Anda di halaman 1dari 21

Tumor Phylloid / Cystosarcoma phylloides

NOV 3

BAB I

PENDAHULUAN

Merupakan neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%).dulu disebut Cystosarcom
merupakan tumor jinak yang terjadi hampir semata-mata pada payudara wanita. Namanya berasal dari kata Yunani sarc
berdaging, dan phyllo, yang berarti daun. Disebut demikian oleh karena tumor tersebut menampilkan karakteristik yang b
tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan epitel, ruang seperti-kista bila dilihat secara histologis. Karena sebagian besa
disebut juga sebagai tumor filoides.

Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk tumbuh secara agresif dan reku
dengan sarkoma, tumor maligna bermetastase secara hematogen. Gambaran patologis tumor filoides tidak selalu merama
neoplasma karenanya pada beberapa kasus terdapat tingkat ketidakpastian tentang klasifikasi lesi.

Ciri-ciri tumor filoides maligna adalah sebagai berikut:

 Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal.


 Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti oleh tulang, jantung, dan hati.
 Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul segera, sampai beberapa bulan dan paling lambat 12 tahun setelah terapi a
 Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal.
 Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi.
 Kasarnya 30% pasien dengan tumor filoides maligna meninggal karena penyakit ini.

Etiologi tumor filoides secara pasti belum diketahui, diperkirakan berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa ka
mungkin memiliki gambaran histologis kedua lesi pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filoides berkembang da
keduanya berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filoides dapat muncul de novo, masih belum jelas

Tumor ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relat
rata-rata 5 cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.

Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk setiap 40 fibroadenoma. Distribusi usia menurut Haagensen m
35 dan 55 tahun. Tumor bilateral sangat jarang dan jarang juga terjadi pada pasien di bawah usia 20 tahun, pertama kali m
jinak.

Pemeriksaan mamografi dan ultrasonografi (gambar II.03) umumnya penting dalam diagnosis lesi payudara, namun ked
diandalkan dalam membedakan tumor filoides jinak dari bentuk kondisi ganas ataupun dari fibroadenoma. Dengan demi
pencitraan bukanlah diagnosis pasti. Biopsi payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk les
pasti untuk mendiagnosis tumor filoides.

Gambar II.03. Gambaran mammografi dari tumor filoides

Pada kebanyakan kasus tumor filoides, dilakukan eksisi luas. Dengan batas eksisinya yaitu: batas 2 cm untuk tumor keci
untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. Pertimbangan lain dalam terapi bedah adalah :

 Jika rasio tumor dengan jaringan payudara normal cukup tinggi, untuk memberikan hasil kosmetik yang memuaskan adalah
Mastektomi total dengan atau tanpa rekonstruksi adalah sebuah pilihan alternatif.
 Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.
 Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara klinis ganas. Namun, sebenarnya semua
mengandung sel-sel maligna.

Merupakan varian yang jarang dari fibroadenoma. Cystosarcoma phyllodes bertanggung jawab untuk kurang dari 1% da
payudara. Namanya salah karena ia jarang ganas dan biasanya tidak kistik. Asalnya bisa dari fibroadenoma selular yang
mengandung satu atau lebih komponen asal mesenkim

Lesi ini lebih jarang di bandingkan FAM. Pola pertumbuhan lesi ini cendrung cepat dan mengekspansi ke area sekitar. W
beberapa ada yang membentuk cystic2 sehingga lesi ini sering juga disebut dengan cystosarcoma phyllodes. Lesi ini rela
bermestasis dan mitosis patologis, tapi 15% nya bisa jadi ganas dan menyebar secara hematogen (high grade). Oleh kare
maka bisa disembuhkan dengan eksisi lokal, lesi malignan cendrung tumbuh kembali, tapi juga cendrung lokal.Tumor in
tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
BAB II

TUMOR PHYLLOIDES

ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. ANATOMI

Untuk dapat mengenal perjalanan penyakit kanker payudara dengan baik dan memahami dasar-dasar tindakan operasi p
sangat penting mengetahui anatomi payudara itu sendiri.

Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar:

– Superior : iga II atau III

– Inferior : iga VI atau VII

– Medial : pinggir sternum

– Lateral : garis aksilaris anterior.

1. Batas-batas payudara yang sesungguhnya:

– Superior : hampir sampai ke klavikula


– Medial : garis tengah

– Lateral : m.latissimus dorsi


Struktur Payudara

Payudara terdiri dari berbagai struktur :

– parenkim epitelial

– lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening

– otot dan fascia

Gambar 1. Anatomi payudara.

Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus,yang masing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk men
bermuara pada putting susu.Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini grup.
merupakan struktur dasar dari glandula mammae.

Payudara dibungkus oleh fascia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligam
berfungsi sebagai penyangga.
Sistem Limfatik Payudara

Pembuluh getah bening

1. Pembuluh getah bening aksila:

Pembuluh getah bening aksila ini mengalirkan getah bening dari daerah-daerah sekitar areola mammae, kwadran lateral
atas payudara.

1. Pembuluh getah bening mammaria interna:


Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan diatas fascia
fascia tersebut, dan masuk kedalam m.pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem perforantes m
dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengali
mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v.cava, sebagian akan bermuara pada duktus torasikus (untuk sisi kiri)
dekstra (untuk sisi kanan).

1. Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kwadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan-jalan bersama vasa e
fascia rektus dan masuk kedalam m.rektus abdominis. Saluran ini bermuara kedalam kelenjar getah bening preperikardial anteri
diafragma diatas ligamentum falsiforme. Kelenjar getah bening ini juga menampung getah bening dari diafragma,ligamentum fa
superior hepar.Dari kelenjar ini,limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.

Kelenjar-kelenjar getah bening

– Kelenjar getah bening aksila

Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksila:

1. Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaian kelenjar ini terletak dibawah tepi lateral m.pektoralis mayor, sepanjang te
dalam dua kelompok.

a) Kelompok superior:Kelompok kelenjar getah bening ini terletak setinggi interkostal II-III.

b) Kelompok inferior.Kelompok kelenjar getah bening ini terletak setinggi interkostal IV-V-VI.

1. Kelenjar getah bening skapula.

Kelenjar getah bening terletak sepanjang vasa subskapularis dan torako-dorsalis, mulai dari percabangan v.aksilaris me
sampai ke tempat masuknya v.torako-dorsalis kedalam m.latissimus dorsi.

1. Kelenjar getah bening sentral (Central Nodes)

Kelenjar getah bening ini terletak dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sa
kulit dan fascia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini
mudah diraba. Dan merupakan kelenjar aksila yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.

1. Kelenjar getah bening interpektoral (Rotter’s Nodes)

Kelenjar getah bening ini terletak diantara m.pektoralis


Gambar 2. Sistem limfatik payudara.

1. Kelenjar getah bening v.aksilaris.

Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksilaris bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke
percabangan v.aksilaris–v.torako-akromialis.

1. Kelenjar getah bening subklavikula.

Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksilaris,mulai dari sedikit medial percabangan v.aksilaris–v.torako-akromialis
menghilang di bawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksila yang tertinggi dan termedial letaknya.
berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksila masuk kedalam kelenjar ini. Seluruh kelenjar getah bening aksila ini te
kostokorakoid.

1. Kelenjar getah bening prepektoral

Kadang-kadang terletak dibawah kulit atau didalam jaringan payudara kwadran lateral atas disebut prepektoral karena te
pektoralis.

1. Kelenjar getah bening mammaria interna.

Kelenjar-kelenjar ini tersebar sepanjang trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum. Terle
fascia endotorasika, pada sela iga. Diperkirakan jumlah kelenjar ini ada 6-8 buah.
2. FISIOLOGI

Fase perkembangan payudara timbul sebagai hasil efek mamotropik sekresi hormon ovarium dan hipofisis anterior, dima
macam perubahan yang dipengaruhi hormon:
1. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilisasi, sampai ke klimakterium dan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang di produksi ovarium dan juga hormon hipofisa telah menyebabkan duktus berk
2. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi, sekitar hari ke-8 menstruasi payudara jadi lebih besar da
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang – kadang timbul benjolan yang tidak rata. Selama beberapa hari m
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan fo
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
3. Perubahan yang terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan du
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu di produksi oleh sel-sel alveolus,
dikeluarkan melaui duktus ke puting susu.

Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang bertanggungjawab terhadap produksi su
setelah bersalin. Setiap payudara terdiri dari sekitar 15-25 lobus berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu, dan se
kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk mengalirkan air susu ke puting susu disebut duktus.
menuju bagian gelap yang melingkar di sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan air susu (amp
permukaan.

Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk payudara mulai terbentuk lengkap satu a
menstruasi pertamakali.Hamil dan menyusui akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengec
menopause.

Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang selangka (klavikula) dan tulang dad
payudara bisa mencapai ke daerah ketiak dan otot yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dor

Kelenjar getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan penyakit. Kelenjar getah bening didrainas
melalui saluran limfe dan menuju nodul-nodul kelenjar di sekitar payudara samapi ke ketiak dan tulang selangka. Nodul
penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar di daerah ketiak.

DEFINISI

Cystosarcoma phyllodes berasal dari kata Yunani, sarcoma, yang berarti tumor berdaging, dan phyllo, yang berarti daun
karakteristik yang besar, sarkoma ganas, mengambil tampilan seperti-daun ketika dipotong, dan menampilkan epitel, rua
secara histologis. Karena sebagian besar tumor itu jinak, namanya dapat menyesatkan. Dengan demikian, terminologi ya
tumor filodes.

Johann Muller merupakan orang yang pertama kali memberikan nama ‘cystosarcoma phyllodes’ pada tahun 1838, karen
dan secara klasik memiliki proyeksi seperti daun ke dalamnya.

Tumor ini biasanya besar sekali dan berkembang dengan cepat. Tumor ini mungkin saja benigna atau maligna dan bisa m
tubuh. Juga disebut CSP (Cystosarcoma phyllodes) atau tumor filodes. Merupakan tipe neoplasma jaringan ikat yang tim
payudara.
SINONIM

Cystosarcoma phylloides, cystosarcoma phyllodes, tumor filodes.

FREKUENSI

Tidak ada perbedaan frekuensi tumor filodes antara pasien-pasien di Amerika Serikat dan pasien-pasien di negara lain. T
sekitar 1% dari total neoplasma payudara.

v MORTALITAS/MORBIDITAS

Karena data yang terbatas, persentase tumor filodes jinak dibanding ganas tidak terdefenisi dengan baik. Laporan yang a
sekitar 80-95% tumor filodes adalah jinak dan itu sekitar 10-15% adalah ganas.

Meskipun tumor jinak tidak bermetastase, namun mereka memiliki kecenderungan untuk tumbuh secara agresif dan reku
dengan sarkoma, tumor maligna bermetastase secara hematogen. Sayangnya, gambaran patologis tumor filodes tidak sel
klinis neoplasma; karenanya pada beberapa kasus terdapat tingkat ketidakpastian tentang klasifikasi lesi. Ciri-ciri tumor
sebagai berikut:

 Tumor maligna berulang terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal


 Paru merupakan tempat metastase yang paling sering, diikuti oleh tulang, jantung, dan hati
 Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera beberapa bulan sampai paling lambat 12 tahun setelah
 Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
 Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
 Kasarnya 30% pasien dengan tumor filodes maligna meninggal karena penyakit ini

v RAS, JENIS KELAMIN DAN USIA

 Predileksi tampaknya tidak ada untuk tumor filodes.


 Tumor filodes muncur hampir secara eksklusif pada wanita. Laporan kasus jarang telah dijelaskan pada pria.
 Tumor filodes dapat terjadi pada segala usia; namun usia pertengahan adalah dekade kelima kehidupan.
 · Beberapa fibroadenoma juvenil pada remaja dapat terlihat seperti tumor filodes secara histologis; namun, mereka ber
fibroadenoma lainnya.

ETIOLOGI

Tumor filodes secara nyata berhubungan dengan fibroadenoma dalam beberapa kasus, karena pasien dapat memiliki ked
histologis kedua lesi mungkin terlihat pada tumor yang sama. Namun, apakah tumor filodes berkembang dari fibroadeno
berkembang bersama-sama, atau apakah tumor filodes dapat muncul de novo, tidaklah jelas. Noguchi dan kolega telah m
dengan analisis klonal dalam tiga kasus dimana fibroadenoma dan tumor filodes diperoleh berurutan dari pasien yang sam
kasus, kedua tumor monoklonal dan memperlihatkan alel inaktif yang sama. Mereka berargumen dengan meyakinkan ba
asal yang sama dengan fibroadenoma, fibroadenoma tertentu dapat berkembang menjadi tumor filodes.
Studi menarik oleh Yamashita dkk, mengamati immunoreactive endothelin 1 (irET-1), contoh perilaku dimana ilmu peng
menjelaskan mekanisme yang akan dengan pasti terbukti penting dalam memahami kedua fungsi normal payudara dan p
memungkinkan pergeseran dalam penekanan dari model rodentia ke studi manusia. Level jaringan irET-1 diukur dengan
dan 14 fibroadenoma. Immunoreactive endothelin 1 dapat dibuktikan dalam semua kasus, namun levelnya jauh lebih ting
dibandingkan pada fibroadenoma. Endothelin 1 pada prinsipnya merupakan vasokonstriktor kuat, namun juga memiliki b
menyebabkan stimulasi sederhana DNA fibroblas payudara, namun dapat digabungkan dengan insulin-like growth factor
menciptakan stimulasi kuat. ET-1 tidak terdapat pada sel epitel payudara normal, namun reseptor ET-1 spesifik terdapat
normal. Reseptor ET-1 dijumpai pada permukaan sel dari sel-sel stroma tumor filodes namun sel-sel immunoreactive dit
tapi bukan sel-sel stroma, memberi kesan bahwa ET-1 disintesis oleh sel epitel tumor filodes. Dengan demikian hal terse
kemungkinan mekanisme parakrin pada stimulasi pertumbuhan stroma cepat yang selalu terlihat bersama tumor filodes.

Apa yang penting adalah bahwa tumor filodes tidak seharusnya dibingungkan dengan sarkoma murni (tanpa elemen epit
memiliki tingkat lebih besar pada keganasan dan gumpalan keduanya sama-sama bisa mengaburkan sifat jinak dasar keb
Imunositokemistri dan mikroskop elektron memperlihatkan bahwa sel stroma pada kedua tumor filodes jinak dan ganas
fibroblas dan miofibroblas. Teknik-teknik ini membebaskan perbedaan dari leiomiosarkoma dan mioepitelioma, yang da
filodes menunjukkan reaksi yang sama sekali berbeda.

PATOFISIOLOGI

Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling sering terjadi, meskipun hanya mewakili 1% da
ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan biasanya bergerak secara bebas. Tumor ini adalah tumor yang relatif besar
cm. Namun, lesi yang > 30 cm pernah dilaporkan.

PERILAKU TUMOR

Sementara tumor filoides memperlihatkan kecenderungan jelas untuk berulang secara lokal jika dieksisi dengan batas de
jauh adalah jarang. Faktanya, tumor-tumor tersebut dinilai sebagai jinak setelah studi histologis menyeluruh dapat dihara
yang baik, khususnya jika pada awalnya diterapi dengan eksisi komplit. Tumor yang secara histologi maligna (sarkoma f
diprediksi perilakunya.

Studi pusat-tunggal dari 32 kasus memberikan indikasi perilaku yang wajar. Tumor-tumor jinak tidak memperlihatkan re
namun setengahnya (6 dari 13) yang dieksisi tak-komplit mengalami rekurensi lokal. Tidak terdapat rekurensi yang terl
pada empat batasan dan empat tumor maligna, namun eksisi tak komplit tumor maligna mengarah pada penyakit dinding

Pada umumnya, rekurensi lokal tumor jinak tetap jinak, namun transformasi ke malignansi dapat terjadi dan ledakan mal
setelah 15 episode rekurensi lokal jinak.

Prognosis menyenangkan secara keseluruhan terlihat pada seri Haagensen, dimana hanya empat dari 84 pasien yang dike
Sementara kita menemukan rekurensi lokal pada pasien, tak satupun yang mengalami metastase. Seri terbaru 66 kasus da
bahwa yang paling berperilaku derajat-rendah, tumor non-metastasis, namun baik evaluasi histologis maupun analisis DN
memberikan penilaian perilaku yang dapat dipercaya pada tumor individual.

GAMBARAN KLINIS
Haagensen melaporkan kira-kira satu tumor filodes untuk setiap 40 fibroadenoma. Distribusi usia luas, dari 10-90 pada s
namun dengan mayoritas antara 35 dan 55 tahun. Tumor bilateral sangat jarang, meskipun sebuah kasus luar biasa dari ti
jaringan payudara ektopik aksila bilateral juga payudara normal telah dilaporkan. Tumor filodes jarang pada pasien dibaw
muncul untuk memberikan reaksi terutama dengan cara jinak, tanpa memperhatikan corak histologis. Juga telah dijelaska
mammae di vulva, payudara pria dan di prostat dan vesikula seminalis.

Kebanyakan tumor tumbuh dengan cepat menjadi ukuran besar sebelum pasien datang, namun tumor-tumor tidak menet
besar. Hal ini disebabkan mereka khususnya tidak invasif; besarnya tumor dapat menempati sebagian besar payudara, ata
menimbulkan tekanan ulserasi di kulit, namun masih memperlihatkan sejumlah mobilitas pada dinding dada.

Anamnesa

 Pasien khususnya muncul denganmassapayudara keras, bergerak, berbatas jelas, tidak lunak
 Sebuahmassakecil dapat dengan cepat berkembang ukurannya dalam beberapa minggu sebelum pasien mencari perhatian m
 Tumor jarang melibatkan kompleks puting-areola atau meng-ulserasi kulit
 Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala seperti dispnoe, kelelahan, dan nyeri tulang

Pemeriksaan fisik (Salah satu skrining / screening yang penting)

 Disadari adanya massa payudara keras, bergerak, berbatas-jelas, tidak lunak


Gambar 3. Pemeriksaan Payudara

 Secara ganjil, cystosarcoma phylloides cenderung melibatkan payudara kiri lebih sering dibandingkan payudara kanan
 Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya
 Temuan fisik (misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang ada pada fibroadenoma
 Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan memperlihatkan pertumbuhan yang cepat
 Temuan mamografi (misal, tampilan kepadatan bundar dengan batas halus) juga serupa dengan yang terdapat fibroadenoma
 Tumor maligna rekuren terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal
 Paru merupakan tempat metastase paling sering, diikuti oleh tulang, jantung dan hati
 Gejala untuk keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera beberapa bulan sampai paling lambat 12 tahun setelah
 Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
 Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
 Hitungan kasar 30% pasien dengan tumor filoides maligna meninggal karena penyakit ini

PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada penanda tumor hematologik atau uji darah lainnya yang bisa digunakan untuk mendiagnosa cystosarcoma
 Studi Pencitraan

Pada mammogram, tumor Phyllodes akan memiliki tepi yang berbatas jelas. Baik mammogramataupun USG payudara
jelas antara fibroadenoma dan Phyllodes jinak atau tumor ganas. Jenis tumor payudara ini biasanya tidak ditemukan di
dekat microcalcifications. Sel-sel dari biopsi jarum dapat diuji di laboratorium tapi jarang memberikan diagnosis yang je
menyerupai karsinoma dan fibroadenoma. Pada Biopsi bedah akan menghasilkan potongan jaringan yang akan memberi
dan akan menghasilkan diagnosa yang tepat untuk sebuah tumor Phyllodes.

Gambar 4. Gambaran mamografi cystosarcoma

MRI payudara dapat membantu tindakan operasi dalam pengangkatan jaringan tumor phyllodes. Sebuah studi memband
USG dan MRI payudara dari tumor Phyllodes melaporkan bahwa MRI memberikan gambaran yang paling akurat dan in
tumor dalam menjalankan rencana operasi mereka. Bahkan jika tumor itu cukup dekat dengan otot-otot dinding dada, pa
memberikan gambaran yang lebih baik dari tumor phyllodes daripada mammogram atau USG.
Gambar 5. Gambaran USG

Prosedur

 FNA untuk pemeriksaan sitologi biasanya tidak memadai untuk diagnosis tumor filoides. Biopsi jarum lebih dapat dipercay
kesalahan pengambilan sampel dan kesulitan dalam membedakan lesi dari sebuah fibroadenoma
 Biopsi payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsi insisional untuk lesi lebih besar adalah metode pasti untuk m

Temuan histologis

Semua tumor filoides mengandung komponen stroma yang dapat bervariasi dalam tampilan histologis dari satu lesi ke le
filoides jinak memperlihatkan peningkatan jumlah mencolok pada fibroblas fusiformis reguler dalam stroma.
Adakalanya, sel-sel sangat anaplastik dengan perubahan miksoid yang diamati. Atipia seluler tingkat tinggi, dengan pen
dan peningkatan jumlah mitosis, hampir selalu diamati pada bentuk maligna cystosarcoma phylloides. Secara ultra-struk
bentuk jinak dan ganas, nukleolus dapat mengungkapkan nukleolonema yang bertautan kasar dan sisterna berlimpah dala

DIAGNOSA BANDING

 Angiosarcoma
 Kanker payudara

Masalah lain yang perlu dipertimbangkan :


 Juvenile fibroadenoma
 Giant fibroadenoma
 Inflammatory carcinoma
 Sclerosing adenosis
 Radial scar
 Fat necrosis
 Perubahan fibrokistik
 Abses payudara
 Adenokarsinoma
 Mastitis

PENATALAKSANAAN

Usia penting dalam manajemen lesi-lesi ini. Dibawah umur 20, semuanya harus diterapi dengan enukleasi, karena merek
dalam sikap jinak.

Sitologi aspirasi dapat memberi kesan diagnosis tumor filoides namun histologi yang lebih tepat pada biopsi jarum inti d
merencanakan pengobatan.

Situasinya lain pada pasien yang lebih tua. Beberapa dokter bedah memiliki pengalaman cukup untuk menjadi dogmatis
Haagensen melaporkan satu dari seri terbesar, dan merekomendasikan eksisi lokal luas sebagai pendekatan primer pada
jinak. Dia memiliki angka rekurensi lokal sebesar 28% diantara 43 pasien yang ditangani dengan eksisi lokal, dengan fol
Namun hanya 3 dari rekurensi tersebut yang menuntut mastektomi sekunder, dan tak satupun yang meninggal akibat tum
pasien yang diterapi dengan mastektomi (simpel atau radikal) mengalami rekurensi lokal; ini adalah sarkoma filoides yan
menimbulkan metastasis lokal dan sistemik. Angka rekurensi lebih tinggi untuk tumor filoides jinak dibandingkan ganas
sejumlah seri, mencerminkan pendekatan bedah yang lebih sederhana untuk tumor-tumor yang diperkirakan kurang seriu

Jelas bahwa eksisi tak-komplit merupakan penentu utama rekurensi pada lesi jinak dan menengah. Mengapa rekurensi tin
kebanyakan seri sementara hal ini begitu baik diperlihatkan? Ada dua alasan utama: kegagalan untuk mengantisipasi kem
dan kegagalan mendefinisikan tenik yang akan meyakinkan eksisi komplit. Yang pertama dapat dijumpai hanya dengan
dan penilaian rangkap tiga pada semua massa sebelum pembedahan. Khususnya penting untuk menghindari biopsi eksisi
karena hampir tidak mungkin mempengaruhi batas eksisi tegas dari rongga biopsi, dimana hal ini dilakukan sebagai pros
tumor masih in situ. Untuk alasan ini, diagnosis histologis harus dibuat dengan biopsi jarum-inti, atau setidaknya tidak ad
selain biopsi insisi.

Eksisi makroskopik komplit, dengan usulan batas 1 cm, dapat dipastikan dengan teknik yang tepat. Dengan teknik eksisi
menempatkan traksi pada massa, mudah untuk melakukan diseksi terlalu dekat ke tumor pada beberapa titik diseksi. Car
untuk menghindari hal ini adalah agar dokter bedah menempatkan jari-jari kiri pada massa, dan memotong diluar jari, de
jaringan payudara sekitarnya.

Untuk lesi kecil dimana diagnosis diusulkan oleh penilaian rangkap tiga atau tampilan makroskopik (lunak, coklat, tamp
dieksisi dengan batas 1-cm dari jaringan payudara normal. Jika histologinya jinak, hal ini merupakan penatalaksanaan ya
eksisi quadrantic (seperempat-lingkaran) untuk lesi menengah. Dimana diagnosis pertama kali dikenali pada pemeriksaa
biopsi eksisi, eksisi quadrantic jaringan parut direkomendasikan dengan maksud memastikan bersihan lokal yang meme

Untuk lesi besar dan lesi rekuren, pembersihan yang baik pasti melibatkan mastektomi mendekati-total dan kami lebih m
sederhana, dengan rekonstruksi menengah yang seharusnya diharapkan pasien. Terdapat beberapa bukti meningkatnya in
yang berhubungan, serentak atau selanjutnya, pada pasien dengan tumor filoides dan hal ini merupakan alasan tambahan
panjang yang teliti terhadap pasien-pasien yang demikian.

Terapi Bedah

Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi luas normal, dengan lingkaran jaringan normal. Tida
besarnya batas. Namun, batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurk

Lesi tidak seharusnya “dikupas keluar”, seperti yang mungkin dilakukan dengan fibroadenoma, atau angka rekurensi tan
meningkat.

 Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi dilakukan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa rekonstruk
 Prosedur yang lebih radikal tidak secara umum dibenarkan.
 Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara klinis. Namun, sebenarnya semua nodu
mengandung sel-sel maligna.
KOMPLIKASI

Seperti kebanyakan operasi payudara, komplikasi paska operasi dari penatalaksanaan bedah tumor filoides termasuk beri

 Infeksi
 Pembentukan seroma
 Rekurensi lokal dan/atau jauh

PROGNOSIS

 Meskipun cystosarcoma phylloides dianggap sebagai tumor jinak secara klinis, kemungkinan untuk rekurensi lokal setelah e
dengan lesi yang memperlihatkan histologi maligna. Tumor setelah pengobatan awal dengan eksisi lokal luas, yang rekuren secar
mastektomi total.
 Penyakit metastase khususnya diamati pada paru, mediastinum dan tulang.
 Sajian klinis beragam
 Jika tumor jinak, prognosis jangka panjang baik sekali mengikuti eksisi lokal yang memadai
 Jika tumor berulang recara lokal setelah eksisi, maka selanjutnya dilakukan eksisi lokal atau mastektomi total khus

DAFTAR PUSTAKA

1. Ramli muchlis. KUMPULAN KULIAH ILMU BEDAH.1995.Jakarta : Binarupa aksara.Halaman 355


2. Jong de wim. BUKU AJAR ILMU BEDAH EDISI 2.2004. Jakarta : EGC. Halaman 391-393
3. Manning. MAJOR DIAGNOSIS FISIK EDISI IX. 1996. Jakarta : EGC. Halaman 366
4. Schwartz. INTISARI PRINSIP-PRINSIP ILMU BEDAH EDISI 6. 2000. Jakarta : EGC. Halaman 233
5. muel-muel.blogspot.com/…/neoplasma-jinak-payudara.htm
6. http://www.bidadariku.com/idpayudara2.php?kode=90
7. www.klikdokter.com/illness/detail/172
8. id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara
Share this:

 Twitter

 Facebook

Terkait

KELAINAN PADA PAYUDARA/ BREAST DISEASE/ DISORDERdalam "Hukum Kesehatan / Medical Law"

DIAGNOSA DAN PENANGANAN AMELOBLASTOMA/ ADAMANTINOMA

HERNIA HYDROCELE AT A GLANCEdalam "at a glance"

About herrysyu
LAHIR DI SUMEDANG 6 NOV 1962 . SD S/D SMA DI SUMEDANG LULUS FK UNPAD TH 87 KA PUSKESMAS LINGE,BINTAN
87-90 ASISTEN AHLI BEDAH RS HASAN SADIKIN TH 90-95 SPESIALIS BEDAH UNPAD/RSHS TH 95 KA BAG/SMF BEDAH RS
S/D-SEKARANG DIREKTUR MEDIS RS AL ISLAM BANDUNG PERIODE 2000-2003 DAN 2003-2006 SEKRETARIS I PERSI JABA
MUKISI JABAR 2002-2005 HUMAS IKABI JABAR S/D SEKARANG TIM PEMBINA /SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT DI
SEKARANG KOMISI ETIKA DAN HUKUM IDI CAB CIREBON S/D SEKARANG LULUS MAGISTER HUKUM KESEHATAN Soeg
V
Posted on November 3, 2011, in Kedokteran / Medical and tagged cancer, cyst sarcoma phyloideus, herry setya yudha
utama, kanker, kedokteran, medical, neoplasma, phyloid, screening, skrining, tumor, tumor ganas, tumor jinak, tumor mammae. Bookmark t
komentar.
← Algoritma tetanus / kejang rangsang tetanus
HERNIA HYDROCELE AT A GLANCE →

TINGGALKAN KOMENTAR

COMMENTS 0

Tinggalkan Balasan


IKUTI BLOG MELALUI SURAT ELEKTROMIK


Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang
tulisan baru melalui surat elektronik.


Bergabunglah dengan 141 pengikut lainnya

Ikuti





Search for:


TULISAN TERAKHIR


 ileus
 terapi / resusitasi cairan
 terapi / resusitasi cairan
 BAB IPENDAHULUA…
 DIAGNOSA DAN PENANGANAN AMELOBLASTOMA/ ADAMANTINOMA

ARSIP


 April 2012
 Maret 2012
 Februari 2012
 Januari 2012
 Desember 2011
 November 2011
 Oktober 2011
 September 2011

KATEGORI

 Hukum Kesehatan / Medical Law
 Kedokteran / Medical
 Uncategorized

META


 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

ISBA


KALLENDER


November 2011
S S R K J S M
« Okt Des »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda
setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai