Anda di halaman 1dari 19

SISTEM MUSKULAR

KELOMPOK 4

Bernar S Letson
Andi Vivin Ainun Nisa T
Indah Sari
Krismayanti Andung
Mustika Muchtar

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan kuasaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 12 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………................... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………………………………… ……… iii
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………….…… iii
C.Tujuan……………………………………………………………………………….…… iii
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Struktur Otot………………………………………………………………………..…… 1
1.Komponen Jaringan Ikat yang Berhubungan dengan
Jaringan Otot…………………………………………………………………………... 1
2.Struktur Mikroskopik Otot……………………………………………………………. 2
B.Jenis-jenis Otot………………………………………………………………….……… .. 3
C.Fisiologi Kontraksi Otot Rangka…………………………………………..……………. 4
D.Metabolisme Otot………………………………………………………….……………... 5
E.Penamaan Otot Rangka………………………………………………………………….. 6
F.Otot Rangka Utama…………………………………………………………………….… 8
BAB 3 PENUTUTP
Kesimpulan………………………………………………………………………….……… 14
Saran……………………………………………………………………………….……….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...………….. 15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara
organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di
tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan
pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya
dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot
adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari
protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004).
           Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan
yang mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu,
banyak jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot
lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan
yang berbeda pula.

B.Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur otot ?
2. Apa saja jenis – jenis otot ?
3. Bagaimana fisiologi kontraksi otot ?
4. Apa saja metabolisme otot ?
5. Bagaimana cara penamaan otot rangka ?
6.Apa saja otot rangka utama ?

C.Tujuan
1. Mengetaui struktur otot
2. Mengetahui berbagai jenis otot
3. Memahami fisiologi kontraksi otot
4. Mengenal metabolisme otot
5. Mencirikan penamaan otot rangka
6. Menyebutkan bermacam – macam otot kerangka yang ada dalam tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Otot
Dengan adanya struktur otot pada tubuh manusia,terjadilah pergerakan. Peristiwa
seperti bernafas, menelan , maupun ketika anda membalik-balik halaman buku ini , secara
tidak sadar maupun tidak kesemuanya itu merupakan hasil kerja otot. Otot memiliki tiga
fungsi utama, selain sebagai pergerakan, otot juga menghasilkan panas dan menjaga
kestabilitas tubuh.

Ada beberapa bagian yang perlu diketahui dari masa otot , antara lain adalah:

1. Origo adalah tempat lekat otot pada tulang yang relatif diam sewaktu kontraksi otot

2. Insertio adalah tempat lekat otot ada pada tulang lain yang relatif banyak berpindah saat
konstraksi

3. Tendon adalah jaringan ikat yang kuat dan melekat pada tulang berfungsi sebagai tali
penarik pada pergerakan.

4. Ligamentum adalah jaringan ikat penghubung tulang maupun sendi – sendi.

5. kartilago adalah tulang rawan.

a. Komponen Jaringan Ikat yang Berhubungan dengan


Jaringan Otot
Otot rangka terdiri atas bermacam – macam sel otot yang di sebut serat otot.
Tiga lapis jaringan ikat mengelilingi serat-serat ini untuk membentuk otot. Ketiga lapis
ini dan jaringan – jaringan ikat yang berhubungan dengan otot adalah sebagai berikut :

1) Endomisium adalah jaringan ikat yang mengelilingi setiap serat otot (sel)

2) Perimisium mengelilingi sekelompok serat otot, membentuk fasikulus.

3) Epimisium mengelilingi semua fasikulus untuk membentuk otot lengkap.


4) Tendon adalah perpanjangan berbentuk tali dari iga lapisan sebelumnya. Tendon
memanjang melebihi jaringan otot untuk menghubungkan otot dengan tulang atau
dengan otot lain.

5) Aponeurosis merupakan perpanjangan pipih dan melebar dari tiga pelapis otot dan
berfungsi sama dengan tendon.

6) Fasia dalam mengelilingi perimisium dan menutup atau melapisi struktur terdekat
lain seperti pembuluh darah,saraf,dan dinding tubuh.

7) Fasia superfisial ( hypodermis atau lapisan subkutan ) terdapat langsung di bawah


kulit. Fasia superfisial bersatu dengan fasia dalam di mana permukaan kulit saling
bertemu.

b. Struktur Mikroskopik Otot


Otot merupakan sekelompok serabut-serabut otot yang tersusun rapi. Setiap
serabut otot terdiri dari dua jenis miofilamen, yaitu miofilamen tebal dan miofilamen
tipis (gambar 6.1)

Miofilamen tebal tersusun ratusan protein myosin yang bentuknya seperti


stik atau tongkat golf berkepala dua yang menjorok ke filamen aktin. Pada bagian
kepalanya terdapat senyawa ATP yang berfungsi sebagai enegi untuk kontraksi.
Molekul myosin terdiri dari enam rantai polipeptida.sedangkan miofilamen tipis
tersusun atas protein aktin dan dua protein tambahan yaitu tropomiosin dan troponin.
Tropomiosin merupakan rantai molekul globular aktin yang membentuk ikatan ganda
atau double heliks dan terletak memanjang di dalam celah-celah rantai aktin. Troponin
merupakan unit globular kecil yang terletak menyebar sepanjang tropomiosin.
Troponin terbagi atas troponin T yang mengikat tropomiosin, troponin I yang
berfungsi menghambat interaksi filamen – filamen myosin dan troponin C yang
merupakan tempat mengikat ion kalsium pada awal proses kontraksi.

B. Jenis – Jenis Otot


Secara garis besar sel otot terbagi menjadi tiga jenis yaitu otot rangka, otot polos
dan otot jantung (Gambar 6.2 )

1. Otot Rangka merupakan otot yang melekat pada rangka,tulang,menyusun 40%


berat badan.Otot ini berbentuk lurik (bergaris-garis) yang di sebabkan karna
struktur myofibril-myofibril yang saling berkaitan.Sel otot atau serabut otot di
bungkus oleh fasia propia,sedangkan otot di bungkus oleh selaput fasia.serabut
otot memiliki diameter 10-80 mikrometer panjangnya sekitar 35cm.Sel-sel otot
rangka di kelilingi oleh membran plasma yang di sebut sarkolema,dibawahnya
terdapat sarkoplasma sebagai tempat penyimpanan cadangan energi sel.sel sel otot
ragka juga mempunyai banyak inti sel terdapat sepanjang tepi sel.hampir semua sel
diisi dengan bermacam macam myofibril,baik tipis maupun tebal.otot ini bekerja
secara sadar,kontraksinya menurut perintah yang datang dari susunan saraf
motorik sehingga disebut juga otot sadar.
2. Otot Polos,sesuai dengan namanya,otot ini berbentuk polos,tidak lurik,dengan
panjang serat sekitar 30-200 mikrometer dengan diameter 5-10 mikrometer.otot ini
banyak terapat pada organ bagian dalam seperti pada saluran pencernaan,dinding
pembuluh darah darah,urinearia,saluran reproduksi,organ paru-paru dan
lainnya.otot polos juga mempunyai aktin ( tropomiosin ) dan myosin tetapi
filamen-filamen tidak teratur.aktivitas otot polos dipengaruhi oleh adanya aktivitas
rangsangan saraf yaitu pengaruh neurotrasmitter asetilkolin dan norepinefrin seta
kepekaan terhadap bahan kimia yang dilepaskan oleh saraf.
3. Otot jantung merupakan kombinasi antara otot polos dengan otot rangka,
bentuknya lurik dengan sel otot yang relatif kecil. Panjangnya sekitar 50 – 100
mikrometer dengan diameter 10 - 20 mikrometer. Otot ini tersusun atas myofibril
myosin , aktin, tropomiosin, troponin, tubulus T dan reticulum sarkoplasma.
Jaringan otot jantung berkonstraksi tanpa stimulus saraf atau disebut
outomatik,karena itu sel otot disebut pacemaker. Otot jantung berkonstraksi terus
menerus, peroidik dan teratur tanpa lelah.kontraksi otot jantung berfungsi
memompa darah dari ventrikel ke paru-parudan keseluruh tubuh.
C. Fisiologi Kontraksi Otot Rangka
Fisiologi terjadinya kontraksi otot adalah adanya hubungan atau ikatan antara
aktin dan myosin melalui proses pergeseran filamen-filamen tebal dan
tipis.pergeseran selama kontraksi otot terjadi bila kepala myosin beriktan erat
dengan aktin.pada saat istirahat troponin I beriktan erat pada aktin,tropomyosin
menutupi tempat dimana kepala myosin seharusnya mengikat aktin sehingga
kompleks troponin,tropomiosin membentuk protein relaksasi yang menghambat
interaksi aktin dan myosin.
Terjadinya kontraksi dimulai karna adanya stimulus yang menimbulkan
impuls di motor neuron,dimana ujung-ujung akson melepaskan asetilkolin dan
menimbulkan fotensial generator pada ‘end-palt’,selanjutnya jika sudah mencapai
ambang letup akan berubah menjadi potensial aksi diserar otot dan menyebar
keseluruh serat otot.adanya potonsial aksi ini menimbulkan retikulum
sarkopplasma melepaskan ion kalsiumsehingga muatan ion kalsium menjadi lebih
tinggi.
Selanjutnya ion kalsium diikat oleh troponin C dan mengakibatkan ikatatan
tropnin I dengan aktin menjadi telepas,sehigga tropomiosin bergeser dan binding
site aktin menjadi terbuka.sementara itu dikepala myosin ATP diaktifkan oleh
enzim ATPase menjadi ADP dan fospat anorganik dan energi.energi yang
dilepaskan ini mengaktifkan kepala myosin untuk mengikat aktin.terbukanya cela
tropomiosin membuka peluang untuk interaksi aktin dan myosin.kepala myosin
tetap terikat dengan aktin sampai molekul ATP baru melekat kepadanya dan
melemahkan ikatan aktin dan myosin.
Proses relaksasi otot mulai terjadi ketika kepala myosin terlepas dari aktin dan
condong kembali dan menarik kembali untuk mengulang siklus. Terlepasnya
ikatan myosin dimulai saat ion kalsium pada troponin C terlepas dan myosin –
ATPase menjadi tidak aktif maka terbentuklah kompleks troponin – tropomiosin
aktin.
Kemampuan otot mempengaruhi kemampuannya. Ketika serat otot
berkontraksi maka serat otot dapat memendek sampai hamper setengah dari ukuran
relaksanya. Semakin panjang serat otot semakin besar pula kisaran gerrakan yang
dapat digerakkannya. Sebalikya, semakin banyak jumlah serat otot menambah
kekuatan konstraksi.
Serat otot dikempokkan menjadi fasikulus, fasikulus inilah yang
mengelompokkan diri membentuk otot. Ukuran (panjang) dan jumlah fasikulus
menentukan kekuatan dan kisaran pegerakan otot. Bentuk – bentuk fasikulus otot
antara lain ; fasikulus pararel mempunyai aksis panjang yang pararel satu sama
lain. Fasikulus pararel dapat berbentuk pipih seperti tali pengikat atau
mengembung pada bagian belly ( perut otot ) dan berbentuk gelendong, atau
gabungan; fasikulus melingkar diatur dalam lingkaran konsentris. Otot dengan
bentuk ini membentuk otot lingkar ( sfingter ) yang mengatur pembukaan dan
penutupan lubang ; dan fasikulus pinnate adalah fasikulus yang pendek dan
menempel dengan menyadak pada tendon panjang yang memanjang di sepanjang
otot. Beberapa fasikulus pinnale adalah bentuk unipennate otot mirip dengan
bentuk setengah bulu, bentuk hipennate mirip dengan bentuk bulu penuh dengan
fasikulus yang menempel pada masing – masing sisi tendon pusat, dan bentuk
multipennate mempunyai fasikulus yang mirip dengan bentuk tiga atau lebih bulu
yang saling menempel pada bagian dasarnya.
D. Metabolisme Otot
Supaya otot dapat berkontraksi, ATP harus tersedia pada serat otot, ATP
dapat tersedia dari sumber – sumber berikut ini :
1. ATP dari dalam sel.
2. ATP dari keratina fosfat yang merupakan molekul berenergi tinggi
tersimpan di dalam sel otot yang memindahkan gugus fosfat berenergi
tingginya ke ADP untuk membentuk ATP.
3. ATP dari glukosa yang di simpan dari sel.
4. ATP dari glukosa dan asam lemak yang didapatkan dari aliran darah.

Berikut ini ringkasan jalur –jalur penting dalam proses metabolisme sel :
a.pada glikosis, glukosa dipeca menjadi asam piruvat dan dua molekul ATP
dihasilkan. Proses ini tidak membutuhkan oksigen sehingga
disebut proses anaerob
b.pada respirasi anaerob, asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Tidak ada
ATP yang dihasilkan karena tidak membutuhkan oksigen. Terjadi
regenerasi koenzim tertentu untuk melanjutkan proses glikolisis.
Dalam ketiadaan oksigen, proses ini secara tidak langsung
bertanggung jawab atas produksi dua ATP selama glikolisis.
Kelebihan proses ini adalah berlangsung dengan waktu relatif cepat
tanpa membutuhkan oksigen. Namun pada proses ini hanya
menghasilkan dua ATP beserta asam laktat. Kebanyakan asam laktat
berdifusi keluar sel menuju ke aliran darah dan diserap oleh hati. Sebagian
asam laktat terakumulasi di serat otot harus mengubah kembali asam laktat
menjadi asam piruvat ketika tersedia oksigen.
c.pada respirasi aerob, asam piruvat dari glikolisis dan asam lemak dari aliran
darah dipecah,menghasilkan H₂O dan CO₂ serta meregenarasi koenzim
untuk glikolisis. Ada 36 molekul ATP yang dihasilkan dalam proses ini
termasuk 2 molekul ATP dari proses glikolisis. Kelebihannya adalah
menghasilkan ATP dalam jumlah besar, namun proses ini relatif
lambat dan membutuhkan oksigen.

Ketika ATP yang dihasilkan dari keratina fosfat habis, kebutuhan untuk
mengontraksikan serat otot memaksa tubuh memulai respirasi anaerob.
Respirasi anaerob menyediakan ATP selama kira – kira 30 detik. Jika
konstraksi otot terus berlanjut, respirasi aerob berhenti jika oksigen habis.
Tetapi, produksi ATP dari respirasi anaerob masih mungkin untuk menunjang
kontraksi otot sedikit lama lagi. Akhirnya akumulasi asam laktat dan habisnya
sumber daya ( ATP,oksigen, dan glikogen ) menyebabkan kelelahan otot dan
kontraksi otot berhenti.
E. Penamaan Otot Rangka
Otot rangka sering di beri nama berdasarkan ciri – cirri berikut ini :
1. Jumlah origo
Bisep, triseps dan kuadrisep menunjukkan temple menempel origo masing –
masing berjumlah dua,tiga atau empat
2. Letak origo atau insertio
Otot sternocleidomastoid dinamakan sternum ata tulang dada ( “ sterno “ )
Dan klavikula atau tulang selangka (“cleido”) sebagai origonya dan taju
mastoid pada tulang temporal
3. Lokasi
Selain origo atau insersionya, nama otot dapat menunjukan tulang atau daerah
tubuh terdekat.Sebagai contoh,otot temporalis menutupi tulang temporal.
4. Bentuk
Otot deltoid ( segitiga) ,trapezius ( segi empat yang kedua sisinya
sejalan ),serratus ( bergerigi ) , dan rhomboideus major ( jajaran genjang )
memiliki nama yang menunjukkan bentuknya.
5. Arah serat otot
Istilah rectus (pararel),transverse ( melintang), dan oblique (miring) pada
nama otot mengacu pada arah serat otot yang mengacu pada garis tengah
tubuh.
6. ukuran
Maximus ( terbesar), minimus ( terkecil),longus (terpanjang),brevis (
terpendek) adalah kata – kata yang biasanya ditambahkan pada nama – nama
otot.
7. Aksi
Istilah flexor (melipat),extensor (meluruskan), abductor dan adductor
ditambahkan pada nama otot untuk menunjukkan jenis gerakan otot yang
dihasilkan.
F.Otot Rangka Utama

Otot rangka utama pandangan depan lar.


Otot rangka utama pandangaan belakang luar.
Otot rangka utama pandangaan belakang luar
pandangan depan
Otot rangka utama pandangan depan luar, pandangan depan dalam , pandangan belakang luar,
dan pandsngan belakang dalam

Pandangan depan luar pandangan depan dalam


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma mengubah bentuk (lihat cara pergerakan amuba). Pada sel-sel, sitoplasma
ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot
mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot
akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam
keadaan yang relatif dari filament-filamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot,
filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun
filamen tersebut tidak bertambah banyak. Namun, gerakan pergeseran itu
mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian
atau seluruhnya garis H, selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat
dengan garis-garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang
sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin
untuk membentuk komplek aktin-miosin.

         Saran-saran
a.   Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
b.   Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran
dan diskusi didalam kelas.
c.   Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Aris, setiawan., dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: TIM.
Pack, Philip E. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya.
Parker,Steve.2007. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga.
Setiadi. 2010.Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem, Ed. 8. Jakarta:
EGC.
Suzanne & Bare. 2013. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgery Nursing
10 editition. USA: Lippincontt Williams & Wilkins.
Ward,Jeremy.,Clarke.,dan Linden. 2009. At a Glance Fisiologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai