Anda di halaman 1dari 66

SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Anak LAPORAN KASUS

RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Februari 2021


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

LAPORAN KASUS
GIZI BURUK, TUBERKULOSIS DAN HIV PADA ANAK

Disusun oleh:
Ni Kadek A. V. Natalia (2008020036)

Pembimbing:
dr. Irene K. L. A. Davidz, Sp. A, M. Kes.
dr. Regina M. Manubulu, Sp.A, M. Kes
dr. Woro Indri Padmosiwi, Sp.A

DIBAWAKAN DALAM KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021
GIZI BURUK

Status gizi yang didasarkan pada


indeks berat badan terhadap panjang
badan (BB/PB) atau Indeks masa tubuh
terhadap umur (IMT/U). Balita disebut
gizi buruk apabila indeks BB/TB atau
IMT/U dibawah -3 SD.
Proporsi status gizi buruk diIndonesia pada
tahun 2018 sebesar 3.9% yang mengalami
penurunan dari sebelumnya pada tahun 2013
sebesar 5.7%. Gizi buruk di Kota Kupang:
2018  218
2019  353
Proporsi status Gizi Buruk di Nusa Tenggara
Timur merupakan peringkat tertinggi 2020  796
sebesar 29.5%
4
 wajah seperti orang
tua
 kulit terlihat longgar
 tulang rusuk tampak
terlihat jelas
 kulit paha keriput
 kulit di pantat
berkeriput (“baggy
pants”)

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Laporan Kasus
Pasien masuk rumah sakit pada Kamis, 28 Januari 2021

Identitas Pasien

Nama : An. ETM

Tanggal Lahir / Usia : 07 Agustus 2019/1 tahun 5 bulan 21 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kalabahi
No RM : 540925
•Identitas Ayah •Identitas Ibu

Nama : Tn. AP Nama : Ny. LM


Usia : 27 tahun Usia : 27 tahun
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Alamat : Kalabahi Alamat : Kalabahi
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Pegawai Honor
Early Warning Scoring System (EWS)

Komponen   Score
Keadaan Umum Iritabel 2

Tidak pucat, atau pengisian kapiler


Kardiovaskular 1
4 detik

Pernapasan dalam parameter RR


Respirasi sesuai usia per menit, tidak 0
terdapat retraksi
Total   3

Skor 3 : Monitoring secara rutin tiap 1-2 jam.


Anamnesis
Keluhan Utama : Mencret

Pasien anak perempuan usia 1 tahun 5 bulan dibawa


ibunya ke poli anak RSUD Prof. W.Z Yohanes pada hari
kamis, 28 Januari 2021, dengan keluhan mencret sejak 3
Januari 2021. Menurut Ibu pasien, frekuensi mencret
Riwayat Penyakit Sekarang
mencapai 3x sehari, dengan konsistensi tinja encer
disertai sedikit ampas, berwarna kuning, darah (-), lendir
(-), keruh seperti air cucian beras (-). Ibu pasien
mengatakan nafsu makan pasien baik namun sejak bulan
Oktober 2019 berat badan pasien tidak mengalami
kenaikan hingga saat ini.
Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak Oktober 2019 juga pasien mengalami batuk yang


keras tidak berdahak dan tidak berdarah, namun saat ini
batuk sudah berkurang. Pasien juga sering mengalami
demam yang naik turun serta keringat malam, tidak
disertai menggigil. Pada area mulut pasien timbul bercak
keputihan yang muncul sejak bulan Februari 2020.
Pasien tampak lemas, sangat rewel dan sulit tidur.
Menurut ibunya BAK pasien 3-4x sehari. Nyeri pada
pasien sulit dievaluasi, mual (-), muntah (-).
Pasien mengalami beberapa gejala diatas sejak bulan Oktober
2019 dan pada bulan Desember 2019 pasien MRS di Alor dan
Riwayat Penyakit Dahulu
pasien didiagnosis TBC dan HIV.

Pasien mendapatkan pengobatan OAT sejak bulan Januari 2020


namun pasien tidak melanjutkan pengobatan sejak bulan Mei
2020. Saat ini pasien sudah melanjutkan OAT selama 3 hari dari
Riwayat Pengobatan
Puskesmas Sikumana.
Riwayat Penyakit Keluarga
Setelah mengetahui bahwa pasien didiagnosis HIV, ibu pasien
melakukan pemeriksaan HIV dan hasilnya ibu pasien reaktif HIV.
Sedangkan Ayah pasien belum melakukan pemeriksaan HIV. Saat
ini ibu pasien rutin minum ARV. Tidak ada anggota keluarga
dengan riwayat minum OAT selama 6 bulan. Disekitar rumah ada
tetangga yang minum OAT tetapi tidak pernah kontak langsung
dengan pasien. Orangtua pasien juga tidak melakukan
pemeriksaan sputum TB.
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Pasien merupakan anak pertama. Ibu pasien rutin ANC di Puskesmas
Mebung Alor. Selama hamil Ibu tidak ada riwayat sakit dan tidak ada
riwayat konsumsi obat-obatan. Pasien dilahirkan pervaginam di RS
Leona Kupang pada usia kehamilan 33 minggu. Pada saat lahir anak
langsung menangis. Berat badan lahir ialah 2200 gram, sedangkan
panjang lahir 41cm.

Riwayat Alergi :
Pasien memiliki riwayat alergi terhadap telur ayam, menurut ibunya
akan timbul kemerahan pada paha pasien setelah konsumsi telur.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan.
Riwayat Imunisasi :
Pasien sudah imunisasi dasar lengkap.
Imunisasi Hb0 saat setelah pasien lahir.
Imunisasi BCG dan OPV 1 saat pasien
usia 1 bulan. DPT-HB-Hib1 + OPV2 saat
pasien umur 2 bulan, DPT-HB-Hib2 +
OPV3 usia 3 bulan, DPT-HB-Hib3 + OPV4
usia 4bulan dan MR pada usia 9 bulan.
Riwayat Nutrisi :
ASI eksklusif diterima pasien hingga berusia 6 bulan, selanjutnya diberikan susu formula.
Pasien mulai mengonsumsi MPASI sejak usia 6 bulan berupa bubur saring 3x sehari. Pasien
selalu menolak diberikan susu formula sehingga orang tua pasien hanya memberikan air gula
3-4 botol/hari.
Pasien merupakan anak pertama dan merupakan
anak tunggal. Ibu pasien bekerja sebagai pegawai
honorer dengan penghasilan Rp 1.500.000/3 bulan
sedangkan ayah pasien pekerja serabutan dengan
Riwayat sosial dan lingkungan
penghasilan kasar Rp 250.000/bulan. Pasien tinggal
di rumah tembok yang terdiri atas 3 kamar, pasien
sekamar dengan orangtuanya.
Riwayat Tumbuh kembang
Menurut keterangan ibu, pasien dapat
tengkurap sejak usia 3 bulan, dapat
tertawa dan membalas senyum ketika
diajak bicara saat usia 3-4 bulan dan dapat
menggenggam mainan dan bermain benda
yang besar dan berwarna pada usia 6
bulan. Pasien dapat mengucapkan ma…
ma…,pa…pa…, pada usia 9 bulan. Hingga
saat ini pasien belum bisa duduk maupun
berdiri.
Pemeriksaan Fisik
 KU: Tampak sakit berat
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah: 90/60mmHg
Nadi : 120x/menit, reguler, teraba lemah
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 37,1 oC
SpO2 : 99%
Status Antropometri
Berat badan : 4.2 kg
Tinggi badan : 68 cm
LK : 44 cm
LILA : 6,9 cm
IMT : 9,1 kg/m2
Status Perkembangan
Perkembangan anak sekarang berdasarkan KPSP untuk anak usia 15 bulan, total skor yang didapatkan adalah 5. Interpretasi skor 5 yaitu
kemungkinan penyimpangan perkembangan.








√ Gerak Kasar 5
√ Bicara dan Bahasa 0
5 5 Gerak Halus 0
Sosialisasi dan Kemandirian 0
 Status Generalis :
o Kepala : Normocephal, rambut hitam, jarang, tak mudah tercabut, rambut
jagung (-)
o Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),
mata cekung (+/+)
o Hidung : Rhinore (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-)
o Mulut : Mukosa bibir lembab, terdapat bercak putih pada mukosa
lidah
o Leher : Pembesaran KGB (+/+)

• Pulmo :
oInspeksi : Pengembangan dinding dada simetris, retraksi (-)
oPalpasi : Nyeri tekan (-/-), krepitasi (-), massa (-), vocal fremitus D=S
oPerkusi : Sonor untuk semua lapangan paru
oAuskultasi : Ves Rhonki Wheezing
+ + - - - -
+ + - - - -
+ + - - - -
• Cor :
Inpeksi : jejas (-), scar (-), ictus cordis terlihat (-)
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung atas ICS 2 linea parasternal dextra, batas jantung kanan ICS 2 linea
midclavicula sinistra, batas jantung bawah ICS 5 linea midclavicula sinistra (apeks)
Auskultasi: Bunyi jantung I-II tunggal, regular, gallop (-), murmur (-)
• Abdomen
Inspeksi : tampak cembung
Auskultasi: bising usus (+) kesan normal
Palpasi : supel, distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : shiffting dullness (-), timpani(+)
•Kulit : pucat (+), turgor kulit melambat (+), keriput (+) Baggypants (+)

•Ekstremitas : Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT = 4 detik, edema (-), atrofi otot (+)
Pemeriksaan   Hasil Satuan Nilai Rujukan
Laju Endap Darah H 120 mm/jam 0,00-10,00
Hemoglobin L 9,00 g/dL 13.0-18.0
Jumah Eritrosit   5.13 10^6/uL 4.50-6.20
Pemeriksaan Hematokrit L 29,8 % 40.0-54.0
Penunjang MCV L 72.9 fL 81.0-96.0
(28 Januari 2021 12.24 WITA) MCH L 22.0 pg 27.0-36.0
Jumlah Leukosit 8,12 10^3/ul 4.50-13.00
Jumlah Trombosit  L 34,00 10^3/ul 140.00-392.00
KIMIA DARAH        
Glukosa sewaktu  L 61,20 mg/dL 70.00-150.00
Imunologi  
Rapid Test HIV 1 Reaktif Non Reaktif
Rapid Test HIV 2 Reaktif Non Reaktif
Rapid Test HIV 3 Reaktif Non Reaktif
Elektrolit        
Natrium Darah 133 mmol/L 132-147
Kalium Darah L 2.44 mmol/L 3.50-4.50
Clorida Darah 109 mmol/L 96-111
Calcium Ion L  1.10 mmol/L 1.12-1.32
Total calcium   2.25 mmol/L 2.10-2.55
Ro Thorax 15
Mei 2020

No expertise
SKORING TB
Parameter 0 1 2 3 skor
Kontak dengan pasien Tidak jelas Laporan keluarga, Kontak dengan 0
TB kontak dengan pasien BTA positif
pasien BTA negatif
atau BTA tidak
Jelas

Uji tuberculin negatif Positif 0


BB/keadaan gizi Gizi kurang BB/TB <90% Gizi buruk BB/TB 3
atau BB/U < 80% <70%
atau BB/U < 60%

Demam tanpa ≥ 2 minggu 1


sebab yang jelas
Batuk ≥ 3 minggu 1
Pembesaran KGB koli, ≥ 1cm jumlah 1
aksila, ≥ 1, tidak nyeri
Inguinal
Pembengkakakn Ada 0
tulang/sendi Pembengkakan
Foto dada Normal Sugestif TB 0
/tdk jelas
Skor 6
Diagnosis Kerja

•Gizi Buruk Kondisi I (syok, letargi, diare)


•TB Paru
•HIV-AIDS
•Hipokalemia
•Anemia
•Kemungkinan penyimpangan perkembangan
Tatalaksana

 Rencana Diagnostik : Foto thorax, konsul poli VCT, konsul spesialis anak
konsultan tumbuh kembang

 Terapi :
Farmakologi dan nutrisi
O2 1-2 lpm NC
IVFD RLD 1:1 (250:250) 5 tpm/kgBB/jam (15 cc/kgBB/jam)  21 tpm
Bolus D10% 5cc/kgBB  21 cc
Resomal 5 cc/kgBB per NGT
Ampicillin 50 mg/kgBB per 6 jam IV
Gentamicin 7.5 mg/kgBB per 24 jam IV
Kandistin 3x1 cc
OAT lanjut (RHZ 75/50/150 mg)
Pemberian F75 secara bertahap
Jumat, 29 Januari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Anak tampak lemah dan rewel, nafsu makan baik,demam (-), batuk •TB Paru
kering (+), sesak (-), BAK baik, frekuensi mencret berkurang •HIV-AIDS
•Anemia
O •Hipokalemia
  KU : lemah RR : 36x/menit •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
  Kes : CM
SpO2 : 98%
HR : 118x/menit S : 37,0o C P Aff NGT
  IVFD RLD 8tpm/kgBB/jam
Mata : konjungtiva anemis(-/-), mata cekung berkurang Ampicillin 4x200 mg IV
Mulut : bercak putih di lidah(+) Gentamicin 1x32 mg IV
Kandistin 3 x 1 cc
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), F75 45 cc/2 jam  bila habis, naikkan 70 cc/3
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) jam90 cc / 4 jam
Abd : cembung, BU (+) OAT lanjut
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit C 1x50 mg
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Vit B 1x1 tab
edema (-), atrofi otot (+), Asam folat 1x5mg
Sabtu, 30 Januari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Lemas (+), rewel(+), nafsu makan baik, demam (-), batuk •TB Paru
kering(+), sesak (-), mencret (-) •HIV-AIDS
•Anemia
O •Hipokalemia
  KU : lemah RR : 36x/menit •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
  Kes : CM
SpO2 : 98%
HR : 120x/menit S : 36,8o C P IVFD RLD 8 tpm/kgBB/jam
Mata : konjungtiva anemis(-/-),
  mata cekung (-/-) Ampicillin 4 x200 mg iv
Mulut : bercak putih di lidah(+) Gentamicin 1x32 mg iv
Kandistin 3x1 cc
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+),
F75 70 cc / 3 jam  90 cc/4 jam
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) OAT lanjut
Abd : cembung, BU (+) Vit C 1x100 mg
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit B 1x1 tab
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Asam folat 1x1mg
edema (-), atrofi otot (+),
Minggu, 31 Januari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Rewel (+), demam (-), batuk kering(+), sesak (-), nafsu makan •TB Paru
baik, BAB BAK baik •HIV-AIDS
•Anemia
O •Hipokalemia
  KU : lemah RR : 32x/menit •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
  Kes : CM
SpO2 : 98%
HR : 120x/menit S : 36,7o C P IVFD RLD 8 tpm/kgBB/jam
Mata : konjungtiva anemis(-/-),
  mata cekung (-/-) Ampicillin 4 x200 mg iv
Mulut : bercak putih di lidah(+) Gentamicin 1x32 mg iv
Kandistin 3x1 cc
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+),
F100 6 x 105 cc  naikkan bertahap setiap hari 10
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) – 15 cc sampai mencapai 155 cc/6jam
Abd : cembung, BU (+) OAT lanjut
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit C 1x100 mg
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Vit B 1x1 tab
edema (-), atrofi otot (+) Asam folat 1x1mg
RoThorax
29 Januari 2021

•Pulmo: tampak kesuraman di lapangan atas paru kanan. Tidak tampakperselubungan berbatas tegas cenderung segitiga
di parakardial kanan. Hilus kiri tersuperposisi bayangan jantung, sebelumnya tampak agak prominent. Hilus kanan tidak
membesar, agak suram.
•Tulang-tulang tak tampak kelainan
•Kesan: Bronkopneumonia di lobus superior paru kanan dan segmental pneumonia lobus inferior paru kanan
Senin, 1 Februari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Rewel (+), demam (-), batuk kering(+), sesak (-), nafsu •TB Paru
makan baik, BAB BAK baik, bercak putih di lidah •HIV-AIDS
berkurang. •Anemia
O •Hipokalemia
  KU : lemah RR : 30x/menit •Bronkopneumonia
  Kes : CM SpO2 : 97% •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
HR : 115x/menit S : 36,8o C
 
Mata : konjungtiva anemis(-/-), mata cekung (-/-) P IVFD RLD 8 tpm/kgBB/jam
Mulut : bercak putih di lidah(+) Ampicillin 4 x200 mg iv
Gentamicin 1x32 mg iv
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), Kandistin 3x1 cc
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) F100 6 x 105-155 cc
Abd : cembung, BU (+) OAT lanjut
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit C 1x100 mg
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Vit B 1x1 tab
edema (-), atrofi otot (+) Asam folat 1x1mg
Selasa , 2 Februari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Rewel (+), demam (-), batuk kering(+), sesak (-), nafsu •TB Paru
makan baik, BAB BAK baik, bercak putih di lidah •HIV-AIDS
berkurang. •Anemia
O •Hipokalemia
  KU : lemah RR : 29x/menit •Bronkopneumonia
  Kes : CM SpO2 : 97% •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
HR : 120x/menit S : 36,5o C
 
Mata : konjungtiva anemis(-/-), mata cekung (-/-) P IVFD RLD 8 tpm
Mulut : bercak putih di lidah(+) F100 105 – 155 cc / 6 jam
Kandistin 3x1 cc
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), OAT lanjut
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) Vit C 1x100 mg
Abd : cembung, BU (+) Vit B 1x1 tab
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Asam folat 1x1mg
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik,
edema (-), atrofi otot (+)
Rabu, 3 Februari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Rewel (+), demam (-), batuk kering(+), sesak (-), nafsu •TB Paru
makan baik, BAB BAK baik, bercak putih di lidah •HIV-AIDS
berkurang. •Anemia
O •Hipokalemia
  KU : baik RR : 30x/menit •Bronkopneumonia
  Kes : CM SpO2 : 97% •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
HR : 114x/menit S : 36,5o C
 
Mata : konjungtiva anemis(-/-), mata cekung (-/-) P IVFD aff
Mulut : bercak putih di lidah(+) F100 110 – 155 cc / 6 jam
Makanan lumat 3x1
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), OAT lanjut
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) Cotrimoxazole 1x24 mg
Abd : cembung, BU (+) Rencana ARV post 2 minggu OAT
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit C 1x100 mg
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Vit B 1x1 tab
edema (-), atrofi otot (+) Asam folat 1x1mg
Kamis, 4 Februari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Rewel berkurang, demam (-), batuk kering(+), sesak (-), •TB Paru
nafsu makan baik, BAB BAK baik, bercak putih di lidah •HIV-AIDS
berkurang •Anemia
O •Hipokalemia
  KU : baik RR : 30x/menit •Bronkopneumonia
  Kes : CM SpO2 : 97% •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
HR : 114x/menit S : 36,5o C
 
Mata : konjungtiva anemis(-/-), mata cekung (-/-) P F100 155 cc / 6 jam
Mulut : bercak putih di lidah(+) Makanan lumat 3x1
OAT lanjut
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), Cotrimoxazole 1x24 mg
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) Vitamin A 200.000 SI dosis tunggal
Abd : cembung, BU (+) Vit C 1x100 mg
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+) Vit B 1x1 tab
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik, Asam folat 1x1mg
edema (-), atrofi otot (+) Cek DL
Pemeriksaan   Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin L 9,1 g/dL 13.0-18.0
Pemeriksaan
Penunjang Jumah Eritrosit   4.06 10^6/uL 4.50-6.20

(4 Februari2021 12.00 WITA) Hematokrit L 31.1 % 40.0-54.0


MCV 76.6 fL 81.0-96.0
MCH L 22.4 pg 27.0-36.0
Jumlah Leukosit 9,11 10^3/ul 4.50-13.00
Jumlah Trombosit  L 74,00 10^3/ul 140.00-392.00
KIMIA DARAH        
Kreatinin darah   0,34 mg/dL
SGOT H  157.10   U/L < 48.00 
SGPT H 102.80 U/L <33.00
Urea N 7.40 Mg/dL 6.00-20.00
Jumat, 5 Februari 2021
Follow up
  A •Gizi Buruk
S Demam (-), batuk kering(+), sesak (-), nafsu makan baik, •TB Paru
BAB BAK baik, bercak putih di lidah berkurang. •HIV-AIDS
•Anemia
O •Bronkopneumonia
  KU : baik RR : 29x/menit •Kemungkinan penyimpangan perkembangan
 
  Kes : CM
SpO2 : 97%
HR : 113x/menit S : 36,4o C P OAT lanjut
Mata : konjungtiva anemis(-/-),
BB: 4,4 mata
kg cekung (-/-) Vit C 1x100 mg
Mulut : bercak putih di lidah(+) Vit B 1x1 tab
  Asam folat 1x1mg
Leher : pembesaran kelenjar getah bening(+/+), Rawat jalan
pembesaran kelenjar tiroid (-/-) BPL (Konsul poli anak 8/2/21, poli VCT 10/2/21)
Abd : cembung, BU (+)
Kulit : pucat (+), keriput (+) Baggypants (+)
Ekstremitas: Deformitas tulang (-) akral hangat, CRT 2 detik,
edema (-), atrofi otot (+)
-Resume-
Anak
perempuan usia
Mencret sejak awal
januari. Frekuensi:
Nafsu
1 tahun 5 bulan 3xsehari makan baik

BB tidak kunjung Batuk keras, Sering demam


naik sejak darah (-) dahak naik turun,
oktober2019 (-) keringat malam

Muncul bercak
putih di mulut sejak
Lemas, rewel, Ibu reaktif
februari 2020 sulit tidur HIV
Pada pemeriksaan fisik:
mata cekung, pembesaran kelenjar getah bening pada
leher, perut kembung, turgor melambat, kulit keriput,
atrofi otot serta baggy pants.
-Prognosis-
- Qua Ad vitam : dubia ad Bonam

Qua Ad sanationam : dubia ad bonam

Qua Ad functionam : dubia ad malam


-DISKUSI-
Gizi Buruk
Teori Kasus

Balita disebut gizi buruk apabila indeks Pasien An. ETM memiliki BB 4.2 kg
BB/TB atau IMT/U dibawah -3 SD dan tinggi badan 68 cm, indeks BB/PB
(sangat kurus) atau IMT/U pada pasien ini di bawah -3
SD (Sangat kurus)
Anamnesis Tuberkulosis
Teori Kasus

• Berat Badan turun •BB Turun (+)


•Demam ≥ 2 minggu, demam tidak •Demam ≥ 2 minggu (+)
tinggi • Batuk ≥ 2 minggu (+)
• Batuk ≥ 2 minggu, tidak membaik •Batuk berdarah (-)
•Batuk berdarah
Anamnesis Tuberkulosis
Teori Kasus

•Nafsu makan berkurang •Nafsu makan berkurang (-)


•Keringat malam •Keringat malam (+)
•Lesu, malaise, anak kurang aktif •Lesu, malaise, anak kurang aktif
bermain bermain (+)
•Pembesaran KGB •Pembesaran KGB(+)
•Riwayat Kontak pasien TB •Riwayat Kontak pasien TB tidak
diketahui/tidak jelas
Anamnesis HIV-AIDS
Teori Kasus

•Kontak dengan positif HIV •Ibu positif HIV (+)

•BB turun •BB turun (+)

•Jamur pada daerah mulut, •Jamur pada daerah mulut, bercak

bercak putih pada lidah putih pada lidah (+)


Anamnesis HIV-AIDS
Teori Kasus

•Diare • Diare (+)


• Demam > 1 bulan (+)
• Demam > 1 bulan
•Luka disekitar bibir (-)
•Luka disekitar bibir
•Bercak putih di mukosa lidah (+)
•Bercak putih di mukosa lidah
•Ruam kulit yang gatal (-)
•Ruam kulit yang gatal •ISPA berulang (+)
•ISPA berulang
Pemeriksaan fisik Gizi Buruk
Teori Kasus

Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan : 4.2 kg


Panjang Badan : 68 cm
BB/TB atau IMT/U dibawah -3 SD
IMT : 9,1kg/m2
(sangat kurus).
BB/TB : dibawah -3 SD (Sangat
Kurus)
IMT/U : dibawah -3 SD (Sangat
Kurus)
Baggypants (+), atrofi otot (+), keriput (+)
Stadium HIV-AIDS
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
Berat Badan Tidak ada Penurunan BB Penurunan BB >10% Sindroma wasting HIV
penurunan berat <10%
badan

Gejala Tidak ada gejala Luka disekitar Kandidiasis oral, Kandidiasis oral, Herpes
atau hanya bibir, ruam kulit leukoplakia, diare simpleks ulseratif lebih
limfadenopati yang gatal, dan demam > 1 dari satu bulan, limfoma,
generalisata herpes zoster bulan, pneumonia, sarcoma , pneumonia
persisten dalam 5 tahun TB Paru, pneumosistis, TB
terakhir, ISPA Periodontitis, Ekstraparu, Abses otak,
berulang, Ulkus Anemia, Toksoplasmosis,
mulut berulang Trombositopenia Meningitis Kriptokokus,
Encephalopati HIV.
Pemeriksaan Penunjang HIV-
AIDS
Teori Kasus

Diagnosis HIV pada anak Hasil: reaktif HIV


berusia <18 bulan hanya
dapat dilakukan tes
virologis.

Spesifitas PCR RNA Tidak dilakukan karena belum


mencapai 100% saat lahir, diketahui bahwa Ibu pasien HIV+
usia 1, 3 dan 6 bulan saat hamil
Alur Diagnosa HIV-AIDS
Alur Diagnosa TB
TATALAKSANA TB
KATEGORI DIAGNOSTIK FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
TB paru klinis 2HRZ 4HR
TB kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru terkonfirmasi bakteriologis 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis
dan TB Tulang/sendi)
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
TATALAKSANA TB-HIV
Teori Kasus

• Terapi TB harus dimulai Pasien belum diberikan terapi


lebih dahulu ART
• ART diberikan 2-8 minggu
setelah timbul toleransi
terapi TB
TATALAKSANA TB-HIV
Teori Kasus

• Pemberian kotrimoksasol untuk Kotrimoksasol dosis 15-30mg/kgBB/12


profilaksis infeksi oportunistik. jam. Pasien diberikan Kotrimoksasol
• Untuk kandidiasis oral dapat sirup 2 x ½ cth, sediaan 240mg/5ml.
diberikan Nistatin
Pasien diberikan Nistatin 3x 1cc
TATALAKSANA GIZI
BURUK
-TATALAKSANA GIZI BURUK KONDISI I-
TATALAKSANA GIZI
BURUK
Kasus

O2 1-2 lpm NC
IVFD RLD 1:1 (250:250) 5 tpm/kgBB/jam  21 tpm
Bolus D10% 5cc/kgBB  21 cc
Resomal 5 cc/kgBB per NGT
Ampicillin 50 mg/kgBB per 6 jam IV
Gentamicin 7.5 mg/kgBB per 24 jam IV
Pemberian F75 secara bertahap
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus Gizi Buruk, Tuberkulosis Paru (TB Paru),
dan HIV AIDS pada anak perempuan usia 1 tahun 5 bulan.
Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Saat ini pasien sudah mendapatkan
terapi gizi buruk, terapi OAT serta profilaksis infeksi oportunistik.
Saat ini keluhan sudah berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan RI. Tatalaksana anak gizi buruk. Jakarta.2013


2. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang. 2018
3. Kementerian kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Petunjuk
teknis manajemen dan tatalaksana TB anak.Jakarta. 2016
4. WHO. WHO TB Report. WHO Libr Cat Data World.2020
5. Hanny R, Waldi N. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO .Indonesia.
2009;1(pelayananmasyarakat):434.
6. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Infeksi HIV pada anak [internet]. [cited: 2021 Feb 10]. Available from:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/infeksi-hiv-pada-anak-bagian-i
7. Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN: Situasi Umum HIV/AIDS dan tes HIV.Jakarta;2018.
8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan KedokteranTatalaksanaHIV.2019;p220-1
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai