TUJUAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai peranan sonografi dalam
menentukan diagnosis dan manajemen massa padat pada payudara yang palpable
pada remaja dan untuk menghubungkan temun sonografi dengan histopatologi dan
hasil pengobatannya.
Massa payudara yang padat dinilai untuk menentukan gambaran jinak dan
ganas berdasarkan kriteria sonografi Stavros [6]. Karakteristik keganasan dari massa
payudara ditandai dengan hipoechogenitas, batas lesi angular atau berspikula,
posterior acoustical shadowing, mikrokalsifikasi, pelebaran duktus, dan
mikrolobulasi. Setiap temuan gambaran keganasan dikecualikan nodul dari
klasifikasikan jinak. Nodul diklasifikasikan sebagai lesi jinak jika satu dari tiga
kombinasi berikut ditemukan: hiperechogenitas seragam dan kuat, bentuk elips
dengan kapsul echogenic yang tipis, atau ditemukan 3 atau lebih sedikit
makrolobulasi yang berhubungan dengan kapsul echogenic yang tipis [6].
Berdasarkan kriteria tersebut, 15 dari 21 massa padat diklasifikasikan sebagai
gambaran jinak. Klasifikasi BI-RADS untuk temuan sonografi lesi payudara tidak
digunakan karena BI-RADS hanya dapat digunakan untuk dewasa dan klasifikasi ini
tidak dibawah pengawasan Mammography Quality Standards Act.
Hasil
Tidak satupun dari 20 pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker
payudara. Satu pasien memiliki riwayat diobati sebagai neuroblastoma. Sonogram
menunjukkan 21 massa padat pada 20 pasien dengan massa pada payudara yang
palpable; satu pasien dengan adanya massa pada payudara bilateral. Kriteria
sonografi Stavros untuk gambaran jinak ditemui pada semua kecuali 6 massa padat.
Satu dari 6 massa dengan kalsifikasi dibuktikan dengan biopsi sebagai tumor
phyllodes jinak dan 5 massa yang memiliki lebih dari 3 makrolobulasi. Ketika biopsi,
2 dari 5 massa terbukti fibroadenoma jinak dan 3 lainnya merupakan tumor phyllodes
jinak. Tabel 1 menunjukkan data sonografi yang dikumpulkan dari 21 massa padat
pada payudara. Semua massa padat memiliki pseudokapsul echogenic yang tipis.
Semua massa padat berbentuk elips. Sebelas massa tidak memuliki lobulasi (gambar
1), 5 memiliki 2 atau 3 makrolobulasi, dan 5 memiliki lebih dari 3 lobulasi (gambar
2). Hipoechogenitas ringan dijumpai pada 19 massa (gambar 1), hiperechogenitas
ringan seragam pada 1 massa. Lima belas massa merupakan homogen dan 6 dengan
echotekstur yang heterogen minimal. Salah satu dari massa yang memiliki heterogen
minimal menunjukkan sebaran fokus echogenitas yang konsisten dengan gambaran
kalsifikasi (gambar 4), dan massa lainnya memiliki perubahan kistik dengan artefak
ekor komet (gambar 5). Pada pemeriksaan Doppler, 19 massa ditemukan memiliki
vaskularitas perifer atau internal, dan 2 lainnya avaskular.
Tujuh belas (81%) dari 21 massa solid dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan.
Tabel 2 mengilustrasikan gambaran sonografi dari 17 massa padat dengan diagnosis
jaringannya. Biopsi eksisi dilakukan pada 16 dari 17 massa. Dari 16 massa tersebut,
diagnosis akhir berdasarkan temuan biopsi eksisi sebagai berikut: 9 fibroadenoma, 5
tumor phyllodes jinak, 1 kasus lobular sclerosing hyperplasia, dan 1 kasus
adenomatous lactational hyperplasia. Dua dari tumor phyllodes jinak didiagnosis
fibroadenoma berdasarkan hasil FNAB sebelumnya. Karena lesi semakin bertambah
besar dalam waktu 1 tahun, biopsi eksisi dilakukan, mengungkapkan diagnosis 1
kasus dengan tumor phyllodes jinak dan kasus lainnya dengan focal lactational
hyperplasia. Pasien ke-17 yang menjalani FNAB, menunjukkan perubahan fibrokistik
dari payudara normal.
Diskusi
Kondisi patologis payudara jarang ditemui pada anak dan remaja [7].
Dilaporkan, 34% anak dengan keluhan massa pada payudara yang palpable
merupakan lesi patologis [5]. Kebanyakan dari massa payudara pada anak merupakan
lesi jinak. Tanpa memperhatikan tipe histologinya, 10-40% massa pada payudara
yang terdeteksi secara klinis pada remaja sembuh secara sempurna [2]. Kebanyakan
lesi payudara neoplastik jinak pada anak dan remaja merupakan fibroadenoma dan
tumor phyllodes jinak. Lesi jinak lainnya termasuk fibroma, hemangioma, papilloma,
limfangioma, dan lipoma. Selain fibroadenima dan tumor phyllodes jinak, tidak ada
lesi neoplastik jinak yang memiliki potensi ganas, Berdasarkan National Cancer
Institute [8], insiden kanker payudara berdasarkan usia yaitu kurang dari 19 tahun
berkisar 25 kasus per 100.000 per tahun.
Perluasan akustik posterior dan area kistik internal sering ditemukan pada
tumor phyllodes daripada fibroadenoma. Hasil FNAB sering menunjukkan perbedaan
giant fibroadenoma dan tumor phyllodes [23]. Walaupun begitu, pada beberapa
kasus, temuan FNAB mungkin tidak dapat membedakan tumor phyllodes dari
fibroadenoma, dan biopsi eksisi mungkin dibutuhkan pada temuan sonografi
fibroadenoma yang samar [24]. Empat dari 5 tumor pada penelitian kami yang
dinyatakan tidak jinak berdasarkan kriteria sonografi Stavros dilakukan biopsi eksisi
dalam waktu 1 bulan dan didiagnosis sebagai tumor phyllodes jinak. Sebuah massa
dengan ukuran 5,2 cm yang jinak berdasarkan kriteria sonografi Stavros dan
didiagnosis sebagai fibroadenoma dengan diagnosis jaringan sebelumnya ternyata
terus tumbuh selama 1 tahun dan kemudian dilakukan biopsi eksisi, dan ditemukan
tumor phyllodes jinak.
Lactating adenoma merupakan tumor stroma jinak yang secara khusus terjadi
pada trimester 3 kehamilan sampai periode laktasi, gangguan ini ditemui pada 2 dari
pasien kami. Lactating adenoma biasanya mengalami regresi secara spontan setelah
mengurangi untuk menyusui. Diferensiasi lactating adenoma dari perubahan laktasi
pada fibroadenoma yang sebelumnya sudah ada dimungkinkan terjadi karena
perubahan pada fibroadenoma cenderung menjadi fokal sementara karakteristik asli
dari tumor tetap dipertahankan. Gambaran sonografi dari lactating adenoma telah
dijelaskan secara tidak spesifik dan dapat menyerupai tumor ganas [25]. Core biopsy
sering diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis.