STASE NEUROMUSKULER
RSUP SANGLAH DENPASAR
A. Definisi Stroke
Stroke secara klasik ditandai sebagai defisit neurologis yang disebabkan oleh
cedera fokus akut pada sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk
infark serebral, perdarahan intraserebral (ICH), dan perdarahan subaraknoid (SAH),
dan merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Terlepas
dari dampak globalnya, istilah "stroke" tidak secara konsisten didefinisikan dalam
praktik klinis, dalam penelitian klinis, atau dalam penilaian kesehatan masyarakat.
Kemajuan dalam ilmu dasar, neuropatologi, dan neuroimaging telah meningkatkan
pemahaman tentang iskemia, infark, dan perdarahan pada SSP (Sacco et al, 2013)
B. Epidemiologi
Stroke, suatu kondisi yang sangat lazim, menimbulkan banyak kerugian
masyarakat yang merupakan penyebab utama kecacatan kronis, penyebab demensia
kedua, dan penyebab kematian keempat di Amerika Serikat (AS). Dampak stroke di
seluruh dunia tampaknya bahkan lebih jelas daripada di AS, tetapi perkiraan
keseluruhan sangat bervariasi dan mungkin tidak selalu dapat diandalkan secara
konsisten. Di AS, prevalensi stroke adalah sekitar 3% dari populasi orang dewasa,
yang diterjemahkan menjadi sekitar 7 juta orang.
Sekitar 800.000 stroke primer (pertama kali) atau sekunder (berulang) terjadi
setiap tahun di AS dengan mayoritas menjadi stroke primer. (sekitar 600.000). Dari
stroke ini, sekitar 87% adalah infark iskemik, 10% adalah perdarahan primer, dan 3%
adalah perdarahan subaraknoid. Perkiraan seluruh dunia menunjukkan bahwa
perdarahan primer merupakan persentase lebih tinggi dari semua stroke, mulai dari
10% hingga 25%.
Insiden stroke meningkat dengan cepat seiring bertambahnya usia, dua kali
lipat untuk setiap dekade setelah usia 55 tahun. Di antara orang dewasa yang berusia
35 hingga 44 tahun, insiden stroke adalah 30 hingga 120 dari 100.000 per tahun, dan
untuk mereka yang berusia 65 hingga 74 tahun, insidennya adalah 670 hingga 970 dari
100.000 per tahun. Stroke memang terjadi pada anak-anak, tetapi kejadian
dibandingkan dengan orang dewasa secara substansial lebih rendah (yaitu, sekitar 1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
hingga 2,5 dari 100.000 per tahun), dan sekitar 50 hingga 75% stroke di kalangan
anak-anak disebabkan oleh perdarahan. Penyakit sel sabit adalah penyebab paling
umum dari stroke masa kanak-kanak, dengan insiden tertinggi antara usia 2 hingga 5
tahun (Ovbiagele, Bruce and Nguyen Huynh, Mai.N, 2011)
C. Etiologi Stroke
Terdapat dua penyebab pada stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik
(bentuk paling umum) disebabkan oleh penurunan tajam dalam aliran darah ke area
otak, yang dapat menyebabkan :
a. Bekuan, yang terbentuk di bagian tubuh lainnya (misalnya, dekat leher) dan
blok aliran darah di pembuluh darah memasok otak (emboli);
b. Bekuan, yang terbentuk di arteri yang membawa darah ke otak (trombus);
c. Angiorrhexis, memasok darah ke otak (diseksi arteri).
Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah yang mengarah ke pembuluh
darah dalam otak. Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi, adalah :
1. Perdarahan intraserebral primer (hipertensi)
2. Trauma
3. Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastic, gangguan fungsi hati,
komplikasi obat trombolik atau anti koagulan, hipofibrinogenemia, dan
hemophilia
4. Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak
5. Aneurisma Berry, biasanya defek konginetal
6. Aneurisma fusiformis dari atherosclerosis.
7. Aneurisma myocotik, dari vaskulitis nekrose dan emboli septis;
8. Malformasi Arteriovenous adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk
abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri sehingga
darah arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan
menimbulkan perdarahan otak; dan
9. Ruptur Arteriol Serebral akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
D. Gejala Stroke
Stroke hemoragik memiliki spektrum yang luas dari manifestasi klinis, melalui
sakit kepala onset akut, muntah, dan peningkatan tekanan darah yang parah adalah
tanda dan gejala yang paling umum yang mengarah pada tanda neurologis lokal,
berkembang dalam beberapa menit. Meskipun, tanda dan gejala ini tidak spesifik
untuk semua jenis stroke. Ada tiga etiologi utama yang dijelaskan untuk stroke
iskemik termasuk hiposfusi, emboli, dan trombosis, yang merupakan alasan paling
umum. Tanda dan gejala pada pasien ini dapat secara bertahap progresif dan dapat
berkembang selama beberapa jam dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Berbagai
manifestasi dapat hadir sebagai akibat dari stroke iskemik, termasuk paresis, ataksia,
kelumpuhan, muntah, dan pandangan mata, namun tempat terjadinya tanda-tanda ini
tergantung pada area otak yang sedang dipelihara oleh pembuluh darah yang
menderita (Haghighi et al, 2017).
F. PENCEGAHAN
yang digunakan pada suatu populasi, komunitas, atau tingkat individu. Dalam
beberapa kasus, bagaimanapun, seperti dengan penggunaan antiplatelet, tujuannya
mungkin untuk menggunakan intervensi yang diketahui mengurangi risiko stroke
iskemik di antara mereka yang dianggap berisiko tinggi, daripada sebagai pengobatan
untuk faktor risiko tertentu. Ada 3 tingkat pencegahan stroke yang luas: (1)
pencegahan primordial adalah yang paling digeneralisasikan dan secara luas berkaitan
dengan tindakan hidup sehat yang, ketika diterapkan pada tingkat kelompok, bertujuan
untuk mengurangi insiden populasi faktor-faktor risiko stroke fisiologis; (2)
pencegahan primer, yang bertujuan untuk meningkatkan profil faktor risiko individu
yang tidak memiliki riwayat stroke atau transient ischemic attack (TIA) dengan tujuan
mencegah kejadian serebrovaskular pertama; dan (3) pencegahan sekunder, yang
merupakan target terbanyak dan hanya digunakan setelah seseorang mengalami stroke
atau TIA, dengan tujuan mencegah kekambuhan stroke. Contoh pencegahan stroke
primordial termasuk upaya untuk mendorong berhenti merokok, diet sehat,
peningkatan aktivitas fisik, dan pengendalian berat badan. Target pencegahan stroke
primer dan sekunder spesifik gaya hidup seseorang dan faktor risiko stroke medis,
seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Kami akan memfokuskan diskusi ini pada
pencegahan primordial dan primer stroke iskemik (Boehme et al, 2017).
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Ibu NNR
b. Umur : 53 tahun
c. Alamat : Denpasar Selatan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
d. J. Kelamin : Perempuan
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Ruangan : Nagasari
HR RR SpO2 BP (mmHg)
Tanggal GCS
x/menit x/menit (%) Dextra Sinistra
12/3/19 70 18 98 160/90 160/90 E4V5M6
13/3/19 68 20 99 150/90 150/90 E4V5M6
14/3/19 76 20 99 160/90 160/90 E4V5M6
15/3/19 88 20 99 160/100 160/100 E4V5M6
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
12 Maret 2019
Inspeksi statis:
-
Pasien terbaring di bed dengan elevasi bed kurang lebih 300
-
Tidak terdapat oedema.
-
Mulut nampak simetris ketika dalam keadaan diam
-
Tungkai kanan cenderung dalam posisi eksternal rotasi hip
Inspeksi dinamis:
- Pasien dapat menggerakkan anggota gerak atas dan bawah dextra
- Bibir terlihat sedikit mencong ketika tersenyum
- Pasien belum mampu miring kanan dan kiri secara mandiri
- Tampak lateralisasi ke arah kanan
- Pada saat inspirasi dan ekspirasi dada pasien mengembang dan mengempis
secara simetris
Test Spesifik
Analisis Gerakan
Pemeriksaan Terkait
Pemeriksaan Hasil
Core stability - Pasien belum bisa mempertahankan posisi tubuh secara
stabil dan mudah lelah
Balance - Keseimbangan masih terganggu
Reaksi - Tidak terdapat reaksi kompensasi extremitas atas dan
Kompensasi bawah dextra saat digerakkan
Reaksi Asosiasi - Terdapat reaksi asosiasi extremitas atas dan bawah
dextra saat digerakkan
ADL - Belum dapat melakukan ADL secara mandiri, masih
(Activity Daily dibantu secara penuh oleh keluarga dan petugas medis
Living)
Koordinasi: - Pasien belum mampu melakukan tidur miring ke kanan
- posisi tidur maupun ke kiri secara mandiri
terlentang ke - Pasien belum mampu melakukan gerakan tidur ke
posisi tidur duduk secara mandiri
miring
- posisi tidur ke
duduk
Pengukuran
Pengukuran Alat Ukur Hasil
Penilaian Wong 0/10 (tidak nyeri)
KEMENTERIAN
rasa nyeri RISET,
Baker TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
Scale
FAKULTAS
Pemeriksaan Barthel KEDOKTERAN
PENILAIAN SKOR
PROGRAM
Kemampuan Index STUDI FISIOTERAPI
Kontrol BAB 0
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
Fungsional Validity: Kontrol BAK 10
0,94 Perawatan diri 0
Reability: Toileting 0
0,99 Makan 0
(Ohura et Mobilisasi 0
al, 2017) Berjalan 0
Berpakaian 0
Naik turun tangga 0
Mandi 0
TOTAL 10
(KETERGAN
TUNGAN
PENUH)
Tonus otot Asworth Nilai 0 (Tidak ada tahanan)
Scale
Validity:
Reability:
0,847
(Blackburn
et al, 2002)
Kesan Manual Ekstremitas atas
motoris muscle
Regio Gerakan Dextra Sinistra
testing
Shoulde Fleksi 2 5
(MMT)
r Ekstensi NT NT
Abduksi 2 5
Adduksi 2 5
Eksorotasi 2 5
Endorotasi 2 5
Elbow Fleksi 2 5
Ekstensi 2 5
Pronasi 2 5
Supinasi 2 5
Wrist Dorso fleksi 2 5
Palmar fleksi 2 5
Radial 2 5
deviasi
Ulnar 2 5
deviasi
Fingers Fleksi 2 5
Ekstensi 2 5
Ekstremitas bawah
Regio Gerakan Dextra Sinistra
Hip Fleksi 4 5
Ekstensi NT NT
Abduksi 4 5
Adduksi 4 5
Endorotasi NT NT
Eksorotasi NT NT
Knee Fleksi 4 5
Ekstensi 4 5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
Anamnesis
Hipertensi (+) tidak terkontrol
Afaxia motorik
Bibir mencong
Statis:
-
Vital Sign Pasien terbaring di bed dengan elevasi bed kurang
HR: 68x/mnt lebih 300
-
BP: (S) 160/90 mmHg Tidak terdapat oedema.
-
(D) 160/90 mmHg Mulut nampak simetris ketika dalam keadaan diam
-
SPO2: 99% Tungkai kanan cenderung dalam posisi eksternal rotasi
RR: 18x/mnt hip
GCS: E4V5M6 Dinamis:
- Pasien dapat menggerakkan anggota gerak atas dan
bawah dextra
Pemeriksaan fisik Inspeksi statis dan dinamis - Bibir terlihat sedikit mencong ketika tersenyum
- Pasien belum mampu miring kanan dan kiri secara
mandiri
- Tampak lateralisasi ke arah kanan
- Pada saat inspirasi dan ekspirasi dada pasien
PFGD Aktif, Pasif, Isometrik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
DIAGNOSIS
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body structure :
s110 structure of brain
Body function :
b730 muscle power function
b710 mobility of joint function
b715 stability of joint functions
b7320 power muscle of one side of the body
b. Environmental Factor
Fasilitator:
E110 products or substances or personal consumption.
E115 products and technology for personal use in dailiy living.
E310 immediate family.
E580 health services, systems and policies.
Barrier:
E340 personal care provider and personal assistants.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
Diagnosis Fisioterapi
Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak atas dan bawah sisi dextra yang
menyebabkan terjadinya gangguan aktivitas fungsional (keterbatasan dalam duduk,
berdiri, berjalan dan merawat diri) et causa SH (ICH) et causa ruptur
mikroaneurisma
PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Bonam
II. Quo ad function
Dubia ad Bonam
III. Quo ad cosmeticam
Dubia ad bonam
Sanam
PLANNING
I. Jangka Pendek
II. Jangka Panjang
- Meningkatkan kemampuan gerakan ektremitas atas sisi dextra
- Meningkatkan kekuatan dan stabilitas core
- Pasien mampu ambulasi secara mandiri
- Meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah sisi dextra
- Pasien dapat kembali melakukan aktivitas fungsional sehari-hari dengan
- Meningkatkan kemampuan dalam mobilisasi duduk dan berdiri
mandiri.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
Clinical Reasoning
Fasilitas
kesehatan Endotel rusak Mikro Aneurisme
(menipis)
Cardiomegali
Aneurisme rupture shg darah
PD melebar & ke jaringan otak (ICH)
membentuk balon
Penekanan serebri
Flaccid
Speech therapy
Komplikasi Tirah
Baring Gangguan Balance
Konsul TW
INTERVENSI
I. Tabel Intervensi
a. Intervensi pada tanggal 12 s.d 26 Oktober 2018
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based
PNF - Tujuan: 5-8x repetisi Singh, AK,dkk.2018.
Untuk membantu 2-3 set setiap Early PNF Exercises
memberikan stimulasi, variasi gerakan Functional Outcome
fasilitasi, dan aktivasi And Quality In Patients
gerak pada AGA dan With Stroke Of Urban
AGB serta mengajarkan And Rural Area In
pola gerak pada sisi tubuh Uttar Pradesh: A
yang sakit. Prospective Community
- Prosedur: Based
Megajarkan pola gerakan Study.Vol.6(2).639-644.
secara pasif kepada
pasien. Kemudian
instruksikan pasien untuk
menggerakkan ekstrimitas
sesuai dengan pola
gerakan seara aktif
partisipatif. Dapat
ditambahkan
tahanan/beban jika telah
terdapat kekuatan otot
pada ekstrimitas.
Selain itu, dilakukan juga
latihan otot-otot postural,
mobilisasi pelvic, dan
positioning.
Selama latihan, pasien
diminta untuk
memperhatikan setiap
gerakan untuk
menghasilkan gerakan
dengan sedikit usaha dan
kekuatan
Fasilitasi - Tujuan : 5-8x repetisi Koshiro Harayuma, et
latihan Meningkatkan kekuatan all. Effect of Core
Core otot core sebagai Stability Training on
stability persiapan untuk duduk Trunk Function.
aktif Standing Balance, and
- Prosedur : Mobility in Stroke
Tekuk kedua lutut pasien, Patients. A Randomized
letakan kedua tangan Controlled Trial. 2017,
fisioterapis di atas Vol.31(3) 240-249.
pinggang sejajar SIAS
pasien. Instrusikan pasien
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
II. Edukasi
Edukasi
TIMELINE KLINIS
4/3/2019
Pasien masuk RSUP Sanglah karena kelemahan mendadak bagian tubuh sisi kanan
12/3/2019
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-1
PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
-Kelemahan sisi tubuh kanan, terutama mengangkat
Body awareness
tangan dan jari- jari.
Positioning
Inspeksi statis:
Fasilitasi AGA dan AGB posisi
-
Pasien terbaring di bed dengan elevasi bed kurang
tidur
0
lebih 30
Mobilisasi scapula
-
Tidak terdapat oedema.
-
Mulut nampak simetris ketika dalam keadaan diam
-
Tungkai kanan cenderung dalam posisi eksternal
rotasi hip
Inspeksi dinamis:
- Pasien dapat menggerakkan anggota gerak atas dan
bawah dextra
- Bibir terlihat sedikit mencong ketika tersenyum
- Pasien belum mampu miring kanan dan kiri secara
mandiri
- Tampak lateralisasi ke arah kanan
- Pada saat inspirasi dan ekspirasi dada pasien mengembang
dan mengempis secara simetris
Test Pre Post
BP 160/90 160/90 160/90 160/90
(mmHg) dextra sinistra dextra sinistra
SpO2
98 99
(%)
HR
70 75
(x/menit)
RR
18 18
(x/menit)
13/3/2019
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
- Kelemahan sisi tubuh kanan, terutama mengangkat
Body awareness
tangan dan jari- jari.
Positioning
Inspeksi statis:
Fasilitasi AGA dan AGB posisi
-
Pasien terbaring di bed dengan elevasi bed kurang
tidur
0
lebih 30
Mobilisasi pelvic dan scapula
-
Tidak terdapat oedema.
Aktivasi core stability
-
Mulut nampak simetris ketika dalam keadaan diam
Fasilitasi miring kanan dan kiri
-
Tungkai kanan cenderung dalam posisi eksternal
rotasi hip
Inspeksi dinamis:
- Pasien dapat menggerakkan anggota gerak atas dan
bawah dextra
- Bibir terlihat sedikit mencong ketika tersenyum
- Pasien belum mampu miring kanan dan kiri secara
mandiri
- Tampak lateralisasi ke arah kanan
- Pada saat inspirasi dan ekspirasi dada pasien mengembang
dan mengempis secara simetris
Test Pre Post
BP 150/90 150/90 160/90 160/90
(mmHg) dextra sinistra dextra sinistra
SpO2
99 99
(%)
HR
68 70
(x/menit)
RR
20 20
(x/menit)
14/3/2019
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-3
PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
- Kelemahan sisi tubuh kanan, sudah mulai mampu
Body awareness
mengangkat tangan dan jari-jari
Positioning
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
15/3/2019
Pasien mendapatkan tindakan fisioterapi ke-4
PEMERIKSAAN INTERVENSI
KU: Intervensi :
- Kelemahan sisi tubuh kanan, sudah mulai mampu
Body awareness
mengangkat tangan dan jari-jari
Positioning
Inspeksi statis:
Fasilitasi AGA dan AGB posisi
-
Pasien terbaring di bed dengan elevasi bed kurang
tidur
0
lebih 60
Mobilisasi pelvic dan scapula
-
Tidak terdapat oedema.
Aktivasi core stability
-
Mulut nampak simetris ketika dalam keadaan diam
Fasilitasi miring kanan dan kiri
-
Tungkai kanan cenderung dalam posisi eksternal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
DAFTAR PUSTAKA