JARINGAN OTOT
Di Susun Oleh :
Andre R. Usuman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa, berkat kasih karunianya, saya
dapat menyelesaikan makalah jaringan otot ini. Tak lepas dari kekurangan, saya
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa
mendatang. Besar harapan saya semoga makalah ini membawa manfaat
khususnya bagi saya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut sel. Jelasnya sel
merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan
dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan
Mamalia bertitik tolak dari embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian
pembelahan pola mitosis sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut
embriogenesis. Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang
berbeda satu dengan yang lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses
membentuk jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar
sel. Proses pembentukan jaringan dalam embriologi disebut histogenesis yang
mendasari pembentukan organ-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah
kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya
yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat komplek
tubuh Mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan epitel,
penyambung/pengikat, otot, dan saraf. Melalui gerak kontraksinya, otot
melakukan 3 fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan produksi panas.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan otot?
2. Apa sajakah jenis-jenis jaringan otot?
3. Mengapa otot diperlukan bagi tubuh makhluk hidup yang bergerak?
BAB II
PEMBAHASAN
kencing, ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya. Di samping itu otot polos
dapat dijumpai pada iris mata dan otot penggerak rambut (Soewolo, 2003).
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di
dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim,
saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapat disebut juga sebagai
otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus
diperintah otak (Ambardini, 2012). Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf
autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik
merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang belakang (medulla
spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi
sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh menjadi cepat
(Ambardini, 2012). Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang berujung I
pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata). Saraf ini berfungsi untuk membuat
kerja organ-organ tubuh menjadi lambat (Ambardini, 2012).
Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat
sama sehingga apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos
dan tidak memiliki garis seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan
reaksinya akan menjadi lambat. Ada pun ciri-ciri otot polos adalah (Ambardini,
2012) :
a. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
b. Mempunyai satu inti sel di tengahnya.
c. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994) :
A. Membran Plasma
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolemma
(sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi dengan
mikroskop elektron tampak sebagai selaput ganda (double membrane),
masing-masing:
a. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom. Ruang
intermedier, kira-kira 25 Angstrom
b. Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak
menyatu. Hubungan ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan antar sel
dengan desmosoma. Hubungan ini berperanan memperlancar transmisi
impuls untuk kontraksi dari satu otot ke otot yang lainnya. Pendapat lain
mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat
dipindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
B. Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (sarcoplasma). Sarkoplasma bersifat
eosinofilik, mengandung :
a. Organoid, antara lain:mitokondria yang mengitari inti, endoplasma
retikulum,apparatusgolgi, miofibril, sentriol.
b. Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam
kontraksi. Miofibril pada otot polos sangat halus, dengan pewarnaan
H.E. sulit dilihat. Dengan mikroskop elektron tampak
miofilamenmiosinberdiameter 5m, dan aktin 3m. Sarkoplasma di
dekat inti bebas dari filament. Filamen tersebut berakhir di daerah
pekat sarkolemma. Filamen aktin dan miosin juga terdapat pada pada
otot polos, berkontraksi dengan adanyaadenosine trifosfat.Susunan
filament aktin dan miosin pada otot polos belum jelas, berbeda dengan
otot skelet.
C. Inti
Berbentuk lonjong memanjang
bergelombang pada saat terjadi kontraksi.
dengan
ujung
tumpul,
A. Sarkolemma
Pada pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak sebagai
selaput tipis dan tembus cahaya (transparan), tetapi dengan mikroskop
elektron tampak adanya selaput ganda (double membrane), yakni selaput
luar, setebal 40 Angstrom, ruang antara setebal 20 Angstrom, dan selaput
dalam setebal 40 Angstrom(Genneser, 1994). Selaput luar mirip membran
basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput dalam (plasmalemma)
terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara
umum sarkolemma bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam
dan alkali. Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung membentuk
berkas serabut otot primer disebutfasikulusyang dibalut oleh jaringan ikat
kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang dijumpai dalam
fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit
(Genneser, 1994).
B. Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma mengandung (Genneser, 1994) : Organoida, antara lain:
1) Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondriater dapat berbatasan dengan sarkolemma dan dekat inti
di antara miofibril.
2) Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas dimatriks.
3) Apparatus golgi
4) Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan miofibril,
sedangkan tiap miofibril memiliki ratusan miofilamen yang
bersifat submikroskopis. Miofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Filamen Miosin
Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter
100 Angstrom dan panjangnya 1,5 . Filamen ini membentuk
daerah A atau cakram A. Filamen ini tersusun pararel dan
berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari
bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim
katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi
ADP+energi, dan energi ini digunakan untuk kontraksi.
3. Otot Jantung
Dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan serat
tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada
jantung. Persarafan autonom, tak di bawah kesadaran atau kemauan (involunter)
(Yatim, 1990). Miokardium (myocardium) jantung vertebrata tingkat tinggi terdiri
dari serabut otot jantung yang berhubungan satu dengan yang lain membentuk
jalinan. Semula otot jantung dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan otot
kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong otot bergaris melintang yang
satuannya disebut serabut. Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama
dalam beberapa aspek. Hubungan otot jantung melaluidiskus interkalatuscukup
kuat sehingga sulit dilakukantepsinguntuk memperoleh satu serabut secara
terpisah. Pada otot kerangka maupun otot polos hal ini masih mungkin dilakukan
(Genneser, 1994). Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot lurik. Setiap
serat otot jantung memiliki tonjolan-tonjolan dan kesamping membentuk
percabangan, bertemu dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-tonjolan
antara sel bertetangga setangkup rapat. Inti berada di tengah sel. Satu serat hanya
memiliki 1-2 inti. Inti lebih tumpul ujungnya daripada inti serat otot lurik (Yatim,
1990).
Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot jantung
memiliki serabut yang bercabang, yang berhubungan satu dengan yang lain
melalui ujungnya (Genneser, 1994). Seperti halnya dengan otot polos dan
kerangka, otot jantung memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994):
a. Sarkolemma
Keadaannya hampir mirip dengan sarkolemma otot kerangka, dinding
luarnya mirip membran basal dengan fibril retikuler yang dapat terus
berhubungan dengan tendon atau katup jantung. Di bagian lain
berhubungan langsung dengan endomisium. Sel-sel yang dijumpai pada
otot jantung: serabut otot (miosit), sel endotel, perisit, dan fibroblast.
b. Sarkoplasma
Pada garis besar hampir mirip dengan otot kerangka, hanya saja otot
jantung relatif memiliki sarkoplasma lebih banyak, terutama di sekitar inti
yang terletak di tengah. Mitokondria, lipid, lipofuksin dan glikogen
banyak terdapat pada sarkoplasma di sekitar inti. Garis-garis melintang
hampir mirip dengan otot kerangka, meskipun susunan miofilamen
tersusun secara acak. Sistem T cukup jelas pada otot jantung berbentuk
invaginasi tubuler dari plasmalema dan lamina basalis di daerah cakram Z.
Sistem T berperan dalam pertukaran metabolik dan transmisi impuls.
Sarkoplasmik retikulum tidak sesubur pada otot kerangka, beberapa
diantaranya berhubungan dengan sistem T.
c. Inti
Berbeda dengan otot kerangka, pada otot jantung inti terdapat di tengah.
Diskus interkalatus berupa penebalan di daerah cakram Z, yang
sebenarnya adalah daerah hubungan antara serabut otot jantung. Tebalnya
dapat mencapai 0,5 berbentuk tangga (Genneser, 1994). Pada jantung
selain terdapat otot untuk kontraksi terdapat pula bentuk modifikasi yang
berfungsi sebagai pengatur rangsangan (stimulus) ke seluruh penjuru
jantung, yang dikenal sebagai serabut purkinje.
Secara histologi dapat dibedakan dengan otot jantung biasa sebagai berikut
(Genneser, 1994):
- Diameter serabut purkinje lebih besar dari otot jantung.
- Miofibril jauh lebih sedikit dan tersusun di bagian tepi sejajar dan agak
mengulir. Pada batas serabut tampak lebih jelas. Bentuk garis melintang
tidak jelas pada serabut purkinje.
- Inti lebih besar dan pucat. Dalam satu serabut sering terdapat 2 inti
berdampingan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini,
RL.
2012.Histologi:
Jaringan
Otot.
Website:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HISTO-JARINGAN%20OTOT
.pdf.Diakses pada hari Kamis, tanggal 03 November 2016, pukul 14.45
WITA.
Budiyanto.2014.PengertianSarkomer.Website:http://www.sridianti.com/pengertian
-sarkomer.html. Diakses pada hari Kamis, tanggal 03 November 2016,
pukul 14.45 WITA.
Genneser, F. 1994.Buku Teks Histologi. Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.
Junqueira LC dan Carneiro J.1980.HISTOLOGI DASAR. Diterjemahkan oleh
Adji Darma. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Soewolo, dkk. 2003.Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Subowo. (2002).Histologi Umum. 1stEd. Jakarta: Bumi Aksara.
Yatim, Wildan. 1990.Biologi Modern Histologi. Bandung: Penerbit Tarsito.