Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“RANGKA”

Disusun oleh :

Kelompok :1
Anggota Kelompok : - Fernando Prestasio Pratama (ACD 118 058)
- Lesdina Sortauli S (ACD 118 055)
- Sugeng Mashabhi (ACD 118 037)

Dosen Pengampu : - Drs. Bejo Basuki, M.Si,


Elga Araina, S.Si, M.Pd
Ririn Fahrina, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, Sehingga makalah yang berjudul “Rangka” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
Manusia.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Rangka”.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Palangka Raya, 31 maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 5
1.4. Manfaat ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
2.1. Pengertian Sistem Rangka ........................................................................................ 6
2.2. Pengelompokan Rangka pada Manusia ..................................................................... 6
2.3. Hubungan Antar Tulang (Persendian Artikulasi) ..................................................... 14
2.4. Gangguan dan Kelainan Pada Tulang........................................................................ 17
2.5. Sifat Dinamis Tulang ................................................................................................. 19

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 20


3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 20
3.2. Saran ......................................................................................................................... 20
REFERENSI .......................................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia merupakan suatu struktural yang tersusun organ-organ yang membangun
rangka tubuh manusia itu.Kompleksitas dari susunan tubuh manusia itu menyimpan banyak
misteri. Namun sering berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, misteri-misteri
tentang manusia yang selama berabad lamanya mengisahkan perjalanan ilmu pengetahuan
mengenai apa yang disebut anatomi tubuh manusia. Saat ini, pengetahuan mengenai anatomi
tubuh manusia cukup dinamis sebab terjadi banyak pengembangan-pengembangan ilmu dan
pencabangan ilmu itu sendiri yang membagi diri dengan suatu tujuan untuk memudahkan
manusia agar dapat secara sistematis memahami organ tubuh manusia itu sendiri (Cooper,
Geofrey and Robert E. Hausman. 2004).
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang mahkluk hidup khususnya terkait dengan
perkembangan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia. Sehinga kita perlu mempelajarinya
lebih baik agar dapat menambah ilmu pengetahuan kita. Dalam tubuh manusia terdapat
bahagian bahagian tubuh yang mempunyai fungsi berbeda dan merupakan satau kesatuan
yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Salah satu ciri dari manusia sebagai makhluk hidup adalah melakukan aktivitas dan
gerakan. Gerak adalah perubahan posisi sebagian atau seluruh tubuh makhluk hidup. Pada
manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, fungsi gerak dilaksanakan oleh fungsi gerak.
Sistem ini terdiri dari otot dan juga sistem rangka.
Tulang termasuk ke dalam alat gerak pasif sedangkan otot termasuk dalam alat
gerak aktif. Keduanya saling bekerjasama membentuk sebuah sistem gerak. Karena
lingkungan hidup, kebiasaan, serta perilaku yang berbeda-beda maka alat gerak pada hewan
dan manusia memiliki struktur yang berbeda.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup.Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan
basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Rangka memiliki fungsi Untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh, menjaga
agar organ tubuh tetap berada di tempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti otak,
jantung, dan paru-paru, untuk bergerak ketika dikehendaki otot dan menghasilkan sel darah di

4
dalam sumsum tulang. Sehingga Sistem Rangka menjadi sistem yang sangat penting bagi
tubuh manusia (Murray, Robert K. 1999)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apakah pengertian dari rangka?
2. Bagaimanakah pengelompokan rangka pada manusia berdasarkan letak, bentuk dan
komponen penyusunnya?
3. Bagaimanakah hubungan antar tulang (persendian) pada manusia?
4. Bagaimanakah gangguan kelainan pada tulang manusia?
5. Bagaimana sifat dinamis dari tulang?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari rangka.
2. Mengetahui pengelompokan rangka pada manusia berdasarkan letak, bentuk dan
komponen penyusunnya.
3. Mengetahui hubungan antar tulang (persendian) pada manusia.
4. Mengetahui gangguan kelainan pada tulang manusia.
5. Mengetahui sifat dinamis dari tulang.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:


1) Untuk menambah wawasan pembaca mengenai rangka manusia.
2) Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang rangka manusia
3) Untuk memberikan informasi mengenai rangka manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rangka


Rangka (skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ
tubuh yang lunak. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh
otot. Otot dapat mengerakkan tulang karena dapat berkontraksi (Suryani, Yoni. 2004). Pada
sistem rangka yang terletak di dalam tubuh dan dilindungi oleh kulit dan otot disebut
endoskeleton. Rangka pada manusia memiliki fungsi sebagai berikut:
 Memberikan bentuk pada tubuh dan menegakkan berdirinya tubuh
 Melindungi organ yang rusak (melindungi alat-alat tubuh pada saat badan kita lemah)
 Sebagai alat gerak pasif
 Sebagai tempat melekatnya otot-otot rangka
 Menunjang tegaknya tubuh
 Tempat pembentukan sel-sel darah
 Sebagai tempat penimbunan atau penyimpanan mineral
 Tempat pembentukan sumsum

2.2 Pengelompokan Rangka pada Manusia


a. Berdasarkan Letaknya
Secara garis besar rangka tubuh manusia terdiri atas tiga kelompok, yaitu: tengkorak,
tulang badan, dan tulang anggota gerak. Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari
tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk (iga). Sedangkan, rangka
apendikuler merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota gerak atas
dan tulang –tulang anggota gerak bawah.
1. Tengkorak
Tulang tengkorak adalah tulang batok kepala. Tulang tengkorak berguna untuk
melindungi otak dan bola mata yang merupakan organ lemah. Terdapat 22 tulang pada
tengkorak manusia, 21 diantaranya melekat kuat sehingga tidak terjadi gerakan diantara
tulang tersebut. Tulang-tulang tengkorak berbentuk pipih dan saling bersambungan satu
dengan yang lain.

6
Gambar 2.1. Tengkorak Pada Manusia

2. Tulang Badan
Tulang-tulang pembentuk badan terdiri atas lima macam tulang, yaitu tulang
belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, dan tulang panggul.
a. Tulang belakang
Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untuk
menompang seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta merupakan tempat
pelekatan tulang rusuk. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas yaitu:
 7 ruas tulang leher
 12 ruas tulang punggung
 5 ruas tulang pinggang
 5 ruas tulang kelangkang
 4 ruas tulang ekor

Gambar 2.2. Tulang Belakang pada Manusia

b. Tulang Dada

7
Tulang dada terdiri atas 3 bagian yaitu: bagian hulu, badan dan taju pedang.
Tulang dada berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan.
c. Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang yaitu: 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk
palsu dan 2 pasang rusuk melayang. Tulang rusuk sejati melekat pada tulang punggung
dan dada. Tulang rusuk palsu berhubung dengan tulang belakang. Antara tulang dada,
tulang punggung dan tulang rusuk terdapat pada rongga. Rongga ini sebagai tempat
jantung dan paru-paru.

Gambar 2.3. Tulang Rusuk dan Tulang Dada pada Manusia


d. Tulang Bahu
Tulang gelang bahu terdiri atas tulang belikat yang berbentuk segitiga pipih dan
sepasang tulang serangka berbentuk seperti huruf S. Tulang belikat mempunyai
tonjolan yang disebut taju paruh bebek. Tonjolan ini terletak dibagian belakang dan
berhubungan dengan tulang rusuk.

Gambar 2.4. Tulang Bahu pada Manusia

e. Tulang panggul

8
Tulang gelang panggul terdiri atas sepasang tulang usus yang berguna untuk
menopang usus, sepasang tulang duduk yang berguna untuk menopang saat duduk, dan
sepasang tulang kemaluan yang mengguna untuk tempat menempelnya alat kemaluan.

Gambar 2.5. Tulang Panggul pada Manusia

3. Tulang Anggota Gerak


a. Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang anggota gerak atas terdiri dari tulang bahu, tulang lengan atas, dan tulang
lengan bawah. Tulang bahu terdiri dari tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat
(skapula). Tulang selangka bagian depan melekat pada bagian hulu tulang dada.
Sedangkan, tulang belikat menjadi tempat pelekatan tulang lengan atas. Tulang lengan
atas (humerus) berhubungan dengan tulang lengan bawah (radius-ulna), yaitu pada
tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Tulang hasta dan tulang pengumpil
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan (karpus), kemudian dengan tulang
telapak tangan (metakarpus), dan tulang jari tangan (falanges).
Tulang anggota gerak atas terdiri dari:
 Tulang pengumpil
 Tulang lengan atas
 2 tulang hasta
 16 tulang pergelangan tangan
 10 tulang telapak tangan
 28 ruas tulang jari tangan

9
Gambar 2.6. Tulang Anggota Gerak Atas pada Manusia

b. Tulang Anggota Gerak Bawah


Tulang gerak bawah terdiri dari tulang pinggul yang tersusun dari tulang duduk
(iscium), ttulang usus (ilium), serta tulang kemaluan (pubis) yang terletak dikanan
dan di kiri. Pada tulang pinggul terdapat lengkukan yang disebut asetabulum.
Asetabulum merupakan tempat melekatnya tulang paha (femur). Tulang paha
berhubungan dengan tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia). Pada pensendian
antara tulang paha, dan tulang betis, tulang kering terdapat tulang tempurung lutut
(patela). Tulang kering dan tulang betis berhubungan dengan tulang pergelangan kaki
(tarsus), kemudian tulang telapak kaki (metatarsus), dan tulang jari kaki (falanges).
Tulang anggota gerak atas terdiri dari:
 2 tulang paha
 2 tulang tempurung lutut
 2 tulang kering
 2 tulang betis
 14 tulang pergelangan kaki
 10 tulang telapak kaki
 28 ruas tulang jari kaki

10
Gambar 2.7. Tulang Anggota Gerak Bawah

b. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh manusia
dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu, tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan
tulang tidak beraturan.

Gambar 2.8. Bentuk Tulang pada Manusia

1. Tulang Pipa
Tulang ini memiliki bentuk sesuai namanya, berbentuk pipa.Tulang ini memiliki
bentuk memanjang dan tengahnya berlubang. Contohnya adalah tulang paha, tulang betis,
dan tulang lengan,tungkai, dan ruas-ruas tulang jari. Di bagian ujung dalam tulang pipa
berisi sumsum merah yang berperan sebagai tempat pembentukan sel darah merah.
Tulang pipa dibagi menjadi tiga bagian yaitu kedua ujung yang bresendian dengan tulang
lain (epifisis), bagian tengah( diafisis), dan antara epifisis dan diafisis terdapat cakra
epifisis.

11
Gambar 2.9. Tulang Pipa Pada Manusia

2. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk sesuai dengan namanya berbentuk pendek dan
bulat sehingga sering disebut sebagai ruas tulang. Tulang ini bersifat ringan dan kuat.
Meskipun tulang ini pendek, tulang ini mampu menahan beban yang cukup berat.
Contohnya adalah tulang pergelangan tangan, telapak tangan, telapak kaki, pergelangan
kaki, serta ruas-ruas tulang belakang.

Gambar 2.10. Tulang Pendek pada Manusia

3. Tulang Pipih
Tulang ini memiliki bentuk pipih seperti pelat, terdiri atas lempengan tulang
kompak dan tulang spons. Di dalamnya berisi sumsum merah yang berfungsi sebagai
tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel darah putih. Contoh dari tulang pipih
adalah tulang penyusun tengkorak, tulang belikat, tulang panggul, tulang dahi, tulang
rusuk, dan tulang dada.

12
Gambar 2.11. Tulang Pipih Pada Manusia

4. Tulang Tidak Beraturan


Tulang tidak beraturan merupakan tulang dari bentuk kompleks yang berhubungan
dengan fungsi khusus. Tulang tidak beraturan ditemukan pada tulang rahang, tulang-
tulang kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.

Gambar 2.12. Tulang Tidak Beraturan Pada Manusia

c. Berdasarkan Komponen Penyusunnya


1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan bersifat lentur (elastis). Pada orang dewasa tulang rawan terdapat
pada telinga, ujung hidung, ruas antartulang belakang. Tulang rawan disusun oleh sel-sel
tulang rawan yang disebut kondrosit. Kondrosit matang dibentuk oleh dari sel-sel tulang
rawan muda yang disebut kodroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput yang
disebut perikondrium.
Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar dengan sebuah nukleus bening dan
dua buah atau lebih nukleolus (anak inti sel).

13
Gambar 2.13. Tulang Rawan Pada Manusia

2. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel tulang
keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut
dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca(PO4)2) yang diperoleh atau
dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat
pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Contoh tulang keras:
 Tulang paha
 Tulang lengan
 Tulang betis
 Tulang selangkang

2.3 Hubungan Antar Tulang (Persendian Artikulasi)


Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak
manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya gerak. Menurut
sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga 3 macam yaitu :
1. Sendi Mati (Sinartrosis)
Sinartrosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya pergerakan.
Sinartrosis ini digolongkan menjadi dua, yaitu sinartrosis sinkondrosis dan sinartrosis
sinfibrosis. sinartrosis sinkondrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan
oleh tulang rawan (kartilago).contohnya hubungan antar ruas tulang belakang dengan
hubungan antar tulang rusuk dengan tulang dada. Sedangkan, sinartrosis sinfibrosis

14
merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan oleh jaringan ikat serabut (fibrosa).
Contohnya hubungan antar sendi tulang tengkorak.

Gambar 2.14. Sendi Mati

2. Sendi Kaku (Amphiartrosis)


Sendi kaku merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
(gerakan terbatas). Contohnya persendian pada tulang pergelangan tangan, tulang
pergelangan kaki, antara tulang rusuk dan tulang dada, antara ruas-ruas tulang belakang,
serta antara tulang belakang dan tulang rusuk.
3. Sendi Gerak (Diartrosis)
Sendi gerak merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan yang
lebih bebas (satu arah, dua arah, dan segala arah). Pada kedua ujung tulang yang saling
berhubungan terbentuk rongga sendi yang berisi minyak sendi (cairan sinovial), cairan ini
dihasilkan oleh membran sinovial yang melapisi persendian. Menurut arah gerakannya,
sendi gerak dibedakan menjadi lima macam yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar,
sendi geser, dan sendi pelana.
a. Sendi Peluru
Sendi peluru merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerak
kesegala arah. Contohnya persendian antara tulang paha dengan tulang gelang
panggul dan persendian antara tulang lengan atas dengan tulang gelang bahu.

Gambar 2.15. Sendi Peluru


15
b. Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan
satu arah. Contohnya persendian antara tulang paha dengan tulang betis, dan
persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta.

Gambar 2.16. Sendi Engsel

c. Sendi Putar
Sendi putar merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan
secara berputar atau rotasi. Contohnya persendian antara tulang hasta dan pengumpil,
serta antara tulang pemutar dan tulang atlas yang menyebabkan kepala kita dapat
berputar.

Gambar 2.17 Sendi putar

d. Sendi Geser
Sendi geser merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan
bergeser, kedua ujung tulang permukaannya datar atau rata. Contohnya persendian
yang terdapat pada tulang-tulang pergelangan tangan dan ruas-ruas tulang belakang.

16
Gambar 2.18 sendi geser

e. Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerak dua
arah atau gerakan seperti orang naik kuda. Contohnya persendian antara tulang ibu
jari dan tulang telapak tangan serta antara tulang telapak tangan dan pergelangan
tangan.

Gambar 2.18 sendi pelana

2.4 Gangguan dan Kelainan Pada Tulang


Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia dapat mengalami gangguan dan
kelainan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya. Gangguan atau kelainan tulang
dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, pengaruh zat makanan, sikap duduk yang salah
atau oleh adanya faktor-faktor keturunan.
Sikat berdiri, tidur, dan duduk juga dapat mempengaruhi bentuk tulang belakang.
Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah mengakibatkan terjadinya gangguan
pertumbuhan tulang belakang (tulang punggung). Kelainan ini dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu sebagai berikut:
 Lordosis, terjadi jika tulang belakang bagian leher dan panggul selalu membengkok
kedepan sehingga kalau dilihat dari samping tulang belakang tampak tidak lurus.

17
Gambar 2.19. Kelainan Tulang Punggung (Lordosis)

 Kifosis, terjadi jika tulang belakang bagian punggung dan tungging terlalu membengkok
ke belakang.

Gambar 2.20. Kelainan Tulang Punggung (Kifosis)

 Skoliosis, terjadi jika tulang belakang terlalu membengkok kesamping kanan atau kiri.

Gambar 2.21. Kelainan Tulang Belakang (Skoliosis)

18
2.5 Sifat Dinamis Tulang

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang adalah olahraga,
nutrisi yang baik dan keberadaan hormon di dalam tubuh.

 Olahraga adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan
akhirnya dapat memperkuat tulang.
 Nutrisi, makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D
 Hormon, keberadaan hormon khususnya hormon pertumbuhan (Growth Hormone), hormon
paratiroid dan kalsitonin juga sangat menentukan Fungsi tulang akan akan semakin
berkurang seiring dengan pertambahan usia seseorang, dimana tulang akan semakin lemah dan
juga rapuh. Kondisi ini disebut sebagai osteoporosis. Dalam banyak kasus, osteoporosis
lebih sering terjadi pada wanita pasca usia monpous, serta pada pria yang telah berusia
lanjut. Osteoporosis dapat menempatkan seseorang pada resiko yang jauh lebih besar
terhadap terjadinya patah tulang yang pada akhirnya akan membatasi gerak serta
kemandirian orang tersebut.

19
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah Rangka (skelet)
merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ tubuh
yang lunak. rangka tubuh manusia terdiri atas tiga kelompok, yaitu:
tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Rangka aksial merupakan
rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan
tulang rusuk (iga). Sedangkan, rangka apendikuler merupakan rangka
pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota gerak atas dan tulang –
tulang anggota gerak bawah. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang
menyusun rangka tubuh manusia dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu,
tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.
Berdasarkan Komponen Penyusunnya terdiri dari tulang rawan dan tulang
keras. Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi
tiga 3 macam yaitu sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amphiartrosis) dan
sendi gerak (diartrosis). penyusun rangka tubuh manusia dapat mengalami
gangguan dan kelainan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya.
Kelainan ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut
Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tulang adalah olahraga, nutrisi yang baik dan
keberadaan hormon di dalam tubuh.

1.2 Saran
Dengan mempelajari makalah ini kiranya para pembaca dapat
mengerti tentang sistem gerak pada manusia, struktur dan fungsi bagian
rangka. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap akan adanya kritikan
yang bersifat membangun dari pembaca, agar dalam dalam penulisan
makalah selanjutnya penulis dapat melakukannya dengan lebih baik lagi

20
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, Geofrey and Robert E. Hausman. 2004. The Cell A Molecular Approach,
3th edition.
Dellmann, H. Dieter. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: UI Press.
Karp, Gerald. 1984. Cell Biology, 2nded, McGraw-Hill Book Co., New York
Lodish et al. 1998.Molecular Cell Biology, 3rded, Scientific American Books, W.
H. Freeman and Co., New York
Murray, Robert K. 1999. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Penerbit JICA
USA : Sinauer Associates, Inc.
Wolfe, S.L. 1993. Molecular And Cellular Biology. Wadswordh Publising
Company Melmont, California.

21

Anda mungkin juga menyukai