• PMK no 79 th 2014
Status fungsional
FILOSOFI KFR
Cakupan layanan Rehab Medik
Geriatric Adult
Etiologi Endogen, tersembunyi, Exogen, jelas,
multiple, sering sisa penyakit spesifik, single, baru
lama terjadi
Awitan Insidius, asimptomatic Jelas
penyakit
Perjalanan Kronik progresif (kecacatan Acut, Self limiting,
penyakit lama sebelum mati), aspek timbul kekebalan
psikososial, tidak timbul
kekebalan, bahkan lebih rentan
penyakit lain
Variasi Besar Kecil
Individu
13
PASIEN DEWASA
PHISIC PSICIS
STATUS FUNCTIONAL
SOCIAL
14
SCHEMATIC DIFFERENT OF ADULT & ELDERLY PATIENT
Social-economic
environment
SIGN/SYMPTOME
DISEASE
IMPAIRMENT OF ANATOMIC &
15
FUNCTION
SINDROM GERIATRI
Masalah kesehatan yang sering dijumpai baik mengenai fisik ataupun psikis pasien usia lanjut
1. Instability
2. Impairment of hearing, vision, smell
3. Intelektual impairment, confusion
4. insomnia
5. Immobility
6. Isolation
7. Inanition
8. Iatrogenic disorder
9. Immuno-deficiency
10. Infection
11. Incontinence
12. Impaction
13. Impotence
14. Fall
Diabetes
Traumatic
Brain
PPOK
Injury &
SCI
Kanker Jatuh
Penyakit
atau
kondisi
yang
paling
umum
Demensia Nyeri
Osteopo-
Parkinson
rosis
Osteoartritis
Evaluasi pasien Geriatri
• Pada dasarnya sama seperti orang muda
• Ditanyakan tentang ADL, bowel dan bladder, pernah jatuh atau tidak, ada
Anamnesa penurunan penglihatan, pendengaran, gangguan tidur karena apa, faktor
pemicu dan faktor yang meringankan rasa sakit, gizinya ,obat-obatan yang
dikonsumsi
• standar
• Psikiatri
Pemeriksaan • Keseimbangan
Fisik • Uji kognitif → Pemeriksaan Mini Mental Status
• ROM ekstremitas, leher, bahu
• Deformitas kaki
Pemeriksaan • Laboratorium
Penunjang • Radiologi
• Medikamentosa
Terapi • Rehabilitasi Medik
Prinsip Pelaksanaan Program Rehabilitasi
Mengupayakan agar
Penanganan Memperhatikan dan
lingkungan disesuaikan
berdasarkan penyakit meningkatkan motivasi
dengan “handicap”
yang mendasari dan faktor psikologik
yang terjadi
Menghindari
Menekankan pada Memberikan dorongan
disabilitas sekunder
kemandirian untuk mobilisasi dan
dan komplikasi
fungsional bukan immobilisasi.
immobilitas
Mencegah isolasi
Melihat kenyataan dalam sosial.
Menangani disabilitas kehidupan sehari-hari
primer dengan tujuan secara Mencegah
individual berkurangnya
rangsang sensorik.
Fungsional Assessment Instrument
Indeks Katz
E F
C D G
mandiri,
A B mandiri, mandiri,
mandiri, kecuali tergantung
kecuali kecuali
mandiri 6 bathing,
mandiri 5 kecuali bathing, pada orang
bathing, dressing,
aktivitas aktivitas bathing & 1 dressing,
toileting, lain untuk 6
dressing & toileting & 1
fgs lain transfering & aktivitas
1 fgs lain fgs lain
1 fungsi lain
• The Katz Index of ADL : indeks kemandirian ADL
yang dikembangkan untuk mempelajari hasil
pengobatan dan prognosis pada orang tua dan sakit
kronis.
20 : Mandiri
12-19: Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan sedang
0-4 : Ketergantungan total
SKOR NORTON
Fisioterapi
Ortotik- Psikologi
-Stretching exercise,
Okupasi Terapi Prostetik Sosial
strengthening exercise, -memberikan
endurance exercise
Medik
dukungan mental
-Biofeedback -latihan peningkatan -Resting splint -evaluasi kepada penderita
dan keluarga
-Modalitas : terapi panas ADL / kemandirian atau functional geografis rumah
penderita
(superficial atau dalam), splint dan lingkungan
terapi dingin, TENS, Laser penderita
-Alat bantu -
ambulasi
DECONDITIONING SINDROME
SINDROM DEKONDISI
• Adalah kumpulan gejala akibat menurunnya
kapasitas fungsional dari sistem multiorgan tubuh,
yang diawali oleh sistem muskuloskeletal dalam
bentuk inaktivitas/ imobilitas yang berkepanjangan
dan memberi dampak buruk terhadap sistem
kardiovaskuler, respirasi, kulit, gastrointestinal,
genito urinaria, metabolik dan endokrin, nutrisi,
neurologi, emosi dan intelektual
IMOBILISASI
Suatu keterbatasan fisik dalam melakukan gerakan yang
melibatkan segmen tubuh tertentu atau seluruh tubuh
Common causes:
Trauma dan gangguan muskuloskeletal
Penggunaan gips, body jacket dan splint
Penyakit berat tirah baring
Posisi duduk lama penggunaan kursi roda
IMOBILISASI
(akibat prolonged bed rest)
CLINICAL ENTITY
DECONDITIONING
Penurunan fungsi seluruh sistem organ
A. KONTRAKTUR
B. KELEMAHAN DAN
ATROFI OTOT
C. DISUSE
OSTEOPOROSIS
A. KONTRAKTUR
adalah ketidakmampuan untuk melakukan gerak sendi aktif dan pasif secara
maksimal akibat keterbatasan persendian, soft tissue atau otot
Kekuatan Kekuatan
otot otot
Total menurun menurun
inactivity (10-20%) per hingga 50%
minggu/1-3% dalam 3-5
per hari minggu
PENCEGAHAN
General exercise
PENATALAKSANAAN :
Hipotensi Ortostatik 1. Mobilisasi dini
ketidakmampuan 2. Latihan isotonik-isometrik
sistem sirkulasi tungkai bawah
untuk 3. Kursi roda khusus
4. Tilt-table
mengkompensasi 5. Ace bandage wraps, stoking
perubahan posisi elastik panjang, abdominal
pasien dari binders
berbaring ke 6. Agent simpatomimetik
berdiri 7. Mineralokortikoid
8. Asupan garam dan air adekuat
B. Perubahan pada jantung
Peningkatan
frekuensi
jantung
Penurunan MOBILISASI DINI
stroke
volume
C. Perubahan pada keseimbangan
cairan tubuh
- Perpindahan
Volume
cairan plasma, PENATALAKSANAAN:
extravaskuler ke mineral & Latihan isotonik
protein cegah
sirkulasi lambat dalam penurunan
- Diuresis plasma volume plasma
menurun
kompensatori
D. Venous thromboembolism
• Terjadi akibat :
1. Venous stasis
2. Viskositas darah yang meningkat
3. Hiperkoagulabilitas
• Pencegahan:
1. Gerak aktif
2. Mobilisasi dini
3. Elastic wraps (ace bandage)
4. Heparin
PERUBAHAN SISTEM RESPIRASI
Penurunan
kekuatan &
atrofi otot Restriksi
interkostal, Hipoksia,
diafragma, mekanis Nafas
abdomen , pernapasan,
penurunan inspirasi max cepat &
ROM sendi
costovertebral menurun dangkal
&
costochondral
Pencegahan
Perubahan
Mobilisasi
posisi yang
dini
sering
Latihan Higiene
otot-otot paru
dada adekuat
PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
• Nafsu makan menurun
• Sekresi lambung menurun
• Atrofi mukosa & kelenjar usus
• Kecepatan absorbsi usus menurun
• Distaste makanan kaya protein
• Konstipasi
• Keinginan defekasi ber <<<
Konstipasi
• Laksatif
Tata laksana • Enema
• Ekstraksi manual
• Bedah
• Mobilisasi dini
• Posisioning/ setengah duduk
Pencegahan • Asupan cairan cukup
• Diet tinggi serat
• Hindari obat gol. narkotik
memperlambat peristaltik usus
PERUBAHAN UROGENITALIA
Meliputi:
Diuresis dan ekskresi mineral
Batu saluran kencing >> (akibat stagnasi
urin)
Infeksi saluran kencing
Pencegahan dan tata laksana
Pencegahan
• Asupan cairan adekuat
• Posisi berdiri saat BAK
• Hindari kontaminasi VU Saat pasang kateter
Edukasi : Psikologi
-exercise teratur Okupasi Ortotik-
Terapi Prostetik Sosial • dukungan
-selalu siapkan Fisioterapi Terapi Medik
karbohidrat siap mental
pakai -Exercise : aerobic Wicara untuk
-Tidak boleh low impact, -Latihan pasien
berjalan tanpa alas endurance peningkatan - AFO
evaluasi dan
kaki exercise sensibilitas
eksterimitas
-Patella -latihan geografis keluarga
-periksa kaki setiap -elektrostimulasi
hari atas dan tendon menelan rumah
-Senam Diabetes bawah bearing
-selalu menjaga penderita
kaki dalam ortosis
keadaan bersih
Bentuk Infeksi Kaki DM
Senam Kaki Diabetes 10 X repetisi
89
Senam Kaki Diabetes
1. Jika dalam posisi duduk, posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dgn
kaki menyentuh lantai
2. Letakkan tumit dilantai, jari2 kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3. Letakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan
kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak
10 kali.
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
90
6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi
sebanyak 10 kali.
7. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang
10.Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian.
91
RINGKASAN
• Penuaan, merupakan bagian integral dari hidup, biasanya disertai dengan
perubahan fisiologis bertahap tetapi progresif dan peningkatan prevalensi
penyakit akut dan kronis.
• peran serta dan dukungan dari keluarga dalam pengelolaan kesehatan dan
pemulihan pada lansia.