Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HISTOLOGI

JARINGAN OTOT
Di Susun Oleh :
Andre R. Usuman

Dosen Mata Kuliah : Ir. Nerni O. Potalangi, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
YAYASAN Ds. A. Z. R. WENAS
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa, berkat kasih karunianya, saya
dapat menyelesaikan makalah jaringan otot ini. Tak lepas dari kekurangan, saya
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa
mendatang. Besar harapan saya semoga makalah ini membawa manfaat
khususnya bagi saya dan bagi pembaca pada umumnya.

Tomohon, 03 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 3


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian jaringan otot.................................................................... 4
2.2. Struktur otot................................................................... 4
2.2. Jenis otot........................................................................ 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................. ................................................. 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut sel. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan
dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan
Mamalia bertitik tolak dari embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan pola mitosis sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
embriogenesis. Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang
berbeda satu dengan yang lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses
membentuk jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar
sel. Proses pembentukan jaringan dalam embriologi disebut histogenesis yang
mendasari pembentukan organ-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah
kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya
yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat komplek
tubuh Mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan epitel,
penyambung/pengikat, otot, dan saraf. Melalui gerak kontraksinya, otot
melakukan 3 fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan produksi panas.

1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan otot?
2. Apa sajakah jenis-jenis jaringan otot?
3. Mengapa otot diperlukan bagi tubuh makhluk hidup yang bergerak?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Jaringan Otot


Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja
mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. (Subowo,
2002). Otot sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang berfungsi untuk
pergerakan suatu alat atau bagian tubuh (Yatim, 1990). Dengan kemampuanotot
dalamberkontraksi,iamengemban 3 fungsi utama yaitu melaksanakan gerakan,
memelihara postur dan memproduksi panas. Gerakan yang di hasilkan oleh otot
pada dasarnya ada 2, yaitu gerakan tubuh yang mudah di amati dan gerakan tubuh
yang tidak mudah di amati. Gerakan tubuh yang mudah di amati meliputi gerak
perpindahan tempat (misalnya berjalan, berlari) dan gerakan bagian tubuh tertentu
(misalnya menggelengkan kepala, melambaikan tangan), sedangkan gerakan yang
tidak mudah diamati adalah gerakan organ-organ dalam tubuh, misalnya gerak
peristaltic alat-alat pencernaan, denyut jantung, mengembang dan menyempitnya
pembuluh darah, gerakan pengosongan kantung kencing. Fungsi kedua dari otot
adalah menjaga postur tubuh, kontraksi dan relaksasi otot-otot rangka menjaga
tubuh dalam posisi tetap tegak pada saat berdiri maupun duduk. Fungsi ketiga
adalah menghasilkan panas, kontraksi otot dapat menghasilkan panas untuk
memelihara suhu tubuh, contoh pada saat kedinginan, otot menggigil untuk
menghasilkan panas(Soewolo, 2003).
2.2. Struktur Otot
Otot dalam tubuh terhimpun dalam sutau sistem: Sistem Pergerakan. Otot
sebagian terbesar menyelaputi rangka dan tersusun teratur di bawah kulit. Jika
diamati otot pangkal lengan atas orang, tampaklah bahwa otot itu tersusun atas
beberapa gumpalan. Gumpalan itu bekerja antagonis (timbal-balik): jika satu
gumpalan mengerut, gumpalan lain mengendur. Gumpalan terdiri dari beberapa
berkas otot, yang disebutfasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu
serat otot adalah 1 sel otot, yang bentuknya kecil panjang seperti serat tumbuhan
(Yatim, 1990) Setiap jaringan otot disarafi oleh beberapa saraf motor. Setiap
serabut saraf motor tunggal akan bercabang-cabang menjadi kurang lebih 100
cabang kecil-kecil. Masing-masing cabang kecil ini akan berakhir pada satu sel
otot. Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini. Ujung saraf yang melekat pada
sel otot ini dikenal dengan namamotor end plateataumyoneural junction. Jadi satu
serabut saraf motor akan mensarafi kurang lebih 100 sel otot. Satu serabut saraf
motor tunggal, bersama-sama dengan sel-sel otot yang disarafi disebut unit motor
(Soewolo, 2003).

Gambar 1: Bagian-bagian otot (otot pada rangka)


Serat otot memiliki komponen seperti sel pada umumnya : plasmalemma,
inti, sitoplasma, dan organel. Plasmalemma disebut sarkolemma, sitoplasma
disebut sarkoplasma. Organelnya yang penting ialah retikulum endoplasma,
mitokondria, dan serabut intraseluler. Retikulum endoplasma disebut retikulum
sarkoplasma. Retikulum sarkoplasma bercabang halus dan bersusun membentuk
jalinan yang teratur sekeliling serabut intraseluler. Mitokondria, sesuai dengan
fungsinya sebagai pembangkit energi, banyak sekali terkandung dalam serat otot.
Serabut intraseluler otot disebut miofibril. Miofibril puluhan hingga ratusan
banyaknya dalam 1 serat otot. Setiap miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen.
Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin, yang bersusun berjejer dan berdempet
(Yatim, 1990).
2.3. Jenis Otot
Pada Mammalia ada 3 macam otot, yaitu otot polos, otot lurik, serta otot
jantung(Yatim, 1990).
1. Otot Polos
Sel otot polos bila dilihat di bawah mikroskop cahaya tidak
menunjukkan adanya garis-garis melintang. Otot polos pada Vertebrata
termasuk manusia dapat dijumpai pada dinding dan organ-organ dalam
dan pembuluh darah: saluran pencernaan makanan, uterus, kandung

kencing, ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya. Di samping itu otot polos
dapat dijumpai pada iris mata dan otot penggerak rambut (Soewolo, 2003).

Gambar 2: Penampang otot polos

Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di
dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim,
saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapat disebut juga sebagai
otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus
diperintah otak (Ambardini, 2012). Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf
autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik
merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang belakang (medulla
spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi
sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh menjadi cepat
(Ambardini, 2012). Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang berujung I
pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata). Saraf ini berfungsi untuk membuat
kerja organ-organ tubuh menjadi lambat (Ambardini, 2012).

Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat
sama sehingga apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos
dan tidak memiliki garis seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan
reaksinya akan menjadi lambat. Ada pun ciri-ciri otot polos adalah (Ambardini,
2012) :
a. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
b. Mempunyai satu inti sel di tengahnya.
c. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994) :
A. Membran Plasma
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolemma
(sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi dengan
mikroskop elektron tampak sebagai selaput ganda (double membrane),
masing-masing:
a. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom. Ruang
intermedier, kira-kira 25 Angstrom
b. Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak
menyatu. Hubungan ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan antar sel
dengan desmosoma. Hubungan ini berperanan memperlancar transmisi
impuls untuk kontraksi dari satu otot ke otot yang lainnya. Pendapat lain
mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat
dipindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
B. Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (sarcoplasma). Sarkoplasma bersifat
eosinofilik, mengandung :
a. Organoid, antara lain:mitokondria yang mengitari inti, endoplasma
retikulum,apparatusgolgi, miofibril, sentriol.
b. Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam
kontraksi. Miofibril pada otot polos sangat halus, dengan pewarnaan
H.E. sulit dilihat. Dengan mikroskop elektron tampak
miofilamenmiosinberdiameter 5m, dan aktin 3m. Sarkoplasma di
dekat inti bebas dari filament. Filamen tersebut berakhir di daerah
pekat sarkolemma. Filamen aktin dan miosin juga terdapat pada pada
otot polos, berkontraksi dengan adanyaadenosine trifosfat.Susunan
filament aktin dan miosin pada otot polos belum jelas, berbeda dengan
otot skelet.

C. Inti
Berbentuk lonjong memanjang
bergelombang pada saat terjadi kontraksi.

dengan

ujung

tumpul,

2. Otot Lurik (Otot Rangka)

Gambar 3:Penampang otot serat daging (Ambardini, 2012).


Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut
otot (muscle fiber). Serabut-serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak
(multiseluler) yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot
terbentuk sejak perkembangan embrionik melalui fusi dari banyak sel-sel kecil
yang membentuksinsitium.Apabila dilihat dengan mikroskp cahaya, serabut otot
Nampak bergaris-garis melintang(Soewolo, 2003). Seperti halnya sel saraf, sel
otot mampu merespon terhadap rangsangan. Bila membrane sel otot
dikenaineurotransmitteryang di hasilkan oleh ujung saraf motor yang
mensarafinya, maka pada membrane sel otot tadi akan timbul suatu impuls
bioelektrik. Impuls ini akan merambat sepanjang membrane serabut otot, seperti
merambatnya impuls pada serabut saraf yang tidak bermielin(Soewolo, 2003).
Setiap serabut otot rangka dibungkus oleh lapisan jaringan ikat lembut yang di
sebutendomisium. Beberapa serabut tunggal akan bergabung menjadi satu berkas
yang disebutfasikulus. Fasikulus ini dibungkus oleh jaringan ikat yang
disebutperimisium.Seluruh fasikulus tersebut kemudian di bungkus bersama-sama
olehepimisium(Soewolo, 2003). Pada kebanyakan otot, epimisium bersatu pada
kedua ujung otot dan membentuk tendon yang biasanya melekat pada suatu
tulang. Karena tendon bersambung dengan episium, dan karena perimisium dan
endomisium melekat padanya, maka kontraksi ottot dapat menimbulkan suatu
tarikan yang kuat pada titik lekatnya(Soewolo, 2003).

A. Sarkolemma
Pada pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak sebagai
selaput tipis dan tembus cahaya (transparan), tetapi dengan mikroskop
elektron tampak adanya selaput ganda (double membrane), yakni selaput
luar, setebal 40 Angstrom, ruang antara setebal 20 Angstrom, dan selaput
dalam setebal 40 Angstrom(Genneser, 1994). Selaput luar mirip membran
basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput dalam (plasmalemma)
terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara
umum sarkolemma bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam
dan alkali. Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung membentuk
berkas serabut otot primer disebutfasikulusyang dibalut oleh jaringan ikat
kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang dijumpai dalam
fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit
(Genneser, 1994).
B. Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma mengandung (Genneser, 1994) : Organoida, antara lain:
1) Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondriater dapat berbatasan dengan sarkolemma dan dekat inti
di antara miofibril.
2) Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas dimatriks.
3) Apparatus golgi
4) Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan miofibril,
sedangkan tiap miofibril memiliki ratusan miofilamen yang
bersifat submikroskopis. Miofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Filamen Miosin
Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter
100 Angstrom dan panjangnya 1,5 . Filamen ini membentuk
daerah A atau cakram A. Filamen ini tersusun pararel dan
berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari
bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim
katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi
ADP+energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.

Gambar 4: Sruktur Miosin (Soewolo, 2003).


b. Filamen Aktin

Filamen tipis terutama tersusun atas aktin, tropomiosin, dan


troponin. Setiap filamen tipis terdiri dari dua filament aktin
yang saling terpilin, dalam suatu bentukan spiral ganda.
Tropomiosin pada suatu filament tipis merupakan suatu benang
panjang yang tersusun atas 2 rantai polipeptida yang
membentuk suatu spiral. Fungsi tropomiosin adalah menutup
tempat perlekatan miosin pad molekul aktin pada saat otot
istirahat. Lalu yang terakhir adalah troponin, suatu kompleks
troponin melekat pada satu tempat khusus pada tropomiosin.

Gambar 5: Struktur Miosin dan Aktin


Satuan miofibril yang terkecil disebut sarkomer. Sebuah sarkomer adalah
unit fungsional dasar dari otot lurik, atau dengan kata lain, sarkomer adalah bahan
bangunan dasar dari sebagian besar sel-sel otot. Dalam tubuh manusia, setiap otot
terdiri dari beberapa bundel serat otot. Serat otot ini, pada gilirannya, terdiri dari
banyak helai halus yang disebut miofibril. Miofibril biasanya tidak nampak jelas
kecuali dilihat di bawah mikroskop elektron, tetapi masing-masing miofibril
terutama terdiri dari dua jenis filamen, disebut tebal dan tipis, dan masingmasing diatur dalam pengulangan sub-unit teratur. Setiap sub unit secara
individual dikenal sebagai sarkomer, itu adalah pengaturan mereka berpola yang
memberikan penampilan karakteristik otot lurik berpita (Budiyanto, 2014).
Sarkomer sendiri relatif sederhana. Pusat biasanya hanya memiliki bagian halus,
wilayah tengah filamen tebal. Wilayah ini disebut zona H. Demikian pula, dalam
banyak kasus tepi luar terbuat hanya dari filamen tipis, setidaknya ketika otot
sedang beristirahat; ini membentuk daerah sempit di sekitar garis Z yang dikenal
sebagai Band. Tujuan utama dari pengaturan ini adalah untuk memungkinkan
kontraksi sarkomer, miofibril, dan seluruh otot, yang membantu membuat gerakan
otot yang lebih efisien (Budiyanto, 2014).
5). Endoplasmik retikulum.

C. Paraplasma, antara lain:


1. Lipid
2. Glikogen
3. Mioglobin.
Melihat kepada warna seratnya, otot lurik dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
(Yatim, 1990):
a) Serat Merah
Merah karena banyak mengandung sitokrom dan mioglobin, pigmen
pernafasan dalam otot yang berguna untuk mengikat O2dari dalam darah.
Sarkoplasma lebih banyak mengandung mitokondria dan granula, tetapi le
bih sedikit mikrofilamen daripada serat putih. Serat merah lebih banyak di
dalam gumpalan otot.
b) Serat Putih
Putih, karena sedikit sitokrom, mioglobin, dan mitokondria. Terdapat di
sebelah luar gumpalan otot.
c) Serat Perantara
Perantara kedua macam serat di atas.

3. Otot Jantung
Dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan serat
tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada
jantung. Persarafan autonom, tak di bawah kesadaran atau kemauan (involunter)
(Yatim, 1990). Miokardium (myocardium) jantung vertebrata tingkat tinggi terdiri
dari serabut otot jantung yang berhubungan satu dengan yang lain membentuk
jalinan. Semula otot jantung dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan otot
kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang yang
satuannya disebut serabut. Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama
dalam beberapa aspek. Hubungan otot jantung melaluidiskus interkalatuscukup
kuat sehingga sulit dilakukantepsinguntuk memperoleh satu serabut secara
terpisah. Pada otot kerangka maupun otot polos hal ini masih mungkin dilakukan
(Genneser, 1994). Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot lurik. Setiap
serat otot jantung memiliki tonjolan-tonjolan dan kesamping membentuk
percabangan, bertemu dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-tonjolan
antara sel bertetangga setangkup rapat. Inti berada di tengah sel. Satu serat hanya
memiliki 1-2 inti. Inti lebih tumpul ujungnya daripada inti serat otot lurik (Yatim,
1990).
Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot jantung
memiliki serabut yang bercabang, yang berhubungan satu dengan yang lain

melalui ujungnya (Genneser, 1994). Seperti halnya dengan otot polos dan
kerangka, otot jantung memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994):
a. Sarkolemma
Keadaannya hampir mirip dengan sarkolemma otot kerangka, dinding
luarnya mirip membran basal dengan fibril retikuler yang dapat terus
berhubungan dengan tendon atau katup jantung. Di bagian lain
berhubungan langsung dengan endomisium. Sel-sel yang dijumpai pada
otot jantung: serabut otot (miosit), sel endotel, perisit, dan fibroblast.
b. Sarkoplasma
Pada garis besar hampir mirip dengan otot kerangka, hanya saja otot
jantung relatif memiliki sarkoplasma lebih banyak, terutama di sekitar inti
yang terletak di tengah. Mitokondria, lipid, lipofuksin dan glikogen
banyak terdapat pada sarkoplasma di sekitar inti. Garis-garis melintang
hampir mirip dengan otot kerangka, meskipun susunan miofilamen
tersusun secara acak. Sistem T cukup jelas pada otot jantung berbentuk
invaginasi tubuler dari plasmalema dan lamina basalis di daerah cakram Z.
Sistem T berperan dalam pertukaran metabolik dan transmisi impuls.
Sarkoplasmik retikulum tidak sesubur pada otot kerangka, beberapa
diantaranya berhubungan dengan sistem T.
c. Inti
Berbeda dengan otot kerangka, pada otot jantung inti terdapat di tengah.
Diskus interkalatus berupa penebalan di daerah cakram Z, yang
sebenarnya adalah daerah hubungan antara serabut otot jantung. Tebalnya
dapat mencapai 0,5 berbentuk tangga (Genneser, 1994). Pada jantung
selain terdapat otot untuk kontraksi terdapat pula bentuk modifikasi yang
berfungsi sebagai pengatur rangsangan (stimulus) ke seluruh penjuru
jantung, yang dikenal sebagai serabut purkinje.
Secara histologi dapat dibedakan dengan otot jantung biasa sebagai berikut
(Genneser, 1994):
- Diameter serabut purkinje lebih besar dari otot jantung.
- Miofibril jauh lebih sedikit dan tersusun di bagian tepi sejajar dan agak
mengulir. Pada batas serabut tampak lebih jelas. Bentuk garis melintang
tidak jelas pada serabut purkinje.
- Inti lebih besar dan pucat. Dalam satu serabut sering terdapat 2 inti
berdampingan.

Gambar 6 dan 7 : Serabut Purkinje (Genneser, 1994).


Serabut purkinje menyusun diri dalam berkas, dengan ruang EbertBellajev dibagian tepi serabut. Secara elektron mikroskopis struktur discus
interkalatus tidak jelas pada otot jantung biasa, sebab ujungnya berhubungan
dengan otot jantung biasa. Di daerah ini perubahan bentuk berlangsung secara
bertahap.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja


mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.Otot dapat
melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif.Otot tersusun atas beberapa
gumpalan, gumpalan terdiri dari beberapa berkas otot, yang disebutfasciculus.
Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu serat otot adalah 1 sel otot.Serat
otot memiliki terdiri dari komponen seperti sarkolemma, sarkoplasma, inti, dan
Organelnya yang penting yaitu retikulum sarkoplasma, mitokondria, dan
miofibril. Setiap miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen. Mikrofilamen otot
ialah aktin dan miosin, yang bersusun berjejer dan berdempet. Jaringan otot
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot polos
terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti
yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding
pembuluh darah, dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot
lurik melekat pada rangka, dan otot jantung hanya terdapat pada dinding jantung.
Otot menjadi begitu penting bagi tubuh karena ia memiliki 3 fungsi utama yaitu
melaksanakan gerakan, memelihara postur dan memproduksi panas pada tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Ambardini,
RL.
2012.Histologi:
Jaringan
Otot.
Website:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HISTO-JARINGAN%20OTOT
.pdf.Diakses pada hari Kamis, tanggal 03 November 2016, pukul 14.45
WITA.
Budiyanto.2014.PengertianSarkomer.Website:http://www.sridianti.com/pengertian
-sarkomer.html. Diakses pada hari Kamis, tanggal 03 November 2016,
pukul 14.45 WITA.
Genneser, F. 1994.Buku Teks Histologi. Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.
Junqueira LC dan Carneiro J.1980.HISTOLOGI DASAR. Diterjemahkan oleh
Adji Darma. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Soewolo, dkk. 2003.Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Subowo. (2002).Histologi Umum. 1stEd. Jakarta: Bumi Aksara.
Yatim, Wildan. 1990.Biologi Modern Histologi. Bandung: Penerbit Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai