INDEKS BARTHEL
Indeks Barthel diperkenalkan oleh Mahoney dan Barthel tahun 1965 untuk memeriksa status
fungsional dan kemampuan pergerakan otot/ekstremitas pada pasien penderita penyakit kronik
di rumah sakit Maryland. Wade tahun 1992, mempergunakan indeks barthel ini untuk
mengevaluasi keterbatasan/ketidakmampuan melakukan aktivitas tertentu saat pasien akan
keluar dari rumah sakit. Indeks ini direkomendasikan sebagai salah satu instrumen yang sering
dipakai untuk menilai keterbatasan kegiatan keseharian kehidupan.
Keunggulan indeks barthel ini mempunyai reliabilitas dan validitas yang tinggi, mudah dan
cukup sensitif untuk mengukur perubahan fungsi serta keberhasilan rehabilita s i.
Kelemahannya, indeks ini tidak merupakan skala ordinat dan tiap penilaiannya tidak
menunjukkan berat atau ringannya fungsi kehidupan keseharariannya.
Ada dua versi, yaitu versi Wade dan Collin (!(1988) memuat 10 penilaian dengan total nilai
antara 0 (total ketergantungan) sampai 100 (normal) dan versi Granger, 1982 memuat 15
penilaian dengan nilai antara 0 – 100. Yang banyak dipakai karena cukup sederhana adalah
versi Wade dan Collin.
Penilaian Barthel meliputi hal hal aktivitas dasar perorangan dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu:
1. Buang Air Besar (bowel control)
10 tidak bermasalah (no accidents). Bila perlu memakai obat pencahar
5 kadang kala bermasalah (occasional accidents) atau selalu membutuhkan obat
pencahar
0 penampilan buruk, tergantung bantuan orang lain (inferior performance)
2. Buang Air Kecil (bladder control)
10 tidak bermasalah (no accidents). Dapat membersihkan alat bantu bila
diperlukan secara mandiri.
5 kadang bermasalah (occasional accidents) atau membutuhkan bantuan orang
lain untuk membersihkan alat bantu
0 penampilan buruk, tergantung bantuan orang lain (inferior performance)
Stroke (”Brain attack”) merupakan suatu istilah klinis dari gangguan fungsi otak yang
terjadi mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menyebabkan kematian dan
tidak ada penyebab lain selain vaskular. Secara patologi, stroke dibedakan menjadi
Kasus 1
Seorang perempuan umur 43 tahun, ibu rumah tangga, mempunyai dua orang anak, datang di
poliklinik saraf dengan keluhan tidak bisa bicara dan lengan kanan tidak bisa digerakkan.
Sepuluh jam sebelum datang ke rumah sakit, saat keluar dari kamar mandi, tiba tiba pasien
kesulitan mengenakan baju (lengan kanan terasa lemah dan berat saat diangkat) dan bicara
menjadi tidak jelas. Pasien masih dapat berjalan dengan dipapah. Pasien tidak pernah menderita
sakit sebelumnya kecuali kadang kadang mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri dan sesak
disertai jantung berdebar terutama bila kelelahan. Pasien minum obat oral kontrasepsi sejak
usia 30 tahun tetapi telah berhenti sejak 5 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah kanan dan kiri 120/80 mmHg, freukensi nadi
80x/menit, irreguler dan isi cukup, frekuensi nafas 16x/menit dan suhu aksila 37º C. Tekanan
jugular tidak meningkat (5-2cmH2O), tidak terdengar bruit karotis, oftalmika maupun temporal
pada kedua sisi. Pada auskultasi paru, tidak terdapat ronki maupun mengi dan pada jantung
terdengar bunyi jantung I-II irreguler dan terdenger murmur diastolik. Pada perkusi, tidak ada
pembesaran jantung. Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan pasien sadar, GCS : E4M6V
afasia, paresis nervus VII dan XII sentral kanan, hemiparesis kanan kekuatan ekstremitas atas
dan bawah 3/3/3/3 dan 4/4/4/4, hemihipestesi kanan, refleks fisiologis normal dan rekleks
patologis (Babinsky) negatif. Fungsi otonom baik, fungsi luhur terdapat afasia motorik dan
NIHSS saat masuk 9.
1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Ekhokardiograpi (EKG)
Pemeriksaan TCD/Carotid Duplex Sonography (CDS)
Pemeriksaan MRI / MRA
Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
emergensi di UGD dan Ruang Rawat serta kerjasama / konsultasi dengan departemen
terkait sesuai dengan kasusnya
8). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
* Neurorehabilitasi
* Evaluasi Neurobehavior
* Prevensi sekunder
* Cara dan Hasil pemeriksaan Barthel indeks dan Modified Rankin Scale serta
* Pengetahuan apa saja yang akan diberikan dalam kegiatan Komunikasi Informasi
Kasus 2
Seorang pria berusia 41 tahun, datang di unit gawat darurat dengan keluhan kejang yang
diawali pada lengan kanan dan berlanjut ke seluruh tubuh. Saat kejang pasien tidak sadarkan
diri dan lama kejang sekitar lima menit. Setelah berhenti, pasien tertidur dan mengompol. Saat
terbangun, pasien menjadi sulit berbicara tapi masih memahami pembicaraan. Anggota gerak
atas dan bawah pada sisi kanan pasien menjadi sulit untuk digerakkan serta mengala mi
kesulitan untuk menghitung. Riwayat stroke 6 bulan yang lalu, kelemahan yang terjadi pada
saat itu pada anggota gerak sisi kanan, tidak bisa berbicara namun setelah 1 bulan keadaan
pasien kembali normal.Riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, pasien berobat tidak
teratur, riwayat diabetes melitus dan jantung disangkal
Pemeriksaan fisik yang didapat saat masuk rumah sakit adalah, kesadaran apatis, tekanan darah
kanan dan kiri 220/110 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, reguler, isi cukup, frekuensi nafas
16x/menit, suhu 37º C, palpitasi jantung ada pembesaran jantung, auskultasi jantung, normal.
Pemeriksaan paru normal. Dari pemeriksaan status neurologis E4M6Vdisfasia, paresis N.VII
dan XII sentral kanan, gaze palsy kanan, hemiparesis kanan, refleks fisiologis normal, refleks
patologis (Babinsky) negatif. Fungsi otonom normal dan fungsi luhur, kesan disfasia.
Pertanyaan untuk belajar mandiri dari kasus 2
1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
Ekhokardiograpi (EKG)
Pemeriksaan Trans Cranial Doppler (TCD)/Carotid Duplex Sonography (CDS)
Pemeriksaan MRI / MRA
Pemeriksaan TEE dan TTE
4). Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan?
emergensi di UGD dan Ruang Rawat serta kerjasama / konsultasi dengan departemen
8). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
* Neurorehabilitasi
* Evaluasi Neurobehavior
* Prevensi sekunder
* Cara dan Hasil pemeriksaan Barthel indeks dan Modified Rankin Scale serta
* Pengetahuan apa saja yang akan diberikan dalam kegiatan Komunikasi Informasi
Kasus 3
Seorang pria berusia 57 tahun, datang di rumah sakit dengan keluhan secara tiba-tiba saat
bangun pagi tidak bisa bicara tetapi masih mengerti isi pembicaraan dan terdapat kelemahan
anggota gerak sebelah kanan. Kelemahan pada tangan kanan dirasakan lebih berat dari pada
kaki kanan. Pada saat kejadian, pasien tidak mengeluh ada sakit kepala maupun muntah. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, kencing manis sejak 10 tahun yang lalu
dan sakit jantung sejak 2 tahun yang lalu. Pasien selalu taat berobat dan mengaku minum obat
secara teratur.Riwayat nyeri dada sejak 7 tahun yang lalu, dianjurkan minum obat jika terjadi
serangan.
Hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut; Kesadaran komposmentis, Tekanan darah
kanan 150 / 90 mmHg, kiri 140/90 mmHg, Frekuensi nadi 90 x / menit, Suhu 36,7 C, Respirasi
20 X/menit - regular, Jantung : batas jantung membesar, BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-),
Paru : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-, Mata : konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
Abdomen lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-), bising usus (+), Ekstremitas akral
hangat dan tidak ada edema
Status neurologik yang didapatkan adalah sebagai berikut; Kesadaran kompos mentis, Glasgow
Coma Scale E 4 – V afasia motorik – M 6, Status fungsi kortikal luhur : afasia motorik, Tanda
rangsangan meningeal negatif, Pupil isokor, reflek cahaya langsung dan tak langsung (+)/
(+)normal, Nervi kraniales: Paresis N. VII kanan sentral dan N. XII kanan sentral, Motorik:
hemiparesis kanan dengan kekuatan ekstremitas atas 2/2/2/2 dan ekstremitas bawah 3/3/3/3,
Sensorik : hemihipestesi dekstra, Refleks fisiologik kanan ++ meningkat dan kiri + normal,
Refleks patologik Babinski kanan (+) dan kiri (-), Klonus kanan dan kiri (-) /(-), Saraf otonom:
bab/bak dan keringat kesan baik
1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
3). Pemeriksaan penunjang apa saja yang perlu dilakukan pada kasus ini ?
Apa indikasinya?
emergensi di UGD dan Ruang Rawat serta kerjasama / konsultasi dengan departemen
8). Monitoring – evaluasi harian (Follow up yang ditekankan pada pemecahan masalah
* Neurorehabilitasi
* Evaluasi Neurobehavior
* Prevensi sekunder
* Cara dan Hasil pemeriksaan Barthel indeks dan Modified Rankin Scale serta
* Pengetahuan apa saja yang akan diberikan dalam kegiatan Komunikasi Informasi
Kasus 4
Seorang pria berusia 35 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan sakit kepala hebat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak berkurang meskipun telah minum obat sakit
kepala yang dibeli dari warung, sehingga pasien membenturkan kepalanya ke dinding. Sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit, kondisi pasien memburuk, dan pasien menjadi gelisah,
memberontak, seluruh badan pasien kaku. Pasien belum pernah mengalami sakit kepala seperti
ini, tidak ditemukan riwayat demam dan trauma. Tidak ada riwayat diabetes melitus atau nyeri
dada.
Hasil pemeriksaan fisik adalah : Keadaan umum: gelisah, Tekanan darah kanan 110 / 80
mmHg dan kiri 120 / 80 mm Hg, Frekuensi nadi 92 x / menit, Suhu 37.3 º C, Respirasi 20
X/menit, regular, Jantung : BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-), Paru : vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-, Mata : konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, Abdomen lemas, hepar dan
lien tak teraba, nyeri tekan (-), bising usus (+), Ekstremitas akral hangat dan tidak ada edema.
Status neurologik: Glasgow Coma Scale E 3–M6- V 4 = 13, Tanda rangsangan meningea l:
kaku kuduk (+), Brudzinski I (+), Pupil isokor, reflek cahaya langsung dan tak langsung (+)/
(+)normal, FODS: papil batas tegas,cupping (+), aa/vv 2 :3, perdarahan (-),eksudat (-), Nervi
kranialis: tidak ada tanda paresis, Motorik: tidak ada tanda paresis dengan kekuatan ekstremitas
atas 5/5/5/5 dan kekuatan ekstremitas bawah 5/5/5/5, Sensorik : kesan dalam batas normal,
Refleks fisiologik kanan + normal dan kiri + normal, Refleks patologik Babinski kanan (-)
dan kiri (-), Klonus kanan dan kiri (-) / (-), Saraf otonom: bab/bak dan keringat kesan baik.
1). Faktor risiko apa yang didapatkan pada kasus ini? Gejala dan tanda klinis yang
didapatkan?
3). Apakah diperlukan pemeriksaan pemeriksaan seperti tersebut dibawah ini untuk
Rawat
7). Perlukah dilakukan monitoring hal hal dibawah ini ?, berapa lama dan apa tindakan
* Cara penilaian Barthel indeks, Modified Rankin Scale dan berapa lama harus
* Pengetahuan apa saja yang diberikan pada KIE pasien dan keluarga (?), Apakah ada
gunanya (?)