Oleh :
Preseptor :
PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hip Replacement(THR). Referat ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
Padang.
sebagai preseptor yang telah membantu dalam penulisan referat ini. Penulis
menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca demi
kesempurnaan referat ini. Penulis juga berharap referat ini dapat memberikan dan
lainnya.
Padang, September2017
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
panggul menyerang 7-25% dari orang berkulit putih dengan usia diatas 55 tahun.
hip replacement.1
Total Hip Replacement sudah menjadi satu dari prosedur operasi yang
sukses sejak 50 tahun terakhir dan sudah dilakukan diseluruh dunia dengan teknik
yang sama dan hasil yang memuaskan. Meskipun teknik dan seleksi implan yang
THR.3
1.2 BatasanMasalah
3
1.3 Tujuan Penulisan
Replacement (THR).
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang-tulang panggul terdiri dari atas 3 buah tulang yaitu os kokse (disebut
juga tulang innominata) 2 buah kiri dan kanan, os sakrum, dan os koksigis. Os
kokse merupakan fusi dari os illum, os iskium, dan os pubis. Os pubis terdiri dari
ramus superior ossis dan ramus inferior ossis pubis. Kedua ramus dibatasi oleh
foramen obturatorium. Os sakrum terletak antara tulang illium, dilihat dari atas
tamoak bagian tengah adalah basis yang terbentuk karena hubungan permukaan
panggul. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri,
disebut simfisis. Simfisis terdiri dari atas jaringan fibrokartilago dan ligamentum
5
pubikum superior di bagian atas serta ligamentum pubikum inferior di bagian
Sendi panggul adalah tipe sendi bola dan soket yang memungkinkan
pelvis tempat masuknya caput femur yang berbentuk bola, dan dikelilingi
acetabulum dan kepala femur, dikelilingi oleh jaringan adiposa dan struktur
vaskular.
ligamen bundar.
b. Struktur fibrokartilago
acetabulum dan fovea capitis femoris. Caput femur ditutupi oleh jaringan
e. Sendi sinovial
posterior.
Untuk bagian anterior disusun oleh otot rectus femoris, otot illiacus, otot
psoas, otot pectineus, dan otot sartorius. Untuk bagian medial disusun
oleh otot adductor longus, otot adductor brevis, otot adductor magnus,
dan otot gracilis. Bagian lateral disusun oleh otot gluteus minimus, otot
7
gluteus medius, otot gluteus maximus, dan otot tensor fasciae.
g. Bursa sinovial
h. Struktur neurovaskular
adalah penyakit yang sebabkan nyeri panggul kronis. Penyebab nyeri panggul
usia. Biasa terjadi pada usia 50 tahun keatas dan sering pada
8
individu yang mempunyai riwayat keluarga menderita artritis.
panggul.7
a. Pengertian
Total Hip Replacement (THR) adalah suatu prosedur ortopedi atau bedah
9
tulang yang melibatkan pembedahan dari kepala dan leher proksimal tulang
prosedur ini dibentuk suatu kanal buatan di medulla tulang femur bagian
proksimal, kemudian suatu protesis yang terdiri dari batang dan kepala
fixation.8
usia sehingga tulang menjadi keropos dan mengakibatkan sendi tidak mampu
bergerak sempurna. Pada hip joint normal, femoral head masih memiliki articular
cartilage yang baik, dimana masih mampu mengeluarkan cairan yang melumasi
dan mengurangi efek gesekan pada sambungan sendi. Pada gambar 2.4
memperlihatkan perbedaan dari hip joint pada keadaan normal dengan hip joint
Gambar 2.4
Pada hip joint yang telah terindikasi arthritis, terlihat bahwa articular
10
cartilage pada femoral head telah berkurang. Hal inilah yang menyebabkan
Gambar 2.5
Pada gambar 2.5 diperlihatkan bahwa hip joint yang sudah mengalami
kerusakan dapat diganti dengan menggunakan protesis atau sendi buatan melalui
b. Indikasi
(THR) adalah osteoarthritis berat, yaitu sebesar 70% dari semua kasus. Indikasi
primer dilakukannya THR adalah karena nyeri berat dan terbatasnya aktivitas
diindikasikan pada usia tua lebih dari 60 tahun yang mengalami kerusakan sendi.
11
c. Persiapan
biasanya dihentikan satu minggu sebelum operasi, karena efek obat ini pada
fungsi trombosit dan pembekuan darah. Evaluasi pra operasi lainnya meliputi
untuk fungsi ginjal dan hati, urinalisis, EKG, dan pemeriksaan fisik. Seorang
parah, atau gangguan metabolisme aktif seperti diabetes yang tidak terkontrol
merupakan kontra indikasi THR, sehingga operasi sendi pinggul total harus
ditunda .Jika kondisi pinggul memungkinkan, terdapat program latihan pra operasi
pemulihan.
Pasien yang berencana untuk menjalani penggantian panggul total sering akan
transfusi selama operasi. Jika transfusi darah diperlukan, pasien akan memiliki
acetabular dan femoral. Dalam sistem acetabular terdiri dari komponen acetabular
shell dan acetabular liner , sedangkan pada sistem femoral terdiri dari komponen
12
Acetabular shell adalah bagian terluar dari THR, sebagai metal cup
merangsang tulang agar tumbuh dan merekat pada acetabular shell secara alami,
sebgai penguat asetabulum shell ditanam baut kedalam tulang pelvis secara
permanen.
implant pengganti bonggol tulang femur yang telah dinyatakan secara medis tidak
berfungsi lagi (rusak) oleh karena suatu sebab, baik karena penyakit atau se
lainnya.
replacement yang dihasilkan oleh dalam negeri saat ini. Kombinasi ini telah teruji
metal on metal.
Femoral Stem adalah komponen stem untuk THR yang digunakan untuk
memberikan dudukan pada femoral head yang menggantikan kerja kepala femur
Spesifikasi teknik: alat ini terdiri atas femoral stem bagian atas tengah
dan bawah. Tiga komponen pada femoral stem ini dapat diatur sedemikian rupa
lebih leluasa dibandingkan dengan komponen stem yang utuh, yaitu terdiri atas
femoral head dan stem yang menyatu dalam satu komponen utuh.
13
Gambar 2.6. Komponen THR
Ronsen konvensional merupakan modalitas utama untuk pemeriksaan awal dan follow
Ronsen awal berfungsi sebagai data dasar yang digunakan sebagai referensi
dislokasi atau fraktur dan untuk melihat apakah prostesis berada pada posisi yang tepat
(Gambar 2.6). Posisi yang harus dinilai pada penilaian THR adalah: 10
Panjang Tungkai
Panjang tungkai dapat diukur pada ronsen konvensional pelvis dengan posisi
AP erect. Garis horizontal ditarik melalui titik paling inferior dari acetabulum tear
dari masing-masing hemipelvis (garis B), kemudian tarik garis sejajar melalui titik
di pusat trokanter mayor untuk masing-masing tulang paha (garis C). Perbedaan
jarak dari garis acetabulum tear ke trochanter minor dari setiap tulang paha
14
didefinisikan sebagai deskrepensi.
vertikal antara pusat caput femoris dan garis tuberositas transisial. Jarak ini harus
Pusat rotasi horizontal dinilai dengan mengukur jarak antara pusat caput
femoris dan bayangan tear acetabulum atau landmark medial landmark (garis D).
cup dan sumbu transversal. Inklinasi asetabulum lateral dilihat pada posisi AP
sebagai sudut lateral tepi cup ke garis transisial tuberositas (sudut antara garis E dan
A). Sudut ini berkisar antara 30 sampai 50 . Angulasi yang lebih kecil
menyebabkan pinggul yang stabil namun abduksi yang terbatas, sedangkan angulasi
Anteversi Acetabulum
konvensional lateral sebagai sudut yang terbentuk oleh garis ditarik tangensial ke
permukaan acetabulum dan garis tegak lurus terhadap bidang horizontal. Nilai
pada posisi netral di dalam poros dan memungkinkan sedikit anteversi neck femur.
15
Pada proyeksi AP, batang harus terlihat segaris dengan sumbu longitudinal batang
dan ujungnya harus berada di tengah. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
kegagalan batang femoralis, dengan semen atau tanpa semen, dikaitkan dengan
sudutnya akan berubah sesuai dengan putaran pelvis atau paha. Apabila perlu,
Batang femur prostetik harus secara simetris terletak di dalam cup acetabulum atau
anteversi dan 30-50 dari posisi lateral. Komponen femoralisnya ditempatkan dalam
posisi valgus relatif 5-10 untuk menghindari benturan neck femur, terutama secara
lateral, dan untuk menutupi semua tulang yang diiradiasi prostesis femoralis. Hal ini
THR. Yang harus dinilai pada follow-up penilaian ronsen konvensional adalah
Periprostetik Radiolusen
16
Periprostetik radiolusen bisa terjadi berdekatan dengan komponen
acetabulum dan femoral dan diidentifikasi pada THR dengan atau tanpa komponen
bersebelahan dengan komponen acetabulum dibagi menjadi tiga zona yang sama,
diberi label I, II, dan III dari lateral ke medial pada proyeksi anteroposterior.
Kemudian daerah yang berdekatan dengan batang femur dibagi ke dalam 14 zona.
Empat belas zona tersebut secara konvensional diberi nomor 1 sampai 7 pada posisi
AP dengan tiga nomor pertama dari proksimal ke distal pada aspek lateral batang
femur, zona 4 di ujung femur, dan yang terakhir tiga zona bernomor dari distal ke
proksimal pada aspek medial batang femur. Tujuh zona tambahan diberi nomor pada
proyeksi lateral dari zona 8 pada aspek proksimal anterior batang hingga zona 14
pada aspek proksimal posterior batang. Dalam resurfacing total hip replacement,
ada tiga zona di sekitar pasak nomor dari 1 sampai 3 pada tampilan anteroposterior,
adalah
1) Zona radiolusen tipis, sejajar dengan permukaan antara semen dan komponen,
terutama pada aspek lateral proksimal batang (zona 1). Radiolusen ini dapat
terjadi akibat kontak yang tidak lengkap antara semen dan batang femur pada
17
saat operasi. Temuan ini dianggap normal, namun apabila terdapat pelebaran
Permukaan semen dan tulang kapel yang berdekatan tampak sedikit tidak
3) Pita radiolusen
Pita radiolusen dapat terlihat pada THR dengan atau tanpa komponen semen,
dengan tebal kurang dari 2 mm. Pada THR dengan komponen semen, pita
radiolusen dibatasi oleh garis padat sklerotik, dan berjalan sejajar dengan
tangkai sepanjang permukaan antara semen dan tulang. Pita ini berawal dari
reaksi antara semen dan tulang yang berdekatan, dengan pembentukan membran
fibrosa. Pada THR tanpa komponen semen, pita radiolusen terlihat tipis (< 2
mm) di sekitar permukaan kasar, sering digambarkan dengan baik oleh batas
sklerotik tipis. Adanya pita radiolusen tipis menunjukkan stabilitas yang cukup
dari THR. Apabila pita radiolusen tidak bertambah tebal setelah 2 tahun, maka
Pada THR, hal lainnya yang harus difollow up adalah remodeling bone. Remodelling
1) Atrofi adaptif
Beban dipindahkan melalui sendi prostetis diambil alih oleh implan femoralis
dan disalurkan secara distal ke tulang host. Penurunan beban mekanis dari tulang
adaptif, terkadang disebut sebagai "stress shielding," dan dapat dilihat secara ronsen
konvensional sebagai resorpsi tulang fokal. Atrofi adaptif umumnya terjadi pada
THR tanpa komponen semen dalam acetabulum superomedial dan femur medial
proksimal. Proses umumnya terjadi dalam 2 tahun pertama setelahnya operasi dan
menandakan stabilitas.
Gambar 2.10 THR pada awal pemasangan (kanan) dan atrofi adaptif panah kiri
(kiri)10
2) Sklerosis tulang
tulang. Formasi tulang baru berasal dari permukaan endosteal dan mencapai
prostesis disebut "spot weld." Hal ini terutama terlihat pada sambungan antara
19
permukaan kasar dan halus pada THR tanpa semen. Gambaran spot weld
3) Pedestal Tulang
kelonggaran THR meskipun tidak selalu. Oleh karena itu, disarankan untuk
melakukan evaluasi yang cermat dan tinjauan sekuensial pada ronsen lanjutan.
Reaksi penebalan kortikal dan periosteal terjadi pada distal batang femur
sebagai hasil akhir dari proses stres shielding dan mencerminkan fiksasi batang
yang berhasil.
20
Gambar 2.12 Penebalan Korteks10
Perpindahan Komponen
Selama 2 tahun pertama setelah operasi beberapa jenis prostesis akan menyusut.
THR dengan komponen semen dirancang khusus untuk menyusut menjadi mantel
semen, dan bagian superolateralnya juga akan menyusut sekitar 1 mm hingga sekitar
2 mm. THR tanpa komponen semen mungkin juga menyusut selama awal bulan
pasca operasi. Namun, penyusutan yang progresif lebih dari 2 tahun setelah operasi
dan kegagalan komponen. Karena lusensi abnormal di sekitar prostesis yang disebabkan
oleh infeksi mungkin tampak serupa dengan yang terlihat dengan pelonggaran prostetik
karena itu ronsen konvensional harus dilakukan dari waktu ke waktu secara serial.
kondisi lain seperti dislokasi dan patah tulang periprostetik. Ronsen konvensional sering
kelonggaran prostetis biasanya tidak ada pada pasien dengan infeksi akut, sedangkan
pemeriksaan yang wajib dilakukan pada pasien dengan nyeri akibat prostetis.
2.5.2 Artrografi11
Biasanya, media kontras intra-artikular mengisi dari tepi cup acetabulum ke jalur
antara semen dan tulang dapat mengindikasikan pelonggaran komponen THR. Saat
kontras mengisi bursae atau rongga di sekitar pinggul selama artografi, ketidakteraturan
22
Artrografi dapat diandalkan dalam diagnosis dislokasi, fraktur osseus, dan kegagalan
flouroskopik.
tidak memiliki komponen semen. Selain itu, hasil artografi yang normal tidak
2.5.3Ultrasonografi11
balok ultrasound atau sumbu panjang transduser diposisikan sepanjang sumbu panjang
mengoptimalkan resolusi gambar (<10 MHz); transduser lengkung atau transduser linier
artefak reverberasi posterior. Tulang asli acetabulum dan femur juga akan muncul
minimal di sepanjang komponen leher femur atau tidak ada jaringan sama sekali. Cairan
abnormal akan muncul anechoic atau hypoechoic pada komponen leher femur. Sinovitis
juga dapat muncul hypoechoic namun kondisi ini lebih bervariasi pada echotexture,
dengan kemungkinan aliran pada pencitraan Doppler warna atau daya. Penting untuk
memindai seluruh wilayah pinggul untuk menilai secara memadai kemungkinan adanya
pengumpulan cairan jaringan lunak atau bursae. Selain itu, pencitraan mendalam pada
23
sayatan kulit sangat penting karena pengumpulan cairan sering terjadi di sini. Pada
pasien yang memiliki tubuh besar, resolusi ultrasonografi menurun, dan cairan anechoic
infeksi untuk mengevaluasi abses jaringan lunak dan pengumpulan cairan ekstra
sebelum arthrosentesis fluoroskopik karena terdapat risiko mengenai sendi steril dengan
dari abses jaringan sendi atau jaringan lunak, serta panduan injeksi atau aspirasi bursa.
Injeksi agen anestesi dan steroid yang dipandu ultrasonik jauh di dalam tendon iliopsoas
dapat diselesaikan dalam kasus tendon tendon iliopsoas dari cangkir acetabulum.
Efusi sendi yang signifikan atau pengumpulan cairan ekstra artikular dapat
kemampuan untuk secara dinamis menilai sendi panggul dan struktur yang berdekatan;
Modalitas ini dapat mengevaluasi kondisi bentuk atau simtomatik yang memerlukan
Efusi sendi yang terinfeksi dan steril atau penumpukan cairan jaringan lunak
tidak dapat dibedakan dengan USG, oleh karena itu diperlukan bantuan aspirasi pada
USG. Namun, meskipun begiitu, pengumpulan cairan yang ekstensif dengan jarak
pseudokapsule-ke-tulang > 3,2 mm, terutama jika ia berada di luar area neck femur dan
Kekurangan lainnya pada pasien dengan habitus tubuh yang besar, mungkin sulit
untuk memvisualisasikan atau menyingkirkan efusi sendi kecil. Dalam keadaan ini
24
dibutuhkan aspirasi bersama perkutan bila kecurigaan klinis terhadap infeksi tinggi,
2.5.4 CT Scan11
Scan dapat menunjukkan abses jaringan lunak. Bila ada kekhawatiran infeksi, CT Scan
periprostetik yang besar dan abnormal, CT Scan lebih baik dalam mengidentifikasi dan
proyeksi, CT scan juga menampilkan lokasi osteolisis dan menilai status tulang normal
artroplasti yang terfragmentasi atau gagal dan fraktur periprostetik serta menilai
harus ditingkatkan, yaitu sekitar 350-450 mAs pada orang dewasa; sampai 600 mAs jika
dosis radiasi, terutama jika dilakukan pencitraan pada anak. Metode tambahan untuk
mengurangi artefak mencakup penggunaan pengaturan pitch yang lebih rendah (untuk
detektor yang sempit, peningkatan tegangan balik puncak (kVp) (140 kVp), dan
25
algoritma rekonstruksi gambar yang lebih halus. Data asli direkonstruksi menggunakan
irisan tebal 1,0-1,5 mm dengan tumpang tindih 50%, dan kemudian perubahan
multiplanar dibuat menggunakan irisan tebal 1,5 mm di bidang koronal dan sagital.
memiliki peran dalam evaluasi kelainan jaringan lunak ( seperti abses, bursae) dan
mungkin tidak terlihat pada pemindaian CT karena adanya artefak, yang berpotensi
menyebabkan hasil pemeriksaan negatif palsu; Namun, artefak dapat dikurangi dengan
lunak, seperti abses dan bursae, serta kelainan tulang, seperti osteolisis dari penyakit
rendah, sedangkan penyakit partikel akan menunjukkan sinyal T1 rendah dan sinyal
T2 menengah.
prostesis yang mungkin mengaburkan jaringan lunak yang berdekatan dan kelainan
tulang lainnya. Namun, modifikasi pada rangkaian MRI standar dapat memperbaiki
inversi TI pendek (STIR) daripada kejenuhan lemak spektral, menggunakan lebar pita
yang lebih lebar, dan menggunakan kekuatan medan magnet yang lebih rendah, serta
penting untuk menempatkan gradien pengkodean frekuensi ke arah yang jauh dari
MRI dapat memperlihatkan kelainan jaringan lunak, kelainan tulang dam kelonggaran
terdekat dan kelainan tulang, sehingga menghasilkan pemeriksaan MRI negatif palsu.
Namun, artefak ini bisa dikurangi dengan mengoptimalkan parameter teknis MRI. 11
evaluasi infeksi sendi prostetis yang dicurigai. Terdapat beberapa modalitas pencitraan
radionuklida untuk infeksi sendi prostetis yaitu skintigrafi tulang, skintigrafi gallium
Skintigrafi tulang banyak tersedia, relatif murah, mudah dilakukan dan cepat
HDP, yang menumpuk di permukaan tulang matriks mineral, tergantung pada aliran
setelah periode ini dapat mengindikasikan adanya infeksi atau kelonggaran prostetik
atau fraktur; Sensitivitas berkisar antara 50-100%. Pada THR tanpa semen, serapan
akibat pertumbuhan tulang. Secara umum, pemindaian tulang dengan hasil negatif
Skintigrafi tulang dapat dilakukan jika ronsen konvensional tidak meyakinkan. Peran
skintigrafi harus dibatasi bahwa dari tes skrining, atau itu harus dilakukan sebagai
bagian dari studi gabungan dengan skintigrafi gallium atau skintigrafi berlabel leukosit.
Pada skintigrafi gallium sitrat, korelasi antara temuan skintigrafi tulang menunjukkan
Skintigrafi berlabel leukosit dapat melokalisasi kelainan pada tulang dan lebih
spesifik daripada pemindaian galium. Hasil negatif palsu mungkin terjadi pada
98%. untuk semua kasus dan sensitivitas dan spesifisitas 95 dan 88% untuk kasus
bedah.11 Pada FDG-PET akan tampak gambaran peningkatan ambilan FDG pada bagian
Kegagalan THA yang terjadi 5 tahun atau lebih setelah implantasi sebagian
besar disebabkan oleh osteolisis. Osteolisis menyebabkan pelepasan aseptik dan patah
tulang periprostik. Partikel tulang dan semen, polietilena, paduan titanium, paduan
kobaltchromium, stainless steel, dan keramik dilepaskan dari permukaan implan dengan
28
keausan mekanis terlibat dalam proses ini. Ukuran partikel, beban partikel, jenis
yang tipis perlahan bisa melebar di sekitar permukaan antara semen dan tulang (pada
THR dengan komponen semen) atau permukaan antara tulang dan prostesis (pada THR
tanpa komponen semen). Osteolisis yang masif juga dapat terjadi pada tulang
Penyebab paling umum dari lusensi periprostetik yang lebih dari 2 mm adalah
kelonggaran mekanis dan osteolisis, baik "penyakit partikel" atau infeksi, yang bisa
Ketidakstabilan dan dislokasi sendi yang rekuren adalah komplikasi yang umum
terjadi setelah THR. Dislokasi dapat terjadi secara late onset, namun paling banyak
29
Tingkat dislokasi yang dilaporkan bervariasi dari 0,5% sampai 10% setelah
pemasangan THR primer dan meningkat menjadi sekitar 10-25% setelah prosedur
revisi. Risiko dislokasi dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia dan jenis kelamin
pasien pendekatan bedah, teknik bedah, desain prostesis, umur prostesis, dan kepatuhan
pasien terhadap pembatasan. Sebagian besar dislokasi terjadi pada periode postoperatif
awal selama awal bantalan berat. Pendekatan bedah berhubungan dengan arah dislokasi.
Dislokasi awal dalam 3 bulan pertama setelah operasi biasanya disebabkan oleh
kelemahan pseudocapsule yang belum matang pada sendi dan sekitar jaringan lunak.
Dislokasi atraumatic terjadi antara 3 bulan dan 5 tahun setelah operasi biasanya
disebabkan oleh malposisi komponen. Dislokasi yang terjadi lebih dari 5 tahun setelah
kelemahan jaringan lunak. Wanita berisiko lebih besar daripada laki-laki. Klasifikasi
setiap kategori yang, pada gilirannya, menentukan jenis pengobatan yang dipilih.
dislokasi onset lambat terjadi setelah 5 tahun dan umumnya memerlukan perawatan
bedah.
Gambar 2.14 Dislokasi terlihat pada Ronsen konvensional (kanan) dan CT Scan
(kiri)15
30
2.6.3 Infeksi
penanganan medis secara bedah yang berkepanjangan. Biaya mengobati infeksi setelah
THA dilaporkan paling sedikit US $ 50.000 per pasien. Tingkat infeksi yang dilaporkan
dalam literatur saat ini 1-2% untuk THR. primer dan lebih tinggi setelah revisi panggul
total.Tidak ada satu tes spesifik yang menawarkan spesifisitas dan sensitivitas yang
tinggi untuk diagnosis infeksi. Hasil kultur kuman bisa jadi negatif-palsu, yaitu sekitar
antara kelonggaraan THR dengan atau tanpa infeksi seringkali tidak dapat dinilai pada
pemeriksaan yang perlahan dan progresif, sedangkan infeksi biasanya terjadi dengan
waktu yang cepat dan penampilan yang agresif. Sementara itu, CT Scan dan MRI dapat
mendeteksi adanya abses pada jaringan lunak. Abses akan terlihat seperti bayangan
hipodens yang mengelilingi daerah hiperdens. Pada USG efusi sendi terlihat seperti
bayangan hipoechic, namun untuk memastikan infeksi dapat dilihat dari jumlah cairan
efusi atau dengan melakukan artrosentesis. Pada FDG-PET akan tampak gambaran
31
Gambar 2.15 Infeksi pada Ronsen 11 Gambar 2.16 Abses pada CT Scan 11
Kelainan jaringan lunak yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari THR
tulang baru heterotopik terjadi pada 15-50% pasien, namun secara klinis keterbatasan
32
Pseudobursae adalah relung yang tidak beraturan yang berhubungan dengan
sendi. Pseudobursae bisa terdeteksi pada jarak yang jauh di sekitar sendi panggul, dan
menunjukkan infeksi.
lanjut kasus mungkin ada bukti kelonggaran THR atau kurva femoralis menyempit
Klasifikasi Brooker:
Grade 1, satu atau dua fokus pengerasan heterotopik masing-masing kurang dari
1 cm;
Grade 3, osifikasi atau osteofit menempati lebih banyak dari setengah ruang
adanya massa kistik dan padat. CT Scan akan mendeteksi massa kistik. MRI juga akan
Tipe 2, massa kistik berdinding tebal (dinding kista> 3 mm tapi kurang dari
33
Tipe 3, sebagian besar massa padat
2.6.5Kegagalan Komponen
fiksasi tambahan lainnya. Batang komponen femoralis bisa pecah. Hal ini
menggambarkan keausan logam. Fraktur stres dapat terjadi karena karena batang logam
lebih banyak kaku dan kurang leluasa dibandingkan tulang femur di sekitarnya; Namun,
kejadian fraktur ini tergantung pada geometri dan komposisi batang logam
didefinisikan sebagai mikrofraginasi buram yang terpisah dari batang femoral berpori
berpori. Manik-manik logam ini terlihat di jaringan lunak yang berdekatan dengan
kelonggaran THR. Selain itu, pada keausan lapisan tebal yang bertahap, garis
34
acetabulum pecah dan terpisah dari cup acetabulum logam
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
36
DAFTAR PUSTAKA
37
38