Anda di halaman 1dari 32

SISTEM GERAK PADA MANUSIA

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (PIPA 2021 B)

1. Audyva Natasha : 4213151002


2. Juneri Kevin Saragih : 4213151020
3. Nadia Tri Rahma : 4213351002
4. Rahma Yuli Rambe : 4213151011
5. Tirini Gabriella Veronica Simbolon : 4213351015

Dosen Pengampu :

Drs. Hudson Sidabutar, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Anatomi
Fisiologi Hewan ini dengan tepat waktu. Melalui makalah ini, kami berharap akan menambah
referensi bagi pembaca khususnya juga bagi penulis. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat baik untuk kalangan pendidikan maupun masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Medan, Februari 2023

Kelompok 3

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2


Daftar Isi .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
A. Sistem Gerak pada Manusia.................................................................................. 5
B. Gangguan pada Sistem Gerak ............................................................................. 22
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................... 31
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 32

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem gerak adalah sistem organ pada manusia yang berperan dalam pergerakan tubuh
Sistem gerak dalam tubuh terdiri dari persendian, otot dan tulang-tulang yang bergabung
membentuk rangka dan berguna untuk memberikan bentuk tubuh dan memudahkan manusia
untuk melakukan aktivitas. Bagaimana seandainya tubuh manusia tidak memiliki kemampuan
untuk bergerak, misalnya berjalan atau berlari. Sistem gerak pada manusia terdiri dari alat
gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif manusia ialah otot-otot yang menempel pada
tulang dan rangka manusia,sedangkan alat gerak pasif pada manusia adalah sekumpulan
tulang-tulang yang membentuk rangka. Terjadinya gerak pada manusia disebabkan karena
adanya kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Dalam modul ini akan dijelaskan juga
berbagai kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia. Bagaimana
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada sistem gerak manusia. Selain
itu dapat mempelajari berbagai kelainan/penyakit dalam kehidupan sehari-hari yang terkait
sistem gerak manusia termasuk berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem gerak pada manusia?
2. Apa saja sistem gerak pada manusia?
3. Apa saja Gangguan-gangguan pada sistem gerak manusia?
4. Bagaimana cara mengatasi gangguan-gangguan pada sistem gerak manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem gerak pada manusia
2. Untuk mengetahui apa saja sistem gerak pada manusia
3. Untuk mengetahui Gangguan-gangguan yang terdapat pada sistem gerak manusia
4. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan-gangguan pada sistem gerak manusia

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Gerak pada Manusia
Pada dasarnya tubuh manusia yang tersusun atas rangka tulang, otot, dan kulit,
merupakan bangunan yang kuat namun lentur. Tulang merupakan alat gerak pasif, karena
hanya dapat bergerak apabila digerakkan oleh otot. Otot merupakan alat gerak aktif karena
dapat berkontraksi dan relaksasi. Kemampuan otot untuk berkontraksi dan relaksasi sehingga
mampu menggerakkan tulang dikarenakan otot mempunyai serabut otot yang disebut yang
disebut myofibril. Di dalam myofibril terdapat protein kontrkasi yang terdiri atas aktin dan
myosin.

Sebanyak 206 tulang manusia membentuk rangka yang menopang tubuh. Selain
sebagai alat gerak, tulang juga berfungsi melindungi organ dalam dan sebagai pabrik pembuat
sel-sel darah. Otot mempunyai peranan dalam menggerakkan tulang dengan kontrkasi dan
mendapatkan energi berupa ATP.

A. 1 Rangka
Semua tulang di tubuhmu
membentuk sistem rangka. Karena
mempunyai rangka, kamu bisa berjalan
dan berlari. Rangka manusia
mempunyai lima fungsi utama.
Pertama, rangka memberi bentuk dan
mendukung tubuh, seperti rangka
rumah. Kedua, tulang-tulang
melindungi organ-organ dalam,
misalnya otak, jantung, dan paruparu.
Pada gambar, terlihat bahwa tulang-
tulang rusuk membentuk sangkar tulang
yang melindungi jantung dan paru-paru. Selain itu, tengkorak yang keras melindungi otak.
Ketiga, rangka adalah tempat melekatnya otot-otot utama tubuh, sedangkan otot-otot tersebut
menggerakkan tulang. Keempat, beberapa tulang mempunyai sumsum tulang merah yang
membentuk sel-sel darah merah. Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah-tengah tulang.
Kelima, rangka adalah tempat utama untuk menyimpan mineral, yaitu kalsium dan fosfor yang
digunakan di dalam tubuh. Kalsium dan fosfor membuat tulang menjadi keras.

5
Sebagai bagian dari sistem gerak, rangka tidak dapat bergerak sendiri tanpa digerakkan
otot. Oleh karena itu rangka disebut alat gerak pasif.

A. 2 Tulang
Tulang penyusun rangka tubuh terbentuk sejak masa embrio. Pada masa embrio, tulang
tersusun dari jaringan embrional mesoderm yang berupa sel-sel mesenkim. Sel-sel mesenkim
selanjutnya membentuk calon sel-sel tulang yang disebut osteogenik Osteogenik selanjutnya
tumbuh menjadi sel-sel tulang muda yang disebut dengan osteoblas. Selain osteoblas terdapat
pula osteoklas yang merupakan sel dengan ukuran besar, berinti banyak, berfungsi
memindahkan matrik, dan membuat rongga untuk pembentukan tulang baru. Selanjutnya,
rong- ganya diisi oleh osteoblas (sel pembentuk tulang) yang membentuk osteosit dari arah
dalam ke arah luar, tersusun secara konsentris sehingga membentuk lapisan lapisan (lamela)
yang di tengahnya terdapat sistem Havers/. Di sekeliling sel-sel tulang berisi senyawa protein
yang akan menjadi matrik tulang. Berikutnya adalah penambahan senyawa kapur dan fosfor
yang akan mengakibatkan tulang menjadi keras. Proses penulangan disebut Osifikasi. Sedang
penambahan kalsium yang menyebabkan tulang menjadi keras disebut dengan Kalsifikasi.

Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya
tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk
tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa. Tulang pipa berbentuk tabung dengan
kedua ujung membulat. Sebagian besar terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang
spongiosa serta sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga
tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum
tulang merah (tempat pembentukan sel darah merah).

6
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:

a) Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian
yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
b) Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone
collar.
c) Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang)
sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
d) Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder
ini menyebabkan pemanjangan tulang.
1. Jenis – Jenis Tulang
a) Tulang Rawan
Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau kolagen. Pada tulang rawan banyak
mengandung zat perekat berupa kolagen dan sedikit mengandung zat kapur. Itulah
sebabnya tulang rawan bersifat lentur. Sel-sel tulang rawan atau kondrosit dibentuk oleh
kondroblas.
Pada masa bayi atau masa pertumbuhan sebagian besar tulang masih berupa tulang
rawan. Seiring dengan pertumbuhan bayi dan pertambahan usia, tulang-tulang rawan
banyak mengandung sel-sel dan mengalami penulangan (osifikasi) sehingga tulang tidak
lentur lagi, melainkan tumbuh menjadi keras. Akan tetapi, tidak semua mengalami
penulangan dan tetap berupa tulang rawan. Misalnya, pada bagian persendian, daun telinga,
cuping hidung, bronkus, trakea, dan ruas-ruas tulang belakang.Tulang rawan memiliki tiga
tipe, yaitu hialin, fibrosa, dan elastis.

Tulang rawan hialin. Kata hialin (hyalin) berarti seperti gelas. Tulang rawan hialin
berwarna putih kebiru-biruan dan pada keadaan segar terlihat bening. Kondrosit terletak

7
dalam lakuna yang berdinding licin pada matrik tulang. Tulang rawan hialin terdapat pada
(1) semua rangka janin yang belum menjadi tulang, (2) tulang rawan iga, (3) tulang rawan
sendi pada persendi-sendian, (4) tulang-tulang rawan hidung. trakea, dan bronkus.
Tulang rawan serat (fibrosa). Tulang rawan serat berwarna buram keputihan dan
bersifat keras. Jumlah sel-selnya lebih sedikit dan berdiri sendiri atau mengelompok.
Tulang rawan ini dikelilingi oleh sebuah kapsul dari matriks tulang rawan. Tulang rawan
serat dapat dijumpai pada segmen tulang belakang.
Tulang rawan elastin. Tulang rawan serat berwarna buram kekuningan, serta bersifat
fleksibel dan elastis. Sel-selnya sama dengan sel-sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri
sendiri atau berkelompok. Tulang rawan elastin terdapat di telinga luar dan epiglotis (tulang
rawan yang menutup celah menuju trakea).

b) Tulang Keras (tulang sejati)


Pembentukan
tulang keras
berawal dari
kartilago (berasal
dari mesenkim).
Tulang keras
tersusun dari
jaringan tulang
keras, yang terdiri
dari sel-sel tulang
(osteosit) yang membentuk lingkaran. Di tengah-tengah sel tulang terdapat saluran Havers.
Di dalam saluran Havers terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi untuk mengangkut
sari makanan dan oksigen pada sel tulang. Pada tulang keras banyak mengandung zat kapur
(kalsium) dan sedikit mengandung zat perekat. Matriks akan mengeluarkan kapur dan
fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang disebut
penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral. Kondral meliputi
perikondral dan enkondral. Desmal merupakan penulangan pada tulang keras, sedangkan
kondral adalah penulangan pada tulang rawan.
Sel-sel tulang keras yang telah mati akan membentuk rongga bekas sel tulang yang
disebut lakuna. Setiap lakuna dapat berhubungan satu sama lainnya melalui saluran-saluran
kecil yang disebut kanalikuli. Tulang keras terdapat pada seluruh tulang anggota gerak.
8
Lapisan luarnya keras (tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga
sumsum. Jadi, tulang tidak rapat, tetapi berongga di tengahnya. Seandainya semua tulang
rapat tanpa rongga, tubuh kita sangat berat dan akan sulit digerakkan.

2. Bentuk Tulang
a) Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih atau tipis,
contohnya adalah tulang rusuk, tulang
belikat, tulang dada. dan tulang
tengkorak. Di dalamnya berisi sumsum
merah, tempat pembuatan sel darah
merah dan sel darah putih. Tulang pipih
memiliki dua lapisan tulang kompakta
yang disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang dipisahkan oleh satu lapisan tulang
spongiosa yang disebut diploe.

b) Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk
kubus atau pendek tidak
beraturan, contohnya ruas-
ruas tulang belakang,
pangkal lengan, pergelangan
tangan, pergelangan kaki dan pangkal kaki. Di
dalamnya berisi sumsum merah, tempat
pembuatan sel darah merah dan sel darah
putih.Tulang ini memiliki inti tulang spongiosa
yang dikelilingi tulang kompakta. Bentuk pendek dan bulat.

c) Tulang Pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang membesar seperti bongkol) dan
diafisis (bagian tengah tulang di antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat
tulang rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra epifisis masih aktif,
maka tulang pipa masih dapat memanjang. Cakra epifisis tidak aktif lagi sekitar umur 20
tahun.
9
Permukaan tulang yang panjang ditutup membran yang menempel dengan kuat, disebut
periosteum. Pembuluh-pembuluh darah kecil pada periosteum membawa zat-zat makanan
ke dalam tulang. Membran ini juga penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. Di
bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang keras, yaitu suatu
lapisan tulang yang keras dan kuat. Tulang kompak mengandung sel-sel tulang, pembuluh-
pembuluh darah, zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis. Kerasnya tulang disebabkan
adanya zat kapur dan fosfor. Serabut-serabut elastis mempertahankan tulang tetap kuat,
tidak mudah rapuh atau patah.
Tulang spons dalam tulang pipa terdapat di daerah ujung tulang. Tulang spons kurang
kompak dan mempunyai banyak ruang-ruang kecil terbuka yang membuat tulang menjadi
ringan. Tulang Panjang mempunyai lubang atau saluran yang besar. Saluran-saluran itu
terdapat di tengah tulang panjang diisi oleh jaringan berlemak yang disebut sumsum.
Sumsum merah tulang berada di daerah tulang panjang bagian ujung di antara tulang spons,
sedangkan sumsum kuning berada di tulang panjang bagian tengah dan sebagian besar
berisi lemak. Pada orang sehat, sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel darah merah
dengan kecepatan sampai tiga juta sel per detik. Sel-sel darah putih juga dihasilkan di dalam
sumsum tulang, tetapi lebih sedikit jumlahnya.
Ujung tulang panjangmu ditutup dengan suatu lapisan jaringan tebal lunak dan lentur,
yang disebut tulang rawan (kartilago). Tulang rawan tersusun atas sel-sel yang dikelilingi
oleh matriks protein yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Selain di ujung-ujung tulang
panjang, tulang rawan juga bisa ditemukan di ujung-ujung tulang rusuk, dinding saluran
pernapasan, hidung, dan telinga.

10
d) Tulang tak berbentuk

Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur.


Tulang ini tidak memiliki bentuk, seperti pipa, pendek, atau
pipih. Contoh tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan tulang
belakang.

3. Tulang Penyusun Rangka Manusia


Rangka tubuh manusia tersusun oleh 206 potong tulang yang saling berhubungan. Tulang-
tulang yang menyusun rangka terdiri atas 3 kelompok besar yaitu tengkorak, badan, dan
anggota gerak.
a) Tengkorak
Tulang tengkorak
berbentuk pipih, saling
berhubungan, dan
membentuk rongga.
Tulang tengkorak terdiri
atas 22 buah tulang.
Delapan tulang
membentuk tengkorak
bagian kepala/tempurung
kepala dan 14 tulang
tengkorak bagian
muka/wajah.Tulang ini mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu melindungi otak, mata,
dan telinga bagian dalam. Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (os.frontal),
tulang kepala belakang (os.oksipital), tulang ubun-ubun (os.parietal), tulang baji
(os.sphenoid), tulang tapis (os.ethmoid), dan tulang pelipis (os.temporal).

Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka membentuk rongga
mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta langit-langit, dan memberi
bentuk wajah. Tulang muka terdiri atas dua tulang rahang atas (maksila), dua tulang rahang
bawah (mandibula), dua tulang pipi (zigomatik), dua tulang air mata (lakrimal), dua tulang
hidung (nasal), dua tulang langit-langit (palatum), dan satu tulang pangkal lidah (hioid).

11
Tulang tengkorak
berhubungan dengan
bagian atas tulang
belakang (tulang leher).Di
bagian bawah tempurung
kepala terdapat rongga
khusus yang disebut
foramen magnum yang
menjadi tempat masuk dan
keluarnya pembuluh saraf
serta darah yang kemudian
menuju ke sumsum tulang
belakang.

b) Tulang-Tulang Badan
Tulang pembentuk badan terdiri atas ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk,
tulang gelang bahu, dan tulang gelang pinggul/ panggul.
• Tulang Belakang
Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh
yang berfungsi untuk menopang seluruh tubuh,
dan tempat pelekatan tulang rusuk. Setiap
segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak
sedikit. Tulang belakang berbentuk tulang
pendek dan berjumlah 33 ruas yang terdiri atas:
a) tujuh ruas tulang leher (vertebra servikalis), b)
dua belas ruas tulang punggung (vertebra
dorsalis), c) lima ruas tulang pinggang (vertebra
lumbalis), d) lima ruas tulang kelangkang
(vertebra sakralis), e) empat ruas tulang ekor
(coxigeus). Struktur dan ruas tulang belakang
bervariasi karena secara khusus masingmasing memiliki fungsi yang berbeda-beda.

• Tulang Dada

12
Merupakan tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Tulang dada terdiri atas 3 bagian,
yaitu bagian hulu dada (manubrium sterni), bagian dada (corpus sterni), dan bagian taju
pedang (prosesus xyphoideus).
• Tulang Rusuk (iga)
Terdiri atas tiga jenis tulang, yaitu tujuh pasang tulang rusuk sejati, tiga pasang tulang rusuk
palsu, dan dua pasang tulang rusuk melayang.
• Tulang Gelang Bahu
Terdiri atas dua tulang belikat dan dua tulang selangka. Tulang belikat melekat pada tulang
rusuk. Tulang belikat berbentuk segitiga pipih dan memiliki tonjolan yang menyerupai
paruh burung gagak, disebut prosesus korakoid. Sedangkan tulang selangka melekat pada
tulang dada.
• Tulang Gelang Panggul
Terdiri atas dua tulang pinggul, dua tulang duduk, dan dua tulang kemaluan. Ketiga tulang
tersebut berkaitan erat sehingga membentuk suatu lingkaran yang berlubang
c) Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak pada manusia terdiri atas tungkai depan/tulang anggota gerak atas
yang bersambungan dengan gelang bahu tungkai dan tulang anggota gerak bawah yang
bersambungan dengan gelang pinggul.
• Tulang anggota gerak bagian atas
Tulang anggota gerak bagian
atas terdiri atas gelang bahu,
dua tulang lengan atas, dua
tulang pengumpil, dua tulang
hasta, enam belas tulang
pergelangan tangan, sepuluh
tulang telapak tangan, dan 28
tulang jari tangan. Tulang
hasta dan tulang pengumpil
merupakan tulang lengan
bawah. Tulang hasta
letaknya searah dengan sisi
kelingking, sedangkan tulang pengumpil letaknya searah dengan ibu jari. Tulang
pengumpil dapat digerakkan di atas tulang hasta (memutar).

13
• Tulang anggota gerak bagian bawah
Tulang anggota gerak
bagian bawah terdiri atas
gelang panggul, dua tulang
paha, dua tulang tempurung
lutut, dua tulang kering, dua
tulang betis, empat belas
tulang pergelangan kaki,
sepuluh tulang telapak kaki,
dan 28 tulang jari kaki. Kaki
atau tungkai memiliki fungsi
utama untuk menopang
berat tubuh dan mengatur
gerak tubuh ketika berjalan.

d) Sumsum Tulang
Sumsum tulang mengisi rongga bagian dalam tulang. Ada dua macam sumsum tulang
yaitu: 1) Sumsum tulang merah (medulla ossia rubra) merupakan tempat pembuatan sel
darah merah. Pada anak-anak, sumsum merah terdapat pada tulang tengkorak. Pada orang
dewasa, sumsum merah terdapat antara lain pada tulang tengkorak, ruas tulang belakang,
dan tulang rusuk. 2) Sumsum tulang kuning (medulla ossia flava)terdapat pada tulang
anggota gerak orang dewasa. Sumsum kuning ini terbentuk dari campuran sel jaringan ikat,
misalnya jaringan lemak dan sumsum merah.Untuk kesehatan dan pertumbuhan sel- sel,
tulang membutuhkan vitamin D. Proses pembentukan vitamin D dalam tubuh sangat
dipengaruhi oleh sinar ultrviolet. Sinar ultraviolet yang jatuh mengenai kulit tubuh manusia
dapat mengubah provitamin D yang terdapat pada tubuh menjadi vitamin D.

A. 3 Sendi
Sendi merupakan tempat bertemunya dua tulang atau lebih. Pertemuan dua tulang diikat
oleh ligamen agar tidak lepas. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari
serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Banyak sendi,
seperti sendi pada lututmu, diikat oleh lebih dari satu ligamen. Sendi dikelompokkan menjadi
dua, yaitu sendi yang dapat digerakkan dan yang tidak dapat digerakkan. Sendi yang tidak
14
dapat digerakkan tidak bergerak sama sekali atau memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Contoh sendi ini adalah sendi pada tulang-tulang tengkorak dan pinggul.

Sendi yang dapat digerakkan memungkinkan tubuh membuat banyak variasi gerak.
Jenisjenis sendi yang dapat digerakkan adalah sendi putar, sendi peluru, sendi engsel, sendi
geser, dan sendi pelana. Pada sendi putar (b), ujung tulang satu berfungsi sebagai poros dan
ujung tulang yang lain berbentuk cincin yang dapat berputar pada poros tersebut. Sendi putar
terdapat antara tulang tengkorak dengan tulang leher. Sendi peluru (e)merupakan hubungan
antara satu tulang yang mempunyai satu ujung bulat yang masuk ke ujung tulang lain yang
berongga seperti mangkok. Sendi ini bisa membentuk gerakan paling bebas di antara sendi-
sendi lain. Contoh sendi peluru adalah sendi antara tulang pinggul dan tulang paha, serta antara
tulang lengan atas dan tulang belikat.
Sendi engsel (d) mempunyai gerakan satu arah, ada yang ke depan dan ada yang ke
belakang seperti engsel pintu. Sendi-sendi pada siku, lutut, dan jari adalah contoh sendi engsel.
Jenis sendi yang keempat adalah sendi geser (f). Pada sendi geser satu bagian tulang bergerak
menggeser di atas tulang lain. Contoh sendi geser berada pada tulang-tulang pergelangan
tangan dan pergelangan kaki dan di antara tulang belakang. Sendi geser merupakan sendi yang
paling sering digunakan. Kamu tidak dapat menulis, mengambil kaus kaki, atau naik tangga
tanpa menggunakan sendi geser.

15
Sendi pelana (c) merupakan pertemuan dua tulang yang
berbentuk seperti pelana. Sendi ini bisa menggerakkan tulang ke
dua arah, yaitu muka-belakang dan ke samping. Contoh sendi ini
adalah pada pangkal ibu jarimu.
Tulang rawan membantu gerakan sendi menjadi lebih
mudah. Tulang rawan membungkus ujung-ujung tulang pada
sendi yang dapat bergerak. Telinga luarmu dan ujung hidung
tersusun dari tulang rawan. Lempeng tulang rawan yang disebut
diskus juga ditemukan di antara tulang belakang. Di antara ruas-
ruas tulang belakang, lempeng tulang rawan juga berfungsi
sebagai bantal yang melindungi sumsum tulang belakang dari
luka.

A. 4 Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya untuk melakukan kontraksi
(memendek) dan relaksasi (memanjang atau kembali ke ukuran semula). Dalam tubuh otot
menyusun 40% berat tubuh. Otot dapat menggerakkan tulang karena ada bagian otot yang
melekat pada tulang yang disebut tendon. Tanpa otot kita tidak akan bisa menggerakkan bagian
tubuh kita. Terkadang selepas berolahraga tubuh kita terasa lelah sampai sulit untuk bergerak.
Hal ini dikarenakan saat berolahraga otot kita akan berkontraksi lebih sering dan lebih lama
dari biasanya sehingga bisa mengalami kelelahan otot yang membuat kita menjadi sulit
bergerak.
Ada 4 sifat atau kemampuan yang dimiliki otot, yaitu:
• Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot memendek dan menegang.
• Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot memanjang.
• Kemampuan elastisitas atau kekenyalan.
• Kepekaan terhadap rangsangan (irritabilitas).

1. Macam-Macam Otot
a) Otot lurik (otot rangka)
Di sebut otot lurik karena sel otot ini memiliki bagian yang gelap dan terang yang
memberikan penampakan seperti lurik. Disebut otot rangka, karena otot ini melekat pada
tulang (rangka) yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Otot lurik terdapat pada sebagian

16
besar tubuh dan anggota gerak. Ujung otot lurik yang
melekat pada tulang disebut urat otot (tendon). Tendon
merupakan jaringan ikat yang kuat dan liat. Tendon,
merupakan jaringan yang kuat dan liat yang terdapat
pada ujung- ujung otot. Berdasarkan posisinya pada
otot, tendon dibedakan: - Origo, merupakan tendon
yang melekat pada tulang yang tidak dapat digerakkan.
- Insersio, merupakan tendon yang tendon yang melekat pada tulang yang dapat digerakkan.
Berdasarkan jumlah tendonnya, otot dibedakan atas: - Otot bisep, yaitu otot yang memiliki
dua buah tendon ujungnya pada bagian. - Otot trisep, yaitu otot yang memiliki tida buah
tendon pada bagian ujungnya.

Serabut otot memiliki bagian yang gelap dan terang yang member kenampakan seperti lurik.
Kenampakan lurik tersebut disebabkan protein otot yang terdiri atas 2 jenis, yaitu aktin dan
myosin.

Ciri-ciri otot lurik :

• Sel-selnya berbentuk silindris Panjang


• Sel-selnya memiliki serat-serat yang menampakkan bagian yang gelap terang
sehingga memberikan penampakan lurik (disebut juga otot selintang).
• Bekerja secara sadar (dipengaruhi kehendak)
• Reaksi kerjanya cepat dan tidak teratur.
• Mudah lelah.
• Memiliki banyak inti yang terletak di bagian tengah sel.
• Terdapat melekat pada rangka tubuh, kaki, lengan, leher, dan dada.
• Bagian kedua ujungnya mengecil. Bagian ujung yang mengecil tersebut disebut
tendon.

b) Otot Polos
Otot polos disebut juga otot dalam karena
merupakan otot yang menyusun organ dalam tubuh
manusia yaitu: saluran pencernaan (usus dan lambung),
pembuluh darah, saluran pernapasan, saluran kelamin,
dindin rahim (uterus).

17
Ciri-ciri otot polos

• Sel-selnya berbentuk gelendong yang kedua ujungnya meruncing


• Selnya hanya memiliki 1 inti yang terletak di tangah sel
• Bekerja secara tidak sadar (tanpa perintah otak) sehingga disebut otot tak sadar
• Reaksi kerjanya lambat dan teratur
• Tidak mudah lelah
• Terdapat pada bagian-bagian dalam tubuh, seperti pencernaan makanan, pembuluh
darah, alat pernapasan, alat ekskresi, saluran kelamin, dan rahim (uterus)

c) Otot Jantung
Disebut otot jantung, kerena hanya terdapat pada jantung. Otot jantung
berfungsi menggerakan jantung untuk memompa darah kse seluruh bagian tubuh.
Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan bilik jantung menyempit dan
melebar secara berirama sehingga menimbulkan datak jantung. Otot jantung terdapat
pada jantung. Fungsi otot jantung adalah menggerakkan jantung untuk memompa darah
ke seluruh tubuh.
Ciri-ciri otot jantung

• Sel otot jantung berbentuk silindris dan bercabang disebut sinsitium.


• Memiliki serat-serat seperti otot lurik, namun serat lurik otot jantung lebih
sedikit dibandingkan otot lurik.
• Bekerja secara tidak sadar (tidak dipengaruhi kehendak, tetapi dipengaruhi
oleh saraf otonom, yaitu simpatik dan parasimpatik
• Reaksi kerjanya lambat dan teratur.
• Memiliki daya tahan kerja yang lama (tidak mudah lelah) dan bekerja seumur
hidup manusia tanpa istirahat.
• Memiliki banyak inti dan masing-masing inti sel terdapat di tengah-tengah
serabut otot.
• Otot jantung memiliki keistimewaan dibandingkan otot yang lain, karena
memiliki struktur seperti otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos.

2. Mekanisme Kerja Otot

18
Otot bekerja dengan cara berkontraksi. Jika mendapat rangasangan maka otot akan
berkontraksi. Kontraksi otot ditandai dengan otot jadi memendek, menegang, dan
menggembung pada bagian tengahnya. Kontraksi otot menyebab tulang tertarik, sehingga
terjadi gerakan. Bila otot tidak bekerja maka otot akan berelaksasi yaitu mengendur atau
kembali ke ukuran semula. Untuk kembali ke keadaan semula setelah berkontraksi, maka perlu
bantuan gerakan otot lain yang sifat kerjanya berlawanan yaitu otot antagonis dan otot sinergis.
a) Kontraksi Otot
Kontraksi otot disebabkan karena pengaruh rangsangan melalui saraf. Zat pada sel otot
yang peka terhadap rangsangan adalah asetilkolin. Proses otot menerima rangsangan
hingga terjadi kontraksi adalah sebagai berikut:
• Jika ada rangsangan, maka asetil kolin akan menerima rangsangan yang berasal
dari ujung saraf tersebut.
• Asetil kolin kemudian akan membebaskan ion kalsium yang berada pada sel otot.
• lon kalsium akan menyebabkan protein otot yang terdiri dari aktin dan myosin
berikatan membentuk aktomiosin. Ikatan aktin dan myosin ini yang menyebabkan
otot memendek yang disebut berkontraksi.

Untuk dapat berkontraksi, otot memerlukan energi yang berasal dari sel-sel otot.
Kontraksi otot ini menyebabkan tulang menjadi tertarik, sehingga terjadi gerakan. Gerakan
tubuh melibatkan otot, tulang, sendi, dan saraf.

b) Relaksasi Otot
Jika otot tidak lagi berkontraksi maka ion kalsium akan kembali ke dalam plasma sel,
sehingga menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan myosin. Lepasnya pelekatan aktin dan
myosin menyebabkan otot kembali memanjang, mengendur, dan melemas. Kondisi
tersebut disebut relaksasi.
c) Kelelahan Otot
Kontraksi otot secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya kelelahan. Kelelahan
ini disebabkan karena saat bekerja otot menghasilkan asam laktat atau asam susu. Asam
laktat akan dibawa darah untuk dibuang keluar tubuh. Akan tetapi jika asam laktat ini
tertimbun dalam otot dalam jumlah yang banyak, maka akan menyebabkan timbulnya
kelelahan dan pegal-pegal pada otot. Untuk menguraikan asam laktat diperlukan oksigen
yang cukup banyak. Pengambilan oksigen yang banyak dalam dalam waktu yang singkat
ini menyebabkan napas jadi terengah-engah.

19
3. Sifat Kerja Otot
Berdasarkan hubungan kerjanya, otot dibedakan atas otot anagonis dan otot sinergis.
a) Otot Antagonis
Otot antagonis merupakan otot yang hubungan kerjanya saling berlawanan, misalnya kerja
otot biseps dan triseps yang menggerakkan lengan. Kerja antagonis otot biseps dan triseps
adalah sebagai berikut:
• Jika otot biseps berkontraksi, maka otot triseps akan relaksasi, sehingga lengan akan
bergerak ke atas. Dengan demikian otot biseps merupakan otot fleksor (untuk
membengkokkan)
• Jika otot biseps relaksasi, dan otot triseps berkontraksi, maka posisi lengan akan
kembali ke keadaan semula (lurus). Dengan demikian otot triseps disebut otot
ektensor (untuk meluruskan) Antagonis ialah kerja otot yang kontraksinya
menimbulkan efek gerak berlawanan. Contohnya:
1) Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan). Misalnya otot bisep dan
otot trisep.
2) Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan). Misalnya gerak
tangan sejajar dengan bahu dan sikapnya sempurna.
3) Depresor (ke bawah) dan elavator (ke atas). Misalnya gerak kepala dengan
menundukkan dan menengadah.
4) Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup). Misalnya gerak telapak
tangan menengadah dan gerak tangan menelungkup. Beberapa tipe gerak tubuh
yang ditimbulkan oleh otot, tulang, dan persendiannya:
• Fleksi, yaitu gerak menekuk, ditimbulkan oleh otot fleksor misalnya pada
siku, lutut,ruas-ruas jari.
• Ekstensi, yaitu gerak meluruskan, ditimbulkan oleh otot ekstensor misalnya
pada lengan.
• Abduksi, yaitu gerak tungkai menjauhi badan, ditimbulkan oleh otot
abduktor, misalnya pada lengan dan kaki menjauhi badan.
• Adduksi, yaitu gerak tungkai mendekati badan, ditimbulkan oleh otot
adduktor, misalnya pada lengan dan kaki menjauhi badan e) Pronasi, yaitu
gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap ke bawah. Gerak
ini ditimbulkan oleh otot pronator

20
• Supinasi, yaitu gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap
ke atas. Gerak ini ditimbulkan oleh otot supinator
• Inversi, yaitu gerak memiringkan telapak kaki ke arah dalam
• Eversi, yaitu gerak memiringkan telapak kaki ke arah luar
• Elevasi, yaitu gerak mengangkat bagian tubuh, misalnya gerak membuka
mulut atau mengengadahkan kepala.
• Depresi, yaitu gerak menurunkan bagian tubuh, mislanya gerak menutup
mulut atau menurunkan kepala.

b) Otot Sinergi
Otor sinergis merupakan otot yang hubungan keranya saling berkerjasama secara
bersamaan, misalnya otot pronator teres dan pronator quadratus yang terdapat pada lengan
bawah yang berkerja bersamaan menggerakkan telapak tangan menengadah dan
menelungkup.

4. Energi Untuk Kerja Otot


Saat otot mendapat rangsangan baik sengaja ataupun tidak otot kita akan mengalami
kontraksi. Kontraksi otot ini ditandai dengan memendeknya otot, otot menjadi tegang dan
menggembung di bagian tengah. Maka otot yang melekat pada tulang akan ikut berkontraksi,
sehingga tulang tertarik dan bergerak. Pada artikel kali ini kita akan sama-sama belajar
mengenai mekanisme kerja otot serta komponen yang berperan dan juga sumber energi otot.
Struktur otot yang berperan dalam kerja otot memiliki beberapa komponen. Salah satu
komponen itu adalah miofibril, komponen ini berbentukk silindris yang memanjang sepanjang
otot lurik dan mengandung filament aktin dan myosin. Selain itu juga ada Sarkomer,
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kontraksi otot pada myofibril.
Selanjutnya ada Aktin yang merupakan filamen kontraktil yang tipis serta memiliki sisi aktif
dan situs pengikatan. Miosin juga merupakan komponen otot berupa protein filament yang
lebih tebal dan memiliki penonjolan yang dikenal dengan kepala miosin. Terakhir ada troponin
yang merupakan protein kompleks yang melekat pada tropomiosin.

21
B. Gangguan pada Sistem Gerak
B. 1 Osteoporis
Merupakan suatu penyakit
penurunan massa tulang (pengurangan
jaringan tulang). Pada osteoporosis, proses
penghancuran komponen tulang melebihi
proses pembentukan komponen tulang.
Faktor penyebabnya adalah gangguan
absorbsi vitamin D dan kalsium pada usus
menurunnya kadar estrogen setelah menopause, dan kurangnya olahraga. Osteoporosis ini
umumnya terjadi pada orang dewasa. Orang tua biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon,
sehingga osteoblast sebagai pembentuk tulang kurang aktif, dan massa Tulang pun jadi
berkurang. Tulang yang kekurangan mineral menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis dapat dicegah dengan gaya hidup sehat yang rutin. Berikut adalah cara mencegah
osteoporosis yang bisa Anda ikuti:
a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
b. Asupan gizi tinggi kalsium
c. Mencukupi vitamin D
d. Olahraga teratur dan aktif bergerak
e. Hindari rokok dan minuman alkohol, serta kafein yang berlebih
Pengobatan osteoporosis
Jika Anda terdiagnosis pengeroposan tulang (osteoporosis), jangan merasa takut karena
bisa diobati. Diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti pada poin di atas, berikut adalah jenis
pengobatan osteoporosis yang bisa Anda lakukan:
a. Osteoporosis nonhormonal, seperti Bifosfonat, Denosumab, serta suplemen vitamin D
dan kalsium.
b. Osteoporosis hormonal, seperti Selective estrogen receptor modulators (SERMs),
hormon parathyroid, HRT (Hormone replacement therapy), hormon testosteron.

B. 2 Patah Tulang
Terdapat dua jenis yaitu patah tulang tertutup bila tulang tidak mencuat keluar
menembus kulit dan patah tulang terbuka bila patahan tulang mencuat keluar dari kulit. Patah
tulang dapat disebabkan benturan kuat. Garis patah tulang dapat berupa retakan saja, tetapi bila
parah, tulangnya dapat hancur.
22
Secara umum, berikut adalah berbagai
pengobatan yang diberikan oleh dokter:
a) Gips, biasanya terbuat dari plester atau
fiberglass. Tujuan dipasangkan gips adalah
untuk menjaga tulang yang patah tetap berada
dalam posisi yang tepat dan mengurangi
pergerakan agar mempercepat proses
penyembuhan.
b) Belat atau bidai, layaknya seperti gips, belat atau bidai merupakan cara pengobatan
patah tulang tanpa operasi. Belat digunakan untuk mencegah pergerakan pada area
tulang yang mengalami fraktur selama masa penyembuhan. Selain itu, belat atau bidai
juga seringkali digunakan untuk patah tulang kecil yang tidak membutuhkan gips.
c) Traksi, merupakan sebuah alat yang terdiri dari katrol, senar, pemberat, dan rangka
logam yang dipasang di atas tempat tidur. Traksi berguna agar otot dan tendon di sekitar
tulang yang patah menjadi renggang, dan membuat tulang sejajar. Sehingga proses
penyembuhan bisa berlangsung secara cepat. Cara pengobatan ini jarang digunakan
untuk menyembuhkan patah tulang. Tapi , traksi sering digunakan untuk membuat
tulang yang patah stabil sebelum operasi dilakukan.
d) Operasi, patah tulang yang parah atau sulit diperbaiki dengan gips atau belat, biasanya
akan ditangani dengan cara operasi atau pembedahan. Operasi patah tulang dilakukan
guna mengembalikan tulang yang patah ke posisi semula. Umumnya, dokter akan
memasangkan pen yang terbuat dari logam pada area tulang yang patah.
e) Pemberian obat-obatan, pasien patah tulang juga mendapat obat-obatan untuk
mengontrol gejala yang dirasakan. Obat-obatan yang diberikan pada setiap pasien
tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami. Jenis obat yang paling sering
diberikan adalah obat pereda nyeri (analgesik), anti inflamasi nonsteroid, dan antibiotik.

B. 3 Lordosis

23
Adalah kelainan tulang belakang yang terlalu
bengkok ke depan. Orang yang mengalami kelainan ini
pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa
disebabkan karena perut penderita yang terlalu besar
(misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia, atau
karena kebiasaan yang salah.
Sebenarnya, belum ada pedoman khusus yang dapat
dilakukan guna mencegah lordosis. Akan tetapi, ada
beberapa latihan untuk menjaga postur tubuh dan kesehatan
tulang yang bisa kamu coba, antara lain:
• Mengangkat bahu (shoulder shrugs).
• Latihan memiringkan leher (neck side tilts).
• Melakukan pose yoga tertentu, seperti bridge pose atau cat pose.
• Mengangkat kaki (leg raises).
• Melakukan pelvic tilt menggunakan bola (stability ball).
Selain metode latihan tersebut, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk
mencegah lordosis. Salah satunya adalah tidak berdiri terlalu lama, karena dapat mengubah
lekuk tulang belakang. Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asian Spine
Journal.
Cara Menangani Lordosis
Pada sebagian besar kasus, pengidap lordosis tidak memerlukan perawatan medis,
kecuali bila kondisinya sudah parah. Penanganan yang dilakukan pun akan bervariasi,
tergantung dari seberapa parah lengkungan tulang belakang dan apakah ada gejala lain atau
tidak. Namun, bila penanganan memang dibutuhkan, ada beberapa pilihan yang dapat
dilakukan, antara lain:
• Penggunaan obat-obatan, untuk meredakan rasa sakit dan bengkak.
• Terapi fisik harian, guna memperkuat otot sekaligus rentang gerak.
• Program penurunan berat badan, untuk membantu pembentukan postur.
• Terapi penggunaan brace pada anak-anak dan remaja, untuk menghambat progresivitas
kurva.
• Operasi, bila kasus lordosis sudah parah dan disertai masalah neurologis.
• Konsumsi vitamin D, agar tubuh lebih efektif menyerap kalsium, sehingga kesehatan
tulang dapat terjaga.

24
B. 4 Kifosis

Adalah kelainan tulang belakang yang


terlalu bengkok ke belakang atau bongkok.
Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit
(misalnya TBC dan riketsia) atau kebiasaan duduk
yang salah.

Cara mengatasi kifosis yang umumnya


direkomendasikan dokter adalah:

• Minum obat pereda nyeri dan obat lainnya


Gejala nyeri punggung bisa diredakan dengan minum obat antinyeri, seperti
acetaminophen (Tylenol, others), ibuprofen (Advil, Motrin IB, others) atau naproxen
sodium (Aleve). Selain itu, dokter mungkin juga meresepkan obat lain yang jadi
penyebab kifosis, seperti obat-obatan untuk osteoporosis.
• Terapi kifosis
Selain minum obat, pengobatan kifosis juga bisa berbentuk terapi, yakni:
- Terapi fisik: Kifosis ringan bisa diatasi dengan terapi fisik. Pada terapi ini Anda
akan menjalani program senam harian di rumah yang berfokus untuk
menguatkan tulang punggung serta peregangan sederhana.
- Terapi bracing: Bracing adalah alat penyangga khusus yang dipasangkan pada
tulang belakang. Biasanya, ahli ortopedi akan memberikan terapi penggunaan
bracing pada anak-anak dengan kelengkungan tulang belakang lebih dari 65
derajat. Alat ini harus dipakai selama 23 jam sehari sampai tulang belakang
membaik.
• Operasi
Penderita kelainan tulang belakang yang melengkung lebih dari 75 derajat atau tidak
kunjung membaik dengan terapi, akan direkomendasikan untuk menjalani operasi.
Operasi yang dilakukan untuk mengatasi kifosis ini disebut dengan fusi tulang belakang.

B. 5 Skliosis

25
Adalah kelainan tulang belakang
bengkok ke kiri atau ke kanan. Skoliosis bisa
disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk
atau berposisi yang salah.

Cara mengobati scoliosis :

• Penyangga Tulang Belakang


Pada anak-anak yang masih dalam
tahap pertumbuhan ketika mengalaminya, penggunaan penyangga dapat menghentikan
lekukan yang terjadi agar tidak lebih buruk. Cara ini umumnya dilakukan apabila sudut
lengkungnya lebih dari 20 derajat. Alat ini juga biasanya terbuat dari plastik dan
kebanyakan digunakan selama 24 jam sehari. Meski begitu, alat ini tidak terlihat saat
menggunakan pakaian dan mampu beraktivitas seperti biasa.
• Operasi Fusi Tulang Belakang
Operasi ini dilakukan dengan meletakkan potongan tulang atau bahan serupa di antara
bagian pada tulang belakang. Dokter menggunakan perangkat keras agar dapat
menahan tulang tetap di tempatnya hingga kembali normal. Operasi ini dapat mencegah
skoliosis menjadi lebih buruk.
• Operasi Pertumbuhan Tulang Belakang dan Tulang Rusuk
Metode ini dilakukan dengan memperbaiki skoliosis yang lebih serius pada anak-anak
yang masih dalam tahap pertumbuhan. Ahli medis akan menempelkan tongkat ke
tulang belakang atau tulang rusuk untuk menjaga agar tulang dapat tumbuh tanpa
kelainan. Dokter akan menyesuaikan panjang batang dengan pertumbuhan anak. Selain
itu, dokter juga dapat memberikan obat untuk seseorang dengan gangguan skoliosis
saat dewasa agar rasa nyeri yang dirasakan dapat mereda. Biasanya juga operasi yang
dilakukan saat perawatan dari masalah pada tulang belakang ini tidak kunjung sukses
dan lengkungan sudah lebih dari 50 derajat.

B. 6 Atrofit Otot

26
Adalah penurunan fungsi otot karena otot
mengecil atau kehilangan kemampuan
berkontraksi. Kebalikannya hipertrofi yaitu otot
menjadi lebih besar dan lebih kuat.
Beberapa metode penanganan untuk atrofi otot
adalah:
• Aktivitas fisik dan olahraga
Berolahraga secara rutin dapat memulihkan kembali jaringan otot yang mengalami
penurunan massa dan kekuatan akibat atrofi otot. Pilihan jenis olahraga yang dapat
diterapkan antara lain berjalan, bersepeda, dan berenang.
• Fisioterapi
Terapi fisik atau fisioterapi bertujuan untuk melatih massa otot yang hilang akibat atrofi
otot. Terapi ini umumnya dilakukan pada pasien yang menderita atrofi otot berat, atau
pada pasien yang menderita penyakit tertentu, seperti stroke, lumpuh, atau kanker.
• Terapi stimulasi listrik
Terapi jenis ini menggunakan impuls listrik kecil yang dialirkan ke saraf dan otot pasien.
Impuls listrik yang dialirkan akan memicu fungsi saraf dan otot untuk dapat
berkontraksi sehingga pasien dapat menggerakkan anggota tubuhnya.
• Terapi ultrasonografi
Terapi ultrasonografi adalah prosedur yang memanfaatkan gelombang suara untuk
mempercepat penyembuhan atrofi otot. Terapi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi ke jaringan otot, tendon, sendi, dan ligamen, sekaligus merenggangkan otot.
• Operasi
Operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki deformitas kontraktur yang disebabkan
oleh malnutrisi. Deformitas kontraktur adalah kondisi ketika tendon, ligamen, kulit,
atau otot menjadi terlalu kencang, sehingga mencegah penderitanya untuk dapat
bergerak secara bebas.
• Perubahan pola makan
Jika atrofi otot disebabkan oleh malnutrisi, dokter akan menyarankan perubahan pola
makan. Dokter akan bekerjasama dengan ahli gizi untuk membuat rancangan menu
makan yang sehat untuk pasien. Selain itu, dokter juga akan meresepkan suplemen
nutrisi untuk pelengkap.

27
B. 7 Artritis
Adalah penyakit sendi. Penderita
penyakit ini mempunyai tulang rawan sendi
yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan
sendi menjadi sakit dan bengkok. Kadang-
kadang sendi yang terkena artritis tidak dapat
digerakkan. Rematik adalah salah satu bentuk
artritis.
Arthritis adalah penyakit yang tidak dapat diatasi dan disembuhkan sepenuhnya.
Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meringankan gejala yang dialami, serta
meningkatkan fungsi sendi. Beberapa metode pengobatan yang akan dilakukan dokter untuk
menangani arthritis, antara lain:
• Pemberian obat-obatan. Pada osteoarthritis, obat yang sering diberikan, antara lain obat
penghilang rasa nyeri, obat non-steroid antiinflamasi seperti ibuprofen, serta obat
kortikosteroid.
• Tindakan operasi. Pada arthritis yang parah, dokter dapat menganjurkan operasi, seperti:
- Artroplasti (pergantian sendi), untuk menggantikan sendi yang rusak dengan
sendi buatan.
- Arthrodesis (penggabungan sendi), yaitu ujung tulang digabungkan bersama
hingga sembuh dan menjadi satu.
- Osteotomy, yaitu kondisi tulang dipotong dan kembali diselaraskan.

B. 8 Riketsia
Terjadi karena kekurangan vitamin D yang
membantu penyerapan kalsium dan fosfor dari darah
hingga pengerasan tulang. Penyakit ini terjadi pada
anak. Riketsia menyebabkan tulang kaki tumbuh
membengkok.
Pengobatan rakitis bertujuan untuk
meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh anak dan meredakan gejala. Beberapa upaya yang
bisa dilakukan adalah:
• Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin
• Memberikan anak makanan kaya kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan telur

28
• Memberikan suplemen kalsium dan vitamin D, bila asupan dari makanan kurang
• Pemberian vitamin D setiap tahun, bila anak tidak bisa mengonsumsi suplemen,
menderita penyakit hati, atau penyakit usus
Perlu diingat bahwa pemberian suplemen vitamin D harus sesuai saran dokter. Hal ini
karena kebutuhan vitamin D harian setiap anak bisa berbeda-beda. Penggunaan suplemen
vitamin D juga tidak boleh melebihi batas maksimal asupan harian agar tidak terjadi
hipervitaminosis.
Bila rakitis sampai menyebabkan kelainan tulang, dokter akan menyarankan
penggunaan alat penyangga untuk menunjang pertumbuhan tulang anak. Jika kelainan tulang
sudah tergolong parah, dokter akan melakukan operasi untuk memperbaiki tulang anak.

B. 9 Bursitis
Sendi dilindungi oleh kantung berisi
cairan. Nah, bursitis adalah adalah peradangan
yang terjadi pada kantung berisi cairan yang
melindungi sendi itu. Bursitis biasanya terjadi
pada sendi yang sering melakukan gerakan
berulang, seperti bahu, siku, dan pinggul.
Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi
ini juga terjadi pada lutut, tumit, bahkan pangkal jempol kaki. Gejala umum bursitis, antara
lain: pegal, Sendi terasa kaku, sendi terasa sakit jika digerakkan, kemerahan, dan bengkak
Penyebab umum bursitis sendiri adalah gerakan berulang atau posisi yang memberi
tekanan lebih pada sendi, seperti melempar bola atau mengangkat benda hingga ke atas kepala.
Pengobatan bursitis akan disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien. Tujuan
pengobatan adalah untuk meredakan keluhan dan mengatasi penyebabnya.
Untuk penanganan awal, dapat dilakukan beberapa langkah berikut:
• Istirahatkan sendi yang nyeri. Usahakan untuk tidak menggerakannya terlalu sering dan
hindari aktivitas yang memberikan tekanan pada area tersebut.
• Kompres area bursitis dengan kompres dingin selama 10 menit, sebanyak 3–4 kali
sehari, dan lakukan selama 2–3 hari.
• Berikan bantalan atau bahan yang bisa menopang area nyeri bursitis saat tidur, misalnya
dengan tumpukan bantal.
• Usahakan jangan berdiri terlalu lama bila nyeri terjadi di pinggul atau lutut.

29
• Hindari tidur miring dengan posisi permukaan kasur langsung mengenai sendi yang
nyeri. Gunakan bantal untuk menyangga area yang nyeri agar tidak terkena kasur.
• Turunkan berat badan bila mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
Bila nyeri dan gejala lain bursitis tidak membaik dengan cara-cara sederhana di atas,
periksakan diri ke dokter. Dokter dapat menyarankan beberapa langkah pengobatan di bawah
ini:
• Obat-obatan
Obat yang biasanya diberikan oleh dokter untuk mengatasi bursitis adalah:
- Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, diclofenac, meloxicam, atau ibuprofen,
untuk meredakan rasa sakit dan peradangan pada bursitis
- Antibiotik, untuk mengatasi bursitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
- Kortikosteroid injeksi, untuk meredakan peradangan pada bursa
• Fisioterapi Melakukan fisioterapi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat
memperkuat otot-otot di sekitar persendian dan bursa. Hal ini akan mencegah
kekambuhan bursitis. Jenis tindakan dan latihan yang dilakukan dalam terapi
disesuaikan dengan kondisi pasien.
• Operasi Pada kondisi tertentu, misalnya bursitis makin sering kambuh dan tidak
membaik dengan pengobatan, dokter dapat melakukan tindakan drainase, yaitu
pengeluaran cairan pada bursa yang meradang. Namun, tindakan ini jarang dilakukan.
• Penggunaan alat bantu Penggunaan bidai, tongkat jalan, atau alat bantu lain, untuk
sementara waktu juga diperlukan untuk mengurangi tekanan pada area persendian.

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebanyak 206 tulang manusia membentuk rangka yang menopang tubuh. Selain
sebagai alat gerak, tulang juga berfungsi melindungi organ dalam dan sebagai pabrik pembuat
sel-sel darah. Otot mempunyai peranan dalam menggerakkan tulang dengan kontrkasi dan
mendapatkan energi berupa ATP.

Tulang-tulang yang menyusun rangka terdiri atas 3 kelompok besar yaitu tengkorak,
badan, dan anggota gerak. Sendi merupakan tempat bertemunya dua tulang atau lebih.
Pertemuan dua tulang diikat oleh ligamen agar tidak lepas. Otot merupakan alat gerak aktif
karena kemampuannya untuk melakukan kontraksi (memendek) dan relaksasi (memanjang
atau kembali ke ukuran semula). Dalam tubuh otot menyusun 40% berat tubuh.

Terdapat berbagai penyakit ataupun gangguan pada tulang manusia yakni osteoporosis,
patah tulang, lordosis, kifosis, skiliosis, atrofit otot, riketsia, bursitis.

B. Saran
Pentingnya mengetahui bagaimana system gerak pada manusia yang meliputi rangka,
tulang, sendi, dan otot agar dapat mengetahui bagaimana proses tubuh makhluk hidup
terkhusus manusia dapat bergerak dengan kokoh. Lalu dengan pengetahuan tersebut pula
sebagai manusia dapat mencegah hal-hal yang tidak seharusnya dan menggangu pada system
kerja gerak pada tubuh dan mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada system gerak.

31
Daftar Pustaka

Wasis, S., & Irianto, Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sri Pujiyanto, Rejeki Siti Fatimah. 2016. "Buku Guru Menjelajah Dunia Biologi untuk XI SMS
dan MA. Solo, Tiga Serangkai.
Mercuningsari, D. (2019). Sistem Gerak pada Manusia. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Mengengah Atas
Tresnaasih, I. (2020). Sistem Gerak Pada Manusia Biologi Kelas XI. Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar
Dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas
Susilowarno, G. Dkk. (2007). Biologi SMA/MA Kls XI (Diknas). Jakarta: PT. Grasindo
Sarifin.2013. Kontraksi Otot Dan Kelelahan. Jurnal ilmiah.11(2013)12-13.

32

Anda mungkin juga menyukai