Anda di halaman 1dari 9

ADENOSIS

ANGGOTA KELOMPOK 8B :

Ghiyats Alfino G1A113110

Debi Tri Lestari G1A114026

Rosmia G1A114043

Aditiya Ronaldi G1A114048

Evita Oktavia G1A114057

Elsa Futri Anggraini G1A114058

Fikri Hidayat G1A114061

Putri Maria Kurnia G1A114092

Larasati Hasibuan G1A114093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
A.Latar Belakang

Mayoritas dari lesi-lesi yang terjadi pada payudara adalah jinak.Sebagian


besar perhatian diberikan pada lesi-lesi yang membahayakan (malignant ) pada
payudara karena kanker payudara adalah penyakitmembahayakan yang umumnya
terjadi pada wanita. Walau bagaimanapun,lesi-lesi jinak pada payudara adalah yang
paling sering terjadi dibandingkandengan lesi-lesi yang berbahaya. Dengan
menggunakan mammography, ultrasound, dan magnetic resonance imaging pada
payudara, dan penggunaan needle biopsy, diagnosis tumor jinak pada payudara dapat
dilakukan tanpa melalui operasi pada sebagian besar pasien.

Karena mayoritas dari lesi-lesi jinak tersebut tidak berkaitan dengan


peningkatan risiko untuk kanker payudara, prosedur-prosedur operasi yang tidak
perlu harus dihindari. penulisan ini di buat dengan tujuan agar dapat mengenali lesi-
lesi jinak, untuk membedakan mereka dari kanker payudara, dan juga untuk menilai
risiko pasien akan pertumbuhan kanker payudara, sehingga modalitas penanganan
yang paling sesuai dapat di tetapkan.

B.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini yaitu Kelainan
jinak pada payudara.

1.Tujuan umum

Memberikan gambaran mengenai kelainan pada tumor jinak dan tumor ganas pada
payudara.

2.Tujuan khusus

a. Dapat mengetahui tanda dan gejala kelainan pada payudara

b. Dapat mengetahui kelainan-kelainan pada payudara.

c. Dapat Mengetahui penanganan atau pemeriksaan penunjanguntuk mendeteksi


kelainan payudara.
Manfaat Penulisan Makalah

Dengan penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat, sebagai berikut:

1. Sebagai masukan untuk melakukan pembelajaran


2. Sebagai acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya
3. Diharapkan dapat memberi masukan dalam pengembangankonsep dan
pengetahuan bidang manajemen promosi kesehatan,khususnya aspek strategi
promosi kesehatan
Adenosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan
fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup kelenjar-
kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling
berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan
dapat diraba.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis
agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun
merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker. Adenosis
sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran lobulus disertai dengan
parut seperti jaringan fibrous. Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas
sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker
melalui pemeriksaan fisik payudara. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis,
adenosis sklerotik, dan kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis. Biopsi
melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat menunjukkan apakah tumor ini jinak atau
tidak. Namun dengan biopsi melalui pembedahan sabat dianjurkan untuk memastikan
tidak terjadinya kanker.

TERMINOLOGI ADENOSIS

Payudara normal

Hiperplasia ( penambahan jumlah sel)

Atipikal hiperplasia (penambahan jumlah sel yang abnormal, pertanda kanker


payudara)

Carcinoma in situ (kanker telah terjadi namun tergantung duktus atau lobulus dimana
kanker tersebut bermula)

Invasive cancer (kanker terdapat dan telah menyebar dimulai dari duktus atau lobulus
dimana kanker tersebut berasal)
Etiologi

Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005) adalah pengaruh


hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid dan selam
hamil. Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Namun ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain: konsituasi
genetika dan juga adanya kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker
(Sarjadi, 2007).

Epidemiologi

Kanker payudara adalah salah Satu kanker paling umum di amerika serikat lebih Dari
160.000 wanita mengalami kanker ini setiap tahun, dan 40.000 wanita meninggal
setiap tahun Karena keganasan ini.kira Kira 1 dari 9 wanita di Amerika Serikat
menderita kanker payudara. Risiko meningkat dengan usia dan meningkat pesat saat
menopause.resiko terbesar pada usia 60 tahun keatas dan memiliki 3-4% menderita
kanker payudara selama 1 dekade kehidupan mereka. Kanker payudar asangat jarang
terjadi pada usia 25 tahun.

TREATMENT/PENGOBATAN

Berikut metode pengobatan yang dapat dipertimbangkan untuk pengobatan adenosis


payudara:

a. Eksisi bedah sederhana dan pengangkatan seluruh adenosis mammae merupakan


pilihan yang tepat mengingat adanya asosiasi tumor yang berpotensi keganasan dan
rekuren.
- Prosedur pembedahan yang dilakukan dikenal dengan Breast Lumpectomy ini
adalah prosedur operasi yang digunakan untuk menghilangkan benjolan payudara
dengan anestesi umum
- Selama operasi,sayatan kecil dibuat di sekitar payudara lalu probe berongga
dihiubungkan keruang hampa udara. Jaringan payudara tersedot melalui probe
menggunakan vakum sampai benjolan dikeluarkan semuanya.
b.Pemeriksaan payudara rutin dan mammogram skrining harus dilakukan rutin untuk
selanjutnya.
c. Wanita dengan adenosis tidak membutuhkan terapi,tetapi hanya dibutuhkan
pengawasan ketat dan screening rutin.

GAMBARAN MAKROSKOPIS HISTOLOGI

Gambar 1a. (a) Photomicrograph


berdaya rendah (pembesaran asli, x40; pewarnaan hematoxylin-eosin) menunjukkan
struktur kelenjar dengan ukuran yang bervariasi (adenosis) dengan kelenjar yang
lebih kecil yang dikompres oleh strancal sclerosis sekitarnya. (b) photomicrograph
berdaya rendah (perbesaran asli, x40; pewarnaan imunoperoksidase dengan antibodi
monoklonal HHF-35) menunjukkan lapisan sel imunoreaktif untuk aktin otot di
sekitar masing-masing kelenjar kecil. Kehadiran sel myoepithelial ini menunjukkan
proses jinak (adenokarsinoma pada payudara biasanya tidak memiliki
myoepithelium).

Gambar 1b. (a) Photomicrograph


berdaya rendah (pembesaran asli, x40; pewarnaan hematoxylin-eosin) menunjukkan
struktur kelenjar dengan ukuran yang bervariasi (adenosis) dengan kelenjar yang
lebih kecil yang dikompres oleh strancal sclerosis sekitarnya. (b) photomicrograph
berdaya rendah (perbesaran asli, x40; pewarnaan imunoperoksidase dengan antibodi
monoklonal HHF-35) menunjukkan lapisan sel imunoreaktif untuk aktin otot di
sekitar masing-masing kelenjar kecil. Kehadiran sel myoepithelial ini menunjukkan
proses jinak (adenokarsinoma pada payudara biasanya tidak memiliki
myoepithelium)

Tanda dan gejala Adenosis Payudara :

 Benjolan jinak di payudara tunggal


Biasanya, hanya satu payudara yang terpengaruh. Namun pada tumor ini tidak
menutup kemungkinan bisa terjadi di kedua payudara secara simultan atau berurutan
(mempengaruhi satu payudara pada awalnya, dan kemudian yang lain setelah jangka
waktu tertentu).
 Benjolan payudara umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
 Sebagian besar tumor sangat kecil, meskipun beberapa tumor mungkin dirasakan
(dengan sentuhan) dan tampaknya memiliki penampilan nodular.
Ketika seorang ahli patologi meneliti tumor di bawah mikroskop, tumor biasanya
memiliki margin yang tidak teratur. Temuan ini mungkin menyerupai kanker
payudara, dan karenanya pemeriksaan yang teliti diperlukan.

Cara diagnosa adenosis

Menurut Pamungkas ( 2011) dapat didiagnosis dengan beberapa cara, yaitu:

1) Pemeriksaan fisik (phisycal examination)


Pada pemeriksaan fisik akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada
daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll.
2) Mammografi Adalah proses penyinaran dengan sinar x terhadap payudara.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit 20 Biopsi terdiri dari
beberapa jenis, yaitu :
a. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC) Pada FNAC akan diambil sel dari
fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat
pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop (Pamungkas, 2011).
Menurut Taufan (2011) di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).
3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek
uniform.

b. Core needle biopsy ( biopsi jarum inti ) Prosedur yang digunakan untuk mengambil
jaringan yang kecil dari area yang tidak normal pada payudar dengan menggunakan
jarum yang sedikit lebih besar.
c. Biopsy stereotaktis Biopsy jenis ini menggunakan sinar x dan computer untuk
melihat gambar. Tekhnik ini dapat menemukan benjolan yang tidak teraba, namun
terlihat saat pemeriksaan mammogram.
d. Biopsy terbuka atau pembedahan Pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan bagian
dari benjolan kemudian dilihat dengan mikroskop.
e. MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) Pemeriksaan yang direkomendasikan pada
wanita yang memiliki resiko.
f. USG payudara Dikenal dengan beast ultrasound, digunakan untuk mengevaluasi
adanya ketidaknormalan pada payudara yang telah ditemukan pada hasil pemeriksaan
mammografi.

Prognosis

Prognosis Adenosis Payudara pada umumnya sangat baik pada eksisi bedah yang
lengkap dan pengangkatan tumor, tidak ada risiko kekambuhan. Secara umum,
Adenosis Payudara dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.
Penyedia layanan kesehatan akan menilai resikonya tergantung pada kombinasi faktor
risiko masing-masing individu. Pemeriksaan lanjutan berkala dengan screening juga
sangat diperlukan untuk menghasilkan prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC.
2. Komite Medik RSUP DR.Sardjito, 1999. Standar Pelayanan Medis RSUP
DR. Sardjito. Yogyakarta : Penerbit Medika FK UGM.
3. Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, 2002. Protokol
Penatalaksanaan Kanker Payudara.
4. Santen, Richard dan Mansel, Robert, 2005. Benign Breast Disorder, The New
England Journal Of Medicine, 353 : 275-85.
5. Chaudhary, A., Qureshi, K., Rasul, S., Bano, A., 2003. Journal Of Surgery
Pakistan, vol. 8 no.3
6. DoveMed. 2016. Adenosis of Breast. https://www.dovemed.com/diseases-
conditions/adenosis-breast/. Diakses pada tanggal 27 februari 2018.

Anda mungkin juga menyukai