Anda di halaman 1dari 49

FRAKTUR IMPRESSI DAN

FRAKTUR LINEAR

OLEH:
YUSUF ALMALIK SAPUTRA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD dr. DORIS SYLVANUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
Anatomi Kepala
Tulang tengkorak
Vaskularisasi pada tulang tengkorak kepala
Potongan Melintang Tulang Tengkorak dan Meningens
Otak
FRAKTUR CRANIUM

• FRAKTUR IMPRESI • FRAKTUR FRAKTUR LINEAR


• Fraktur depressed diartikan • Fraktur linier merupakan garis
sebagai fraktur dengan tabula fraktur tunggal pada tengkorak
eksterna pada satu atau lebih yang meliputi seluruh ketebalan
tepi fraktur terletak dibawah tulang.
level anatomic normal dari
tabula interna tulang tengkorak
sekitarnya yang masih utuh
FRAKTUR IMPRESI
•Akibat benturan dengan
tenaga besar yang
langsung mengenai tulang
kepala dan pada area
yang kecil.
FRAKTUR IMPRESI
• Ada 2 macam fraktur impresi :
1. Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda keras yg
mengakibatkan tulang kepala melesak kedlm dg membrkan
tekanan/tdk thdp parenkim otak tanpa mengakibatkan robeknya kulit
kepala dan hub. Dg dunia luar.
2. Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala + robekan kulit kepala
dan tjd hub. Dg dunia luar, bila impresi hebat dpt tjd ribekan pada
duramater.
 pem. Fisik dilakukan cermat utk menentukan op. segera/ terencana atau
konservatif.
Fraktur Impresi: Comminuted fracture Fraktur Impresi: Hinged door fracture
FRAKTUR LINIER
• Merupakan fraktur yang paling sering dan dapat mengakibatkan hematoma
epidural.
• Fraktur di kranium ini paling sering pada area temporal dan parietal
•Fraktur linier merupakan
garis fraktur tunggal pada
tengkorak yang meliputi
seluruh ketebalan tulang.
Pada pemeriksaan
radiologi akan terlihat
sebagai garis radiolusen.
KLASIFIKASI FRAKTUR LINEAR

• Simple Linear Fracture (74-90% pada anak2)=> benturan dengan objek


datar yang besar/permukaan luas (e.g. Lantai/Tembok, dll)
• Symetrical Linear Fracture=> dihasilkan dari kompresi bilateral tengkorak di
antara dua permukaan
MANIFESTASI KLINIS CEDERA KEPALA DIATAS

• Nyeri terus – menerus


• Hilangnya fungsi, bagian yang terluka tidak dapat digerakkan
• Krepitus / Krepitasi, teraba derik tulang akibat gesekan antar fragmen
tulang
• Bengkak dan perubahan warna lokal akibat trauma dan perdarahan
• Deformitas (kelainan bentuk)
• Peningkatan temperatur lokal
• Pergerakan abnormal
• Echymosis (perdarahan subkutan yang lebar)
CEDERA KEPALA MENURUT (JUDIKH MIDDLETON, 2007) AKAN
MENIMBULKAN GANGGUAN NEUROLOGIS/TANDA-TANDA
SESUAI DENGAN AREA ATAU TEMPAT LESINYA

• Lobus Frontal:
• Adanya gangguan pergerakan bagian tubuh (kelumpuhan)
• Ketidakmampuan untuk melkukan gerakan rumit yang di perlukan untuk menyelesaikan
tugas yang memiliki langkah-langkah, seperti membuat kopi
• Kehilangan spontanitas dalam berinteraksi dengan orang lain
• Kehilangan fleksibilitas dalam berpikir
• Ketidakmampuan fokus pada tugas
• Perubahan kondisi kejiwaan (mudah emosional)
• Perubahan dalam perilaku sosial
• Perubahan dalam personalitas
• Ketidakmampuan dalam berpikir (kehilangan memory)
• Lobus Parietal:
• Ketidakmampuan untuk menghadirkan lebih dari satu obyek pada waktu
yang bersamaan
• Ketidakmapuan untuk memberi nama sebuah obyek (anomia)
• Ketidakmampuan untuk melokalisasi kata-kata dalam tulisan (agraphia)
• Gangguan dalam membaca (alexia)
• Kesulitan menggambar obyek
• Kesulitan membedakan kiri dan kanan
• Kesulitan mengerjakan matematika (dyscalculia)
• Penurunan kesadaran pada bagian tubuh tertentu dan/area disekitar
(apraksia) yang memicu kesulitan dalam perawatan diri
• Ketidakmampuan fokus pada perhatian fisual/penglihatan
• Kesulitan koordinasi mata dan tangan
• Lobus Oksipital
• Gangguan pada penglihatan (gangguan lapang pandang)
• Kesulitan melokalisasi obyek di lingkungan
• Kesulitan mengenali warna (aknosia warna)
• Teriptanya halusinasi
• Ilusi visual-ketidakakuratan dalam melihat obyek
• Buta kata-ketidakmampuan mengenali kata
• Kesulitan mengenali obyek yang bergambar
• Ketidakmampuan mengenali gerakan dari obyek
• Kesulitan membaca dan menulis
• Lobus Temporal
• Kesulitan mengenali wajah (prosoprognosia)
• Kesulitan memahami ucapan (afasiawernicke)
• Gangguan perhatian selektif pada apa yang dilihat dan didengar
• Kesulitan identifikasi dan verbalisai obyek
• Hilang ingatan jangka pendek
• Gangguan memori jangka panjang
• Penurunan dan peningkatan ketertarikan pada oerilaku seksual
• Ketidakmampuan mengkategorikan onyek (kategorisasi)
• Kerusakan lobus kanan dapat menyebabkan pembicaraan yang persisten
• Peningkatan perilaku agresif
MANIFESTASI KLINIS
• Hilangnya kesadaran kurang • Pusing kepala
dari 30 menit atau lebih • Terdapat hematoma
• Kebingungan • Kecemasan
• Iritabel • Sukar untuk dibangunkan
• Pucat • Bila fraktur, mungkin adanya
• Mual muntah cairan serebronspinal yang keluar
dari hidung (rhinorrohea) dan
telinga (otorrhea) bila fraktur
temporal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

•LAB •RADIOLOGI
• Na • X-Ray
•K • CT Scan
• GDS
• Ur
• DL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

•X-Ray => Melihat Garis Fraktur tapi tidak


bias melihat adanya Perdarahan Intra Cranial
•CT-Scan => Melihat adanya Perdarahan Intra
Cranial
Fraktur impresi

Fraktur impresi biasanya disertai kerusakan jaringan otak dan pada foto
terlihat sebagai garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang
tengkorak.
FRAKTUR IMPRESI
CT SCAN
FRAKTUR IMPRESI
FRAKTUR LINEAR

Fraktur terlihat sebagai garis


radiolusen,paling sering di
daerah parietal. Garis fraktur
biasanya lebih radiolusen
daripada pembuluh darah dan
arahnya tidak teratur.
Fraktur kranium linier. Fraktur cranium (tanda panah) biasanya berupa garis
hitam bertepi tajam dan tidak ada tepi yang berwarna putih. Pada posisi
anteroposterior (AP) (A), tidak dapat ditentukan apakah fraktur berasal dari
tulang tengkorak bagian depan atau belakang. Pada posisi Towne (B), yaitu
posisi leher menunduk dan posisi occipital lebih tinggi, fraktur ini dapat terlihat
terletak di tulang occipital.
CT scan kepala dengan fraktur kranium linier (B) dan hematoma epidural (A). Pada brain
window (A), terdapat gambaran lesi berbentuk lentikular dan hiperdens di regio frontal kiri yang
khas untuk hematoma epidural (panah hitam). Bone window (B) menunjukkan fraktur di tulang
region frontal kiri (panah putih).
KOMPLIKASI FRAKTUR KRANIUM

• Bila Faktur meluas hingga sinus => Infeksi


• Bila fraktur pada basis cranii => CSF leaks => infeksi / Cranial Nerve
Injuries / Vascular Injuries
• Fraktur terbuka => Infeksi => meningitis
• Imprei dibawah tabula interna bagian cranium normal => EDH / PTS
• Bila mengenai dura enous sinus / arteri meningea media => perdarahan
• Pneumocephalus
TATALAKSANA
•PRIMARY SURVEY
•Airway & C-Spine Control
•Breathing
•Circulation
KONSEPNYA
RESPONSIBILITAS TERPENTING
MANAJEMEN ABC: CGAH HIPOVENTILASI DAN HIPOVOLEMIA

POTENSIAL TERJADINYA SECONDARY BRAIN DAMAGE


PENATALAKSANAAN MEDIS UMUM TRAUMA KEPALA
1) Penatalaksanaan Keperawatan
• Menjamin kelancaran jalan nafas dan control vertebra cervicalis
• Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
• Mempertahankan sirkulasi stabil
• Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital
• Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
• Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus
• Mengelola pemberian obat sesuai program
o Terapi neurotropik: citicoline,
2) Penatalaksanaan Medis piroxicam
o Oksigenasi dan IVFD o Terapi anti perdarahan bila perlu:
o Terapi untuk mengurangi edema Kalnex 500 mg
serebri (anti edema): Manitol 500 o Terapi antibiotik untuk profilaksis:
ml/24 atau 15-20 mL/KgBB dalam
Ceftriaxone 2 g q12h
30 menit
o Dexamethasone 10 mg untuk dosis o Terapi antipeuretik bila demam: PCT
awal, selanjutnya: o Terapi anti konvulsi bila klien kejang:
I. 5 mg/6 jam untuk hari I dan II Fenitoin 5-20 mg/KgBB dlm 100 cc
NaCl 0,9% atau levetiracetam 500
II. 5 mg/8 jam untuk hari III
mg/12h => selama 7 hari
III. 5 mg/12 jam untuk hari IV
o Terapi diazepam 5-10 mg atau
IV. 5 mg/24 jam untuk hari V Chlorpromazine bila klien gelisah
o Intake cairan tidak boleh > 800
cc/24 jam selama 3-4 hari

Anda mungkin juga menyukai