Anda di halaman 1dari 5

CHEST THERAPY

(Breathing Exercise)

2. Segmental Costal Breathing


Latian ini dilakukan pada akhir ekspirasi atau awal
inspirasi diberikan stimulasi pada segmen thorax yang
tidak dapat mengembang dengan baik karena suatu
gangguan. Cra melakukan latihan ini yaitu pasien
diminta tidur terlentang, kemudian terapis menekan
segmen sesaat yang mengalami gangguan dan pasien
diminta untuk inspirasi.

Breathing Exercise ada 5 jenis :


1. Breathing Control
Ketika inspirasi, pasien diminta menghirup napas
dalam, dan melepaskannya tanpa ada dorongan. Latian
ini biasanya digunakan pada pasien yang mengalami
gangguan paru-paru ( sedang mengalami sesak napas ).
Untuk melakukan Breathing Control, pasien diposisikan
pada keadaan yang paling nyaman, misalnya dengan
posisi setengah duduk. Hal ini ditujukan supaya thorax
longgar dan tidak mengalami penekanan. Selain itu,
latihan ini bertujuan untuk mengontrol pola napas,
mencegah terjadinya kepayahan pada otot pernapasan
dan jantung.

3. Purse Lip Breathing


Latihan ini dilakukan dengan cara inspirasi maksimal
dan pada ekspirasi dilakukan dengan bibir mecucu. Hal
ini dilakukan untuk menahan udara didalam rongga
mulut sehingga oksigen masih ada yang tertampung
dalam cavum thorax. Purse Lip Breating ini biasa
dilakukan pada pasien yang mengalami PPOK sehingga
thorax tidak dapat mengembang dengan sempurna.

4. Deep Breathing
Pada latihan ini pasien diminta melakukan inspirasi
panjang lewat hidung, kemudian ekspirasi panjang
melalui mulut. Deep Breathing ini dilakukan pada
pasien yang sudah mulai membaik keadaannya. Tujuan
latihan pernapasan ini adalah supaya pasien memahami
cara bernapas dengan baik, yaitu ketika oksigen
terhirup maka diafragma akan terangkat sehingga
rongga dada dapat mengembang baik.
Latihan Deep Brathing ini dapat dikombinasikan
dengan beberapa gerakan :
a. Gerakan Shoulder
Pasien diminta untuk mengangkat kedua tangannya
sambil menarik napas panjang kemudian turunkan
tangan sambil hembuskan napas.

b. Clapping
Terapis menepul-nepuk segmen dada dimana
sputum melekat pada saat pasien melakukan
ekspirasi panjang. Hal ini dilakukan untuk
membantu melepaskan sputum dari tempat
perlekatannya.

c. Shaking
Terapis menggoncangkan kasar pada bagian bawah
iga pasien untuk membantu melepaskan sputum.

d. Vibrasi
Pada saat ekspirasi, terapis menggoncangkan thorax
pasien dengan halus. Hal ini terkadang sulit
dilakukan sehingga sekarang lebih banyak
menggunakan alat Bantu berupa vibrator.

e. Tapping

5. Sustained Maximal Inspiration


Pada latian ini pasien diminta untuk menghirup napas
maksimal dan pada akhir inspirasi udara ditahan dalam
rongga dada sebentar kemudian dilepaskan. Setiap
orang mampu menahan napas dalam jangka waktu yang
berbeda-beda sehingga tidak terdapat patokan tertentu.
2. Haffing Exercise
Latihan ini dilakukan dengan mengadkan inspirasi
setengah (tidak maksimal ) kemudian ekspirasi
dengan dipaksakan. Hal ini bertujuan merangsang
batuk setelah ekspirasi yamg dipaksakan.

Ada beberapa teknik untuk merangsang pasien


mengeluarkan sputum dengan batuk, antara lain :
1. Pasien diminta untuk meanrik napas panjang dan
menahannya sekitar 2-3 hitungan kemudian disuruh
batuk dua kali. Tujuan dari dua kali batuk dalam
satu periode ini adlah untuk melepaskan sputum
dari tempat melekatnya dan mengeluarkan sputum.
Jika sputum belum juga dapat dikeluarkan, pasien
diminta istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga,
karena dalam pengeluaran sputum yang baik
diperlukan energi untuk melakukan inspirasi
panjang dan batuk.

3. Postural Drainase
Yang perlu diperhatikan pada Postural Drainase ini
adlah letak sputum harus diposisikan berlawanan
dengan gravitasi bumi ( diletakkan pada posisi lebih
tinggi ). Misalnya letak sputum terdapat pada lobus
kanan, depan, atas sehingga pasien diposisikan
dengan setengah duduk sambil badan miring ke kiri.

2.

Anda mungkin juga menyukai