada perubahan kinerja model apabila diberikan suatu
stimulus, maka dapat dikatakan model yang dibangun tersebut sensitif
(Muhammadi et al. 2001). Selain uji sensitivitas, menurut Purnomo (2005),
sebelum model digunakan harus dilakukan evaluasi model dengan cara
pengamatan kelogisan model, pengamatan perilaku model dan membandingkan
dengan konseptualisasi model, serta membandingkan perilaku model dengan
data yang didapat dari system (dunia nyata).
2.2 Karakteristik Pemodelan Sistem
Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari pengertian
Pemodelan Sistem, maka kita harus mengetahui secara mendalam apa arti sebenarnya
dari dua kata tersebut, yakni Pemodelan (Model) dan Sistem. Model adalah adalah
rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat
berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar,
komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis. Sedangkan Sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Menurut Anatol Rapoport Sistem
adalah “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian
yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan bagaimana
sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum
Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan dari sebuah elemen
dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan pemahaman dari informasi
yang dibutuhkan.
Karakteristik daripada Pemodelan Sistem, adalah sebagai berikut
1. Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual
2. Dapat diamati dengan pola top-down dan partitioned.
3. Memenuhi persyaratan minimal redundancy.

4
4. Dapat mempresentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang transparan.
Dari karakteristik pemodelan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu
dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan customer
dan dilengkapi juga dengan keterangan dari gambar atau grafis tersebut. Alur dari
proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi syaran minimal reudansi
dan yang terpenting adalah dapat mempresentasikan proses dari pada system yang
dibuat dan dapat di pahami oleh customer.
Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson Prinsip dari
Pemodelan adalah:
1. Memilih model apa yang di gunakan, bagaimana masalahnya dan bagaimana juga
dengan solusinya.
2. Setiap Model dapat dinyatakan dalam tingkatan yang berbeda
3. Model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas.
4. Tidak pernah ada model tunggal yang cukup baik, setiap system yang baik
memilik serangkaian model kecil yang independen.
Prinsip pemodelan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk model apa
untuk merancang sebuah sitem, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan bentuk
apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa berupa narasi, prototype,
maupun gambar, yang terpenting adalah harus mampu merepresentasikan visualisasi
bentuk sistem yang diinginkan oleh user, karena sistem akhir yagn dibuat bagi user
akan ditur
Adapun kelebihan dan kekurangan dari pemodelan dan simulasi sistem dalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
 Memungkinkan detail bisa dicakup
 Dapat membandingkan rancangan sistem yang lain
 Dapat mengontrol skala waktu
 Sistem eksisting tidak diperlukan
B. Kelemahan
 Sulit untuk menggeneralisir hasil

5
 Sulit untuk mempertimbangkan semua nilai kasus/parameter
 Sulit untuk menentukan sensitivitas
 Waktu untuk mengembangkan dan mengeksekusi simulasi
 Upaya untuk memvalidasi model dan menganalisa data output

2.3 Pemodelan Sistem Berdasarkan Aspek Informasi


a. Model Probabilistik
Probabilistik adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat
terjadinya suatu kejadian yang acak. Kata probabilistik itu sendiri sering disebut
dengan peluang atau kemungkinan. Probabilistik secara umum merupakan peluang
bahwa sesuatu akan terjadi. Konsep probabilistik memiliki peranan yang penting
dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bidang ilmiah, bidang pemerintahan, bidang
usaha atau industri, sampai pada masalah-masalah kecil seperti masuk kantor atau
tidak karena awan tebal yang kemungkinan akan hujan deras dan banjir. Dalam
mempelajari probabilistik, ada tiga kata kunci yang harus diketahui yaitu eksperimen,
hasil (outcome) dan kejadian atau peristiwa (event). Sebagai contoh, sebuah
eksperimen dilakukan dengan menanyakan kepada 100 orang pembaca, apakah
mereka akan mengambil mata kuliah statistik atau kalkulus. Dari eksperimen ini akan
terdapat beberapa kemungkinan hasil. Contohnya, kemungkinan hasil pertama ialah
sebanyak 58 orang akan mengambil mata kuliah apapun. Kemungkinan hasil lain
adalah bahwa 75 orang mengambil mata kuliah kalkulus dan sisanya mengambil mata
kuliah statistik. Contoh lain dari eksperimen adalah pelemparan sebuah dadu. Hasil
(outcome) dari pelemparan sebuah dadu tersebut kemungkian akan keluar biji satu
atau biji dua atau biji tiga dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa hasil tersebut
dikenal sebagai kejadian (event).
Probabilistik biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50, 0,20
atau 0,89) atau bilangan pecahan seperti 5/100, 20/100, 75/100. Nilai dari probabilitas
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 0,
maka semakin kecil juga kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Jika semakin

6
dekat nilai probabilitas ke nilai 1, maka semakin besar peluang suatu kejadian akan
terjadi.
Berpikir probabilistik merupakan salah satu aspek penting yangperlu
dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Hogg dan Tanis menyatakan bahwa
“the term probabilistic thinking will be used to describe children’s thinking in
responses to any probability situation”. Dapat diartikan bahwa berpikir probabilistik
akan digunakan untuk mendeskripsikan pemikiran anak dalam merespon berbagai
macam masalah probabilitas.
Masalah probabilistik (a probability situation) adalah masalah yang memuat
unsur ketidakpastian (a situation involving uncertainty). Masalah yang memuat unsur
ketidakpastian adalah suatu masalah yang mengacu pada suatu aktivitas atau
eksperimen random yang bisa mendapatkan berbagai hasil yang mungkin, tetapi hasil
yang pasti tidak dapat ditentukan sebelumnya secara tepat.
Empat kategori tersebut yaitu strategi, representasi, penggunaan Bahasa
probabilistik, dan sifat dari halangan kognitif. Dalam penelitian ini untuk mengetahui
profil berpikir probabilistik mengacu pada penelitian Nalurita (2015) yang
menyatakan bahwa aspek berpikir probabilistik ada dua, yaitu strategi dan
representasi. Hasil penelitian Auliya menyatakan bahwa “tinggi rendahnya Adversity
Quotient (AQ) seorang siswa dapat berpengaruh dalam berpikir probabilistik”.
Adversity Quotient (AQ) siswa dengan kategori yang berbeda, berpengaruh dalam
berpikir probabilistik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Auliya dari beberapa subjek, bahwa terdapat perbedaan respons yang signifikan
antara siswa dengan Adversity Quotient (AQ) quitter, camper, dan 4 climber.
Sehingga Adversity Quotient (AQ) seorang siswa akan menentukan berpikir
probabilistik siswa dalam menyelesaikan masalah probabilitas. (Stoltz 2010).
Adversity Quotient merupakan suatu ukuran kemampuan dalam menghadapi
kesulitan”. Menurut Mulyani menyatakan bahwa “Adversity Quotient adalah suatu
ukuran untuk mengetahui daya juang individu dalam menghadapi kesulitan,
kepercayaan diri dalam menguasai hidup dan ketahanan atau kemampuan untuk
mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam memperoleh sebuah

7
kesuksesan”. Stoltz mengelompokkan daya juang seseorang dalam menyelesaikan
suatu kesulitan dalam tiga kategori Adversity Quotient (AQ), yaitu : quitter (AQ
rendah), camper (AQ sedang), dan climber (AQ tinggi). Untuk mengetahui profil
berpikir probabilistik siswa dalam menyelesaikan masalah probabilitas maka Jones
menghasilkan kerangka kerja tingkat berpikir yang sistematis untuk menilai
pemikiran probabilistik siswa yang terdiri dari beberapa konstruksi masalah mengenai
ruang sampel, peluang suatu kejadian, perbandingan peluang dua kejadian. Sesuai
dengan hal tersebut probabilitas yang dimaksut merupakan materi yang banyak
dikenal sebagai materi peluang.
1. Adversity Quotient (AQ) merupakan kecerdasan atau kemampuan daya juang
seseorang dalam menghadapi permasalahan dan berusaha menyelesaikan
masalahnya. 1. Adversity Quotient (AQ) quitter adalah orang yang berusaha
menjauh dari permasalahan, mundur ketika melihat kesulitan, tidak berani
menghadapi permasalahan, cenderung menyerah dan berhenti tanpa diiringi
dengan usaha sedikitpun.
2. Adversity Quotient (AQ) camper adalah orang yang masih mempunyai keinginan
untuk menanggapi permasalahan yang ada namun tidak berusaha semaksimal
mungkin, hanya berusaha sekedarnya saja.
3. Adversity Quotient (AQ) climber adalah orang yang selalu berusaha semaksimal
mungkin sampai menemukan hasilnya dan tidak mengenal kata menyerah dalam
menyelesaikan masalah sampai menemukan penyelesaiannya.
Metode probabilistik P adalah suatu sistem pengendalian persediaan yang
jarak waktu antar pemesanan adalah tetap, namun jumlah pesanan berubah-ubah.
Persediaan pengamanan dalam sistem ini tidak hanya untuk meredam fluktuasi
permintaan selama lead time, tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan. Pada
metode P ini setiap kali pemesanan jumlah yang dipesan sangat bergantung pada sisa
persediaan pada saat periode pemesanan tercapai, sehingga setiap pemesanan
dilakukan, ukuran lot pemesanan tidak sama. Ciri-ciri pengendalian persediaan
dengan metode P adalah:
1. Interval waktu pemesanan yang dinotasikan dengan T adalah tetap.

8
2. Jumlah permintaan tidak pasti atau berfluktuasi dan jumlah barang yang dipesan
tidak tetap tergantung pada jumlah persediaan di gudang. Jumlah barang yang
dipesan yang dinotasikan dengan q0 besarnya merupakan selisih antara
persediaan maksimum yang diinginkan yang dinotasikan dengan R dengan
persediaan yang ada pada saat pemesanan dilakukan yang dinotasikan dengan r.
3. Tidak memiliki titik pemesanan kembali, sebagai gantinya adalah selang waktu
yang tetap untuk pemesanan kembali.
4. Adanya persediaan pengaman yang akan digunakan untuk menghadapi adanya
perubahan permintaan dalam interval pemesanan
b. Model Deterministik
Diklasifikasikan berdasarkan sifat alami dari variable-variabel pada model. Model
simulasi yang mengandung variabel-variabel bukan random disebut model simulasi
deterministic atau kejadian yang akan terjadi telah diketahui secara pasti. Sifat acak
tidak diperhatikan dalam lingkungan sistem ini. Output dari sistem ini juga bukan
merupakan variabel random. Model deterministik adalah yang menghasilkan
penaksiran kuantitas defenitif seperti hasil tanaman yang tidak disertai dengan
informasi mengenai peluang. Ini dapat berlaku untuk kasus tertentu, tapi kurang
memuaskan untuk kuantitas yang sangat bervariasi seperti curah hujan. Dibentuk
dalam situasi penuh kepastian (certainty), deterministic memerlukan penyederhanaan-
penyederhanaan dari realitas karena kepastian jarang terjadi. Adapun Keuntungannya
dapat dimanipulasi dan diselesaikan lebih mudah.
c. Model Tak Pasti
Model tak pasti adalah dimana kondisi yang datang dan peluang yang
berhubungan dengannya tidak diketahui. Keadaan ini dihadapi menerima informasi
ataupun keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Model Tak Pasti /
Uncertainly, yaitu model yang dikembangkan untuk mengahadapi ketidakpastian
mutlak. Pemilihan jawaban berdasarkan pertimbangan, utilitas dan resiko melalui
probabiltas subjektif.

9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemodelan sistem adalah sebuah pengetahuan dan seni. Model
merupakan abstraksi dari sebuah sistem. Sedangkan sistem adalah dunia nyata, dan
model merupakan kegiatan membawa dunia nyata ke dalam dunia tak nyata
tanpa kehilangan sifat-sifat utamanya. Model dapat digunakan untuk melakukan
beragam percobaan atau perlakuan. Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk
penyederhanaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk
memudahkan pemahaman dari informasi yang dibutuhkan. Adapun beberapa
pemodelan system berdasarkan informasi yaitu; a). Model deterministik, kejadian
yang akan terjadi telah diketahui secara pasti. Mis:present value, model persediaan
dasar; b). Model probabilistik, yang merupakan model beresiko dimana keadaan yang
akan terjadi diketahui nilai kemungkinannya dan dapat digambar secara probabilistic;
c). Model tak pasti, dimana kondisi yang datang dan peluang yang berhubungan
dengannya tidak diketahui

10
DAFTAR PUSTAKA

Susanti (2014). The Influence Of CSR To Firm Value With Profitability And
Leverage As A Moderating Variable. Proceeding The 13th Malaysia Indonesia
Conference on Economics, Journal of Management and Accounting
(MIICEMA), 13, 360- 373.

Law, A.M. and Kelton, W.D. (1991) Simulation Modelling and Analysis. 2nd
Edition, McGraw-Hill, New York.

Nalurita, N. 2015. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Kepatuhan terhadap


Perundangan-undangan, dan Karakteristik Daerah terhadap Kredibilitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Program Pasca Sarjana.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hartrisari. 2007. Sistem Dinamik Konsep Sistem dan Pemodelan untuk Industri &
Lingkungan. Bogor : Semeo Biotrop.

11

Anda mungkin juga menyukai