FISIOLOGI OLAHRAGA
KONTRAKSI OTOT RANGKA
DISUSUN OLEH:
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim, Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
atas limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah Kontraksi Otot Rangka ini dapat terselesaikan.
Makalah Kontraksi Otot Rangka ini dibuat sebagai tugas mata kuliah …………………………………
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang saya ambil. Selain itu makalah ini
saya susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari Kontraksi Otot
Rangka. Oleh karena itu, saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
Taufik Rahmat
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi
pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu,
terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot.
Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik
kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara
kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya terdapat
pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir
sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu
bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot
jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris.
Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary
(tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari
banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit
kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Dengan adanya struktur otot pada tubuh manusia, terjadilah pergerakan. Peristiwa mata
berkedip, menelan, bernafas, peristaltik usus, dan aliran darah, kesemuanya itu merupakan hasil kerja
otot. Ada beberapa bagian yang perlu diketahui dari massa otot antara lain:
1. Origo, yaitu tempat lekat otot pada tulang yang relatif diam sewaktu otot berkontraksi.
2. Insertio, yaitu tempat lekat otot pada tulang lain yang relatif banyak berpindah saat kontraksi.
3. Tendo, yaitu jaringan ikat yang kuat dan melekat pada tulang, berfungsi sebagai tali penarik
pada gerakan.
4. Ligamentum, yaitu jaringa ikat penghubung tulang maupun sendi-sendi.
5. Kartilago, yaitu tulang rawan.
dan serat otot putih (tipe II). Serat otot merah mengandung kaya akan myoglobin (protein
berwarna merah dan kaya akan mitokondria) yang berfungsi untuk mengangkut oksigen,
sedangkan serat otot putih hanya sedikit mengandung myoglobin. Proporsi kedua warna
serat otot ini dapat mempengaruhi kecepatan kontraksi otot saat melakukan fungsi gerak.
Gambar di atas (dari kiri ke kanan) memperlihatkan bahwa sprinter memiliki
proporsi serat otot putih yang lebih banyak dibandingkan dengan marathoner. Seperti
yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, serat otot putih memiliki lebih
mitokondria yang sedikit ini menunjukkan bahwa tidak banyak oksigen yang
demikian, individu yang memiliki serat otot putih lebih banyak, akan mudah lelah
tipe yaitu serat otot tipe I (Slow-twitch) dan serat otot tipe II (Fast-twitch). Perbedaan
utama antara serat otot tipe I dan II adalah proporsi serat otot merah dan serat otot
putih. Tabel berikut akan memjelaskan perbedaan antara serat otot tipe I dan tipe II
dengan terperinci.
Gambar.2.1 Komponen Serat Otot
Proporsi serat otot tipe I dan tipe II pada tubuh manusia berbeda-beda dan
faktor utama yang mempengaruhi komposisi tipe serabut otot adalah genetik. Dengan
demikian kedua serabut otot ini tidak dapat direkayasa komposisi alaminya.
pertama akan diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh
rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus,
menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada
serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh,
kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang
kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua
diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi
kontraksi. Bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi
diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan yang dinamakan tetanus tidak
sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi
otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang
tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot
diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang
membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung.
Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z; terdapat
daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang
seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi
daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah
hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen
Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H
menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang
tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi
ADP, melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi
konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin
dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang
terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah.
perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang
membentuk siklus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia:
Jakarta.