Anda di halaman 1dari 46

Sudden Death

Definisi
Sudden death tidak selalu unexpected dan unexpected death tidak selalu
sudden

Kematian mendadak Sudden Unexpected Natural Death


Sudden tidak terduga, tidak diharapkan
Natural penyebab alamiah, wajar

WHO: Sudden death adalah kematian dalam 24 jam sejak onset terjadinya
gejala.
Beberapa sumber berpendapat < 1 jam sejak onset terjadi gejala

Camps: < 48 jam sejak onset

Budiy anti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Pay ne-James J, Jones R, Karch SB, Manlov e J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Kematian Mendadak dalam Bidang Forensik
Kematian yang didahului keluhan, gejala, dan ada saksi
(terutama dokter) tidak menjadi masalah kedokteran forensik

Tanpa riwayat penyakit, tanpa saksi timbul kecurigaan

KUHAP pasal 133,134,135: penyidik berwenang meminta


bantuan dokter mencari penyebab kematian
Budiy anti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
K.U.H.A.P
Penanganan Kasus Kematian Mendadak
Autopsi, histopatologi dan/atau toksikologi

Pemeriksaan luar
Tanda trauma : ekimosis, fraktur, dislokasi kekerasan, penurunan kesadaran
Bekas tusukan jarum penggunaan obat pemeriksaan toksikologi
Skin rash, purpura infeksi, disseminated intravascular coagulopathy
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan rongga tubuh pneumotoraks, perdarahan (cari sumber)
Diseksi organ

Budiy anti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights f orensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Diagnosis Sebab Kematian
Ditemukan kelainan organik yang derajat dan lokasinya dapat
menyebabkan kematian. Contoh: infark miokard.

Ditemukan kelainan organik yang dapat menerangkan kematian,


namun tidak dapat ditunjukkan langsung sebagai penyebab
kematian. Contoh: aterosklerosis berat, sirosis hati, kanker.

Tidak ditemukan penyebab kematian = undetermined causes /


autopsi negatif

Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Epidemiologi
Kematian (Tahun 1991)
Kematian (Tahun 1990) Kematian lain
Kematian lain
Jenis Kelamin
Kematian mendadak Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan

Perempuan, Perem
Kematian puan,
Kematian Kematian 50, 18% lain, 2275, Kematian
lain, 2184, mendadak, mendadak 54,
89% 19%
89% 277, 11% , 282, 11% Laki-
Laki-laki,
laki,
227, 228,
82% 81%

Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Etiologi &Insiden
Penyakit Insidens
relatif (%)

Kardiovaskular 56
Respirasi 16
Sistem Saraf Pusat 8

Keganasan 8
Gastrointestinal 4
Renal 1,5
Sudden infant death syndrome 0,5

Lain-lain 6
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.150-9,186-319
Etiologi
Kardiovaskular Gastrointestinal Saraf

Kematian
Respirasi Mendadak pada
Anak
Penyakit Kardiovaskular
Etiologi
Penyakit jantung Penyakit jantung
koroner hipertensi

Penyakit jantung
lainnya
Penyakit vaskular Penyakit jantung kongenital
Kelainan katup
Kardiomiopati
Miokarditis
Penyakit Jantung Koroner


Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Dix J. Color atlas of forensic pathology. CRC Press; 2000. p. 54-68.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.150-9,186-319
Patologi
Makroskopik Mikroskopik

Penyempitan lumen Iskemik: serat otot nekrotik,


Infark dini: merah gelap/hemoragik bergelombang, eosinofilik, granulasi
Infark lama: kuning padat - putih sitoplasma, membran sel kabur, pola
Dapat dijumpai perdarahan subintima serat lintang menghilang, perubahan
inti, fragmentasi, infiltrasi leukosit
atau di lumen infark 8-12 jam
Histokimia enzim sitokrom oksidase
dan enzim suksinodehidrogenase
infark 1-2 jam
Jaringan parut infark 5 minggu-3
bulan

Budiy anti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights f orensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Pay ne-James J, Jones R, Karch SB, Manlov e J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.150-9,186-319
Dix J. Color atlas of forensic pathology. CRC Press; 2000. p. 54-68.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.150-9,186-319
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.108-31,150-9,186-319
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.108-31,150-9,186-319
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.150-9,186-319
Penyakit Jantung Hipertensi
Dapat terjadi bersamaan dengan terbentuknya ateroma pada koroner.

Tekanan arteri sistemik tinggi hipertrofi konsentris ventrikel kiri penambahan massa
(normal 360-380g 500-700g) predisposisi hipoksia kronik miokardium, instabilitas elektrik

Peningkatan tekanan arteri pulmonal transudasi edema paru

Mekanisme kematian
Aritmia
Bersamaan dengan PJK
Komplikasi: ruptur aorta, perdarahan otak
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Dix J. Color atlas of forensic pathology. CRC Press; 2000. p. 54-68.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.108-31 150-9,186-319
Saukko P, Bernard K. Knights f orensic
pathology . Edisi keempat. CRC Press; 2015.
p.515-51.
Dix J. Color atlas of forensic pathology. CRC
Press; 2000. p. 54-68.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis
RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi
ketiga. Philadelphia: Elsev ier Inc; 2016. p.108-
31,150-9,186-319
Penyakit Jantung Lainnya
Penyakit jantung kongenital

Kelainan katup
Prolaps katup mitral (tidak lazim) VF, endokarditis infektif, TIA dan stroke sekunder
Stenosis aorta
Kardiomiopati
Disfungsi miokardium
Dilated, hipertrofi, restriktif-obliteratif

Saukko P, Bernard K. Knights f orensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Pay ne-James J, Jones R, Karch SB, Manlov e J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p. p.108-31,150-9,186-319
Miokarditis
Manifestasi klinis: tidak ada, gagal
jantung

Sering terjadi pada dewasa muda

Penyebab: infeksi, penyakit jaringan


ikat, bahan kimia, obat, idiopatik

Temuan mikroskopis : peradangan, edema, perlemakan,


degenerasi atau nekrosis miosit
Otot jantung yang diambil minimal 20 potongan dan 2- lokasi yang berbeda
Infiltrasi leukosit berinti banyak dan tunggal, plasmosit, histiosit

Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran ForensikFakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Penyakit Vaskular
Ruptur aneurisma
Aneurisma kelemahan dinding aorta sehingga
menggembung terisi darah
Fusiform (difus) ; sakular (menonjol di satu sisi)
Lokasi: aorta, otak (aneurisma Berry)
Diseksi aorta
Terpisahnya tunika intima dan media pada aorta sehingga
darah mengisi rongga tersebut
Area terjadinya diseksi dapat meluas dan dapat ruptur
sehingga terjadi perdarahan yang terkumpul pada rongga
toraks, perikardium, atau abdomen

Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press;2015. p.515-51.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p. p.108-31,150-9,186-319
Penyakit Gastrointestinal
Perdarahan Gastrointestinal
Dengan resusitasi dan transfusi jarang menyebabkan kematian

Mulut dan faring jika ada sumbatan jalan napas

Esofagus karsinoma dapat menginvasi pembuluh darah; pecah varises


esofagus
Ulkus gaster dan duodenum erosi pembuluh darah

Karsinoma lambung ukuran besar dapat menyababkan perforasi pembuluh darah


besar perdarahan hebat
Pankreatitis akut hemoragik

Polip melena
Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press; 2015. p.515-51.
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Fatal Abdominal Catastrophes
Strangulasi usus ileus,
nekrosis usus
Trombosis mesenterik - Temuan pada otopsi: Warna Enteritis/gastroenteritis
merah gelap pada usus: hipostasis Peritonitis
infark post mortem (saat dibentangkan dengan dehidrasi
tidak kontinu) vs infark (kontinu)

Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press;2015. p.515-51.
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Penyakit Sistem Saraf
Etiologi
Subarachnoid (rupture aneurisma berry)
Perdarahan Intraparenkim

Infark Emboli berasal dari jantung

Insidens 7-17%
500 kasus kematian mendadak per tahun di inggris
Epilepsi dengan sebab mati tidak diketahui
Tampilan klinis edema pulmoner, lidah tergigit
Temuan Autopsi
Penyakit Sistem Respirasi
Etiologi
Gangguan
vascular Perdarahan Asfiksia Pneumotoraks
(emboli)

Deep leg or pelvic veins

Tuberculosis paru, Pneumonia, spasme


kanker paru atau kanker saluran napas, asma, Bulla subpleura pecah
saluran napas, PPOK, aspirasi darah, ke rongga pleura
bronkiektasis, abses tersedak
Predisposisi: imobilisasi,
kontrasepsi oral,
merokok, metastasis
keganasan, gangguan
pembekuan darah
Temuan Autopsi
Tromboemboli
Edema Paru


Edema Laring

Asma
Sudden Infant Death Syndrome
S.U.I.D

Definisi
Etiologi
Faktor Risiko
Parental Bayi Lingkungan
Usia maternal muda Usia (1-6 bulan) Lingkungan tempat
(<20 tahun) Abnormalitas batang tidur tidak aman
Ibu merokok selama otak Hipertermia
hamil Prematuritas dan atau Negara musim dingin,
BBLR lembab
Penggunaan obat-
obatan (marijuana Laki-laki
dan cocaine) Kelahiran multiple
Jarak kehamilan (kembar)
terlalu dekat SIDS pada saudara
kandung
ANC kurang baik
Infeksi saluran napas
Sosioekonomi kurang sebelumnya
Etnis Afrika-Amerika
dan Amerika-Indian
Patofisiologi
Temuan Autopsi
Referensi
Budiyanti A, Widiatmika W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran
forensik. Edisi pertama. Bagian Keokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1997.
Saukko P, Bernard K. Knights forensic pathology. Edisi keempat. CRC Press;
2015. p.515-51.
Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine.
Edisi ketigabelas. London: Hodder Arnold; 2011. p.54-75
Dix J. Color atlas of forensic pathology. CRC Press; 2000. p. 54-68.
Connolly AJ, Finkbeiner WE, Ursell PC, Davis RL. Autopsy pathology: a manual
and atlas. Edisi ketiga. Philadelphia: Elsevier Inc; 2016. p.108-31, 150-9,186-319
Thank You

Anda mungkin juga menyukai