MUHAMMAD REINALDY

1907101030020

DEPARTEMEN ILMU BEDAH PLASTIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
+
ANATOMI
+
ANATOMI

Tulang mandibula tampak depan Tulang mandibula tampak samping kiri

+
ANATOMI

Otot-otot os mandibula

Otot penguyah dan arah

pergerakannya
+
DEFINISI

Fraktur didefinisikan sebagai deformitas linier atau terjadinya

diskontinuitas tulang yang disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur dapat terjadi
akibat trauma atau karena proses patologis. Fraktur mandibula adalah
putusnya kontinuitas tulang mandibula.
+
ETIOLOGI
Fraktur mandibula dapat disebabkan oleh trauma maupun proses
patologik
Fraktur Traumatik: Fraktur Patologik:
◼ Kecelakaan kendaraan bermotor (50,8%) ◼ Kista

◼ Terjatuh (22,3%) ◼ Tumor tulang

◼ Kekerasan atau perkelahian (18,8%) ◼ Osteogenesis imperfekta

◼ Kecelakaan kerja (2,8%) ◼ Osteomielitis

◼ Kecelakaan berolahraga (3,7%) ◼ Atropi/ nekrosis tulang

◼ Kecelakaan lainnya (1,6%)

+
MANIFESTASI K L I N I S

 Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

di imobilisasi

 Pendarahan oral

 Pembengkakan dan perubahan fungsi

 Krepitasi

 Deformitas

 Sepsis pada fraktur terbuka

+
K LASIFIKASI FRAKTUR

◼ Berdasarkan lokasi anatomi ◼ Berdasarkan ada tidaknya

gigi

Kelas I: gigi ada pada kedua bagian garis fraktur

Kelas II: gigi hanya ada pada satu bagian dari garis
fraktur
Kelas III: tidak ada gigi pada kedua fragmen, mungkin
gigi sebelumnya memang sudah tidak ada (edentulous)
atau gigi hilang saat terjadi trauma.
+
K LASIFIKASI FRAKTUR

◼ Berdasarkan arah fraktur dan kemudahan

untuk direposisi

A: Horizontal favourable fraktur B:

Horizontal unfavourable fraktur
C: Vertical favourable fraktur
D: Vertical unfavourable fraktur

Kriteria favourable dan unfavourable

berdasarkan arah satu garis fraktur terhadap gaya
muskulus yang bekerja pada fragmen tersebut.
Disebut favourable apabila arah fragmen
memudahkan untuk mereduksi tulang waktu
reposisi, sedangkan unfavourable bila garis fraktur
menyulitkan untuk reposisi.
+
K LASIFIKASI FRAKTUR

◼ Berdasarkan derajat fraktur ◼ Berdasarkan tipe fraktur

Fraktur simple atau closed -Greenstick/ incomplete

Tanpa adanya hubungan dengan -Fraktur tunggal
dunia luar dan tidak ada diskontinuitas dari
jaringan sekitar fraktur -Fraktur multiple
Fraktur compound atau -Kominutif
open -Impacted fracture
Berhubungan dengan dunia luar -Atrophic fracture
yang melibatkan kulit, mukosa atau membran
periodontal. -Indirect fracture
+
DIAGNOSIS

Pada kasus trauma, pemeriksaan penderita dengan kecurigaan fraktur

mandibula harus mengikuti kaidah ATLS (Advandce Trauma Live Suport), dimana
terdiri dari primary survey yang meliputi pemeriksaan ABCD. Pada penderita
trauma dengan fraktur mandibula harus diperhatikan adanya kemungkinan
obstruksi jalan nafas yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu sendiri
ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan aspirasi darah.

Setelah dilakukan primary survey dan kondisi penderita

stabil, dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan secondary survey meliputi:

Anamnesis: nyeri, mati rasa, pembengkakan, memar, fraktur gigi, trismus

Klinis: saluran napas, lokal fraktur mandibula (ekstraoral, intraoral)

+
P E M E R I K S A A N PENUNJANG

 X-ray: menentukan luas dan lokasi fraktur

Eisler, Town’s view, Reverse town’s view, Panoramic, Orbitocondylar view, CT-
Scan

 Scan tulang: fraktur lebih jelas dan identifikasi kerusakan jaringan lunak
 Arteriogram: memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler

 Hitung darah lengkap: peningkatan leukosit respon terhadap

sebagai
peradangan
 Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal

 Profil koagulasi
+
TATALAKSANA
◼ Kegawatdaruratan

Tanda-tanda syok, periksa ABC

1. Jalan napas
Untuk mengatasi keadaan ini, penderita di miringkan sampai tengkurap.
Mandibula dan lidah ditarik ke depan dan dibersihkan faringdengan jari-jari.
2. Perdarahan pada luka
Cara paling efektif dan aman adalah dengan meletakkan kain yang bersih
(kalau bisa steril) yang cukup tebal dan dilakukan penekanan dengan tangan
atau dibalut dengan verban yang cukup menekan.
3. Syok

Untuk mengatasi syok karena pendaharan diberikan darah (tranfusi

darah).
+
TATALAKSANA
◼ Non-farmakologi
a.Proteksi, untuk fraktur dengan kedudukan baik. Mobilisasi saja tanpa reposisi,
misalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur tanpa kedudukan
baik
b. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips. Reposisi dapat dalam anestesi umum
dan lokal.
c.Traksi, untuk reposisi secara berlebihan.

◼ Farmakologi
d.Reposisi terbuka, fiksasi eksternal
e. Reposisi tertutup kontrol radiologi diikuti internal.
+
TATALAKSANA
◼ Reposisi tertutup ◼ Reposisi terbuka
Indikasi: Indikasi:
-Fraktur displace atau -Fraktur terbuka atau displace derajat sedang
sampai berat
terbuka derajat ringan
-Fraktur yang tidak tereduksi dengan reposisi
sampai sedang tertutup
-Fraktur kondilus -Unfavorable fracture
-Fraktur pada anak
-Fraktur kominutif berat atau
suplai
darah menurun
-Fraktur patologis
+
TATALAKSANA
◼ Reposisi tertutup

Fiksasi intermaksiler

Dipertahankan selama 3-4 minggu pada fraktur daerah condyles

a. Teknik fiksasi Ivy loop: Penempatan Ivy loop menggunakan kawat 24-gauge
antara 2 gigi yang stabil, dengan penggunaan kawat yang lebih kecil untuk
memberikan fiksasi maxillomandibular
+
TATALAKSANA
b. Teknik fiksasi Arch bar:

Indikasi pemasangan antara lain gigi kurang/ tidakcukup untuk

pemasangan cara lain, disertai fraktur maksila. didapatkan fragmen dentoalveolar
pada salah satu ujung rahang yang perlu direduksi sesuai dengan lengkungan
rahang sebelum dipasang fiksasi intermaksilaris
+
TATALAKSANA
◼ Reposisi terbuka
Wiring
Kawat dibuat seperti mata, kemudian mata tadi dipasang disekitar dua
buah gigi atau geraham dirahang atas ataupun bawah. Rahang bawah yang patah
difiksasi pada rahang atas melaluimata di kawat atas dan bawah.
Plating
Pemasangan plat bertujuan untuk memberi tahanan pada daerah fraktur,
sehingga dapat menyatukan bagian fraktur dengan alveolus superior.
+
TATALAKSANA
+

T E R I M A KASIH