UNIVERSITAS ANDALAS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Tampilan benjolan pada payudara berdasarkan gejala klinis saja tidak dapat
membedakan secara akurat penggolongan lesi jinak atau ganas karena terdapat
cepat, serta dapat menginfiltrasi ke jaringan sekitar baik lokal maupun metastasis
jauh.1,2,3
sepert pembedahan secara insisi, aspirasi, atau tidak dilakukan tindakan intervensi
sama sekali. Hal tersebut akan tercapai jika diagnosis tumor jinak payudara dapat
2
pemeriksaan radiologis harus dilakukan dengan cermat agar tidak merugikan
pasien.2
Penulisan laporan kasus ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran
klinis, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis lesi jinak pada payudara secara umum
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mempelajari, memahami secara
diagnosis, tatalaksana, dan prognosis lesi jinak pada payudara, terutama gambaran
radiologisnya.
Metode penulisan referat ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk kepada berbagai
literatur.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terkontrol dan berlebihan akibat faktor pengendali pertumbuhan sel normal yang
tidak responsif.1 Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau
massa berbatas tegas, tidak menginfiltrasi jaringan normal disekitarnya dan tidak
jaringan sekitar.1,2,3
Payudara atau Mammae terletak pada regio thoraks yang berada di samping
sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara melekat
pada musculus pectoralis major dan digantung oleh ligamentum suspensorium dan
tonjolan setengah bola dan mempunyai ujung yang meluas ke axilla (Axillaris
Spence). Pada payudara terdapat bagian ujung berupa areola yaitu lingkaran yang
terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi merah muda pada wanita
yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit cokelat. Pada pusat
areola mammae costa keempat, terdapat papilla mammae yang merupakan jaringan
4
papillare yang merupakan muara ductus lactifer. Ductus lactifer ini dilapisi oleh
epitel.8
Beberapa faktor resiko yang mungkin berperan adalah usia, hormonal, menopause.
Beberapa tumor jinak pada payudara dapat terjadi pada usia berapapun, serta dapat
juga terjadi pada laki-laki. Faktor hormonal diduga berperan penting sebagai
penyebab munculnya tumor jinak pada payudara. Kadar hormon yang tinggi selama
masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal
a) Fibroadenoma Mammae
mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenoma tumbuh multiple (lebih 5 lesi
pada satu mammae), tetapi sangat jarang. Pada masa adolesens, fibroadenoma
5
tumbuh dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan
dan laktasi atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen meningkat. Nodul
fibroadenoma).10
Gambar 2 Fibroadenoma
muda berusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik pada 25%
ketika sedang mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm,
namun FAM dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma).
Pada pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak
payudara). Benjolan tersebut berlobus-lobus. Tumor ini tidak melekat pada jaringan
6
tumbuh multipel. Mayoritas tumor ini terdapat pada kuadran lateral superior dari
mammae. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, namun kadang nyeri jika ditekan.11
gambaran klinik pada pasien usia muda dan karena itu, mammografi tidak rutin
Jarum Halus (BAJAH) atau biopsi jarum dengan diameter yang lebih besar (core
needle biopsy).11
b) Kista Mammae
Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista terbentuk
dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil untuk dapat
diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mamma dengan
mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila jaringan tersebut
makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat
c) Papilloma Intraduktus
ini bisa terjadi di sepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung dari
sistem duktus yakni sinus lactiferous dan duktus terminalis. Papilloma Intraduktus
7
Gambar 3 papiloma intraduktus
Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum jelas. Dari kepustakaan
dikatakan bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan proliferasi dari epitel
d) Perubahan fibrokistik
Penyakit fibrokistik atau yang dulu dikenal sebagai kelainan fibrokistik adalah
benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita dan bukanlah
merupakan suatu kelainan. “Kelainan” fibrokistik timbul pada berbagai usia, terjadi
glandular.13
8
e) Tumor Filoides (Sistosarkoma filoides)
komponen epitel dan berasal dari jaringan penyokong nonepitel. Benjolan ini jarang
bilateral dan biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan
dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari
suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara local dan mungkin ganas (10-
15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun.13,14
Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor payudara, yang hampir sama
dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan, jaringan stroma dan glandular.
dengan ukuran yang lebih besar dari fibroadenoma. Benjolan ini jarang bilateral
9
(terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang
terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor
filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang
cepat.14,15
f) Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang hamil
atau menyusui atau dengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu ductus yang
tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi benigna
yang luar biasa pada payudara dan merupakan timbunan air susu yang dilapisi oleh
epitel kuboid. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti kanker.16
Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan benjolan yang nyeri dan
mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan local serta dapat menyebabkan
berbatas jelas.4
g) Ductus Ectasia
Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran dan
pengerasan dari duktus. Kelainan ini merupakan kelainan jinak akibat kerusakan
elastin dinding duktus payudara, diikuti infiltrasi sel radang dan hasil akhirnya
Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia sekitar 40
sampai 50 tahun dan di anggap sebagai variasi normal proses payudara wanita usia
lanjut. Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan dengan sekresi
puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting serta daerah
10
disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan dan teraba adanya massa
berupa duktus yang membesar. Retraksi puting kadang juga dapat terjadi.17
h) Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak dan daerah
berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Karena
nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan dengan kanker.2,3
i) Lipoma
Lipoma adalah tumor jinakyang terdiri dari lemak. Lipoma secara klinis
sebagai massa lunak, berlobus. Lipoma besar dapat terlihat pada mamografi sebagai
massa radiolusen.. Pada USG, penampilan lipoma yang khas adalah lesi yang
berdekatan.2,3
Gambar 5 Lipoma
11
j) Hamartoma
Hamartoma adalah massa payudara jinak yang terdiri dari struktur lobular,
normal.Hemartoma dapat terjadi pada usia berapa pun. Pada pencitraan hemartoma
mungkin tidak bisa dibedakan dari massa jinak lainnya, seperti fibroadenoma.
dapat ditembus.18
Gambar 6 Hamartoma
besar dan terbatas yang mengandung campuran daerah padat dan lusen, yang
payudara normal.18
12
2.5 Diagnosis Tumor pada Payudara
2.5.1. Klinis
Dalam melakukan diagnosis secara klinis, secara umum 2 hal yang harus
dilakukan ialah Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Dalam anamnesis, yang harus
ditanyakan kepada pasien adalah letak benjolan, onset, dan kecepatan tumbuhnya.
Selain itu, perlu juga ditanya berbagai gejala penyerta, seperti ada tidaknya nyeri,
jenis dan jumlah cairan yang keluar dari puting, perubahan bentuk dan besar
payudara, hubungannya dengan haid, perubahan pada kulit, dan retraksi puting
susu.11,12,13
13
Pemeriksaan fisik payudara paling baik dilakukan 1 minggu setelah haid.
Massa harus bisa teraba secara 3 dimensi, batasnya jelas, konsistensinya berbeda
dengan sekitar, dan tidak dipengaruhi oleh siklus haid. Pemeriksaan boleh diulang
sebelum dan 1 minggu setelah haid. Dicurigai ganas apabila: konsistensi kenyal-
keras, batas tidak tegas, terfiksasi ke jaringan sekitarnya, terdapat retraksi kulit dan
atau putih susu, ditemukan luka, atau cairan sero-sanguinus dari puting susu. Perlu
25 gauge melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan
dari kista payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada
payudara. Setelah dilakukan FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan
pengecatan sampel.4
pembersihan pada kulit payudara yang akan diperiksa. Apabila benjolan dapat
dengan panduan dari sistem pencitraan yang lain seperti mammografi atau USG.
Setelah jarum dimasukkan ke dalam bagian payudara yang tidak normal, maka
14
Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya
superfisial palpable ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable,
dengan indikasi.17
intraoperative
c) Diagnosis pertama pada wanita muda yang kurang dari 30 tahun dan wanita
lanjut usia
metode tercepat dan termudah dibandingkan biopsi eksisi maupun insisi payudara.
Hasil dapat diperoleh dengan cepat sehingga pasien dapat segera mendapatkan
terapi selanjutnya. Keuntungan lain dari metode ini adalah biaya pemeriksaan lebih
murah, rasa cemas dan stress pasien lebih singkat dibandingkan metode biopsy.17
Kekurangan dari metode ini hanya mengambil sangat sedikit jaringan atau
sel. Dari kekurangan tersebut, FNAB tidak dapat menilai luasnya invasi tumor dan
terkadang subtipe kanker tidak dapat diidentifikasi sehingga dapat terjadi negatif
palsu.4,5
15
b) Pemeriksaan Histopatologi
sangat halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan.
dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan Eosin. Metode biopsi eksisi maupun
insisi ini
metode ini hampir 100% karena pengambilan sampel jaringan cukup banyak dan
waktu pemulihan yang lebih lama karena harus diinsisi, menimbulkan bekas berupa
jaringan parut yang nantinya akan mengganggu gambaran mammografi, serta dapat
terjadi komplikasi
c) Radiologis
sudah mulai digunakan MRI sebagai sarana yang lebih modern dalam melakukan
diagnosis.4
keadaan berikut, benjolan pada payudara, rasa tidak nyaman pada payudara terus
16
perbesaran kelenjar axilla, dan penderita dengan “cancer phobia”.19 Mammografi
sebaiknya dilakukan sebagai alat bantu diagnostik utama, terutama pada usia di atas
maka harus dimamografi ulang.4 Pada mamografi, lesi yang mencurigakan ganas
menunjukkan salah satu atau beberapa gambaran sebagai berikut: lesi asimetris,
dibandingkan sekitarnya.4
dinding dada, tegak lurus terhadap sumbu panjang otot pektoralis utama. Proyeksi
ditunjukkan pada satu gambar. Pandangan MLO yang diposisikan dengan baik
17
harus menunjukkan sudut inframammary, puting dalam profil, dan puting
diposisikan pada tingkat batas bawah pectoralis mayor, dengan otot melintasi batas
dicapai dengan menarik payudara ke atas dan ke depan menjauh dari dinding dada,
dengan kompresi diterapkan dari atas. Tampilan CC yang diposisikan dengan baik
jaringan medial dan sebagian besar jaringan lateral kecuali ekor aksila payudara.
dan kedalaman jaringan payudara yang diperlihatkan harus berada dalam jarak 1
cm dari puting susu ke pektoralis mayor pada proyeksi MLO.19 Mamografi tetap
menjadi salah satu dari prinsipal modalitas pencitraan untuk diagnosis, meskipun
dan
d. Pedoman untuk biopsi, atau lokalisasi lesi tidak terlihat pada USG.
18
Gambar 8 Pemeriksaan mammografi
arsitektur. Itu kemudian menandai area ini sehingga ahli radiologi yang
disempurnakan.23
.Mikrokalsifikasi
kasus mikrokasifikasi ini berubah menjadi jinak, tapi kadang menjadi DCIS.
Banyak kalsifikasi mempunyai tampilan jinak dan tidak memerlukan tindakan lebih
lanjut.22
Mikrokalsifikasi Jinak
19
fibroadenomatoid. Fibroadenoma dan papilloma bias juga menjadi kalsifikasi.
Kalsifikasi jiga bias berkembang pdi lobulus payudara yang atropi atau stroma
menyebabkan kesulitan diagnostik. Dalam kondisi ini, batang kasar dan kalsifikasi
Kalsifikasi ini telah digambarkan memiliki penampilan 'jarum patah' dan biasanya
bilateral.22,24
20
Gambar 10 Mikrokalsifikasi difus
terjadi dan kalsifikasi mengambil penampilan 'pipa timah' yang khas. Nekrosis
lemak merupakan penyebab kalsifikasi jinak yang sering dijumpai, terutama ketika
Gambar 11Fibroadenoma
21
Fibroadenoma dapat menjadi kalsifikasi, terutama setelah menopause.
positron FDG (PEM) telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun
USG
keganasan lainnya) dengan kista. Jika kriteria kista terpenuhi, hampir 99%
akurat.25,26
sebagai panduan biopsi. Ultrasound juga dapat dijadikan data tambahan jika
22
multifokal/multisentrik. Selain itu, pemeriksaan USG tergolong operator dependen,
masa
3. Modalitas awal pemeriksaan payudara bagi pasien yang berusia < 40 tahun
teraba di permukaan
9. Sebagai modalitas kedua bila ditemukan abnormalitas pada MRI. 60% lesi
23
Penggunaan USG
Hal tersebut bertujuan untuk melihat lebih jelas bagian glandula mamae gambaran
kulit di atasnya. Pasien diminta untuk tidur terlentang dengan kedua tangan
menopang kepala. Sonar dapat diaplikasikan secara radial, sirkular, atau lurus
Gambar 122 Pola Gerakan Probe pada USG payudara : lurus, sirkular, radial
Secara rutin, semua payudara, termasuk area subaerolar dan bagian lateral
payudara yang mengarah ke aksila juga diperiksa, sebagaimana juga pada bagian
aksila. Segala lesi atau tampilan yang meragukan dapat dilihat dari pandangan
nipple
mostly premammary fat
premammary
fat mammary zone
fat
terminal ductal
fibrous tissue
24
premammary umumnya terdiri dari lemak subkutan dan sedikit ligamentum
Copper. Zona mammary terutama terdiri dari duktus dan terminal duktus lobular
units (TDLUs), lemak, jaringan ikat fibrosa, dan ligamentum Copper. Zona
hyperechoic yang paralel yang dipisahkan oleh bagian derma yang hipoechoic.
dengan lemak subkutan; lapisan otot dada tampak hypoechoic, dengan ketebalan
gambaran USG dari lemak di bagian tubuh lainnya. Kebalikannya, jaringan lemak
di hilum nodus limfe, lemak lipoma, dan fat necrosis dapat hyperechoic.29
tergantung umur dan siklus menstruasi. Pada masa prepubertas, benjolan glandular
25
berbentuk difus hypoechoic dan mungkin terlihat pita-pita hyperechoic; sewaktu
dikelilingi oleh jaringan lemak; pada wanita dewasa, tergantung dengan jaringan
ikat dan glandular; saat kehamilan, volume dan jumlah lobulus meningkat,
dekat aerola. Pada kondisi normal, duktus laktiferus terletak pada regio retroaerola,
Kulit dan dermis dalam pembagian zona anatomi termasuk ke dalam zona
subkutan, bersama dengan lemak subkutan dan beberapa ligagemtum cooper. Zona
subkutan adalah tempat lesi kulit sering terjadi, termasuk kista jinak pada kulit. Lesi
di dermal hampir selalu jinak seperti kista epidermal dan kista sebasea.29
Kista epidermal terbentuk dari folikel rambut dan ditutupi oleh debris keratin.
Pada pencitraan USG, kista epidermal memperlihatkan gambaran lesi dengan batas
yang jelas dengan derajat echoic bagian internal bervariasi dimulai dari anechoic
hingga heterogen tergantung dari jumlah debris keratis di bagian internalnya. Kista
sebasea dibedakan dari kista epidermal berdasarkan pemeriksaan klinik dan temuan
radiologis. Kista sebasea muncul dari lapisan luar folikel rambut. Sebuah lesi dapat
didiagnosis sebagai kista epidermal atau kista sebasea jika lokasinya melibatkan
26
Lesi yang terbentuk dari hypodermis (lemak subkutan) memiliki rentang
Oleh sebab itu, sangat penting untuk menentukan letak anatomis dari asal lesi
berbeda.29
Lesi payudara superfisial yang tidak melibatkan dermis saja dapat menjadi
yang dapat digunakan untuk menentukan asal lesi dari dermal atau tidak adalah :
(1) terlihat visualisasi berbentuk cakar di jaringan dermal yang menjadi batas luar
lesi, (2) terlhat visualisasi berbentuk lesi yang memiliki jalur ke permukaan kulit
epidermal.29
mungkin terjadi. Dari keganasan, lesi jinak, hingga perubahan fisiologis payudara
terjadi pada zona ini. Tidak didapatkan terlalu banyak kelainan pada zona
hipoechoic.29,30,31
BI-RADS
Breast Imaging Reporting dan Data Systems (BI-RADS) adalah sebuah sistem
panduan terutama untuk skrining kanker payudara pada wanita. Adaptasi BI-RADS
pada USG telah dianjurkan, namun bukan merupakan sistem formal radiologis.
27
massa di ultrasoud. Penggunaan leksikal ini dapat membedakan masa yang jinak
atau ganas.29
Sebuah massa yang terlihat pada gambaran USG sebaiknya diukur dalam 3
bidang yang saling tegak lurus satu sama lain. Leksikal BI-RADS untuk bentuk
termasuk oval, bulat, dan iregular. Orientasi pada aksis terpanjang dari sebuah
massa (relatif terhadap kulit) merupakan gambaran unik USG, sebuah massa yang
Round Oval
antara masa dan jaringan sekitar, angular : terdapat sudut yang tajam,
28
Gambar 17 Pola marginal/tepi pada USG payudara berdasarkan BI-RADS
Pola echoic bagian internal mendeskripsikan tekstur lesi internal pada USG.
Terdapat dua tipe utama lesi USG, yakni masa padat dan kista. Kista dapat berupa
simple cyst, complicated cyst, atau sebuah complex mass. Struktur anechoic adalah
struktur yang tidak mempunyai echo internal dan umumnya (tidak selalu)
menyatakan simple cyst. Struktur hypoechoic merupakan echo internal yang lebih
rendah dibanding dengan jaringan sekitar, dapat terlihat pada complicated cyst atau
29
fibroglandular. Pola echo yang kompleks menyatakan kombinasi echogenitas
internal, seperti yang terlihat pada complex mass atau nekrosis tumor. Lesi sekitar
menyatakan transisi antara massa dengan jaringan sekitar. Abrupt interface adalah
Echogenic halo adalah zona transisi echogenik, yang dapat terlihat pada
kanker atau abses. Tampilan akustik posterior dari lesi menjelaskan karakteristik
disebut dengan transmisi posterior) mengacu pada bagian posterior dari massa yang
Gambar 19 Pembagian boundary/batas luar massa pada USG payudara berdasarkan BI-RADS
meskipun tidak spesifik. Shadowing merupakan gelombang suara yang lemah yang
desmoplastik neoplastik atau luka operasi. Jika sebuah lesi tidak tampak akustik
posterior, maka echogenitas area tersebut maka jaringan di bawahnya sama dengan
jaringan sekitar. Sebuah lesi dikatakan berpola kombinasi pada tampilan akustik
Gambar 20 Fitur akustik posterior dari masa pada USG payudara berdasarkan BI-RADS
30
Membedakan Lesi Jinak dan Ganas
Terdapat beberapa gambaran pada USG yang dapat dijadikan pedoman untuk
1. Tidak terdapat satu pun temuan ganas: jika terdapat satu saja kriteria lesi
3. Tepi circumsribed
5. Berbentuk elips
6. Terdapat kalsifikasi
31
3. Terdapat tekstur heterogen atau homogen
a. Lipoma
Pada potongan gambar ini terdapat masa oval di zona mammary, paralel
(wider than tall), tepi yang circumscribed, tidak terdapat echogenic halo,
tidak terdapat fitur akustik posterior dengan struktur internal identik dengan
b. Hamartoma
32
Gambar 22 Hamartoma
hillum.29,31
d. Fibroadenoma
akustik posterior.29,31
33
Gambar 24 Fibroadenoma
e. Intraductal papilloma
f. Simple cyst
Merupakan lesi jinak yang berisi cairan yang berbentuk bulat atau oval, tepi
34
Gambar 26 Simple cyst
MRI
lainnya.31
keganasan dengan sensitivitas kurang lebih 90%, dengan spesifisitas yang rendah
(40-80%) – sehingga terdapat angka yang cukup tinggi dalam kelompok positif
palsu.30,31
Penggunaan MRI
adiposa terlihat hyperintense; kulit, puting, dan otot dada memiliki intensitas di
35
Indikasi MRI 25,28
atau mastetomi)
7. Identifikasi kanker payudara dini yang tidak terlihat pada modalitas lainnya,
terutama pada wanita dengan jaringan payudara yang padat dan pada wanita
ultrasound
pembedahan
CT
payudara dapat digunakan untuk pedoman biopsi. Indikasi yang umum dari CT scan
36
2.6 Tatalaksana, Prognosis, dan komplikasi
Secara garis besar, tatalaksana tumor jinak pada payudara dapat dibagi
intervensi sama sekali. Kista payudara biasanya beisi cairn keruh dan debris, namun
jika cairan kista yang tampak hemoragik atau kista yang rekuren harus diperiksa
sitologisnya. Meskipun tatalaksana kista payudara adalah aspirasi, namun jika kista
laksana galaktokel tidak berbeda dengan kista payudara. Aspirasi jarum dilakukan
untuk mengeluarkan sekret susu dan pembedahan baru dilakukan jika kista terlalu
kental untuk bisa diapirasi atau jika terjadi infeksi dalam galaktokel tersebut.2
harus dieksisi karena tumor jinak ini akan terus membesar. Hal yang sama juga
dilakukan pada tumor philoides, penanggulangannya adalah eksisi luas. Jika tumor
sudah besar, biasanya perlu dilakukan mastektomi simpel. Bila tumor ternyata
ganas, harus dilakukan mastektomi radikal. Pembedahan juga dilakukan pada kasus
papiloma intraduktus.2
dari kista payudara sangat jarang terjadi, yakni sekitar 0,1%. Tumor philoides dapat
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar V, Abbas KA, Fausto N, Aster JC. The female breast. In: Schmitt W,
editor. Robbins and cotran pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia:
Payudara. In: Haryono SJ, Chaula S, editor. Buku ajar ilmu bedah
no.4, 2012
5. Meisner ALW, Fekrazad MH, Royce ME. Breast disease: benign and
6. Rodden AM. Common breast concerns. Prim Care Clin Office Pract.
2009;36:103-13
7. Fletcher CDM, 2013. Tumors of the Breast. In: Ellis IO, Andrew HSL, Sarah
Services. 2012.
Care. 2000
10. Mansel RE, Hughes LE, Webster DJT, 2009. Fibroadenoma and related
tumours.In: Mansel RE, Webster DJT, Sweet land HM, Hughes LE, Thomas
38
KG,Evans DGR, editor. Benign Disorders and Diseases of the Breast. Third
12. WHO. 2012. WHO classification of tumours of the breast. 4th edition Lyon:
13. Kumar, V., Contran, R., & Robbins, S.2015. Buku Ajar Patologi. Edisi 9;
14. Mishra SP, Tiwary SK, Mishra M, Khanna AK, 2013. Phylloides tumor of
15. Quzwain , F., & Suryawati H, B. 2017. Hubungan antara Imunoekspresi ER-
Brawijaya,29(3), 238-43.
16. Swart, R., 2011. Breast Cancer Risk Factors. Medscape Reference
20. Singh H, Sethi S, Raber M, Petersen LA. Errors in cancer diagnosis: current
39
21. Fleiszer. David, James Nguyen, Ellen Kao. The Importance of Mammography
in the Early Detection of Breast Cancer and Guidelines. 1999. Molson Medical
Informatics Project.
23. David S. Textbook of Radiology and Imaging. 7th ed. London: Churchill
24. Michaer Y, Chen M, Thomas P. Basic radiology. 2nd ed: Mc Grawhill Lange;
2014.
40