Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO SGD 1 SISTEM MUSKULOSKELETAL

Rabu, 11 Oktober 2017

Osas adalah sorang mahasiswa kedokteran gigi semester 3 yang hendak


melakukan aktifitas lari pagi bersama temannya. Sebelum berlari, Osas memulai
olahraga dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu, sedangkan temannya
langsung berlari mengelilingi lapangan dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Setelah beberapa putaran dilalui, tiba-tiba teman osas jatuh dan berteriak
kesakitan sembari memegangi kaki kirinya. Dengan segera osas menghampiri
temannya tesebut, terlihat otot-toto diarea betis spasme, terasa sakit dan sulit
untuk berdiri. Sebagai mahasiswa kedokteran gigi, osas mengetahui bahwa apa
yang dialami oleh temannya adalah suatu kondisi kram otot, berbekal
pengetahuannya osas memabantu dengan sigap.

1
SISTEM MUSKULOSKELETAL

Menurut Guyton (2008) Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang


bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama
sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi,
otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.

KOMPONEN MUSKULOSKELETAL
Menurut Sherwood (2001) Berikut ini adalah beberapa komponen yang
ada di sistem muskuloskeletal yang akan di jelaskan secara detail dan terperinci,
yaitu :
1. Tulang
Merupakan suatu jaringan yang paling kerat, biasanya tulang
disebut sebagai alat gerak pasif yang mana isi dari jaringan ikat hamper 50
% adalah air dengan sissanya adalah bagian bagian yang padat. Struktur
dari tulang ini diselimuti oleh membrane periostreum yang berfungsi
untuk memberikan nutrisi pada tubuh. Berbicara mengenai membrane
periostreum, maka ini membrane ini masuk kepada jenis tulang
dewasa.Tulang muda dengan tulang dewasa sedikit memiliki perbedaan.

2. Kartilago ( tulang rawan )


Kartilago tulang rawanJenis tulang rawan yang terdiri dari semua
serat yang sangat melekat pada gelatin dan melekat dengan sangat kuat
tetapi dapat sangat mudah atau fleksibel dalam melakukan geraknya dan
juga tidak bervasculer. Nutrisi yang berada di tulang rawan ini melalui
proses yang disebut dengan proses difusi gel perekat yang akan sampai ke
kartilago, bisa di lihat pada perichondium atau yang sering di sebut dengan
serabut yang akan membentuk kartillago dengan cara melalui cairan
sinovial.

Jumlah yang berada di serabut collagen yang ada juga di cartilage akan
menentukan bentuk :
Fibrous
Hyaline
Elastisitas
Fibrous (Fibrocartilago)

3. Ligamen
Ligament atau kata lainnya adalah sumplay yaitu merupakan
seraut serabut yang menyusun jaringan ikat yang dapat untuk
menghubungakan antara ujung tulang dengan mempertahankan stabilitas.
Untuk mempertahankan strukturnya pada jaringan lunak tempat Ligament
melekat.

4. Tendon

2
Yaitu jaringan penghubung yang menghubungkan antara serabut
fibrous dengan aperiosteum yang mana tendon ini memiliki ciri sebagai
jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot yang panjang
yang menempel pada tulang, jaringan ini juga menyelubungi tendon
terutama pada bagian pergelangan kaki serta tumit. Fungsi dari tendon itu
sendiri yaitu yaitu sebagai penghubung yang menghubungkan jaringan
satu dengan yang lainnya yang menjamin pergerakan yang mudah
dilakukan oleh tubuh.

5. Fascia
Jaringan permukaan yang letaknya dibawah kulit dengan ciri ciri
jaringan penyambungnya berbentuk longgar, jaringan ini juga disebut juga
sebagai jaringan pembungkus tebal karena jaringan ini digunakan sebagai
pembungkus beberapamacam jaringan seperti otot, saraf dan pembuluh
darah.

6. Bursae
Sistem Muskuloskeletal yang selanjutnya yaitu Bagian dari
jaringan ikat yang mana letak tempatnya pada kantong kecil yang dapat
digunakan pada bagian atasnya dari organ atau jaringan yang bergerak
pada tempat dimana kantong kecil itu berada . Kantong kecil ini dibatasi
oleh membrane synovial terutama cairan sinovialnya yang berfungsi
sebagai bantalan pada bagian bagian yang bergerak. Untuk contoh dari
bursae itu sendiri adalah antara tulan dengan kulit serta antara tulang
dengan tendon .

7. Jaringan Penyambung
Jaringan penyambung atau juga jaringan ikat memiliki komponen
yang disebut sebagai matriks. Di dalam sel sel jaringan ini memiliki
bentuk yang tidak beraturan,sitoplasma yang bergranula serta inti dari
jaringan ikat ini menggelembung.pada jaringan ikat memiliki fungsi
sebagai pembentuk organ organ di bagian dalam seperti kelenjar
limfa,sumsum tulang belakang serta hati selain fungsi yang tadi jaringan
ikat juga memiliki fungsi yang khusus sebagai penimbun lemak di dalam
sitoplasma selain itu juga sebagai lamina elastika interna dan eksterna
pada arteria tipe elastin.

Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan


bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem
muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot,
rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.

8. OTOT
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu
berkontraksi; dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut
silindris yang mempunyai sifat sama dengan sel jaringan lain. Semua ini

3
diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang
mengandung unsur kontraktil.
Selain membantu pergerakan, otot juga berfungsi membantu hipotalamus
untuk mengatur panas dalam tubuh.

Ada 3 jenis otot :


a. Otot Lurik (otot sadar, otot kerangka, otot bergaris)
Setiap serabut otot bergaris melintang karena adanya
gambaran selang seling antara warna muda dan tua. Setiap serabut
terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi membran-
membran halus sarkolema (selaput otot). Sejumlah serabut
berkumpul membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang
diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk otot besar
dan otot kecil. Bila otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan
setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis
ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf.
b. Otot Polos (otot tak sadar, otot tidak bergaris)
Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf. Otot
tak sadar ditemukan pada dinding pembulu darah dan pembulu
limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam)
yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan muskulus siliaris
mata, serta otot tak sadar dalam kulit.
c. Otot Jantung
Ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti
pada otot sadar. Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang
bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama
lain, tersusun memanjang seperti pada otot bergaris, berciri merah
khas, dan tak dapat dikendalikan kemauan).
Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk
mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada
ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut
miogenik yang membedakan dengan neurogenik.
d. Otot Sfingter
Terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang
masuk atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang
akan menutup erat bila berkontraksi. Contoh sfingter jantung dan
sfingter pilori pada mulu lambung, sfingter bagian dalam dan luar
anus dan uretra, sfingter atau katub antara ileus dan kolon.
GANGGUAN
Dalam sistem muskuloskeletal juga dapat terjadi beberapa gangguan, otot
sangat sering terjadi gangguan dikarenakan banyak faktor, salah satu contoh yang
paling sering dijumpai adalah kram otot.

KRAM OTOT
Menurut Dorland (2010) Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh
konstraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini
dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki
dan tangan.

4
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit
dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena
kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.

JENIS KRAM OTOT (price, 2005)


1. True Cramps
Adalah kram yang melibatkan sebagian atau seluruh dari otot atau
sekelompok otot yang umumnya berkontraksi bersama-sama, misalnya
otot-otot yang melenturkan beberapa jari yang berdekatan. True Cramps
disebabkan oleh hyperexcitability dari saraf yang merangsang otot-otot.
2. Tetany Cramps
Pada Tetany, semua sel-sel saraf dalam tubuh diaktifkan, yang
kemudian merangsang otot. Reaksi ini menyebabkan kejang atau kram di
seluruh tubuh. Nama tetany berasal dari efek toksin tetanus pada saraf.
Namun, nama ini sekarang umum diterapkan untuk kram otot dari kondisi
lain.
3. Dystonic Cramps
Keadaan ini di mana otot-otot yang tidak diperlukan untuk gerakan
dirangsang untuk berkontraksi. Otot yang terpengaruh biasanya bekerja
dalam arah yang berlawanan dari gerakan. Kram distonik biasanya
mempengaruhi kelompok-kelompok kecil dari otot (kelopak mata, rahang,
leher, dll). Tangan dan lengan juga terpengaruh jika aktivitas terjadi
berulang-ulang. Contohnya jenis kram ini ketika kita menulis, mengetik,
dll, gerakan berulang-ulang ini dapat menyebabkan kram karena faktor
kelelahan otot.

ETIOLOGI
Menurut Price (2005) Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui
secara pasti (dalam dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa
disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko
menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah, penggunaan
konstraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan peregangan), serta
gangguan sirkulasi darah ke otot.
Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh penyakit
tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah satu dari gejala
pada penyakit atau keadaan tersebut. Beberapa penyakit dan kondisi yang juga
merupakan penyebab dari kram otot adalah:
a. Kekurangan mineral, seperti kalium, kalsium, dan magnesium dapat
mengundang kaki kram.
b. Tekanan terhadap saraf, pada tulang belakang bisa membuat kaki terasa
nyeri kram yang bisa memburuk bila semakin lama Anda berjalan.
Berjalan dengan posisi sedikit membungkuk ke depan biasanya dapat
meringankan nyeri.
c. Suplai darah yang tidak memadai, Penyempitan arteri yang mengalirkan
darah ke kaki Anda dapat menimbulkan nyeri, misalnya kram di kaki saat

5
Anda sedang berolahraga. Kram ini biasanya hilang secepatnya setelah
Anda berhenti berolahraga.
d. Dehidrasi, sehingga tubuh kehilangan banyak cairan.
e. Kehamilan,. Kondisi kram sudah biasa terjadi pada ibu hamil, terutama
saat bulan-bulan terakhir kehamilan. Kemungkinan hal ini terjadi oleh
karena kekurangan kalsium dan magnesium.
f. Cedera, atau menggunakan otot secara berlebihan. Terlalu lama duduk,
berdiri lama di atas permukaan yang keras, atau meletakkan kaki pada
posisi yang tidak nyaman selama tidur juga dapat membuat otot kaki
menegang atau kram.
g. Terpapar suhu dingin, khususnya air dingin. Biasanya terjadi setelah
mandi dengan air dingin atau kehujanan.
h. Efek samping dari obat-obatan, seperti pil kontrasepsi, obat antipsikotik,
diuretik, statin, dan steroid.
i. Infeksi, seperti tetanus juga bisa menyebabkan kejang otot dan kram.
j. Penyakit hati, juga bisa mengundang kram pada kaki. Ketika organ hati
tidak bisa bekerja dengan baik, racun di dalam darah akan meningkat dan
bisa membuat otot kram.
k. Kondisi medis, seperti penyakit ginjal, penyakit tiroid, multiple sclerosis,
atau masalah aliran darah (penyakit arteri periferal). (Tortora, 2009)

CARA MENANGANI
Menurut Syarifuddin (2006) Berikut adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menangani kram.
a. Hentikan aktivitas dan lemaskan otot dengan peregangan ringan. Gerakkan
kaki dengan berjalan perlahan-lahan. Hal ini bertujuan mengirimkan sinyal
di dalam tubuh bahwa otot Anda butuh berkontraksi kemudian relaksasi.
b. Pijat pada bagian otot yang menegang.
c. Kompres dengan air panas atau mandi dengan air panas. Namun, cara ini
tidak dianjurkan bagi mereka yang mengidap diabetes, cedera saraf tulang
belakang, atau kondisi lainnya yang tidak memungkinkan Anda merasakan
suhu panas.
d. Minum air putih atau minuman yang mengandung elektrolit secukupnya
untuk menghidrasi tubuh. Cara ini mungkin membutuhkan waktu yang
relatif lebih lama. Namun, hal ini bisa mencegah terjadi kram berikutnya.
e. Ganjal ujung kaki dengan bantal saat tidur untuk mencegah kram.
f. Konsumsi makanan kaya magnesium seperti kacang-kacangan dan biji-
bijian bila Anda sering mengalami kram kaki yang tidak terkait dengan
kondisi kesehatan lainnya. Namun, untuk ibu hamil dianjurkan

6
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu bila ingin mengonsumsi
suplemen magnesium.
g. Gunakan obat-obatan pereda sakit, seperti ibuprofen atau gel penghilang
nyeri sesuai petunjuk penggunaan.

MEKANISME
Price (2005) menguraikan bahwa rangsang berulang yang diberikan
sebelum masa relaksasi akan menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen
kontraktil, dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Fenomena
ini dikenal sebagai penjumlahan kontraksi. Tegangan yang terbentuk selama
penjumlahan kontraksi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi selama
kontraksi kedutan otot tunggal. Dengan rangsangan berulang yang cepat,
penggiatan mekanisme kontraktil terjadi berulang-ulang sebelum sampai pada
masa relaksasi. Masing-masing respon tersebut bergabung menjadi satu kontraksi
yang berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau kontraksi otot yang
berlebihan (kram otot).
Menurut pearce (2012) setiap pulsa kalsium berlangsung sekitar 1/20 detik
dan menghasilkan apa yang disebut sebagai kedutan otot tunggal. Penjumlahan
terjadi apabila kalsium dipertahankan dalam kompartemen intrasel oleh
rangsangan saraf berulang pada otot. Penjumlahan berarti masing-masing kedutan
menyebabkan penguatan kontraksi. Apabila stimulasi diperpanjang, maka
kedutan-kedutan individual akan menyatu sampai kekuatan kontraksi maksimum.
Pada titik ini, terjadi kram otot sampai dengan tetani yang ditandai oleh kontraksi
mulus berkepanjangan.
Menurut sloane (2004) satu potensial aksi tunggal menyebabkan satu
kontraksi singkat yang kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini
disebut kontraksi kedutan otot. Potensial aksi dan konstraksi diplot pada skala
waktu yang sama. Kontraksi timbul kira-kira 2 mdet setelah dimulainya
depolarisasi membran, sebelum masa repolarisasi potensial aksi selesai. Lamanya
kontraksi kedutan beragam, sesuai dengan jenis otot yang dirangsang.

7
DAFTAR PUSAKA

Dorland, 2010, Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31, Jakarta: EGC.


Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn C., 2012, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Price, Anderson Silvia., Wilson, Lorraine McCarty., 2005, Patofisiologi-Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC
Sloane et all. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.
Twelfth Edition. Asia: Wiley

Anda mungkin juga menyukai